Uji Normalitas Peramalan Persediaan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian untuk melihat apakah sebaran variabel- variabel penelitian sudah mengikuti distribusi kurva normal atau tidak. Uji normalitas ini juga untuk menentukan analisis selanjutnya setelah diketahui datanya normal atau tidak. Jika setelah diuji normalitas data didapatkan sebaran data yang normal, maka untuk menguji hipotesis dapat digunakan dengan uji statistik parametrik, akan tetapi jika sebaran datanya tidak normal, maka untuk menguji hipotesis digunakan statistik non parametrik.

3.1.1. Pendekatan Distribusi

Kapan kita akan menggunakan pendekatan normal terhadap binomial? Distribusi binomial probabilitas normal umumnya dianggap sebagai pendekatan yang baik terhadap distribusi probabilitas binomial pada saat np dan n1-p lebih besar dari 5. Tetapi, sebelum menggunakan pendekatan normal, harus diyakini bahwa distribusi yang menjadi perhatian sebenarnya adalah distribusi binomial. Ada 4 kriteria yang harus dipenuhi: 1. Hanya terdapat dua hasil yang saling lepas mutually exclusive dari suatu percobaan: yaitu “sukses” dan “ gagal”. 2. Distribusi binomial merupakan hasil dari menghitung jumlah sukses. 3. Setiap percobaan bersifat sukses. Universitas Sumatera Utara 4. Probabilitas p harus tetap sama dari suatu percobaan ke percobaan lainnya, dan harus terdapat jumlah percobaan yang tetap, n

3.2. Peramalan

Peramalan merupakan bagian awal dari suatu proses pengambilan suatu keputusan. Sebelum melakukan peramalan harus diketahui terlebih dahulu apa sebenarnya persoalan dalam pengambilan keputusan itu. Peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan terhadap satu atau beberapa produk pada periode yang akan datang. Peramalan dilakukan untuk menentukan jumlah permintaan terhadap suatu produk dan merupakan langkah awal dari proses perencanaan dan pengendalian produksi.

3.3. Persediaan

Persediaan Inventory dalam konteks produksi, dapat diartikan sebagai sumber daya menggangur idle resources. Sumber daya menggangur ini belum digunakan karena menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut disini dapat berupa kegiatan produksi seperti dijumpai pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran seperti dijumpai pada sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi seperti pada sistem rumah tangga. Keberadaan persediaan atau sumber daya menggangur ini dalam suatu sistem mempunyai suatu tujuan tertentu. Alasan utamanya adalah karena sumber daya tertentu tidak bisa didatangkan ketika sumber daya tersebut dibutuhkan. Universitas Sumatera Utara Sehingga, untuk menjamin tersedianya sumber daya tersebut perlu adanya persediaan yang siap digunakan ketika dibutuhkan. Adanya persediaan menimbulkan konsekuensi berupa resiko-resiko tertentu yang harus ditanggung perusahaan akibat adanya persediaan tersebut. Persediaan yang disimpan perusahaan bisa saja rusak sebelum digunakan. Selain itu perusahaan juga harus menanggung biaya-biaya yang timbul akibat adanya persediaan tersebut.

3.3.3. Solusi dengan Metode Hadley-Within

Untuk mendapatkan nilai q dan r dapat diperoleh dengan cara berikut: a. Hitung nilai q o1 awal sama dengan nilai q ow dengan menggunakan formula wilson q o1 = q ow = � 2AD h b. Berdasarkan nilai q o1 yang diperoleh akan dapat dicari besarnya kemungkinan kekurangan inventori � dan selanjutnya akan dapat dihitung nilai r 1 dengan menggunakan persamaan berikut � = hq o1 cuD - Z � dapat dicari dari Tabel A � = ∫ � xdx ∞ r1 - r 1 = D L + Z � � √ L c. Dengan diketahui r 1 yang diperoleh akan dapat dihitung nilai q o2 dengan rumus sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara q o2 = � 2D A+ π ∫ � x-r 1 � f xdx ∞ r1 h Dimana: � = hq o2 cuD Nilai f Z � dan � Z � dapat dicari dari Tabel B d. Hitung kembali � = hq o2 cuD dan nilai r 2 dengan menggunakan: ∫ � xdx ∞ r1 - r 2 = D L + Z � � √ L e. Bandingkan nilai r 1 dan r 2 ; jika harga r 2 relatif sama dengan r 1 iterasi selesai dan akan diperoleh r 1 = r 2 dan q o = q o2 . Jika tidak kembali ke langkah c dengan menggunakan nilai r 1 = r 2 dan q o = q o2 .

3.4. Sistem Pendukung Keputusan