Gambaran Optimis Suami cacat

31

2. Gambaran Optimis Suami cacat

a. Kategorisasi Tingkat Optimisme Suami cacat Kategorisasi tingkat optimisme berdasarkan pertimbangan eror standar dalam pengukuran, kategorisasi ini digunakan apabila jumlah individu dalam kelompok yang ingin didiagnosis tidak terlalu besar Azwar, 2014. Pertimbangan eror standar dalam pengukuran menggunakan deviasi standar skor empirik dan koefisien reliabilitas, dengan mean =16,9, diperoleh deviasi standar = 2,4. Dengan koefisien reabilitas = 0,675, maka didapatkan eror standar dalam pengukuran = 1,37 . Taraf kepercayaan yang digunakan sebesar 90, maka = 0,10. Nilai = 0,05, memiliki nilai z = 1,65. Dengan mean hipotetik=12 didapat fluktuasi skor 12 ± z x = 12 ± 2,26. Tabel 4.2. Kategorisasi Optimisme Komponen Rentang Skor Kategori Frekuensi n Persentase Optimisme x9,74 Pesimis - - 9,74≤x≤14,26 Tidak terkategori 2 13,33 x14,26 Optimis 13 86.67 Total 15 100 Tabel 4.2. menunjukkan subjek dikategorikan ke dalam 3 kelompok berdasarkan total skor LOT-R yang diperoleh. Subjek dikatakan pesimis ketika total skor subjek lebih kecil dari 9,24. Subjek dikatakan tidak terkategori ketika memiliki total skor antara 9,74 sampai 14,26. Subjek dikatakan optimis ketika total skor yang diperolehnya melebihi 14,26. Subjek didominasi oleh kategori optimis yaitu sebanyak 13 orang atau 86,67. Dua orang 13,3 tidak terkategori atau ambivalen dan tidak ada Universitas Sumatera Utara 32 yang berada dalam kategori pesimis. Subjek yang berada dalam kategori optimis diidentifikasi sebagai suami cacat yang memiliki keyakinan akan tercapainya tujuannya meskipun mengalami kesulitan, sebaliknya suami cacat yang berada dalam kategori pesimis diidentifikasi sebagai suami cacat yang tidak memilik keyakinan akan tercapainya tujuan ketika menghadapi kesulitan. Universitas Sumatera Utara 33 b. Gambaran Optimisme Suami Cacat Berdasarkan Faktor Sosiodemografis Tabel 4.3. Gambaran Optimisme Suami Cacat Berdasarkan Faktor Sosiodemografis No Subjek Usia Cacat yang Dialami Penyebab Cacat Durasi Cacat bulan Subjek Mengalami Cacat Subjek Sebelum Cacat Subjek Sesudah Cacat Istri Subjek Sebelum Cacat Istri Subjek Sesudah Cacat Peran Kepala Keluarga Ekspektasi Diawal Mengalami Cacat Ekspektasi Sekarang Pengobatan yang Diikuti Total Skor Kategori Optimisme 1 Dewasa Madya Fisik Penyakit 33-61 Sesudah Menikah Bekerja Tidak Bekerja Bekerja Bekerja Melindungi Keluarga Cepat Sembuh Bisa Kembali Normal Medis dan Non Medis 17 Optimis 2 Dewasa Awal Penglihatan Penyakit 120-148 Sebelum Menikah Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Menafkahi Keluarga Tidak Ada Ada Mukiizat yang bisa Menyembuhkan Medis dan Non Medis 17 Optimis 3 Dewasa Madya Fisik Penyakit 120-148 Sesudah Menikah Bekerja Tidak Bekerja Tidak Bekerja Bekerja Menafkahi Keluarga Cepat Sembuh Cepat Sembuh Medis dan Non Medis 12 Tidak Terkategori 4 Dewasa Awal Penglihat-an Penyakit 120-148 Sebelum Menikah Bekerja Bekerja Tidak Bekerja Tidak Bekerja Mendidik Anak Cepat Sembuh Tidak Berharap apa-apa Tidak Ada 15 Optimis 5 Dewasa Madya Fisik Kecelakaan 120-148 Sesudah Menikah Bekerja Tidak Bekerja Bekerja Bekerja Menafkahi Keluarga Cepat Sembuh Cepat Sembuh Medis dan Non Medis 13 Tidak Terkategori 6 Dewasa Madya Fisik Kecelakaan 4-32 Sesudah Menikah Bekerja Tidak Bekerja Tidak bekerja Bekerja Membahagiakan Keluarga Masih bisa Bekerja Bisa Kembali Normal Non Medis 21 Optimis 7 Dewasa Madya Fisik Keceakaan 4-32 Sesudah Menikah Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Manafkahi Keluarga Cepat Sembuh Cepat Sembuh Medis 16 Optimis 8 Dewasa Madya Fisik Penyakit 91-119 Sesudah Menikah Bekerja Tidak Bekerja Bekerja Bekerja Menafkahi Keluarga Cepat Sembuh Cepat Sembuh Medis dan Non Medis 15 Optimis 9 Dewasa Madya Fisik Penyakit 62-90 Sesudah Menikah Bekerja Tidak Bekerja Tidak Bekerja Tidak Bekerja Menafkahi Keluarga Masih bisa Bekerja Cepat Sembuh Non Medis 19 Optimis 10 Dewasa Awal Fisik Kecelakaan 4-32 Sesudah Menikah Bekerja Tidak Bekerja Tidak Bekerja Tidak Bekerja Menafkahi Keluarga Cepat Sembuh Cepat Sembuh Non Medis 17 Optimis 11 Dewasa Madya Fisik Penyakit 4-32 Sesudah Menikah Bekerja Bekerja Tidak Bekerja Tidak Bekerja Menafkahi Keluarga Cepat Sembuh Bisa Kembali Normal Medis dan Non Medis 20 Optimis 12 Dewasa Madya Fisik Penyakit 62-90 Sesudah Menikah Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Menafkahi Keluarga Cepat Sembuh Cepat Sembuh Medis dan Non Medis 18 Optimis 13 Dewasa Madya Fisik Penyakit 4-32 Sesudah Menikah Bekerja Bekerja Bekerja Bekerja Menafkahi Keluarga Cepat Sembuh Cepat Sembuh Non Medis 18 Optimis 14 Dewasa Awal Fisik Kecelaka-an 4-32 Sesudah Menikah Bekerja Tidak Bekerja Bekerja Bekerja Menafkahi Keluarga Masih bisa Bekerja Cepat Sembuh Non Medis 19 Optimis 15 Dewasa Madya Fisik Kecelaka-an 4-32 Sesudah Menikah Bekerja Tidak Bekerja Bekerja Bekerja Menafkahi Keluarga Masih bisa Bekerja Cepat Sembuh Non Medis 17 Optimis Universitas Sumatera Utara 34 Tabel 4.3. menunjukkan bahwa subjek pertama berada di usia dewasa madya, mengalami cacat fisik, cacat disebabkan karena penyakit, mengalami cacat selama 33 - 61 bulan, cacat sesudah menikah, sebelum cacat bekerja tetapi sesudah cacat tidak lagi bekerja, istri subjek sudah bekerja sebelum subjek cacat dan sekarang masih tetap bekerja, subjek berpendapat kalau peran kepala keluarga adalah untuk melindungi keluarga, diawal mengalami cacat berekspektasi bisa cepat sembuh, sekarang memiliki ekspektasi untuk bisa kembali normal, mengikuti pengobatan medis dan non medis untuk mencari kesembuhan, total skor skala LOT-R 17 dan masuk dalam kategori optimis. Subjek kedua masuk di usia dewasa awal, mengalami cacat penglihatan, cacat disebabkan karena penyakit, mengalami cacat selama 120-148 bulan, cacat dialami sebelum menikah, subjek bekerja sebelum cacat dan masih tetap bekerja setelah cacat, istri subjek bekerja sebelum dan sesudah subjek mengalami cacat, memandang peran utama kepala keluarga adalah untuk menafkahi keluarga, diawal mengalami cacat memiliki tidak memiliki ekspektasi apapun, sekarang hanya berharap ada mukjizat yang bisa menyembuhkan, mengikuti pengobatan medis dan non medis, memiliki total skor skala LOT-R 17 dan masuk dalam kategori optimis. Subjek ketiga masuk dalam kelompok usia dewasa madya, mengalami cacat pada fisiknya, cacat disebabkan karena penyakit, telah mengalami cacat fisik antara 120 sampai 148 bulan, mengalami cacat sesudah menikah, subjek awalnya bekerja tetapi sesudah mengalami cacat subjek tidak bekerja lagi, istri subjek sebelum subjek cacat tidak bekerja namun sekarang bekerja, subjek memandang peran utama keluarga adalah menafkahi keluarga, ekspektasi diawal cacat dan Universitas Sumatera Utara 35 sekarang sama yaitu cepat sembuh, mengikuti pengobatan medis dan medis untuk mencari kesembuhan, total skor skala LOT-R 12 dan masuk ke dalam kelompok tidak terkategori. Subjek keempat masuk dalam kelompok usia dewasa awal, mengalami cacat penglihatan yang disebabkan karena penyakit, telah mengalami cacat sebanyak 120 sampai 148 bulan, cacat terjadi sebelum subjek menikah, subjek sebelum dan sesudah cacat tetap bekerja, istri subjek sebelum dan sesudah subjek tetap tidak bekerja, subjek berpendapat kalau peran utama kepala keluarga adalah untuk mendidik anak, diawal mengalami cacat subjek memiliki ekspektasi untuk cepat sembuh namun sekarang subjek tidak berharap apa-apa lagi akan kondisinya, sejak cacat sampai sekarang subjek tidak mengikuti pengobatan apapun, memiliki total skor skala LOTR 15, dan masuk dalam kategori optimis. Subjek kelima masuk dalam kelompok usia dewasa madya, mengalami cacat fisik yang diakibatkan karena kecelakaan, mengalami cacat antara 120 sampai 148 bulan, subjek mengalami cacat setelah menikah, subjek yang awalnya bekerja jadi tidak bekerja lagi setelah mengalami cacat, istri subjek sebelum dan sesudah subjek mengalami cacat tetap bekerja, menganggap peran utama kepala keluarga adalah untuk menafkahi keluarga, diawal mengalami cacat dan sekarang subjek memiliki ekspektasi untuk cepat sembuh, subjek mengikuti pengobatan medis dan non medis, memiliki total skor skala LOTR 13, dan masuk dalam kelompok tidak terkategori. Subjek keenam masuk dalam kategori usia dewasa madya, mengalami cacat fisik yang disebabkan karena kecelakaan, cacat dialami subjek sejak 4 sampai 32 bulan, mengalami cacat sesudah menikah, subjek sebelum cacat Universitas Sumatera Utara 36 bekerja namun sekarang tidak bekerja lagi, istri subjek yang awalnya tidak bekerja jadi bekerja setelah subjek mengalami cacat, subjek memandang peran utama kepala keluarga adalah untuk membahagiakan keluarganya, diawal mengalami cacat subjek memiliki ekspektasi masih bisa bekerja, ekspektasi subjek sekarang bisa kembali normal, subjek hanya mengikuti pengobatan non medis selama mengalami cacat, memiliki total skor skala LOT-R sebanyak 21 dan masuk dalam kategori optimis. Subjek ketujuh berada di kelompok usia dewasa madya, mengalami cacat fisik yang disebabkan karena kecelakaan, cacat fisik antara 4 sampai 32 bulan, subjek mengalami cacat fisik setelah menikah, subjek sebelum dan sesudah cacat tetap bekerja, istri subjek bekerja sebelum dan sesudah cacat tetap bekerja, peran utama kepala keluarga menurut subjek adalah untuk menafkahi keluarganya, diawal mengalami cacat dan sekarang subjek memiliki ekspektasi untuk cepat sembuh, subjek hanya mengikuti pengobatan medis, memiliki total skor skala LOT-R 16 dan masuk dalam kategori optimis. Subjek kedelapan berada di usia dewasa madya, cacat fisik dialami karena sakit,telah dialami selama 91 sampai 119 bulan, cacat terjadi setelah pernikahan, karena cacat subjek yang awalnya bekerja sekarang tidak dapat lagi bekerja, istri subjek sebelum dan sesudah suami cacat tetap bekerja, menganggap peran utama kepala keluarga adalah untuk menafkahi keluarga, ekspektasi subjek diawal cacat dan sekarang sama yaitu cepat sembuh, mengikuti pengobatan medis dan non medis, memiliki total skor skala LOT-R 15 dan masuk dalam kategori optimis. Subjek kesembilan berada di usia dewasa madya, cacat fisik terjadi karena penyakit, telah terjadi selama 62 sampai 90 bulan, cacat terjadi sesudah menikah, Universitas Sumatera Utara 37 subjek yang awalnya bekerja jadi tidak bekerja, istri subjek yang sebelumnya tidak bekerja tetap tidak bekerja, peran utama kepala keluarga adalah menafkahi keluarga, diawal mengalami cacat subjek berharap masih bisa bekerja namun sekarang subjek hanya berharap untuk bisa sembuh, subjek hanya mengikuti pengobatan non medis, total skor skala LOT-R 19, dan masuk dalam kategori optimis. Subjek kesepuluh berada di usia dewasa awal, cacat dialami pada fisiknya yang disebabkan karena kecelakaan, subjek telah mengalami kondisi ini selama 4 sampai 32 bulan, terjadi sesudah subjek menikah, karena keterbatasannya subjek yang awalnya bekerja jadi tidak bekerja lagi, istri subjek sebelum dan sesudah subjek cacat tidak bekerja, peran utama keluarga menurut subjek adalah untuk menafkahi keluarga, diawal cacat dan sekarang subjek memiliki ekspektasi untuk cepat sembuh, subjek hanya mengikuti pengobatan non medis, total skor skala LOT-R 17 dan masuk dalam kategori optimis. Subjek kesebelas berada di usia dewasa madya, cacat terjadi pada fisik subjek yang disebabkan karena penyakit, cacat dialami antara 4 sampai 32 bulan, terjadi setelah menikah, subjek sebelum dan sesudah cacat fisik tetap bekerja, istri subjek sebelum dan sesudah subjek cacat tetap tidak bekerja, peran utama kepala keluarga adalah untuk menafkahi keluarga, subjek diawal cacat mengalami keinginan untuk cepat sembuh dan sekarang ingin bisa kembali normal, subjek mengikuti dua jenis pengobatan baik medis maupun non medis, total skor skala LOT-R 20, dan masuk dalam kategori optimis. Subjek keduabelas berada di usia dewasa madya, mengalami cacat fisik yang disebabkan karena penyakit, telah mengalami cacat antara 62 sampai 90 Universitas Sumatera Utara 38 bulan, cacat setelah menikah, sebelum dan sesudah cacat subjek tetap bekerja, sebelum dan sesudah cacat istri subjek tetap bekerja, peran utama kepala keluarga menurut subjek adalah untuk menafkahi keluarga, diawal mengalami cacat dan sekarang subjek berharap untuk cepat sembuh, mengikuti pengobatan medis dan non medis, total skor skala LOT-R 18, dan masuk dalam kategori optimis. Subjek ketigabelas masuk dalam kelompok usia dewasa madya, mengalami cacat fisik yang disebabkan karena penyaki, cacat telah terjadi selama 4 sampai 32 bulan, cacat terjadi sesudah menikah, baik sebelum maupun sesudah cacat subjek tetap bekerja, sebelum dan sesudah cacat istri subjek tetap bekerja, peran utama kepala keluarga menurut subjek adalah untuk menafkahi keluarga, subjek berharap untuk cepat sembuh sekarang dan diawal mengalami cacat, hanya mengikuti pengobatan non medis, total skor skala LOT-R 18 dan masuk dalam kategori optimis. Subjek keempat belas masuk dalam kategori usia dewasa awal, mengalami cacat fisik yang disebabkan karena kecelakaan, telah terjadi selama 4 sampai 32 bulan, cacat terjadi sesudah pernikahan, subjek yang awalnya bekerja jadi tidak bekerja, istri subjek sebelum dan sesudah subjek cacat tetap bekerja, peran utama kepala keluarga untuk menafkahi keluarga, ekspektasi subjek diawal cacat adalah dapat kembali bekerja namun sekarang subjek hanya berharap untuk bisa sembuh, hanya mengikuti pengobatan non medis, total skor skala LOT-R 19 dan masuk kategori optimis. Subjek kelimabelas berada di usia dewasa madya, mengalami cacat fisik akibat kecelakaan, cacat telah dialami selama 4 sampai 32 bulan, mengalami cacat sesudah menikah, sebelum cacat subjek bekerja namun sekarang tidak lagi, istri Universitas Sumatera Utara 39 subjek sebelum dan sesudah subjek cacat tetap bekerja, peran kepala keluarga menurut subjek adalah untuk menafkahi keluarga, diawal cacat subjek ingin bisa kembali bekerja namun sekarang subjek berharap cepat sembuh, hanya mengikuti pengobatan non medis, total skor skala LOT-R 17 dan masuk dalam kategori optimis.

B. PEMBAHASAN