Gambaran Umum Kampung Majalaya

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kampung Majalaya

1. Geografi dan demografi Kampung Majalaya Kampung Majalaya, Desa Cijagang, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur, selain dikenal dengan udaranya yang sejuk, juga sebagian wilayahnya menjadi objek wisata ritual yang banyak dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah. Di sana dimakamkan seorang wali pendiri Cianjur, Rd. Aria Wira Tanu Datar, yang menjadi bupati pertama Cianjur. Batas-batas administratif Kampung Majalaya adalah: sebelah barat berbatasan dengan Desa Mekarjaya; sebelah timur berbatasan dengan Desa Sukamulya; sebelah selatan berbatasan dengan Desa Majalaya; dan sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya. Kampung Majalaya memiliki luas 523.615 hektar tanah dengan fungsi yang berbeda-beda, sesuai dengan kegunaannya. Adapun tata guna lahannya adalah sebagai berikut: 110 hektar berupa sawah dengan irigasi ½ teknis; 6,205 hektar berupa sawah tadah hujan; 36,740 hektar berupa tegalladang; 20 hektar permukiman; 195,225 hektar tanah perkebunan milik perorangan; 13 hektar tanah pekuburan tanah wakaf; dan 179,185 hektar luas prasarana umum lainnya. Meskipun lahan perkebunan lebih luas dibandingkan dengan lahan pesawahan, tetapi Kampung Majalaya lebih mengandalkan pertanian sebagai penghasilan utamanya. Kantor Desa Cijagang terletak di Jalan Keramat Cikundul No. 01. Untuk memasuki Kampung Majalaya atau berziarah ke makam Dalem Cikundul sangat mudah, karena sudah memadainya sarana dan prasarana transportasi. Jarak yang harus ditempuh dari kota Kabupaten Cianjur sekitar 21 km, sedangkan dari kota kecamatan sekitar 4 km. Kampung Majalaya telah memiliki berbagai sarana transportasi dan komunikasi yang relatif memadai, antara lain: jalan yang relatif bagus dan dapat dilalui oleh berbagai jenis kendaraan, seperti truk, mobil, bahkan bis besar; sarana komunikasi dengan tiga wartel; televisi dan radio yang dimiliki oleh semua penduduk; dan adanya satu kantor pos pembantu. Air sebagai sarana paling penting untuk kehidupan manusia. Kebutuhan air bersih penduduk Majalaya diperoleh dari sumber air yang ada di daerah tersebut berupa: tujuh mata air, tujuh belas sumur gali, lima sumur pompa, 175 PAM, dan satu sungai. Untuk sarana kesehatan masyarakat terdapat sebuah puskesmas yang dilengkapi dengan ruang praktek dokter umum, rumah bersalin, dua toko obat, dan empat posyandu. Kampung Majalaya juga terkenal dengan bola volinya. Untuk memfasilitasi warganya yang gemar terhadap olah raga, terdapat lapangan sepak bola, lapangan bulu tangkis, meja ping pong dan lapangan voli. Untuk penerangan rumah, hampir semua warga menggunakan jasa PLN untuk menerangi rumahnya. Demi terwujudnya masyarakat yang cerdas, sebagaimana yang dicanangkan oleh pemerintah dengan wajib belajar sembilan tahun. Maka di Kampung Majalaya terdapat berbagai lembaga pendidikan: satu TK milik swasta, empat SDSederajat milik pemerintah, dan satu SLTPSederajat milik pemerintah. Akan tetapi, jika para siswa ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, mereka harus keluar dari Desa Majalaya untuk bersekolah SLTA yang ada di Kecamatan Cikalong Kulon, yang jaraknya tidak terlalu jauh dan bisa ditempuh dengan ojek atau angkutan umum. Selain pendidikan formal, terdapat pula pendidikan formal keagamaan: satu madrasah diniyyah, yang belajarnya dari siang hari sampai sore hari, dan lima Pondok Pesantren. Selain itu, ada pula pendidikan non formalkursus, seperti bela diri dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya, jumlah lembaga tersebut digambarkan dalam tabel berikut: Tabel Lembaga Pendidikan di Majalaya No Uraian Volume Keterangan 1. TKRA 1 2. Madrasah Ibtidaiyah 1 3. SDNSederajat 4 4. SLTPSederajat 1 Jumlah 7 Kampung Majalaya mempunyai penduduk sebanyak 4.609 jiwa, yang terdiri dari 2.333 penduduk laki-laki dan 2.276 penduduk perempuan. Dengan kepadatan penduduk 27 orang per km2. Sementara itu, jumlah kepala keluarga terdapat 1.201 orang. 2. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Majalaya Pada umumnya mayoritas penduduk masyarakat Majalaya bermatapencaharian sebagai petani maupun buruh tani, sebagaimana data yang diambil dari monografi desa Cijagang sebagai berikut: 60 orang sebagai petani, 1.126 orang sebagai buruh tani, 59 orang sebagai PNS, 60 orang sebagai pedagang, tiga orang sebagai montir, dua orang sebagai TNI, satu orang sebagai POLRI, 26 orang sebagai pensiunan TNIPOLRIABRI, enam orang sebagai dukun kampung terlatih, empat orang sebagai tukang jahit, tiga orang sebagai tukang cukur, dua orang sebagai tukang service elektronik, tiga orang sebagai tukang gali sumur, lima orang sebagai tukang pijat dan urut, satu orang sebagai dokter, empat orang sebagai paramedis, dua orang sebagai bidan, empat orang sebagai perawat, dan 50 orang sebagai tukang ojek. Untuk lebih jelasnya, digambarkan dalam tabel berikut: Tabel Profesi Penduduk Majalaya Jenis kelamin No. Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan 1 Petani 618 orang 32 orang 2 Buruh Tani 830 orang 295 orang 3 PNS 32 orang 27 orang 4 Pedagang 60 orang 60 orang 5 Montir 3 orang - 6 TNI 2 orang - 7 POLRI 1 orang - 8 Dukun Kampung 3 orang 3 orang Jumlah 1549 417 Jika ditelusuri lebih jauh mengenai mata pencaharian penduduk Majalaya, ada sebagian penduduk yang bekerja dalam dua bidang profesi sekaligus, misalnya sebagai penjaga makam dan tukang parkir petugas K.5. Di sepanjang jalan menuju makam Dalem Cikundul, banyak ditemui warga yang memanfaatkan lahan atau rumah yang dijadikan tempat usaha, seperti warung atau pun toko. Sehingga pengunjungpeziarah tidak perlu khawatir merasa kehausan atau kelaparan ketika berada di tempat ziarah. Bahkan, saat malam tiba, kadang masih ada warung yang buka hingga larut malam, apalagi pada malam jumat kliwon di bulan Mulud dan Rajab. Ramainya pengunjung tidak hanya pada malam jumat kliwon di bulan Mulud atau Rajab saja, tapi pada bulan-bulan biasa pun kadang masih ramai. Keramaian pengunjung bisa dilihat pada hari minggu dan malam jumat. Kesibukan masyarakat setempat nampak pada waktu-waktu tersebut. Namun, pada hari-hari biasa, banyak warung yang tutup dan suasana pun semakin sepi, meski ada satu atau dua pengunjung yang datang. 3. Kehidupan Keagamaan Masyarakat Majalaya Mayoritas Penduduk Majalaya beragama Islam, meskipun ada sebagian yang beragama Katolik. Untuk sarana peribadatan, tersedia lima mesjid dan 26 langgarsurau. Dalam kehidupan sehari-hari, penduduk berupaya taat dalam menjalankan syariat agama. Ketaatan penduduk dalam menjalankan aktifitas keagamaan bisa dilihat dengan diadakannya pengajian rutin setiap hari, yakni ba’da Ashar, yang dilakukan bergilir di setiap RT. Pun, apabila ada hari-hari besar keagamaan seperti Mulud, Rajab atau pun tahun baru Islam, Remaja Mesjid selalu memperingatinya dengan melakukan berbagai acara, seperti Muludan, Rajaban, Tabligh Akbar maupun khitanan massal. Mauludan atau Rajaban ini biasanya diisi dengan acara pembukaan, pembacaan ayat suci al-Qur’an, sambutan dari panitia, ceramah yang diisi oleh kiayiustadz yang ditokohkan oleh masyarakat setempat, dan terakhir ditutup dengan doa. Puncak peringatan Mauludan atau Rajaban biasanya diadakan di makam Dalem Cikundul, dengan konsep acara yang sama. Namun, kiayiustadz yang menjadi pembicara biasanya diundang dari luar daerah, seperti Bandung, Sukabumi, Cianjur kota dan sekitarnya.

B. Makam Dalem Cikundul