bermakna terhadap penggunaan energi. Peningkatan aktivitas pada anak obesitas dapat menurunkan nafsu makan dan meningkatkan laju metabolisme. Latihan
aerobik teratur yang dikombinasikan dengan pengurangan energi akan menghasilkan penurunan berat badan yang lebih besar dibandingkan hanya diet
saja. Aktivitas sehari-hari dioptimalkan, misalnya berjalan kaki atau bersepeda ke sekolah, menempati kamar tingkat agar naik turun tangga, mengurangi lama
menonton televisi atau bermain games komputer, menganjurkan bermain di luar rumah. Dianjurkan melakukan aktivitas fisik sedang selama 20-30 menit setiap
hari Sjahrif dkk., 2011. Anak di bawah usia 2 tahun tidak dianjurkan diet, akan tetapi pada anak
dengan usia di atas 2 tahun dengan adanya komplikasi penurunan berat badan secara berkala direkomendasikan. Penurunan berat badan pada 20 anak dengan
obesitas dapat dicapai dengan hanya melakukan restriksi beberapa makanan tertentu seperti soda, jus, dan kelebihan susu dari dietnya. Peran keluarga sangat
besar dalam mengubah pola makan yang sehat, sebaiknya makanan dengan nilai kalori tinggi dihindarkan seperti es krim, makanan gorengan, chips, dll, bahkan
dengan hanya mengurangi asupan makanan sebanyak 100 kkal perhari dapat mengurangi berat badan sekitar 5 kg pertahunnya Batubara dkk., 2010.
2.2. Makanan Cepat Saji Fast Food
Makanan cepat saji fast food mulai dikenal sejak abad ke 19 di Amerika Serikat, saat era industri mulai tumbuh dimana terjadi perubahan budaya dari budaya
agraris yang longgar dalam penggunaan waktu, menuju budaya industri yang ketat dalam soal penggunaan waktu. Sebagai solusi untuk dapat mengefisenkan waktu
mereka, muncullah makanan cepat saji fast food Sari, dkk., 2008. Kemudahan memperoleh makanan cepat saji fast food, peningkatan jam
kerja orang tua, dan kegiatan anak sekolah yang berlebihan membuat makanan cepat saji fast food menjadi makanan pokok sebagian besar keluarga di Amerika.
Satu per tiga anak di Amerika memakan makanan cepat saji fast food setiap hari. Satu porsi cemilan dapat mengandung 2000 kkal, 84g lemak, dan hanya 12g fiber.
Universitas Sumatera Utara
Pola hidup tersebut tentunya meningkatkan risiko overweight dan obesitas Kliegman dkk., 2007.
2.2.1. Definisi Makanan Cepat Saji Fast Food Menurut Sulistijani 2002 dalam Tarigan 2011, makanan cepat saji fast food
didefinisikan sebagai makanan yang tersedia dalam waktu cepat dan siap untuk dikonsumsi, seperti ayam goreng kentucky, pizza, spaghetti, dan lain-lain.
2.2.2. Jenis Makanan Cepat Saji Fast Food Berikut ini beberapa makanan siap saji fast food yang paling populer di seluruh
dunia yang berasal dari beberapa negara, diantaranya adalah sebagai berikut: Sihaloho, 2012
1. Hamburger Hamburger
atau seringkali disebut dengan burger adalah sejenis makanan berupa roti berbentuk bundar yang diiris dua dan ditengahnya
diisi dengan patty yang biasanya diambil dari daging, kemudian sayur- sayuran berupa selada, tomat dan bawang bombay. Hamburger berasal
dari negara Jerman. Saus diberi berbagai jenis saus seperti mayones, saus tomat dan sambal. Beberapa varian burger juga dilengkapi dengan keju,
asinan, serta bahan pelengkap lain seperti sosis. 2. Pizza
Pizza adalah adonan roti yang umumnya berisi tomat, keju, saus dan bahan lain sesuai selera. Pizza pertama kali populer di negara Italia.
3. Kentang goreng French fries Kentang goreng adalah hidangan yang dibuat dari potongan - potongan
kentang yang digoreng dalam minyak goreng panas. Kentan goreng berasal dari negara Belgia. Kentang goreng bisa dimakan begitu saja
sebagai makanan ringan, atau sebagai makanan pelengkap hidangan utama. Kentang goreng memiliki kandungan glukosa dan lemak yang
cukup tinggi.
Universitas Sumatera Utara
4. Ayam goreng Kentucky Ayam goreng kentucky pada umumnya jenis makanan siap saji fast food
yang umum dijual di restoran makanan siap saji. Ayam goreng kentucky umumnya memiliki protein, kolesterol dan lemak.
5. Spaghetti Spaghetti
berasal dari Italia, namun sudah popular di Indonesia. Spaghetti adalah mie Italia yang berbentuk panjang seperti lidi, yang umumnya di
masak 9-12 menit di dalam air mendidih dengan tambahan daging diatasnya.
6. Hot Dog
Hot dog merupakan makanan siap saji berupa sosis yang diselipkan dalam
roti. Mustard, saus tomat, bawang dan mayones dapat melengkapi isiannya.
Yang tergolong dalam makanan cepat saji modern antara lain hamburger, ayam goreng kentucky, pizza, spagehetti, chicken nugget. kentang goreng french
fries , donat dan makanan cepat saji yang tradisional adalah mie instant, bakso,
mie ayam, gorengan, dan siomay Tarigan, 2011.
2.2.3. Kandungan Gizi Makanan Cepat Saji Fast Food Menurut penelitian Mulyani 2005 dalam Tarigan 2011, kandungan nilai gizi
dari beberapa jenis makanan cepat saji fast food yang saat ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena pengaruh tren globalisasi:
1. Komposisi gizi Pizza 100 g Kalori 483 KKal, Lemak 48 g, Kolesterol 52 g, Karbohidrat 3 g,
Gula 3 g, Protein 3 g. 2. Komposisi gizi Hamburger 100 g
Kalori 267 KKal, Lemak 10 g, Kolesterol 29 mg, Protein 11 g, Karbohidrat 33 g, Serat kasar 3 g, Gula 7 g.
3. Komposisi gizi Donat I bh = 70 g Kalori 210 Kkal, Lemak 8 g, Karbohidrat 32 g, Serat kasar 1 g,
Protein 3 g, Gula 11 g, Sodium 260 mg.
Universitas Sumatera Utara
4. Komposisi gizi ayam goreng Kentucky 100 g Kalori 298 KKal, Lemak 16,8 g, Protein 34,2 g, Karbohidrat 0,1 g.
5. Siomay 170 gr 162 kalori 6. Mie bakso sepiring 400 kalori
7. Chicken nugget 6 potong: 250 kalori Protein 15,5, Lemak 9,7, Karbohidrat 66,7
8. Mie Instant 1 bungkus 330 Kalori 9. Kentang goreng mengandung 220 kalori
2.2.4. Dampak Makanan Cepat Saji Fast Food Terhadap Kesehatan Bahaya makanan cepat saji fast food yang telah dijabarkan oleh peneliti ilmiah
dari beberapa ilmiah pakar serta pemerhati nutrisi adalah sodium Na. Untuk ukuran orang dewasa, sodium yang aman jumlahnya tidak boleh lebih dari 3300
mg. Inilah sama dengan 1 35 sendok teh. Sodium yang banyak terdapat dalam makanan cepat saji fast food dapat meningkatkan aliran dan tekanan darah
sehingga bisa membuat tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi juga akan berpengaruh munculnya gangguan ginjal, penyakit jantung dan stroke. Lemak
jenuh yang juga banyak terdapat dalam makanan cepat saji fast food yang berbahaya bagi tubuh karena zat tersebut merangsang organ hati untuk
memproduksi banyak kolesterol. Kolesterol sendiri didapat dengan dua cara, yaitu oleh tubuh itu sendiri dan ada juga yang berasal dari produk hewani yang kita
makan dan dimasak terlalu lama. Kolesterol banyak terdapat dalam daging, telur, ayam, ikan, mentega, susu dan keju. Bila jumlahnya banyak, kolesterol dapat
menutup saluran darah dan oksigen yang seharusnya mengalir ke seluruh tubuh. Tingginya jumlah lemak jenuh dalam makanan cepat saji fast food akan
menimbulkan kanker, terutama kanker usus dan kanker payudara Septiyani, 2011.
Universitas Sumatera Utara
2.2.5. Upaya Mengurangi Dampak Makanan Cepat Saji Fast Food Menurut Lubis 2009 dalam Tarigan 2011, ada beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk meminimalisasi dampak dari makanan cepat saji fast food, yaitu:
1. Bukan larangan yang menakutkan atau suatu keharusan menghindari makanan cepat saji fast food. Walaupun hidangan yang akan
dinikmati umumnya mengandung garam dan lemak tinggi, sebenarnya jenis makanan cepat saji fast food beresiko yang identik dengan ayam
goreng Kentucky juga memliki kandungan protein yang cukup tinggi. Bila harus 1 atau 2 kali dalam sebulan atau 1 kali dalam seminggu
hendak menikmati makanan ayam goreng Kentucky cukup aman dilakukan. Tetapi, apabila frekuensi menikmati makanan ini dilakukan
lebih sering lagi, maka sebaiknya ketika menyantap sajian ini hendaknya disertai dengan mengonsumsi sayuran dan buah-buahan.
2. Anjuran yang paling cocok bagi penggemar makanan cepat saji fast food
adalah mengimbangi konsumsi makanan tinggi lemak protein dengan makanan tinggi serat seperti sayuran, baik yang disajikan
dalam bentuk mentah misalnya lalapan atau dalam bentuk olahan seperti sop atau salad dari berbagai sayuran dan buah-buahan.
3. Dianjurkan meminum air putih 8-10 gelas per hari untuk mengimbangi minuman bersoda tinggi. Disamping itu, untuk mengurangi risiko
makanan cepat saji fast food yang mengandung tinggi lemak dan tinggi kadar garamnya agar mengurangi porsi makanan atau memilih
makanan dalam porsi kecil. Kemudian, membagi porsi itu dengan rekan atau teman. Dan jangan lupa untuk berolahraga secara disiplin
dan teratur. Bagi pecinta makanan cepat saji fast food hendaknya memulai sarapan
pagi dengan menu sehat seperti jus buah, susu rendah lemak atau sereal tinggi serat, dan jangan lupa mengonsumsi sayuran. Asupan makanan yang mengandung
tinggi serat sangat bermanfaat dan dapat membantu memperlambat rasa lapar,
Universitas Sumatera Utara
sehingga akan menekan keinginan untuk mengonsumsi makanan berlemak atau paling tidak hasrat untuk menikmati akan tertunda.
2.3. Hubungan Makanan Cepat Saji Fast Food terhadap Obesitas