63
4.4.2. Cara Penyelesaiaan Jika Terjadi Permasalahan Dalam Gaduh
Sapi
Seperti halnya suatu usaha selalu mengalami kendala baik secara eksternal maupun secara internal. Begitu juga dalam sistem gaduh sapi itu sendiri, terdapat
beberapa kendala dan masalah yang dapat muncul ditengah – tengah usaha kerjasama yang sedang berlangsung. Misalnya sapi yang dipelihara mati, hilang,
dan sakit. Sementara tidak tau siapa yang harus menanggung resiko dan bagaimana penyelsaiannya jika masalah ini terjadi. Karena hal – hal yang
demikian dapat menimbulkan selisih paham diantara kedua belah pihak, terkadang masalah seperti ini belum dibicarakan diantara pemilik dan pemelihara ternak
sebelum melakukan hubungan kerjasama. Berikut beberapa penjelasan dibawah ini jika:
4.4.2.1. Apabila Sapi yang Dipelihara Sakit
Adakalanya sapi yang dipelihara tidak semuanya sehat dalam proses pemeliharaannya terkadang ada juga sapi yang sakit. Tugas penggaduh sapi untuk
memberikan obat – obatan yang dapat meredakan sakit, namun jika sapi yang sakit tidak juga sembuh maka pihak penggaduh sapi berkewajiban memberitahu
kepada pemilik untuk mencari jalan keluarnya. Apakah sapi tersebut dicarikan obat lain atau sapi tersebut dijual sebelum mati, walaupun harga sapi yang sakit
jika dijual akan jatuh dari harga ketika sapi sehat terpaksa tindakan ini harus diambil. Dalam hal ini pemelihara sapi harus transparan dalam menginformasikan
bagaimana kondisi sapi yang sebenarnya agar, tidak menimbulkan selisih paham kedua belah pihak. Berikut beberapa penjelasan informan:
64
Penjelasan Informan 1 Bapak Buyung: “Bapak perna mengalami hal ini ketika itu sapi yang Bapak pelihara sakit
karena makan ulat daun dan mengakibatkan sapi yang dipelihara harus dijual sebelum mati. Keputusan ini harus diambil karena, jika dibiarkan
dalam waktu yang lama maka sapi akan mengalami kematian. Tetapi sebelum itu Bapak telah memberi tahu kepada pemilik sapi tentang kondisi
sapinya.Pemilik sapi tersebut bernama Bapak senan yang langsung datang untuk melihat kondisi sapi yang sakit itu. karena sudah terlalu parah maka
Bapak Senan memutuskan untuk menjual sapi yang sakit tersebut sebelum mati. Namun harga sapi yang sakit jika dijual akan jatuh dua kali lipat dari
harga sebelumya. Waktu itu harga sapi yang Bapak pelihara kisaran harga 8 juta dan dijual menjadi 3 juta ini wajar terjadi karena sapi yang dijual
dikerapaksa oleh pembeli. Bapak selaku pemelihara juga tidak meminta hasil penjualan sapi, karena sama – sama dirugikan semua hasil penjualan
milik Bapak Senan.Selain itu jika terjadi kerugian selama proses pemeliharaan yang bukan diakibatkan karena unsur kesengajaan. Bapak
tidak perna di kenakan sangsi apapun, seperti kasus yang Bapak alami yaitu sapi yang Bapak pelihara sakit. Tapi kalau itu dikarenakan kesengajaan
maka kerugian harus Bapak tanggung dan itu diselsaikan dengan jalan musyawarah keluarga”.
Dari penjelasan di atas pihak pemelihara sapi yaitu Bapak Buyung jelas tidak meminta hasil penjualan sapi yang sakit tersebut. Dikarenakan hasil
penjualan bukanlah keuntungan usaha melainkan kerugian, karena modal usaha yaitu sapi yang dijual harganya bisa jatuh dua kali lipat dari harga sapi sehat.
Selain itu pemilik sapi juga tidak meminta biaya ganti rugi, karena sapi yang dipelihara mengalami sakit bukan dikarenakan unsur kesengajaan melainkan
memang kehendak alam.
4.4.2.2.Apabila Sapi yang Dipelihara Hilang
Sapi yang dipelihara hilang karena dicuri atau lari dari tempat gembalaan untuk mencari rumput ditempat lain, atau karena diusir oleh kelompok peternak
lain. Maka biasannya penggaduh terlebih dahulu akan mencari sendiri dengan bertanya kepada para kerabat dan tetangga yang berada di sekitar rumah atau
tempat angon yang barang kali ada yang melihat sapi yang hilang. Namun jika
65
tidak ditemukan maka pemelihara ternak memberikan informasi kepada pihak pemilik sapi mengenai kondisi sapinya yang hilang, agar pemilik sapi datang
untuk memeriksa ketempat kejadian hilangnya sapi. Tujuannya untuk mendapatkan informasi dan keyakinan apakah ada
unsur kesengajaan terhadap hilangnya sapi yang dipelihara atau hilang tanpa unsur kesengajaan. Lalu jika sapi tidak juga ditemukan maka kedua belah pihak
pergi bersama – sama untuk mencari sapi yang mungkin belum jauh pergi ketempat lain. Selain itu bertanya kepada orang pintar dukun dimana posisi
sapi yang hilang saat ini berada. seperti penjelasan informan berikut: Penjelasan informan 1Bapak Nur Ismail:
“Tidak semua usaha yang Bapak jalani berjalan dengan baik ada kalanya menghadapi masalah misalnya, sapi yang Bapak pelihara dicuri ataupun lari
ketempat lain. Maka Bapak harus mencarinya sampai ketemu atau memang benar – benar hilang, maka pemilik sapi tidak membebani biaya ganti rugi
kepada Bapak. karena kejadian yang Bapak alami bukanlah adanya unsur kesengajaan semua terjadi diluar kendali dan pantauan Bapak. Maka
pemilik sapi juga menganggap wajar jika hal ini terjadi karena, sapi yang dipelihara diliarkan di perkebunan. Namun, jika memang hilangannya sapi
karena Bapak sengaja, maka Bapak berkewajiban untuk mengganti kerugian yang timbul sesuai harga sapi yang hilang”.
Dipertegas oleh Informan 2 Bapak Siir “Sapi yang hilang karena dicuri atau lari ke tempat angonan kelompok lain
itu kadang terjadi. Jika sapi yang Bapak pelihara mengalami hal yang sama yaitu hilang dan tidak ditemukan, maka biasannya kerugian ada pada pihak
pemilik sapi, asalkan sapi yang dipelihara hilang memang benar – benar tanpa unsur kesengajaan karena diluar kemampuan Bapak sebagai
penggaduh sapi untuk menjaganya. Namun apabila sapi tersebut hilang karena Bapak tidak peduli dengan kondisi sapi yang Bapak pelihara, maka
pihak pemilik sapi bisa menyelsaikan dengan jalur hukum tergantung pemilik sapi. terkadang Bapak temukan juga rekan – rekan Bapak selaku
pemilik sapi mengalami hal yang demikian namun tidak diselsaikan secara hukum melainkan musyawarah bagaimana baiknya hal ini dikarenakan para
penggaduh adalah kerabat dan saudara dekat jadi tidak wajar rasanya kalau hal semacam itu dibawah ke jalur hukum”.
66
4.4.2.3. Apabila Sapi yang Dipelihara Mati