Peranan Motivasi Dan Komunikasi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai PT. Kreta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

PERANAN MOTIVASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)

DIVISI REGIONAL I SUMATERA UTARA

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

ELLYA HENDRIK ANTHONI S 092101128

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : ELLYA HENDRIK ANTHONI S

NIM : 092101128

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : PERANAN MOTIVASI DAN KOMUNIKASI

TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DIVISI REGIONAL I SUMATERA UTARA

Tanggal : ... 2013 DOSEN PEMBIMBING

Frida Ramadini, SE, MM. NIP. 19741012 200501 2 003

Tanggal : ... 2013 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si. NIP. 197411232 200012 2 001

Tanggal : ... 2013 DEKAN FAKULTAS EKONOMI

Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak. NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia pada penulis untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Penulisan tugas akhir ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat yang telah ditetapkan dalam rangka menyelesaikan Program Studi Diploma III Jurusan Keuangan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Adapun judul tugas akhir yang dipilih adalah ”Peranan Motivasi Dan Komunikasi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai PT. Kreta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara”.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada kedua orangtua penulis E. Simanjuntak dan B. Limbong, yang telah memberikan doa, semangat, dan dukungan baik moril maupun materil yang membantu penulis menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini memiliki banyak kekurangan baik dari segi susunan maupun tata bahasa karena masih terbatasnya ilmu pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Selama proses penyelesaian tugas akhir ini, penulis telah banyak menerima bantuan dan bimbingan. Untuk itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati serta rasa hormat perkenanlah penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :


(4)

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H, M.Sc (CTM), Sp.A (K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, MEc.Ac, Ak. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III

Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Frida Ramadini, SE, MM. selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan dan koreksi dalam proses penyelesaian Tugas Akhir penulis, sehingga penulisan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Kepada Bapak Johanes Simanjuntak beserta para staf/pegawai yang telah

membimbing penulis selama melakukan riset di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.

6. Seluruh Dosen pengajar dan staf/pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan.

7. Teristimewa kepada adik-adik penulis, Erwin, Martin, dan Ebenezer yang telah mendukung penulis dan memberikan doa serta dukungan penuh selama pengerjaan Tugas Akhir ini.

8. Kepada teman spesial penulis Feronica Tarigan terima kasih atas perhatian


(5)

9. Sahabat-sahabat terbaik penulis yaitu Benny, Harris, Rina, Tiwi, Anggi dan sahabat-sahabat lainnya yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan persahabatan yang indah kepada penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Tugas Akhir ini, baik dari isi maupun dalam penulisan. Oleh karena itu, penulis menerima masukan ataupun kritikan yang sifatnya membangun dari pembaca. Sebagai penutup penulis mengharapkan semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Medan, Agustus 2013

Penulis

Elly Hendrik Anthoni S


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Jadwal Penelitian ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara ... 8

B. Struktur Organisasi ... 13

C. Uraian Tugas ... 15

D. Jenis Usaha/Kegiatan ... 21

E. Usaha Kerja Terkini ... 22

F. Rencana Kegiatan ... 23

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Motivasi ... 25


(7)

B. Faktor-Faktor Motivasi ... 26

C. Teori-Teori Motivasi ... 27

D. Jenis-Jenis Motivasi ... 32

E. Pengertian Komunikasi ... 36

F. Unsur-Unsur Komunikasi ... 37

G. Tujuan-Tujuan Spesifik Dalam Komunikasi ... 38

H. Bentuk Komunikasi ... 40

I. Saluran Komunikasi Dalam Komunikasi Organisasi ... 45

J. Prestasi Kerja Dalam Organisasi ... 52

K. Peranan Motivasi dan Komunikasi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara ... 55

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman


(9)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar 2.1 : Struktur Organisasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero)


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusianya. Dalam perusahaan maupun dalam organisasi lainnya para karyawan harus bekerja sesuai dengan instruksi atasannya. Perintah tersebut bisa saja tidak sesuai dengan keinginannya atau sama sekali belum dimengerti, karena belum pernah dialami atau dikerjakan sebelumnya. Disinilah peranan motivasi dan komunikasi yang efektif sangat diperlukan baik antara pimpinan dengan bawahan maupun antar sesama karyawan.

Motivasi dan komunikasi yang efektif merupakan 2 (dua) hal yang sangat penting dalam mendukung terciptanya kondisi kerja yang baik. Perusahaan yang memperkerjakan pegawai tanpa didukung oleh motivasi dan komunikasi yang efektif tidak akan berkembang dengan baik. Tanpa adanya motivasi dan komunikasi yang efektif para pegawai akan melaksanakan tugas-tugasnya dengan biasa-biasa saja tanpa ada semangat kerja. Untuk termotivasi menjadi semangat, pegawai harus memiliki minat besar dan merasa nyaman dengan pekerjaan mereka. Mereka harus percaya bahwa baik gaji, tambahan di luar gaji maupun kondisi kerja mereka adalah wajar dan diperlakukan adil oleh atasan mereka.


(11)

Agar pegawai dapat bekerja dengan semangat sehingga hasilnya maksimal, mereka harus diberi kesempatan untuk bekerja dalam suasana “kerja sama” dan setiap orang harus bertanggung jawab penuh terhadap tugasnya masing-masing. Disamping motivasi yang berasal dari diri sendiri, peranan pimpinan sangat besar dalam memotivasi pegawai agar bekerja sesuai dengan program yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi tersebut.

Motivasi karyawan memepengaruhi protduktivitas kerja, dan sebagian pekerjaan manajer adalah untuk menyalurkan motivasi kearah pemenuhan tujuan organisasi. “Motivasi merupakan kesediaan untuk melaksanakan upaya tingi umtuk mencapai tujuan-tujuan keorganisasian, yang di mondisikan oleh kemampuan upaya, untuk memenuhi kebutuhan individual tertentu” (Robbins, dkk, 1999:50).

Disamping motivasi, komunikasi yang efektif juga diperlukan dalam suatu organisasi. Komunikasi yang efektif mendukung terciptanya semangat kerja yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari kedisiplinan termasuk didalamnya kehadiran, waktu yang digunakan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan juga kontribusi yang dapat diberikan pada perusahaan tempatnya bekerja. Dengan adanya komunikasi yang efektif, seorang pimpinan dapat memberikan perintah kerja atau tugas kepada bawahannya secara lisan dan tertulis, sehingga pegawai tersebut dapat mengerjakan tugasnya dengan baik sesuai dengan perintah atasannya dan kesalahan dalam mengerjakan tugas dapat ditekan sekecil mungkin.


(12)

Komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses dimana infprmasi dipertukarkan dan dimengerti oleh dua orang atau lebih, biasanya dengan maksud untuk memotivasi atau mempengaruhi perilaku. Komunikasi tidak hanya mengirim informasi. Perbedaan antara membagikan (sharing) dengan menyatakan (proclaining) adalah penting bagi manajemen yang suskses.

Komunikasi yang efektif dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media komunikasi, baik media komunikasi konvensional maupun media komunikasi elektronik. Media komunikasi konvensional antara lain adalah penggunaan bahasa lisan, bahasa isyarat/bahasa tubuh, dan aneka media komunikasi yang menggunakan kertas. Sedangkan media komunikasi elektronik antara lain adalah telepon, telepon genggam/seluler, dan internet (E-mail).

Dengan penyediaan media komunikasi yang lengkap akan mempermudah pegawai dalam pengerjaan tugas-tugasnya. Pegawai lebih semangat dan lebih cepat dalam mengerjakan tugas-tugasnya sehingga dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi perusahaan atau lembaga tempatnya bekerja.

Prestasi kerja seorang pegawai adalah hal yang sangat penting artinya bagi suksesnya sebuah instansi, karena manusia sebagai salah satu faktor produksi yang merupakan basis atau penggerak atas faktor-faktor yang lain harus dapat dirangkum menjadi satu kesatuan didalam melaksanakan proses produksi pada instansi dengan cara yang paling efektif dan efisien sehingga dapat menghasilkan profit.


(13)

Berdasarkan latar belakang dan menyadari pentingnya motivasi dan komunikasi yang efektif dalam pencapaian tujuan suatu perusahaan, maka penulis menyajikan Tugas Akhir ini dengan judul: “Peranan Motivasi Dan Komunikasi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara”.


(14)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka perumusan masalah yang diambil sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian ini yaitu: Bagaimanakah peranan motivasi dan komunikasi terhadap prestasi kerja pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan motivasi dan komunikasi terhadap prestasi kerja pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai perlunya motivasi dan komunikasi yang efektif dalam suatu perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.

b. Bagi Penulis

Penelitian ini bermanfaat dalam menambah pengetahuan penulis tentang pentingnya motivasi dan komunikasi yang efektif dalam meningkatkan semangat kerja pegawai dalam suatu perusahaan.


(15)

c. Bagi Peneliti Lain

Sebagai referensi dan bahan pertimbangan bagi penelit yang akan melakukan penelitian berikutnya.

E. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara, Jalan Prof. H.M. Yamin, SH No. 14 Medan. Jadwal kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan NO

KEGIATAN

BULAN

APRIL 2013 MEI 2013

1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan

2. Pengumpulan Data 3. Penulisan Laporan Sumber: Penulis (2013)

Keterangan:

Persiapan Tugas Akhir dimulai dari tanggal 8 April 2013, sejak disetujuinya judul Tugas Akhir ini oleh Ketua Program Studi D-III Keuangan. Pada tahap pengumpulan data, penulis melakukan penelitian terhadap pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.


(16)

F. Sistematika Penulisan

BAB I: PENDAHULUAN

Pada Bab I ini diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan rencana yang terdiri dari jadwal kegiatan dan sistematika penulisan.

BAB II: PROFIL PERUSAHAAN

Pada Bab II membahas mengenai sejarah ringkas, struktur organisasi, serta uraian tugas perusahaan.

BAB III: PEMBAHASAN

Pada Bab III membahas mengenai pengertian motivasi, faktor-faktor motivasi, teori-teori motivasi, jenis-jenis motivasi, peranan motivasi dalam meningkatkan semangat kerja, pengertian komunikasi, proses

komunikasi, unsur-unsur komunikasi, tujuan-tujuan komunikasi,

pengaruh motivasi terhadap peningkatan semangat kerja.

BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN

Pada Bab IV ini penulis akan memberikan kesimpulan berdasarkan uraian terdahulu dan memberikan saran-saran yang bertitik tolak dari pengumpulan data dan pembahasan dimana diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara di masa mendatang.


(17)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang jasa trasnportasi pengangkutan penumpang dan barang, negosiasi dan peti kemas menggunakan kereta api sebagai sarana. Kereta api itu sendiri untuk pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada zaman penjajahan Belanda pada tahun 1864 dengan membangun lintasan di Semarang (Kamijen). Saat ini PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sudah mulai berkembang dengan kantor pusat di Bandung. Pertama kali lokomotif ditemukan oleh George Stephenson (Inggris) tahun 1814, pada waktu itu masyarakat menamakannya dengan sebutan “Kuda Besi”. Penemuan tersebut membawa angin baru yang mekanis dan membawa sejarah bangsa-bangsa di dunia, terlebih pertumbuhan ekonomi khususnya.

Awal perjalanan itulah tepatnya pada tanggal 17 Juni 1864, Gubernur Jendral Sloed van Beele melakukan perjangkauan pertama tanda dimulainya perkereta apian di Indonesia, dengan memasang lintas di Semarang (Kamijen). Sesuai dengan posisi Indonesia saat itu merupakan daerah jajahan, motif-motif pendirian kereta api beranjak dari kepentingan negara penjajah, yaitu:


(18)

1. Motif Ekonomi/Komersil, yaitu pengiriman hasil bumi Indonesia ke pelabuhan Semarang.

2. Motif Politik/Pertahanan, yaitu merupakan alasan dan pondasi yang sangat

kuat.

Semenjak pembuatan lintasan kereta api tersebut, pertumbuhan selanjutnya di wilayah Indonesia, khususnya di pulau Jawa semakin diperhatikan dan diperluas dengan motif yang sama. Pertumbuhan kereta api tersebut bukan saja dipelopori oleh pemerintahan Belanda tetapi juga oleh perusahaan-perusahaan Belanda, misalnya di pulau Jawa seperti: SCS (Semarang Cirebon Stoom) Maatschappi), SLS (Semarang Joana Stoom Train Maatschappi), KSM (Kediri Stoom Train My), MSM (Malang Stoom Train My), dan lain-lain.

Wilayah Sumatera khususnya bagian utaram perusahaan swasta Belanda DSM (Deli Spoorweir Maatschappi) membuka jaringan pertama di Sumatera Utara lintas labuhan Medan sekitar tanggal 17 Juli 1886 dengan motif yang sama yaitu mengangkat hasil perkebunan dari pedalaman ke pelabuhan timur yaitu pelabuhan Belawan.

Pada Perang Dunia II pada masa pendudukan Jepang (1 Maret 1941 – 17 Agustus 1945) semua kereta api di Indonesia dibawah pendudukan Jepang, diubah namanya. Seperti di Jawa dinamakan Rikutu Kyoku kemudian berubah dengan Tetsudo Kyoka yang berpusat di Bandung. Di Sumatera, operkerta apian dibawah pemerintahan Angkatan Laut Jepang dengan nama Tetsudo Tai yang berpusat di Bukit Tinggi. Status perkerta apian di Sumatera mengalami proses yang agak


(19)

berbeda dengan kereta api lainnya. Sesudah berakhrnya pendudukan Jepang, Kereta Api di Sumatera Utara menjadi perusahaan swasta Belanda di wilayah Republik Indonesia.

Sementara itu berdasarkan surat perintah penguasaan militer tanggal 6 Desember 1958 NV DSM, berada dibawah pwngawasan militer dari Komando T dan TI. Kemudia berdasarkan SK Panglima T dan TI penguasaan militer tanggal 10 Desember 1957 Nomor Pan/KPTS-045/12/57 Juncto, radiogram Kasad/Penguasa Militer Pusat tanggal 18 Desember 1957 Nomor 11.602/57 tentang pengambilan alih wewenang Bahar dari perusahaan milik Belanda oleh penguasa militer daerah Sumatera Utara.

Tanggal 14 Desember 1957 wewenang Bahar atas NV DSM kepada Panglima T dan TI, mulai 29 April 1963 berdasarkan Undang-Undang Tahun 1958 Juncto PP. 41 Tahun 1959 dengan SK Menhub tanggal 17 Januari 1963 Nomor 37/120 PT. Kereta Api (Persero) Indonesia LA DSM yang berpusat di Bandung, kemudian berdasarkan Undang-Undang Nomor 86 Tahun 1958 DKA berubah menjadi PN PERJAN.

Tahap-tahap perkembangan perkereta apian secara umum:

a. Jaman Republik Indonesia (17 Agustus 1945 – 18 Desember 1948)

September 1945 secara resmi lahirlah DKARI (Djawatan Kereta Api Republik Indonesia) yang berpusat di Bandung. Sementara pada waktu itu hanya meliputi Jawa, karena perkerta apian di Sumatera Utara berdiri sendiri.


(20)

b. Pengesahan Kedaulatan

Januari 1950 terjadi penggabungan antara DKARI dengan SS/VS (Staats Spoorweg/Verenigf Spoorweg Bedryf) yang dikuasai Belanda menjadi DKARIS (Djawatan Kereta Api Republik Indonesia Serikat). Setelah RIS menjadi Republik Indonesia, DKARIS berubah menjadi DKA.

c. Perusahaan Negara

Mei 1963 DKA berubah menjadi PNKA (Perusahaan Negara Kereta Api) berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1963.

d. Pengesahan Jawatan

Dengan PP Nomor 61/71, 15 September 1971 telah ditetapkan perubahan status PNKA menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan).

e. Perusahaan Umum

Dengan PP Nomor 57 Tahun 1993, tanggal 10 Oktober 1990 ditetapkan perubahan atas status Perusahaan Jawatan menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (PERUMKA), berlaku mulai tanggal 10 Oktober 1990.

f. Persero

Dengan PP Nomor 19 Tahun 1998 ditetapkan bentuk dari PERUM menjadi Persero. Dalam rangka sebagian pelimpahan wewenang pemerintah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 1990, Perusahaan Jawatan Kereta Api


(21)

(PJKA) diubah bentuknya menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (PERUMKA), kantor pusat PERUMKA berkedudukan di Bandung.

g. Susunan Organisasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

1) Kereta Api Pusat di Bandung

2) Divisi Sarna Bandung

3) Divisi Usaha Pendukung di Bandung

4) Divisi Pelatihan di Bandung

5) Divisi Angkutan Perkotaan di Bandung

6) Divisi Regional I Sumatera Utara di Medan

7) Divisi Regional II di Padang

8) Divisi Regional III Sumatera Selatan di Palembang

9) Daerah Operasional

a) Daerah Operasi 1 di Jakarta

b) Daerah Operasi 2 di Bandung

c) Daerah Operasi 3 di Cirebon

d) Daerah Operasi 4 di Semarang

e) Daerah Operasi 5 di Purwekerto


(22)

g) Daerah Operasi 7 di Madiun

h) Daerah Operasi 8 di Surabaya

i) Daerah Operasi 9 di Jember

Proses perubahan PERUMKA sehingga menjadi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) melalui keputusan Presiden atau Kepres Nomor 39/1999, 1 Juni PERUMKA secara resmi berubah menjadi PT. KAI (Persero) mengoperasikan kelas Bisnis, Eksekutif, Ekonomi dan kelas khusus secara komersil pada Kereta Api penumpang serta angkutan barang, negosiasi dan peti kemas. Perumka berhasil meningkatkan perusahaan lain guna lebih mengefisiensikan aset-aset yang dimiliki seperti gudang, tanah dan lainnya.

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/ keterkaitan antar setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara memiliki struktur organisasi garis dan staf (line and staff organization) yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Seperti yang dapat kita lihat pada Gambar 2.1 berikut ini:


(23)

(24)

C. Uraian Tugas

Uraian tugas adalah suatu gambaran tentang fungsi-fungsi tertentu yang ada pada suatu organisasi dan kemudian dapat menjelaskan secara spesifik tentang tugas dan tanggung jawab masing-masing fungsi. Perusahaan haruslah mempunyai fungsi-fungsi yang harus dipisahkan agar tidak terjadi kecurangan dalam operasional perusahaan. Berikut ini adalah gambaran tentang fungsi-fungsi dan pembagian tugas dan tanggung jawab yang ada pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero).

1. Kepala Divisi (KADIV)

Kepala Divisi adalah sebagian unsur pimpinan dan pelimpahan wewenang dari pimpinan pusat yang bertugas untuk mengkoordinasi seluruh unit kerja dari bagian operasional dan berfungsi mengawasi serta memberikan arahan bagi para stafnya yaitu Kasi (Kepala Seksi) dan menyampaikan tujuan perusahaan.

Adapun seksi tersebut adalah:

a. Seksi Administrasi

Kepala Seksi Staf Kepala Divisi yang dibantu oleh para Subsi dalam bidang administrasi antara lain personalia, keuangan, akuntansi, dan anggaran, kerumahtanggan dan hukum serta Kas Besar yang mempunyai fungsi masing-masing untuk memperlancar jalannya roda perputaran perusahaan dibidang administrasi yang diatur oleh ketetapan-ketetapan serta keputusan-keputusan perusahaan.


(25)

b. Seksi Hiperkes dan Keselamatan Kerja

Bertugas sebagai pengawas dibidang kesehatan dan keselamatan kerja serta pelayanan yang dikepalai oleh seorang Kasi Hiperkes yang dibantu oleh Sub Seksi, antara lain:

1) Sub Seksi Hiperkes

2) Sub Seksi Keselamatan Kerja

3) Seksi Jalan Rel dan Jembatan

Berfungsi dalam pengendalian mutu, pemeliharaan serta pemeriksaan jalan atau jembatan yang akan dilintasi kereta api yang dipimpin oleh Kasi Jalan dan Jembatan dan dibantu oleh beberapa Sub Seksi, antara lain:

1) Sub Seksi Program

2) Sub Seksi Jalan Rel

3) Sub Seksi Jembatan

c. Seksi Sarana

Berfungsi dibidang pemeliharaan serta menyediakan peralatan dan armada bagi setiap sarana yang diperlukan dalam kegiatan operasi dan digunakan demi kelancaran perjalanan kereta api yang dikepalai oleh seorang Kasi Sarana dan dibantu oleh beberapa unit, antara lain:


(26)

1) Unit Rencana

2) Unit Produksi

3) Unit Quality Control

4) Unit Pendayagunaan Sarana

d. Seksi Operasi dan Pemasaran

Berfungsi merencanakan perjalanan kereta api sehingga pelanggan yang menggunakan jasa kereta api dapat menikmati perjalanan sampai ditujuan dengan aman dan tentram. Seksi ini dibantu oleh beberepa Sub Seksi, antara lain:

1) Sub Seksi Program Perjalanan Kereta Api

2) Sub Seksi Pengendali Operasi Kereta Api

3) Sub Seksi Pemasaran dan Bina Pelanggan

4) Sub Seksi Keamanan dan Ketertiban

e. Seksi Sinyal dan Telekomunikasi

Berfungsi dibidang pengendalian mutu serta prasarana sinyal dan telekomunikasi. Seksi ini dibantu oleh beberapa Sub Seksi, antara lain:

1) Sub Seksi Program


(27)

3) Sub Seksi Telekomunikasi

f. Seksi Tanah dan Bangunan

Berfungsi dibidang pengendalian mutu serta pengolahan dan pemeliharaan harta tetap milik PT. Kereta Api Indonesia (Persero) serta memberdayakan lahan ataupun tanah dan bangunan. Seksi ini dibantu oleh beberapa Sub Seksi, antara lain:

1) Sub Seksi Program

2) Sub Seksi Tanah

3) Sub Seksi Bangunan

2. Tugas dan Tanggung Jawab

a. Menjalankan kebijakan Direktur Utama Kereta Api (Dirutka) dalam

memimpin Perusahaan Umum Kereta Api Eksploitasi Sumatera Utara, dengan pedoman kepada peraturan, ketentuan perusahaan, anggaran pendapatan dan anggaran biaya serta ketentuan lainnya yang dijalankan secara efektif dan efisien serta tanggung jawab atas manajemen bulanan.

b. Didalam melaksanakan tugasnya yang telah ditentukan oleh Dirutka,

pengawasan dilaksanakan secara langsung.

c. Menjalankan kerjasama yang baik dengan semua pegawai dalam


(28)

d. Menyelenggarakan administrasi umum kereta api dalam artikata seluas-luasnya.

e. Membuat perencanaan material dan melaksanakan pengadaan, baik yang

diusahakan sendiri dan mengawasi penggunaannya, memelihara serta menjaga keamanan.

f. Menggunakan pegawai secara efektif dan efisien serta mengusahakan

penataran serta pendidikan kepegawaian agar menjadi terampil.

g. Membuat laporan-laporan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah

ditetapkan.

h. Memanfaatkan penemuan-penemuan baru dengan berpedoman kepada

kebijakan demi kepentingan perkembangan perusahaan.

i. Memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan pegawai instansi

pemerintah dan masyarakat guna mencapai tujuan perusahaan.

3. Wewenang

a. Berwenang mengambil keputusan yang bersifat rutin dan tidak prinsipil

serta tidak menyimpang dari kebijakan Direktur Utama PT. Kereta Api Indonesia (Persero).

b. Berwenang menandatangani surat-surat yang sifatnya rutin dan tidak


(29)

Adapun tugas dan tanggung jawab pimpinan setiap Kepala Sub Bagian (Kasubag) PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara adalah sebgai berikut:

1) Kepala Sub Bagian Seksi Sumber Daya Manusia

Kepala Sub Bagian Seksi Sumber Daya Manusia memeiliki tugas dan tanggung jawab pokok yaitu melaksanakan kebutuhan administrasi dan sistem informasi sumber daya manusia serta melaksanakan pengendalian, pembinaan, pelatihan, sertifikasi dan evaluasi kinerja.

2) Kepala Sub Bagian Seksi Keuangan

Kepala Sub Bagian seksi Keuangan memiliki tugas dan tanggung jawab pokok yaitu melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan, pengesahan pembayaran pengeluaran atau biaya pegawai dan nonpegawai.

3) Kepala Sub Bagian Seksi Anggaran dan Akuntansi

Adapun tugas dan tanggung jawab pokok dari Kepala Sub Bagian Seksi Anggaran dan Akuntansi adalah menyusun rencana kerja anggaran tahunan divisi, melaksanakan penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan anggaran belanja dan pendapatan serta proses akuntansi dam verifikasi semua data administrasi di Divisi Regional I Sumatera Utara.


(30)

4) Kepala Sub Bagian Seksi Kerumahtanggaan Umum Dan Hukum

Adapun tugas dan tanggung jawab pokok dari Kepala Sub Bagian Seksi Kerumahtanggaan Umum dan Hukum adalah melaksanakan kegiatan protokoler, tata usaha, pengadaan alat dan perlengkapan keperluan kantor, pencatatan barang-barang inventaris kantor, pengaturan akomodasi perkantoran, pengurusan wisma/mes, pengarsipan surat menyurat, dan peraturan-peraturan perkerta apian dan pelaksanaan bantuan hukum.

5) Kepala Sub Bagian Seksi Kas Besar

Tugas dan tanggung jawab pokok dari Kepala Sub Bagian Seksi Kas Besar adalah melakukan penerimaan/penyimpanan uang dan atau surat-surat berharga serta pencatatannya, pembukuan dan pembuatan analisis penerimaan.

D. Jenis Usaha/Kegiatan

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki jenis usaha dibidang jasa transportasi, yaitu menyediakan pelayanan transportasi pelayanan transportasi untuk kepentingan konsumen di daerah Sumatera Utara.

Selain menyediakan jasa transportasi bagi konsumen atau penumpang, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) juga menyediakan jasa angkutan barang, misalnya


(31)

pengangkutan bahan-bahan mentah, seperti sawit. PT. Kereta Api Indonesia bekerja sama dengan PTPN ataupun perusahaan lainnya yang membutuhkan jasa angkutan barang untuk mengalokasikan barang-barang tersebut ke tempat yang telah ditentukan.

E. Usaha Kerja Terkini

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) selalu membuat suatu program yang setiap tahunnya berubah sesuai dengan kebutuhan para konsumennya untuk meningkatkan minat para konsumen jasa pemakai Kreta Api.

PT. Kereta Api memiliki usaha kerja terkini, yaitu menjalankan suatu program, sebagai berikut :

1. Keselamatan

PT. Kereta Api berusaha meningkatkan keselamatan para penumpang dari tahun ke tahun, agar konsumen lebih percaya dan menjadi konsumen tetap pemakaian jasa PT. Kereta Api (persero) Medan. Saat ini PT. Kreta Api (persero) Medan sedang melakukan perbaikan rel Kereta Api di sepanjang jalur Kereta Api.

2. Pelayanan

Setiap masyarakat, terutama para konsumen pemakai jasa PT. Kereta Api (persero) menginginkan pelayanan yang baik dan sempurna, oleh karna itu


(32)

PT. Kreta Api (persero) juga menadakan peningkatan pelayanan dengan mendidik para pegawainya untuk memahami permintaan penumpang Kereta Api. Saat ini karyawan yang telah mengikuti pelatihan sekitar kurang lebih 50 orang.

3. Kenyamanan

Di setiap kegiatan ataupun tempat, setiap orang pasti membutuhkan kenyamanan, begitu juga para penumpang kereta api. Maka itulah, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) berusaha meningkatkan kenyamanan di setiap kereta api agar penumpang semakin semangat menggunakan jasa PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Saat ini PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sedang mengupayakan untuk meningkatkan kenyamanan dengan menambah fasilitas kebersihan disetiap kereta api, seperti menyediakan tong sampah, sapu, dan kain pembersih disetiap gerbong kereta api dan lain sebagainya.

4. Tepat Waktu

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sadar benar bahwa para penumpang atau pemakai jasanya, sangat menghargai waktu. Maka, penumpang berharap setiap perjalanan mereka dengan kereta api sampai pada tepat waktu atau sesuai waktu yang telah ditentukan. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) juga meningkatkan ketepatan waktu dalam pemberangkatan dan mengurangi waktu pemberhentian di setiap stasiun agar para penumpang dapat sampai ditujuan tepat pada waktunya.


(33)

Rencana kegiatan Pimpinan (Kepala Sub Baghian) PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional Sumatera Utara ayng akan datang ditentukan oleh Pimpinan Pusat. Adapun rencana-rencana kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan fasilitas yang dapat membantu bagian Kearsipan untuk

memelihara dan mengamankan arsip-arsip pada kantor PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.

2. Melakukan penyuluhan, pelatihan dan pendidikan bagi pegawai kearsipan

agar dapat meningkatkan kinerja pegawai dalam memelihara dan mengamankan arsip.

3. Melakukan pemisahan arsip-arsip yang aktif dan in-aktif, dengan tempat

penyimpanan yang sesuai dengan ketentuan pemeliharaan dan pengamanan arsip yang layak.


(34)

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu (Hamzah B. Uno, 2008:3). Dengan demikian, motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.

Beberapa ahli menyebutkan pengertian yang berbeda-beda. Diantaranya adalah menurut Hamzah (2008:1) motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Sedangkan menurut Gary (1984:69) motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat internal dan eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap entusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.

Menurut Winardi (2007:6) motivasi adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri atau


(35)

dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan imbalan non-moneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau secara negatif, hal mana tergantung pada situasi dan

kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan. Menurut Dewi (2006:39)

motivasi merupakan fungsi dari pertumbuhan karena mendapatkan reward intrinsik untuk kerja yang menarik dan menantang. Motivasi didasarkan pada kebutuhan untuk bertumbuh.

Setiap organisasi harus mampu menghadapi tantangan bagaimana memanfaatkan dan mengembangkan keterampilan dan kemampuan pegawai untuk menjamin bahwa tujuan perusahaan atau lembaga dapat tercapai. Di samping itu, organisasi juga harus menjamin bahwa pegawai yang terlibat di dalamnya dapat memperoleh kepuasan terhadap pekerjaannya sehingga dapat memberikan kontribusi yang efektif. Dalam hal ini diperlukan peranan pimpinan dalam menstimulasi dengan hal-hal yang efektif sehingga pegawainya dapat bekerja secara efektif pula.

B. Faktor-faktor Motivasi

Faktor-faktor motivasi adalah hal-hal yang membuat orang bersedia bekerja mengatasi segala kesulitan dalam pekerjaan mereka, mengusahakannya lebih keras lagi, sehingga mereka bisa meraih hasil dalam genggaman mereka dengan begitu bangga. Faktor-faktor motivasi menurut Hook (2006:33) yaitu:


(36)

2. Kemungkinan untuk berkembang dalam pekerjaan yang sedang dilakukan.

3. Memperoleh penghargaan untuk pekerjaan yang sudah dikerjakan dengan

sangat memuaskan.

4. Mendapat pekerjaan yang pada dasarnya Anda sukai dan dambakan

untuk anda kerjakan.

C. Teori-Teori Motivasi

Uno (2008:39) menyatakan tujuh teori motivasi, yaitu:

1. F.W. Taylor dan Manajemen Ilmiah

Pendekatan ini memusatkan perhatian membuat pekerjaan seefektif mungkin dengan merampingkan metode kerja, pembagian tenaga kerja, dan penilaian pekerjaan. Pekerjaan dibagi-bagi ke dalam berbagai komponen, diukur dengan menggunakan teknik-teknik penelitian pekerjaan dan diberi imbalan sesuai dengan produktivitas. Masalah pokok dengan pendekatan ini adalah pendekatan ini menganggap uang merupakan motivasi utama. Namun, perkembangannya memang berbeda pada setiap orang dan setiap pekerjaan.


(37)

2. Teori Hierarki Kebutuhan

Hierarki ini didasarkan pada anggapan bahwa pada waktu orang telah memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, mereka ingin bergeser ke tingkat yang lebih tinggi. Maslow mengungkapkan lima tingkat kebutuhan, antara lain:

a. Kebutuhan fisiologis, kebutuhan yang harus dipuaskan untuk dapat

tetap hidup, termasuk makanan, perumahan, pakaian, udara untuk bernapas, dan sebagainya.

b. Kebutuhan akan rasa aman, ketika kebutuhan fisiologis seseorang

telah dipuaskan, perhatian dapat diarahkan kepada kebutuhan akan keselamatan. Keselamatan itu, termasuk merasa aman dari setiap jenis ancaman fisik atau kehilangan, serta merasa terjamin.

c. Kebutuhan akan cinta kasih atau kebutuhan sosial, ketika seseorang telah memuaskan kebutuhan fisiologis dan rasa aman, kepentingan berikutnya adalah hubungan antarmanusia. Cinta dan kasih sayang yang diperlukan pada tingkat ini, mungkin disadari melalui hubungan-hubungan antarpribadi yang mendalam, tetapi juga yang dicerminkan dalam kebutuhan untuk menjadi bagian berbagai kelompok sosial.

d. Kebutuhan akan penghargaan, percaya diri dan harga diri maupun

kebutuhan akan pengakuan orang lain. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, hal ini berarti pekerjaan yang dapat diakui sebagai


(38)

bermanfaat, menyediakan sesuatu yang dapat dicapai, serta pengakuan umum dan kehormatan di dunia luar.

e. Kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan ini ditempatkan paling atas

pada hierarki Maslow dan berkaitan dengan keinginan pemenuhan diri. Ketika semua kebutuhan lain sudah dipuaskan, seseorang ingin mencapai secara penuh potensinya. Tahap terakhir ini mungkin tercapai hanya oleh beberapa orang.

3. Teori Keberadaan, Keterkaitan, dan Pertumbuhan (Existence, Relatedness, and Growth ERG) Aldefer

Aldefer merumuskan kembali hierarki Maslow dalam tiga kelompok, yang dinyatakan sebagai keberadaan, keterkaitan, dan pertumbuhan yaitu:

a. Kebutuhan akan keberadaan adalah semua kebutuhan yang berkaitan

dengan keberadaan manusia yang dipertahankan dan berhubungan dengan kebutuhan fisiologis dan rasa aman pada hierarki Maslow.

b. Kebutuhan keterkaitan berkaitan dengan hubungan kemitraan.

c. Kebutuhan pertumbuhan adalah semua kebutuhan yang berhubungan

dengan perkembangan potensi perorangan dan dengan kebutuhan penghargaan dan aktualisasi diri yang dikemukakan Maslow.


(39)

4. Teori Motivasi Herzberg

Herzberg mengembangkan teori motivasi dua faktor. Teori itu mendalilkan adanya beberapa faktor yang kalau tidak ada, menyebabkan ketidakpuasan dan yang terpisah dari faktor motivasi lain yang membangkitkan upaya dan kinerja sangat istimewa. Hal-hal yang tidak memuaskan ia gambarkan sebagai faktor kesehatan dan hal yang memuaskan, ia gambarkan sebagai motivator. Herzberg berteori, “faktor-faktor kesehatan tidak mendorong minat para pegawai. Akan tetapi jika faktor-faktor itu dianggap tidak dapat memuaskan dalam berbagai hal, umpamanya karena gaji tidak cukup tinggi atau kondisi kerja tidak menyenangkan, faktor-faktor itu menjadi sumber ketidakpuasan potensial yang kuat”. Motivator sebaliknya, adalah faktor-faktor yang agaknya mendorong semangat guna mencapai kinerja yang lebih tinggi dan pekerjaan dengan mutu lebih baik.

5. Douglas McGregor: Teori X dan Teori Y

McGregor mengatakan bahwa pimpinan dengan teori X memiliki keyakinan semua orang di dunia ini pada dasarnya suka bermalas-malasan. Mereka tidak layak dipercaya dan harus diawasi terus-menerus dengan ketat. Mereka mau bekerja hanya demi uang semata. Motto seorang pimpinan teori X: “saya dibayar untuk berpikir. Anda mendapat bayaran untuk bekerja. Dan saya akan menggunakan kedudukan saya di atas Anda untuk memastikan Anda benar-benar mengerjakannya.”


(40)

Menurut McGregor, pimpinan teori Y mempunyai keyakinan yang berlawanan dengan para pimpinan teori X. Manajer seperti ini berkeyakinan bahwa orang bekerja karena mereka benar-benar menginginkan sesuatu yang lebih dari sekadar uang semata. Mereka berhak memperoleh kepercayaan. Mereka mampu mengatur dirinya sendiri. Mereka tidak membutuhkan orang lain untuk memaksa mereka setiap saat (paling tidak setelah mereka belajar dan terbiasa dengan pekerjaan mereka).

6. Teori Manusia Kompleks

Model utamanya dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Manusia ekonomi, yang termotivasi terutama oleh imbalan

keuangan.

b. Manusia sosial, yang motivasinya dipengaruhi terutama oleh sifat

hubungan kemitraan dalam pekerjaan, diturunkan terutama dari karya Elton Mayo dan observasi melalui percobaan-percobaan “Hawthorne”.

c. Manusia yang mengaktualisasikan diri, seperti dinyatakan dalam

hierarki kebutuhan Maslow dan teori Y McGregor.

Didalam kenyataan semua contoh terlalu sederhana karena semua orang berbeda, dan mempunyai dorongan semangat yang berbeda pula, yang


(41)

dalam beberapa hal, berubah sepanjang waktu. Model yang lebih rumit ini oleh Schein disebut sebagai manusia kompleks.

7. Teori Motivasi Vroom

Teori dari Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:

a) Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas.

b) Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika

berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).

c) Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif,

netral, atau negatif. Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapan. Motivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan.

D. Jenis-jenis Motivasi

Menurut Sadirman (2005:89), motivasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:


(42)

1. Motivasi Intrinsik

Motivasi Intrinsik adalah motif-motif (daya penggerak) yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena di dalam diri setiap individu sudah terdapat dorongan untuk melakukan sesuatu.

Beberapa faktor-faktor pendukung motivasi intrinsik, yaitu:

a) Tanggung jawab. Tanggung jawab dalam organisasi merupakan hal yang patut diperhitungkan dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam suatu organisasi. Adanya tanggung jawab penuh membuat dorongan untuk melakukan kewajiban terhadap tugas tertentu sehingga dapat meningkatkan kinerja dari organisasi.

b) Pengakuan dan penghargaan. Kebutuhan akan pengakuan berkaitan dengan keinginan manusia untuk dihormati dan dihargai orang lain sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Kebutuhan ini artinya adalah respek dri dan respek orang lain.

c) Kebutuhan untuk merelealisasikan diri. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang sehingga membutuhkan penyaluran kemampuan dan potensi diri dalam bentuk nyata. Artinya setiap orang ingin tumbuh membangun pribadi dan mencapai hasil.

d) Kebutuhan akan keamanan. Kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan akan rasa aman dan proteksi diri, ancaman, atau gangguan dari luar.


(43)

e) Percaya diri. Orang yang memiliki kepercayaan diri merasa yakin akan kemampuan dirinya sehingga bisa menyelesaikan masalahnya. Oleh karena itu, seseorang tahu apa yang dibutuhkan dalam kehidupannya serta mempunyai sikap positif yang didasari keyakinan akan kemampuannya.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi Ekstrinsik adalah dorongan yang menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu itu bersumber pada suatu kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi.

Beberapa faktor-faktor pendukung motivasi ekstrinsik, yaitu:

a) Hubungan pemimpin dan anggota. Jika hubungan antara pemimpin dengan anggota terjalin dengan baik, maka keserasian dengan motivasi kerja dalam organisasi dapat berjalin dengan baik pula.

b) Pengembangan. Organisasi perlu melakukan usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan berupa mengikut sertakan anggota dalam latihan dasar kepemimpinan.

c) Hubungan dengan rekan sekerja. Melakukan kegiatan kebersamaan yang melibatkan seluruh anggota dapat menjalin suasana penuh keakraban.


(44)

d) Kehidupan pribadi. Kehidupan pribadi seseorang menjadi faktor pendukung atau motivasi dalam organisasi.

e) Kebutuhan sosial. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia unutk menjadi bagian dari organisasi, mencintai, dicintai, dan bersahabat dengan orang lain.

Menurut McClelland dalam Amirullah (2022:154-155) mengemukakan ada tiga kebutuhan manusia, antara lain: 1) kebutuhan akan prestasi (need for achievement), 2) kebutuhan akan afiliasi (need for affliliation), dan 3) kebutuhan akan kekuasaan (need for power). Orang dengan kebutuhan yang tinggi cenderung suka bertanggung jawab untuk memecahkan berbagai macam persoalan, mereka cenderung menetapkan sasaran yang cukup sulit untuk mereka sendiri dan mengambil resiko yang sudah diperhitungkan untuk mencapai sasaran tersebut.

Dari penjelasan diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa upaya pengembangan motivasi kerja dalam organisasi merupakan masalah yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Pengembangan motivasi kerja dapat menghasilkan sumber daya manusia yang handal dan berkualitas. Hal ini merupakan aset organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Jenis motivasi pada para pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara mencakup motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Beberapa pegawai ada yang mudah termotivasi karena dorongan dari dirinya sendiri, sedangkan yang lain karena dipengaruhi faktor-faktor dari luar, seperti


(45)

hubungan dengan rekan kerja dan kebutuhan pribadinya. Tetapi secara keseluruhan motivasi pada pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara tergolong motivasi intrinsik karena banyak pegawai yang merasa dirinya bertanggung jawab untuk melaksanakan pengembangan bagi perusahaan.

E. Pengertian Komunikasi

Menurut Rudy (2005:1), komunikasi adalah proses penyampaian informasi-informasi, pesan-pesan, gagasan-gagasan atau pengertian-pengertian, dengan menggunakan lambang-lambang yang mengandung arti atau makna, baik secara verbal maupun non-verbal dari seseorang atau sekelompok orang kepada seseorang atau sekelompok orang lainnya dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian dan/atau kesepakatan bersama.

Komunikasi tidak dapat dilepaskan dari kehidupan organisasi baik itu organisasi skala besar, menengah ataupun kecil dengan kata lain komunikasi itu mutlak diperlukan. Dengan adanya komunikasi yang efektif tingkat kesalahpahaman dalam berkomunikasi (misscommunication) dapat diperkecil.

Disamping itu komunikasi juga membantu penyampaian motivasi kepada para

pegawai dengan menjelaskan kepada mereka apa yang seharusnya dilakukan dan seberapa baik mereka bekerja.


(46)

1. Menurut Himstreet dan Baty (dalam Purwanto, 2006:3), komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antarindividu melalui suatu sistem yang biasa/lazim, baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan.

2. Menurut Guffey, dkk (2006:15), komunikasi adalah pengiriman

informasi dan makna dari satu individu atau kelompok ke individu atau kelompok lainnya.

3. Bernard dan Barry (dalam Rudy, 2005:1), komunikasi adalah

penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan bahasa, gambar-gambar, bilangan, grafik, dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaian itulah yang biasanya dinamakan komunikasi.

F. Unsur-unsur Komunikasi

Dalam setiap proses komunikasi terdapat unsur-unsur yang berperan yaitu komunikator, pesan, saluran atau media komunikasi, komunikan, serta efek atau umpan balik.

1. Komunikator (Sender atau Pengirim pesan/berita) yaitu seseorang atau

sekelompok orang yang merupakan tempat asal pesan, sumber berita, informasi, atau pengertian yang disampaikan.


(47)

2. Pesan atau Berita (Message) yaitu pesan atau pesan-pesan, informasi atau pengertian dari komunikator yang penyampaiannya disampaikan kepada komunikan (audiens) melalui penggunaan bahasa atau lambang-lambang.

3. Saluran atau Media Komunikasi yaitu sarana tempat berlalunya

simbol-simbol/lambang-lambang yang mengandung makna berupa pesan. Contoh: TV, radio, surat kabar, majalah, telepon, surat, poster dan sebagainya.

4. Komunikan (Receiver atau Penerima pesan/berita) yaitu seseorang atau

sekelompok orang sebagai subjek yang dituju oleh komunikator yang menerima pesan-pesan.

5. Efek atau Umpan balik adalah hasil penerimaan pesan/informasi oleh

komunikan, pengaruh atau kesan yang timbul setelah komunikan menerima pesan. Efek dapat berlanjut dengan memberikan respon, tanggapan atau jawaban yang disebut umpan balik.

G. Tujuan-Tujuan Spesifik Dalam Komunikasi

Berikut ini adalah kemungkinan tujuan-tujuan komunikasi di dalam kegiatan manajemen atau dalam hubungan dinas di kantor (tempat bekerja).


(48)

a. Memberikan respon atau tanggapan terhadap apa yang diminta atau oleh atasan/pimpinan.

b. Menanyakan penjelasan lebih lanjut mengenai perintah dan instruksi yang diberikan oleh atasan/pimpinan.

c. Menyampaikan penjelasan lebih lanjut mengenai perintah dan

instruksi yang diberikan oleh atasan/pimpinan.

d. Menyampaikan gagasan dan saran ke arah perbaikan yang berkaitan

dengan pelaksanaan tugas atau pekerjaan.

e. Memohon bantuan dan perhatian atasan atau pimpinan untuk

memberi petunjuk dalam rangka pelaksanaan pekerjaan dan memecahkan masalah.

2. Komunikasi kepada Rekan atau Sejawat

a. Bertukar pikiran ke arah pencapaian kemajuan.

b. Untuk melakukan koordinasi dan menyelaraskan kegiatan.

c. Untuk menanyakan kalau-kalau ada bantuan yang dapat diberikan.

d. Berusaha mengenal atau mengetahui pribadi masing-masing.

3. Komunikasi kepada bawahan dan Pegawai

a. Untuk memberikan tugas perintah dan instruksi.


(49)

c. Untuk memberi pengarahan agar bawahan atau karyawan melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik.

d. Untuk memberikan pujian atau penghargaan, hadiah, dan juga

sebaliknya hukuman.

e. Untuk berusaha mengetahui kondisi dan/atau mengenal pribadi

bawahan.

H. Bentuk Komunikasi

Menurut bentuknya komunikasi terdiri dari :

1) Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain baik secara lisan maupun tulisan.

Komunikasi verbal sangat penting dalam suatu perusahaan dan merupakan kunci sukses suatu perusahaan besar. Begitu pentingnya komunikasi verbal, sehingga tanpa komunikasi ini aktivitas tidak dapat berfungsi dengan baik. Komunikasi verbal ini terdiri dari komunikasi satu arah (one way communication) dan komunikasi dua arah (two way communication).


(50)

Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang berlangsung pada satu pihak saja, sedangkan komunikasi dua arah bersifat timbal balik dan melibatkan dua pihak. Komunikasi verbal dapat pula berupa tatap muka, wawancara, konsultasi bersama dan pidato. Komunikasi tatap muka merupakan komunikasi yang paling umum yakni berupa perintah-perintah, instruksi, permintaan, penyampaian informasi dan sebagainya melalui pembicaraan antara dua orang atau lebih. Komunikasi tatap muka ini memiliki beberapa kelebihan, yakni komunikator dapat mengetahui apakah penerima pesan sudah mengerti akan pesan yang disampaikan.

Dengan demikian kecerdasan dan pengetahuan umum dari penerima pesan dalam mengetahui pokok persoalan akan menunjukkan gaya atau cara penyampaian suatu pesan. Namun selain kelebihan yang dijelaskan diatas, komunikasi tatap muka ini juga memiliki beberapa kekurangan yakni pada saat penerima pesan memerlukan petunjuk untuk melaksanakan tugasnya maka tanpa adanya catatan tertulis ada kemungkinan tugas yang dikerjakan menjadi kurang sesuai dengan yang diperintahkan, dan tentunya hal ini sangat merugikan.

Komunikasi yang baik dan efektif adalah komunikasi dua arah antara komunikator dan komunikan. Contoh sederhana dari komunikasi dua arah yaitu: seorang manajer pemasaran menjelasksan kepada bawahannya, kemudian setelah itu ada respon (umpan balik) dari bawahannya yang menyatakan bagaimana mengatasi/menghindari kendala-kendala yang ada dalam pemasaran sedangkan komunikasi satu


(51)

arah mempunyai kekurangan karena bisa saja terjadi misscommunication karena tidak adanya umpan balik. Contoh sederhana dari komunikasi satu arah adalah seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain yang dituju, bisa saja pesan itu tidak sesuai dengan yang dimaksud, karena daya pikir orang untuk menerima informasi berbeda-beda. Jadi, alangkah baiknya bila suatu perguruan tinggi menggunakan komunikasi dua arah.

Dengan menggunakan alat komunikasi modern pada suatu perusahaan, maka komunikasi yang baik dapat terlaksana tetapi hal itu tidak menjamin komunikasi tersebut dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu untuk melaksanakan komunikasi yang baik dalam suatu perguruan tinggi adalah adanya jalinan pengertian dari kedua belah pihak.

Alat-alat komunikasi yang modern dan mutakhir hanyalah sebagai alat untuk membantu melancarkan komunikasi. Jadi, untuk dapat melaksanakan komunikasi yang baik perlu adanya pengertian-pengertian antara yang menyampaikan komunikasi dengan yang menerima komunikasi tersebut, sehingga apa yang di komunikasikan dapat dimengerti, dipikirkan, dan dapat dilaksanakan. Agar komunikasi yang disampaikan mudah dimengerti oleh penerima komunikasi, jangan menggunakan bahasa yang sulit dimengerti, tetapi gunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti. Meskipun dalam komunikasi kemungkinan terjadi hambatan-hambatan, tetapi bila kita dapat menghilangkan hambatan tersebut atau setidaknya dapat menguranginya, maka kemungkinan komunikasi yang dijalankan akan menjadi lebih baik,


(52)

sehingga kita dapat memperoleh manfaat dalam keuntungan-keuntungan tertentu antara lain:

a. Kelancaran tugas-tugas lebih terjamin.

b. Biaya-biaya dapat ditekan.

c. Dapat meningkatkan partisipasi.

d. Pengawasan dapat dilakukan dengan baik.

Perusahaan sebagai wadah dalam menjalin kerjasama tentunya mengandung bagian-bagian yang mempunyai hubungan antara satu dengan yang lainnya. Hubungan antar bagian-bagian harus diatur sebaik-baiknya dalam rangka mencapai tujuan yang di inginkan perusahaan. Selanjutnya hubungan harus dipolakan menjadi saluran komunikasi yang jelas, pasti dan diketahui. Dengan cukupnya saluran komunikasi yang disusun dengan sebaik-baiknya hingga mudah dipahami oleh setiap anggota, barulah kerjasama dapat berjalan dengan baik dan berlangsung secara memuaskan. Saluran komunikasi merupakan urat nadi suatu perusahaan dimana komunikasi itu berwujud penyampaian berita, ide-ide dari satu pihak lain dan ini lazim disebut komunikasi perkantoran atau dapat dinyatakan juga sebagai tata hubungan.

Komunikasi verbal yang diterapkan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara meliputi komunikasi lisan. Komunikasi lisan yang ada di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi


(53)

Regional I Sumatera Utara meliputi langsung bertatap muka, melalui telepon, rapat, pidato, dan pengarahan. Sedangkan komunikasi tulisan meliputi surat keputusan, memo, surat tugas kerja dan wewenang, surat pengumuman, surat balasan/tanggapan dan sebagainya.

2) Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang berupa penyampaian informasi dengan menggunakan isyarat-isyarat atau tanpa penggunaan kata-kata. Pesan nonverbal ini disampaikan melalui gerakan badan, kontak tubuh, postur tubuh, ekspresi wajah, gerakan tangan dan mata serta anggukan atau gelengan kepala. Aspek komunikasi nonverbal banyak sekali mempengaruhi jalannya pembicaraan antara orang yang satu dengan yang lainnya, baik dalam suatu organisasi maupun lingkungan sosial lainnya. Seperti aspek dari ekspresi wajah adalah menaikkan dan menurunkan alis mata, sedangkan bila marah matanya mengerut sehingga respon nonverbal diberikan oleh pendengar secara kontinu tentang apa yang dikatakan pembicara. Komunikasi nonverbal lainnya adalah bahasa tubuh, yang merupakan komunikasi oleh gerakan badan selama komunikasi tatap muka. Ada banyak gerakan tidak ketara atau tidak begitu nampak yang dilakukan oleh orang-orang tetapi mengandung arti tersendiri. Misalnya senyuman, kerut dahi, gerak mata, berjabat tangan dengan keras dan masih banyak gerakan badan lainnya.


(54)

Komunikasi nonverbal penting bagi pengirim dan penerima pesan, karena sifatnya yang efisien. Suatu pesan nonverbal dapat disampaikan tanpa harus berpikir panjang dan pihak audiens juga dapat menangkap artinya dengan cepat. Komunikasi nonverbal sering dikatakan dalam segi emosional dari suatu komunikasi, akan tetapi sebaiknya membaca kode komunikasi nonverbal dalam suatu hubungan komunikasi. Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang berupa penyampaian informasi dengan menggunakan isyarat-isyarat atau tanpa penggunaan kata-kata. Pesan nonverbal ini disampaikan melalui gerakan badan, kontak tubuh, postur tubuh, ekspresi wajah, gerakan tangan dan mata serta anggukan atau gelengan kepala.

Komunikasi nonverbal memberikan umpan balik yang berharga bagi pembaca kode. Jadi pada hakekatnya, komunikasi adalah suatu cara atau rangkaian kegiatan yang menyampaikan berita dari seseorang kepada orang lain, dalam rangka kerjasama yang baik dalam mencapai tujuan tertentu.

Komunikasi nonverbal kurang diterapkan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara karena komunikasi nonverbal bersifat informal. Komunikasi nonverbal ini sangat tidak tepat apabila digunakan di lingkungan organisasi karena komunikasi nonverbal ini hanya menggunakan bahasa tubuh dan panca indera. Biasanya komunikasi nonverbal ini dilakukan oleh staf dan pegawai yang mempunyai hubungan dekat dan sudah akrab.


(55)

I. Saluran Komunikasi Dalam Komunikasi Organisasi

Komunikasi merupakan suatu proses yang mendasari terjadinya hubungan antara manusia, bahkan dalam keadaan paradaban yang primitif sekalipun. Dalam masyarakat yang tinggi peradabannya dan lebih kompleks, masalah komunikasi maupun kegunaannya turut berkembang. Perkembangan teknologi dalam hal ini mengirimkan, memproses, menyimpan, dan menerima informasi mengharuskan pesan-pesan disampaikan sederhana, jelas, dan tepat, sehingga makna yang sebenarnya dapat terwujud. Semakin kompleks sifat dari suatu organisasi semakin tinggi pula tingkat kemajemukan sistem komunikasi. Analisis sistem komunikasi yang paling sederhana sifatnya memperlihatkan adanya tiga jalur.

1. Komunikasi ke Bawah

Bentuk komunikasi ke bawah adalah komunikasi yang berbentuk instruksi atau informasi. Instruksi disampaikan dalam bentuk perintah, dapat pula beragam saran atau usul dengan ungkapan yang halus. Dibanding dengan perintah, arus informasi lebih umum sifatnya.

Komunikasi ke bawah di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara seperti komunikasi antara Pimpinan Cabang dengan Manajer Bagian Administrasi, Manajer Bagian Humas, Manajer Bagian Keselamatan Kerja, dan PMKD. Kemudian antara Manajer Bagian Administrasi kepada para bawahannya seperti Sub Seksi SUM, Sub Seksi Penyalahgunaan Keuangan, Sub Seksi Anggaran Keuangan, Sub Seksi


(56)

KRT/Umum dan Akuntansi, dan Sub Seksi Kas Besar. Dan begitu juga dengan bagian lainnya.

2. Komunikasi ke Atas

Komunikasi ke atas adalah arus komunikasi dari bawahan ke atasan (pimpinan) yang lebih menekankan segi pertanggungjawaban antara pimpinan dengan bawahan. Bentuknya adalah surat pertanggungjawaban, saran, pengaduan dan permintaan untuk diberikan keputusan. Komunikasi ke atas paling sering berbentuk konsultasi antara pegawai dan pimpinan, dengan memberi kesempatan kepada pihak pegawai untuk mengajukan pendapat serta membahas masalah dengan pimpinannya.

Komunikasi ke atas di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara misalnya Sub Seksi Kas Besar yang memberikan laporan tentang pembukuan keuangan kepada Kepala Seksi Sarana.

3. Komunikasi Horizontal

Komunikasi ini merupakan komunikasi yang terjadi antara dua staf atau pegawai atau dua belah pihak yang mempunyai kedudukan yang sama atau sederajat. Komunikasi horizontal ini perlu ditingkatkan perannya. Dengan bertambahnya penggunaan bidang jasa spesialisasi keharusan itu jelas tergambar. Pada jenjang dewan Direksi arus horizontal terwujud dengan diadakanya rapat senat. Pada jenjang kebawah manfaat rapat dapat digunakan untuk tujuan yang sama.


(57)

Komunikasi horizontal yang di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara seperti komunikasi antara sesama Manajer Seksi atau antara sesama Sub Seksi.

4. Komunikasi Diagonal

Yaitu komunikasi antara pimpinan bagian dengan staf dari satu bagian lain atau antara kepala seksi dengan karyawan dari seksi lain yang ada.

Komunikasi diagonal di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara seperti komunikasi antara Kepala Bagian Kerumahtanggaan dengan Pengawas Sintele yang merupakan bawahan dari Kepala Bagian Telekomunikasi dan Listrik.

Komunikasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1. Komunikasi Secara Lisan

Komunikasi secara lisan ini dipergunakan komunikasi berhadapan muka atau komunikasi tatap muka ( face to face ). Hal ini dikecualikan kalau dilakukan komunikasi dengan menggunakan telepon, pidato, briefing dan media komunikasi lainnya.

Proses komunikasi secara lisan antara Kepala Kantor Cabang dengan pegawai dan petugas di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara ini jarang terjadi karena semuanya telah dilimpahkan kepada Kepala Bagian masing-masing. Jadi, Kepala Bagian yang melakukan komunikasi lisan dengan para pegawai dan petugas lainnya. Tetapi kadang


(58)

kala diadakan rapat atau pertemuan di gedung kantor. Misalnya, diadakan rapat pertemuan untuk membahas perbaikan stasiun kereta api dan sebagainya.

2. Komunikasi Secara Tertulis

Komunikasi secara tertulis merupakan bagian yang sangat penting dalam kegiatan manajemen, karena kata-kata atau pesan-pesan dari pimpinan dibuat secara tertulis agar otentik, yang dicatat dalam suatu dokumen agar dapat digunakan sebagai bahan pemeriksaan kembali.

Hal yang tidak menguntungkan dari komunikasi yang bersifat tertulis adalah pemeliharaan atau penyimpanan yang yang bersifat up to date dan usaha untuk secara tepat mendapatkan kembali dokumen itu bila diperlukan dikemudian hari. Manfaat lain dari komunikasi dengan dokumen tertulis yaitu dapat menjadi suatu sumber perselisihan karena sistem formalitas dengan legalitas (prosedur pengaturan).

Suatu organisasi yang baik, dalam menyampaikan suatu warta akan mempergunakan segala macam saluran yang mungkin terutama saluran perintah dan tanggung jawab yang resmi. Disamping tidak mengabaikan saluran hubungan informal diantara para anggotanya juga mempertimbangkan cara dan alat untuk mengadakan hubungan. Dengan demikian warta yang dikehendaki dapat mencapai tujuannya dengan efektif.

Komunikasi secara tulisan antara Kepala Kantor Cabang dengan Kepala Bagian dan para pegawai di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi


(59)

Regional I Sumatera Utara misalnya berupa surat keputusan, memo, surat tugas kerja dan wewenang, surat pengumuman, surat balasan/tanggapan, dan sebagainya.

Hubungan komunikasi terbagi dalam dua bentuk yaitu :

1. Komunikasi Internal

Komunikasi Internal merupakan komunikasi yang sehari–hari dilaksanakan pada kegiatan usaha, baik di bidang jasa maupun barang, karena sebagian besar kegiatan kantor terdiri dari adanya hubungan-hubungan di dalam lingkungan sendiri.

Komunikasi internal di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara misalnya komunikasi antara Kepala Kantor Cabang dan Kepala Bagian dengan para pegawai, maupun antar sesama Kepala Bagian dan sebagainya.

2. KomunikasiExternal

Komunikasi External bertujuan menjalin hubungan yang baik antara pihak perusahaan dengan pihak luar perusahaan. Komunikasi ini dapat diwujudkan dengan telepon, berbicara langsung atau dengan pengiriman surat. Komunikasi external yaitu komunikasi yang terjadi dengan pihak luar perusahaan. Jika hubungan-hubungan keluar itu dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, pastilah perusahaan yang bersangkutan mendapat pandangan yang positif pengaruhnya dalam usaha meningkatkan produktivitas perusahaan.


(60)

Ada empat azas pokok komunikasi dalam menciptakan dan memelihara sistem komunikasi yaitu:

a. Komunikasi berlangsung antara pikiran seseorang dengan pikiran

orang lain.

b. Orang hanya bisa mengerti sesuatu hal dengan menghubungkan pada

satu hal lain yang telah dimengerti.

c. Orang yang melakukan komunikasi mempunyai suatu kewajiban

untuk membuat dirinya mengerti.

d. Orang yang tidak mengerti dalam menerima warta mempunyai suatu

kewajiban untuk meminta suatu penjelasan. Efektivitas suatu organisasi sangat tergantung kepada bermanfaat atau tidaknya data yang dikomunikasikan. Kegagalan komunikasi akan terjadi jika anggota organisasi menyampaikan segala hal yang tidak sesuai dengan data yang sebenarnya.

Komunikasi external yang dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara seperti komunikasi dengan instansi-instansi pemerintah, perusahaan lainnya, dan dengan masyarakat. Komunikasi external ini tetap terjalin dengan baik. Hal ini tidak luput dari komunikasi yang dilakukan oleh pihak PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara. Salah satu contohnya yaitu kerjasama yang terjalin antara PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara dengan Bandara


(61)

Internasional Kualanamu dan PT. Railink Medan yang tetap terjalin dengan baik karena komunikasi yang terjalin juga terjaga dengan sangat baik.

J. Prestasi Kerja Dalam Organisasi

Prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Dalam mencapai tujuannya, organisasi sangat dipengaruhi oleh prestasi akan upaya yang dilakukan oleh anggotanya. Upaya tersebut tercermin dalam tugas yang diberikan kepadanya maupun upaya-upaya yang berasal dari dalam dirinya yang memiliki dorongan kuat untuk memberhasilkan tercapainya tujuan organisasi tersebut.

Pendapat mengenai prestasi kerja menurut Hasibuan (2008:94), mengatakan bahwa: “prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan, serta waktu”.

Menurut Heidjrahman dan Husnan (2002:188) mengatakan bahwa: “prestasi kerja dapat ditafsirkan sebagai arti pentingnya suatu pekerjaan, tingkat keterampilan yang diperlukan, kemajuan dan tingkat penyelesaian suatu pekerjaan. Prestasi kerja merupakan proses tingkat mengukur dan menilai tingkat keberhasilan seseorang dalam pencapaian tujuan”.


(62)

Prestasi kerja pegawai dianggap sangat penting, bukan saja untuk kepentingan pegawai yang bersangkutan, tetapi juga diperlukan dalam proses penilaian untuk menentukan jabatan setiap pegawai.

Siagian (1999) mengatakan bahwa, prestasi kerja adalah suatu cara atau metode kerja yang dilakukan oleh setiap pekerja, dengan menggunakan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya dengan membandingkan sasaran yang ingin dicapai dengan hasil nyata yang dicapai setelah pekerjaan tersebut selesai dikerjakan. Pada dasarnya prestasi kerja seseorang dapat diukur melalui hasil kerja yang dicapai oleh pegawai dan efisieni pelaksanaan pekerjaan tersebut. Aspek-aspek hasil kerja ini meliputi tugas-tugas yang dilaksanakan, hasil rata-rata yang dapat dilaksanakan, kesungguhan dalam melaksanakan tugas-tugas dan mutu pekerjaan yang dapat dilaksanakan. Sedangkan aspek-aspek efisiensi pelaksanaan pekerjaan yang berpedoman pada metode kerja, penggunaan rencana kerja organisasi, pemanfaatan waktu kerja dan penggunaan alat-alat yang tersedia.

Steer (1984) mengemukakan bahwa prestasi kerja individu pada dasarnya merupakan gabungan dari tiga faktor penting, yaitu:

1) Kemampuan, perangai dan minat seorang pekerja,

2) Kejelasan dan penerimaan atas peranan seorang pekerja,


(63)

Henry Simamora (1995) menyatakan beberapa unsur-unsur yang perlu digunakan organisasi dalam mengukur prestasi kerja pegawai, antara lain:

1) Kedisiplinan, adalah menilai disiplin pegawai dalam mematuhi peraturan

yang ada dan mengerjakan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang diberikan

2) Tanggung jawab pekerjaan, adalah menilai kesediaan pegawai dalam

mempertanggung jawabkan pekerjaan dan hasil kerjanya.

3) Kejujuran, adalah menilai kejujuran dalam menjalankan tugas-tugasnya.

4) Kemampuan bekerja sama, adalah menilai kesediaan pegawai dalam

berpartisipasi dan bekerja sama dengan pegawai lain sehingga hasil pekerjaan semakin baik.

5) Kesetiaan, adalah menilai kesetiaan pegawai dalam pekerjaan dan jabatannya dalam suatu organisasi.

6) Ketelitian kerja, adalah menilai ketelitian dalam menjalankan penyelesaian pekerjaan.

7) Inisiatif, adalah menilai kemampuan karyawan dalam menciptakan hal-hal

baru dalam mensukseskan pekerjaan.

8) Kecakapan, adalah menilai hasil kerja pegawai baik kualits maupun kuantitas yang dapat dihasilkan.

9) Kepemimpinan, adalah menilai kemampuan pegawai untuk memimpin dan


(64)

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja dapat dilihat dari kemampuan, perangai serta minat pegawai terhadap pekerjaan. Kalau berbicara hal kemampuan, maka erat kaitannya dengan masalah kualitas sumber daya manusia atau lebih tepatnya kualitas pegawai. Kualitas pegawai dapt dilihat dari ketepatan, ketelitian, keterampilan, dan kebersihan pekerjaan.

K. Peranan Motivasi dan Komunikasi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai PT. Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara

Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara, para pegawai memiliki motivasi yang sangat tinggi untuk memajukan perusahaan. Hal itu terbukti melalui prestasi yang mereka capai dalam pengembangan perusahaan. Dengan termotivasinya para pegawai, mereka akan semakin terpacu untuk terus menjalankan program yang telah direncanakan, sekaligus menciptakan ide/gagasan baru yang dapat memajukan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.

Selain melalui motivasi, prestasi kerja para pegawai pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara juga dapat dilihat dari komunikasi yang tercipta di dalam organisasinya. Komunikasi antara pimpinan dengan pegawai dan pegawai dengan pegawai, semua terjalin dengan baik. Dengan terciptanya komunikasi yang baik antara pimpinan dengan para pegawai, semangat kerja mereka pun semakin meningkat dan mereka mampu menonjolkan prestasi yang sangat memuaskan.


(65)

Motivasi dan komunikasi berperan sangat penting untuk meningkatkan prestasi kerja pegawai. Karena kedua hal tersebut, para pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara mampu menciptakan kinerja yang baik. Hal itu dapat dilihat dari kemantapan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara dalam meningkatkan program-program pembangunan, seperti yang sudah terlaksana baru-baru ini yaitu pembangunan stasiun kereta api yang bekerjasama dengan PT. Railink Medan yang beroperasi mengantarkan penumpang menuju Bandara Internasional Kualanamu. Selain itu, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara juga menjalani kerjasamanya dengan beberapa perusahaan besar lainnya seperti PTPN III, PTPN IV, PT. Musim Mas, PT. Nubika Jaya, dan lainnya. Dalam hal ini PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara berperan sebagai jasa pengangkut hasil perkebunan seperti sawit dan karet. Keunggulan yang ditawarkan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara yaitu proses pengangkutan langsung dari kebun/pabrik dengan tersedianya jalur simpang dan pengiriman ke Belawan langsung ke tempat pembongkarannya di Ujung Baru.


(66)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan pembahasan mengenai motivasi dan komunikasi pada Bab III dan membandingkan dengan apa yang terjadi di lapangan, maka penulis mempunyai beberapa kesimpulan mengenai hal tersebut.

1. Motivasi berperan terhadap prestasi kerja pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara. Hal ini dapat dilihat pegawai memiliki motivasi yang sangat tinggi untuk memajukan perusahaan. Hal itu terbukti melalui prestasi yang mereka capai dalam pengembangan perusahaan.

2. Komunikasi berperan terhadap prestasi kerja pegawai PT. Kereta Api

Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari komunikasi antara pimpinan dengan pegawai dan pegawai dengan pegawai, semua terjalin dengan baik.


(67)

B. Saran

Setelah menarik kesimpulan dari pengaruh motivasi dan komunikasi yang efektif pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara, penulis mempunyai beberapa saran yang dapat di pertimbangkan oleh perusahaan.

1. Kepada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera

Utara agar terus tetap memotivasi pegawainya supaya mereka dapat bekerja dengan lebih maksimal sehingga PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara dapat semakin berkembang dengan program pembangunan-pembangunan lainnya.

2. Hendaknya komunikasi yang sudah terjalin dengan baik tersebut dapat

dijaga agar tidak terjadi salah paham antar pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara. Begitu juga komunikasi dengan perusahaan-perusahaan yang menjalin kerjasamanya dengan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.


(68)

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Ike Janinta. 2006. Maximum Motivation: Konsep & Implikasi Manajerial dalam Memotivasi Karyawan. Yogyakarta: Santusta.

Hook, John R. 2006. Memotivasi Karyawan. Yogyakarta: Tugu.

Guffey, Maria Ellen, Kathleen Rhodes, & Patricia Rogin. 2006. Komunikasi Bisnis: Proses & Produk. Jakarta: Salemba Empat.

Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga.

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Winardi, J. 2007. Motivasi & Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rudy, T. May. 2005. Komunikasi & Hubungan Masyarakat Internasional. Bandung: Refika Aditama.

Muhammad, Arni .2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara

Uno, Hamzah B. 2008. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasibuan, Melayu SP. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.


(69)

(1)

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja dapat dilihat dari kemampuan, perangai serta minat pegawai terhadap pekerjaan. Kalau berbicara hal kemampuan, maka erat kaitannya dengan masalah kualitas sumber daya manusia atau lebih tepatnya kualitas pegawai. Kualitas pegawai dapt dilihat dari ketepatan, ketelitian, keterampilan, dan kebersihan pekerjaan.

K. Peranan Motivasi dan Komunikasi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai PT. Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara

Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara, para pegawai memiliki motivasi yang sangat tinggi untuk memajukan perusahaan. Hal itu terbukti melalui prestasi yang mereka capai dalam pengembangan perusahaan. Dengan termotivasinya para pegawai, mereka akan semakin terpacu untuk terus menjalankan program yang telah direncanakan, sekaligus menciptakan ide/gagasan baru yang dapat memajukan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.

Selain melalui motivasi, prestasi kerja para pegawai pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara juga dapat dilihat dari komunikasi yang tercipta di dalam organisasinya. Komunikasi antara pimpinan dengan pegawai dan pegawai dengan pegawai, semua terjalin dengan baik. Dengan terciptanya komunikasi yang baik antara pimpinan dengan para pegawai, semangat kerja mereka pun semakin meningkat dan mereka mampu menonjolkan prestasi yang sangat memuaskan.


(2)

Motivasi dan komunikasi berperan sangat penting untuk meningkatkan prestasi kerja pegawai. Karena kedua hal tersebut, para pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara mampu menciptakan kinerja yang baik. Hal itu dapat dilihat dari kemantapan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara dalam meningkatkan program-program pembangunan, seperti yang sudah terlaksana baru-baru ini yaitu pembangunan stasiun kereta api yang bekerjasama dengan PT. Railink Medan yang beroperasi mengantarkan penumpang menuju Bandara Internasional Kualanamu. Selain itu, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara juga menjalani kerjasamanya dengan beberapa perusahaan besar lainnya seperti PTPN III, PTPN IV, PT. Musim Mas, PT. Nubika Jaya, dan lainnya. Dalam hal ini PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara berperan sebagai jasa pengangkut hasil perkebunan seperti sawit dan karet. Keunggulan yang ditawarkan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara yaitu proses pengangkutan langsung dari kebun/pabrik dengan tersedianya jalur simpang dan pengiriman ke Belawan langsung ke tempat pembongkarannya di Ujung Baru.


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan pembahasan mengenai motivasi dan komunikasi pada Bab III dan membandingkan dengan apa yang terjadi di lapangan, maka penulis mempunyai beberapa kesimpulan mengenai hal tersebut.

1. Motivasi berperan terhadap prestasi kerja pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara. Hal ini dapat dilihat pegawai memiliki motivasi yang sangat tinggi untuk memajukan perusahaan. Hal itu terbukti melalui prestasi yang mereka capai dalam pengembangan perusahaan.

2. Komunikasi berperan terhadap prestasi kerja pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari komunikasi antara pimpinan dengan pegawai dan pegawai dengan pegawai, semua terjalin dengan baik.


(4)

B. Saran

Setelah menarik kesimpulan dari pengaruh motivasi dan komunikasi yang efektif pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara, penulis mempunyai beberapa saran yang dapat di pertimbangkan oleh perusahaan.

1. Kepada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara agar terus tetap memotivasi pegawainya supaya mereka dapat bekerja dengan lebih maksimal sehingga PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara dapat semakin berkembang dengan program pembangunan-pembangunan lainnya.

2. Hendaknya komunikasi yang sudah terjalin dengan baik tersebut dapat dijaga agar tidak terjadi salah paham antar pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara. Begitu juga komunikasi dengan perusahaan-perusahaan yang menjalin kerjasamanya dengan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Ike Janinta. 2006. Maximum Motivation: Konsep & Implikasi Manajerial

dalam Memotivasi Karyawan. Yogyakarta: Santusta.

Hook, John R. 2006. Memotivasi Karyawan. Yogyakarta: Tugu.

Guffey, Maria Ellen, Kathleen Rhodes, & Patricia Rogin. 2006. Komunikasi Bisnis: Proses & Produk. Jakarta: Salemba Empat.

Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga.

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Winardi, J. 2007. Motivasi & Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rudy, T. May. 2005. Komunikasi & Hubungan Masyarakat Internasional. Bandung: Refika Aditama.

Muhammad, Arni .2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara

Uno, Hamzah B. 2008. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasibuan, Melayu SP. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Variabel Bayaran Dalam Meningkatkan Prestasi Kerja Karyawan Pada PT PLN (PERSERO) Wilayah II Sumatera Utara - Medan

0 17 70

Pemeliharaan Dan Pengamanan Arsip Pada PT. Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara

1 35 56

Peranan Pengembangan Karyawan Terhadap Prestasi Kerja pada PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk Divisi Regional I Sumatera

0 20 45

Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara Tahun 2016

1 7 94

Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara

0 1 11

Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara

0 0 10

Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara

0 0 16

Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara

0 0 4

Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara

0 0 46