49 Sutermeister 1976 mengemukakan bahwa kemampuan kerja dihasilkan dari
pengetahuan dan keahlian. “Ability is deemed to result from knowledge and skill. Knowledge is affected by education, experience, training and interest. Skill is affected
by aptitude, and personality, as well as by education, experience, training and interest.” Pendapat ini sejalan dengan pendapat Schroedder dan Kardoff 1995 yang
mengemukakan bahwa “Ability consists of actual skills an individual posseses to carry out various actions.”
II.4.1. Teori Kemampuan Fisik
Kuhlen dan Thomshon 1956 menyatakan bahwa fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Semua organ ini
terbentuk pada periode prenatal dalam kandungan. mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi 4 empat aspek, yaitu:
a. Sistem syaraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan
emosi; b.
Otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik;
c. Kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku
baru, seperti pada remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis;
d. Struktur fisiktubuh yang meliputi tinggi, berat dan proposi Endah, 2008.
Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik seseorang. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui
50 kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord.
Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh
anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga, dan sebagainya.
Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan
berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut
sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal. . Menurut Curtis,dkk 1998, perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh
organ otak. Otaklah yang mensetir setiap gerakan yang dilakukan seseorang. Semakin matangnya perkembangan sistem syaraf otak yang mengatur otot memungkinkan
berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik individu Endah, 2008. Perkembangan motorik seseorang dibagi menjadi tiga:
1. Keterampilan atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, melompat, dan naik
turun tangga.
2. Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis,
menggambar, memotong, melempar dan menangkap bola serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan. Perkembangan motorik berbeda dari
51 setiap individu, ada orang yang perkembangan motoriknya sangat baik,
seperti para atlit, ada juga yang tidak, yaitu seperti orang yang memiliki keterbatasan fisik. Gender pun memiliki pengaruh dalam hal ini, sesuai
dengan pendapat Sherman 1973 yang menyatakan bahwa anak perempuan pada usia middle childhood kelenturan fisiknya 5 - 10 lebih baik dari
pada anak laki-laki, tapi kemampua n fisik atletis seperti lari, melompat dan melempar lebih tinggi pada anak laku-laki dari pada perempuan
Endah, 2008. 3.
Selain berkaitan erat dengan fisik dan intelektual anak, kemampuan motorik pun berhubungan dengan aspek psikologis anak. Kemampuan fisik berkaitan
erat dengan self-image individu. Individu. yang memiliki kemampuan fisik yang lebih baik di bidang olah raga akan dihargai teman-temannya. Hal
tersebut juga seiring dengan hasil penelitian yang dilakukan Ellerman, 1980 Peterson, 1996 bahwa kemampuan motorik yang baik berhubungan erat
dengan self-esteem Endah, 2008. Seorang pegawai perlu memiliki kemampuan fisik yang bagus. Dengan
memiliki kemampuan fisik yang bagus diharapkan perpaduan ini bisa menjadikan kekuatan bagi perusahaan terutama dalam Sumber Daya Manusia. Kemampuan fisik
dalam manusia ini adalah sebagai berikut :
52
Tabel II.1 Dimensi dan Indikator Kemampuan Fisik Faktor-Faktor
Indikator A.Kekuatan
1. Kekuatan Dinamis
2. Kekuatan Tubuh
3. Kekuatan Statis
4. Kekuatan
1. Kemampuan untuk mengenakan kekuatan otot secara berulang- ulang atau sinambung sepanjang suatu kurun waktu
2. Kemampuan mengenakan kekuatan otot 3. Kemampuan mengenakan kekuatan terhadap objek luar
4. Kemampuan menghabiskan suatu maksimum energi eksplosif dalam satu atau deretan tindakan displosif
B.Keluwesan
5. Keluwesan
Exstent 6.
Keluwesan dinamis
5. Kemampuan menggerakkan otot tubuh dan meregang punggung sejauh mungkin
6. Kemampuan melakukan gerakan cepat
C.Lain-Lain
7. Kondisi tubuh
8. Keseimbangan
9. Stamina
7. Kemampuan mengkoordinasikan tindakan-tindakan serentak dari bagian-bagian tubuh berlainan
8. Kemampuan mempertahankan keseimbangan meskipun ada kekuatan yang mengganggu keseimbangan itu
10. Kemampuan melanjutkan upaya maksimum yang menuntut
upaya yang diperpanjang sepanjang kurun waktu
Sumber: Data olahan dari Senen 2008
II.4.2.Teori Kemampuan Mental
Di sisi lain, Robbins 2003 dalam Senen 2008 bahwa kemampuan mentalintelektual berkaitan dengan pengetahuan dan atau pendidikan pegawai,
menyebutkan ada 7 tujuh dimensi kemampuan intelektual dari manusia dan
9 sembilan kemampuan fisik dasar. yang disajikan dalam Tabel II.1 diatas dan Tabel II.2 di bawah ini.
53
Tabel II.2 Dimensi dan Indikator Kemampuan Mental intelektual Dimensi
Indikator
Kecerdasan Numeris Kemampuan berhitung
Pemahaman verbal Kemampuan memahami apa yang dibaca danatau
didengar Kecepatan perseptual
Kemampuan mengenali kemiripan dan perbedaan dengan cepat dan tepat
Penalaran indukt if Kemampuan mengenali kemiripan dan perbedaan dengan
cepat dan tepat Penalaran deduktif
Kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi dari suatu argument
Visualisasi ruang Kemampuan membayangkan bagaimana suatu objek akan
tampak seandainya posisi dalam ruang dirubah Ingatan
Kemampuan menahan dan mengenang kembali pengalaman masa lalu
Sumber: Senen 2008 Dengan kemampuan mentalintelektual yang bagus dimiliki oleh karyawan
diharapkan dapat meningkatkan kinerja pegawai. Dengan kemampuan intelektual yang tinggi juga secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap kemajuan
perusahaan.
II.5. Teori Kinerja II.5.1. Pengertian