yang tidak menutup kemungkinan terdapat aktualisasi sesuai dengan kepentingan pihak manajemen Boediono, 2005.
Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi juga dinilai dapat menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor sehingga
dapat menghalangi perilaku opportunistic manajer. Hal ini disebabkan karena investor institusional terlibat dalam pengambilan keputusan yang strategis
sehingga tidak mudah percaya terhadap tindakan manipulasi laba Jensen dan Meckling, 1976.
2.6 Kepemilikan Manajerial
Menurut Downes dan Goodman 1999 dalam Etty Murwaningsari, 2008 kepemilikan manajerial adalah para pemegang saham yang juga berarti dalam hal
ini sebagai pemilik dalam perusahaan dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan pada suatu perusahaan yang bersangkutan.
Jensen dan Meckling 1976 menyatakan bahwa untuk meminimalkan konflik keagenan adalah dengan meningkatkan kepemilikan manajerial dalam
perusahaan. Kepemilikan saham oleh manajemen dapat mengindikasikan adanya kesamaan kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham. Ross et al
1999 dalam Siallagan dan Machfoedz, 2006 menyatakan bahwa semakin besar kepemilikan manajemen dalam perusahaan maka manajemen akan cenderung
untuk berusaha meningkatkan kinerjanya untuk kepentingan pemegang saham dan untuk kepentingannya sendiri.
Ujiyantho dan Pramuka 2007 menyatakan bahwa manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek
Universitas Sumatera Utara
perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik pemegang saham. Manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada
pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut penting bagi para
pengguna eksternal terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidak pastiannya Ali, 2002.
2.7 Penelitian Terdahulu
Banyak penelitian-penelitian sebelumnya yang menguji pengaruh antara mekanisme corporate governance terhadap kualitas laba . Boediono 2005 dalam
penelitiannya menguji pengaruh mekanisme corporate governance dan manajemen laba terhadap kualitas laba. Mekanisme corporate governance
diproksikan melalui kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan komposisi dewan komisaris. Hasil dari penelitiannya membuktikan bahwa
mekanisme corporate governance berpengaruh terhadap kualitas laba. Siallagan dan Machfoedz 2006 dalam penelitiannya menguji pengaruh
mekanisme corporate governance terhadap kualitas laba. Mekanisme corporate governance diproksikan melalui kepemilikan manajerial, dewan komisaris, dan
komite audit. Sedangkan kualitas laba diproksikan melalui discretionary accruals. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa mekanisme corporate governance secara
positif berpengaruh terhadap kualitas laba . Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Hamonangan Siallagan
dan Mas’ud Machfoedz 2006. Adapun yang menjadi persamaan dari penelitian yang di replikasi adalah diantaranya, pengambilan variabel dependen yang sama
Universitas Sumatera Utara
yaitu dengan mengunakan kualitas laba dan juga variabel independen yang sama mekanisme corporate governace. Sedangkan yang menjadi perbedaan dengan
penelitian yang direplikasi adalah perbedaan sampel perusahaan dimana penelitian ini menggunakan perusahaan sector property dan real estate yang terdaftar di
BEI, sedangkan penelitian yang direplikasi menggunakan sampel seluruh perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI. Penelitian ini dan yang direplikasi
sama-sama menggunakan mekanisme corporate governance, namun terdapat beberapa perbedaan dalam pengambilan bagian dari corporate governance.
Penelitian ini menggunakan komite audit, komisaris independen, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial, sedangkan penelitian yang direplikasi
menggunakan kepemilikan manajerial, dewan komisaris dan komite audit sebagai bagian dari mekanisme corporate governance.
Namun dari penelitian-penelitian terdahulu, hanya sedikit penelitian yang menguji pengaruh antara Free Cash Flow FCF terhadap kualitas laba. Di
antaranya adalah penelitian Akhmad Bakkrudin Zuhri dan Tri Jatmiko Wahyu Prabowo, Se., M.Si., Akt. yang menguji pengaruh arus kas bebas dan komite audit
terhadap manajemen laba, yang menunjukan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen laba dipengaruhi oleh arus kas bebas namun dengan arah
negative. Hal ini berarti bahwa semakin besar arus kas bebas maka perusahaan cenderung melakukan manajemen laba dengan cara menurunkan laba. Komite
audit diperoleh tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Ringkasan dari hasil penelitian terdahulu yang telah diuraikan di atas dapat
dilihat di tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
TABEL. 2.1 Penelitian Terdahulu
N o
Nama Peneliti
Judul Topik Penelitian
Variabel
Hasil Penelitian Kesimpulan
1 Boediono
2005 Kualitas Laba :
Studi pengaruh mekanisme
corporate governance dan
dampak manajemen laba
dengan menggunakan
analisis jalur X
1
Kepemilikan Institusional X
2
Kepemilikan Manajerial X
3
Komposisi Dewan Komisaris
YKualitas Laba
Kepemilikan institusional memberikan pengaruh yang
kuat, sedangkan kepemilikan manajerial dan komisarin
independen memberikan pengaruh yang lemah
lerhadap manajemen laba
2 Siallagan
dan Machfoed
z 2006 Mekanisme
Corporate Governance,
Kualitas Laba Dan Nilai
Perusahaan X
1
kepemilikan manajerial X
2
komposisi komisaris independen
X
3
Komite Audit Y
1
Kualitas Laba Y
2
Manajemen Laba
Mekanisme corporate governance memengaruhi
kualitas laba, Kualitas laba secara positif
berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Mekanisme corporate governance secara statistik
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
kualitas laba bukan merupakan variabel
pemediasi intervening variable pada hubungan
antara mekanisme corporate governance dan nilai
perusahaan.
3 Andri
Rachmaw ati
Drs. Hanung
M.SI., Ak 2007
Analisis Faktor- Faktor Yang
mempengaruhi Kualitas Laba
X
1
Investment Opurtunity Set
X
2
Mekanisme Corporate Governance Komite Audit,
Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional,
Kepemilikan manajerial. Y
1
Kualitas Laba Y
2
Nilai Perusahaan
Kualitas Laba yang diukur dengan discretionaty accrual
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. SFCF
berpengaruh positif terhadap discretionary accrual.
Komite audit dan komposisi dewan komisaris tidak
berpengaruh terhadap kualitas laba juga terhadap
nilai perusahaan. kepemilikan institusional dan
manajerial tidak berpengaruh terhadap kualitas laba,
tetapi berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
4 Dul Muid
2009 Pengaruh
Mekanisme Corporate
Governance Terhadap Kualitas
Laba X
1
Kepemilikan Institusional X
2
Kepemilikan Manajerial X
3
Komposisi Dewan Komisaris
X
4
Komite Audit Y Kualitas Laba
Kepemilika manajerial secara positif dan signifikan
mempengaruhi kualitas laba, proporsi dewan komisaris
independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas laba. Komite audit tidak berpengaruh terhadap
kualitas laba, kepemilikan institusional secara positif
dan signifikan mempengarughi kualitas laba
5 Zuhri
Pengaruh Arus Kas Bebas Dan
Komite Audit Terhadap
Manajemen Laba X
1
Arus Kas Bebas X
2
Komite Audit YManajemen Laba
Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen laba
dipengaruhi oleh arus kas bebas namun dengan arah
negative.
2.8 Kerangka Konseptual