Gambaran Kebiasaan Konsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food), Aktivitas Fisik dan Status Gizi Pada Remaja SMA Negeri 1 Padangsidimpuan Chapter III VI

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1

Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei bersifat deskriptif dengan

menggunakan desain potong silang(cross sectional), yaitu untuk mengetahui
gambaran kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji, aktivitas fisik dan status
gizinya.
3.2

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Padangsidimpuan di jalan di

jalan Merdeka No.188

di Kota Padangsidimpuan. Alasan pemilihan lokasi

penelitian berdasarkan survei pendahuluan dari 10 remaja terdapat 1 remaja
obesitas dan 5 gemuk, serta remaja mempunyai kebiaasan mengkonsumsi

makanan cepat saji.
Penelitian ini direncanakan akan dilakukan pada bulan September 2016 sampai
dengan selesai.
3.3

Populasi dan Sampel

3.3.1

Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah para remaja yang bersekolah di

SMAN 1 Padangsidimpuan sejumlah 658 orang.
3.3.2

Sampel
Besar sampel penelitian akan dihitung dengan menggunakan rumus

Slovin:
=


N
1 + N(d)2

Universitas Sumatera Utara

n = Besar sampel
N = Jumlah populasi (658orang)
d = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat
ditolerir, kemudian di kuadratkan. Dengan tingkat kepercayaan 90%
=

658
1 + 658(0,1)2
=

658
7,58

= 86,807 ≈ 87


Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak 87 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan
metode teknikstratified random sampling, karena populasi terdiri dari tingkatan
(Budiarto,2001).
Tabel 3.1 Pembagian Proporsi Sampel
Satuan
Jumlah Populasi
Kelas X
240

Jumlah Sampel Tiap Kelas
240
87 = 31,73 ≈ 32
658
240
Kelas XI
240
87 = 31,73 ≈ 32
658

178
Kelas XII
178
87 = 23,53 ≈ 23
658
Setelah itu sampel diambil dari setiap strata dan tidak harus diambil dari tiap
kelas.
3.4

Metode Pengumpulan Data

3.4.1

Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah :
1. Data karakteristik siswa (nama, tanggal lahir, umur, jenis kelamin) diperoleh
melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner.

Universitas Sumatera Utara


2. Kebiasaan konsumsi makanan cepat saji diperoleh dari hasil wawancara
dengan menggunakan formulir recall dan formulir frekuensi makanan (food
frequency).
3. Aktivitas fisik diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan formulir
recall aktivitas fisik.
4. Data status gizi diperoleh dengan pengukuran tinggi badan (TB) kepada
responden dengan menggunakan microtoise dengan ketelitian 0,1 sedangkan
berat badan (BB) menggunakan timbangan berat badan.Kemudian dihitung
indeks massa tubuh menurut umur

dengan menggunakan software WHO

AnthroPlus.
3.4.2

Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh mengenai gambaran sekolah

SMA


Negeri

1

Padangsidimpuan,

jumlah

siswa/i

SMA

Negeri

1

Padangsidimpuan, dan data lain yang dianggap mendukung.
3.5


Variabel dan Defenisi Operasional

3.5.1

Variabel
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel

dependen. Variabel independen adalah konsumsi makanan cepat saji dan aktivitas
fisik, sedangkan variabel dependen adalah status gizi.

Universitas Sumatera Utara

3.5.2
1.

Defenisi Operasional

Makanan cepat saji adalah makanan yang tersedia dalam waktu cepat, praktis
dan siap disantap.


2.

Kebiasaankonsumsi makanancepat saji adalah informasi yang memberikan
gambaran mengenai frekuensi dan jumlah konsumsi makanan cepat saji.
a. Frekuensi konsumsi makanan cepat saji adalah keseringan mengonsumsi
makanan cepat saji misalnya setiap hari, minggu dan bulan.
b. Jumlah konsumsimakanan cepat saji adalah banyaknya sumbangan
energi, karbohidrat, lemak, dan protein yang berasal dari makanan cepat
saji terhadap rata-rata konsumsi per hari. .

3. Aktivitas fisik adalah semua kegiatan yang dilakukan remaja dalam waktu 24
jam.
4. Status gizi adalah gambaran keadaan tubuh remaja yang dilihat dari nilai
IMT/U yang dihitung menggunakan software WHO AnthroPlus.
5.

Remaja adalah individu yang berumur 15-18 tahun bersekolah di SMA
Negeri 1 Padangsidimpuan.

3.6 Metode Pengukuran

3.6.1

Kebiasaan Makanan Cepat Saji
Kebiasaan Makanan cepat saji yang terdiri dari aspek

jumlah dan

frekuensi makan cepat saji dapat diukur metode Food Recall 24 jam , dan
FormulirFood Frequency.
a. Recall 24 Jam
-

Susunan makanan dan jumlah makanan di peroleh dari hasil wawancara
recall 24 jam

Universitas Sumatera Utara

-

Dilakukan 2 kali dan harinya tidak berturut-turut


-

Jumlah makanan yang dikonsumsi dikonversikan menjadi zat gizi (energi,
karbohitrat, protein dan lemak) dari URT kedalam berat (gram)
menggunakan software nutrisurvey

-

Kemudian dihitung dan membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi
yang

dianjurkan

(DKGA)

atau

Angka


Kecukupan

Gizi(AKG)

mengunakan rumus :
Tingkat Konsumsi Energi

=

Tingkat Konsumsi Karbohidrat

=

Tingkat Konsumsi Protein

=

Tingkat Konsumsi Lemak

=

konsumsi zat gizi (Energi )

Angka kecukupan gizi (AKG )

x 100%

konsumsi zat gizi (Karbohidrat )
Angka kecukupan gizi (AKG )
konsumsi zat gizi (Protein )

Angka kecukupan gizi (AKG )

x 100%

x 100%

konsumsi zat gizi (Lemak )
Angka kecukupan gizi (AKG )

x 100%

Angka kecukupan gizi perorang per hari umur 15-18 tahun adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan per hari Berdasarkan
Umur dan Jenis Kelamin
Umur
AKG energi
Karbohidrat
Protein
Lemak
(Kkal)
2475
72
83
13-15 thn (Pria)
340
2675
66
89
16-18 thn
368
2125
69
71
13-15 thn(wanita)
292
2125
59
71
16-18thn
292
Sumber : Permenkes RI Nomor 75 tahun 2013

Setelah kecukupan gizi yang dikonsumsi diperoleh dalam bentuk persen, hasil
persen tersebut dikatagorikan atas (WNPG dalam Hardiansyah, 2004) :
- Kurang

: 110%

Untuk menghitung sumbangan energi, karbohidrat, protein, lemak dari makanan
cepat saji terhadap konsumsi

energi, karbohidrat, protein, lemak per hari

digunakan rumus :
Sumbangan Konsumsi Energi

=

Sumbangan Konsumsi Karbohidrat =

Sumbangan Konsumsi Protein

=

Sumbangan Konsumsi Lemak

=

konsumsi energi (��



konsumsi Energi per hari

�)

x 100%



konsumsi Karbohidrat (��

konsumsi karbohidrat per hari
konsumsi Protein (��



konsumsi protein per hari
konsumsi Lemak (�� �

�)

x 100%

�)

x 100%

� )

konsumsi lemak per hari

x 100

b. Food Frequency Question.
Frekuensi konsumsi makanan cepat saji(fast food)dapat diukur dengan
menggunakan formulir

food frequency dengan kategori (Junaz, 2014 dalam

Marpaung 2015)
Tidak Pernah
Jarang : 1 – 2 sebulan
Sering : 3 – 5 kali seminggu
Selalu : 1 – 3 kali sehari
3.6.2

Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik siswa diperoleh dari hasil wawancara kuesioner aktivitas

fisik. Aktivitas fisik diukur dengan metode faktorial, yaitu merinci semua jenis
dan lamanya kegiatan yang dilakukan siswa selama 1 hari 24 jam (dalam menit)
pada lembar kuesioner, selanjutnya dicocokkan dengan Daftar Nilai Perkiraan

Universitas Sumatera Utara

Keluaran Energi pada kegiatan tertentu lalu tingkat aktivitas fisik dihitung dan
dinyatakan dalam Physical Activity Level (PAL).
PAL =

(���
24 ��

)

Keterangan :

PAL : Physical activity level (tingkat aktivitas fisik)
PAR : Physical activity ratio (jumlah energi yang dikeluarkan untuk tiap jenis
kegiatan per satuan waktu tertentu)
w : Alokasi waktu tiap aktivitas (jam)
Tabel 3.3 Kategori Aktivitas Fisik Standar Berdasarkan Nilai Physical
Activity Level (PAL).
Kategori aktivitas fisik berdasarkan nilai Physical
Nilai PAL
Activity Level (PAL).
1,40-1,69
Ringan
1,70-1,99
Sedang
2,00-2,40
Berat
Sumber : FAO, 2001

3.6.3 Status Gizi
Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U) merupakan alat atau cara
yang sederhana untuk memantau status gizi pada remaja. Status gizi remaja dapat
diukur menggunakan software WHO AnthroPlus dengan melihat Z-score Indeks
Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) kemudian disesuaikan dengan kategorinya.

Tabel 3.4 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Remaja berdasarkan
Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U)
Kategori Status Gizi
Z-Score
2SD
Obesitas
Sumber : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2010

Universitas Sumatera Utara

3.7

Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan deskriptif dan tabulasi silang. Analisis

dilakukan dengan melihat distribusi frekuensi dan persentase dari setiap variabel
independen dan dependen.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Lokasi Penelitian
SMA Negeri 1 Padangsidimpuan berada di Jalan Sudirman no. 188
Kecamatan Padangsidimpuan Utara Kota Padangsidimpuan. SMA Negeri 1
memiliki guru sebanyak 57 orang dan memiliki siswa sebanyak 658 orang serta
didukung fasilitas ruang belajar yang terdiri dari ruang kelas, perpustakaan,
laboratorium kimia, laboratorium bahasa, laboratorium komputer,laboratorium
fisika, laboratorium biologi, dan mushollah. Ruang kantor terdiri dari ruang
kepala sekolah, ruang guru, ruang tata usaha, dan ruang tamu. Ruang penunjang
terdiri dari gudang, kamar mandi/ WC guru, kamar mandi/WC siswa, ruang BK,
dan ruang UKS.Ektrakulikuler yang ada di SMA Negeri 1 Padangsidimpuan yaitu
OSIS, Pramuka, Paskibraka, futsal, basket, dan voli.
Letak SMA Negeri 1 Padangsidimpuan ini sangat strategis berada dipusat
kota dan dekat dengan pusat perbelanjaan sehingga memudahkan para remaja
untuk mengonsumsi makanan jajanan seperti makanan cepat saji diantaranya
adalah fried chicken, hamburger, pizza, spaghetti, kentang goreng, mie instant,
bakso, gado-gado, pecal, gorengan (bakwan, tahu goreng, tempe goreng, pisang
goreng), minuman bersoda, nuget dan sosis.
4.2 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah remaja yang berusia 15-19 tahun
yang bersekolah di SMA Negeri 1 Padangsidimpuan. Karakteristik responden
dalam penelitian ini meliputi umur dan jenis kelamin.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Remaja SMA Negeri 1
Padangsidimpuan Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Karakteristik
n
%
Umur
15 Tahun
26
29,9
16 Tahun
40
46,0
17 Tahun
18
20,7
18 Tahun
3
3,4
Total
87
100,0
Jenis Kelamin
48
55,2
Laki-laki
39
44,8
Perempuan
Total
87
100,0
Dari tabel 4.1, dapat dilihat hasil karakteristik responden paling banyak
pada umur 16 tahun sebanyak 40 orang (46,0%), dan 48 orang (55,2%) berjenis
kelamin laki-laki.
4.3

Kebiasaan Konsumsi Remaja

4.3.1

Frekuensi Konsumsi Makanan Cepat Saji
Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi konsumsi makanan

cepat saji dapat dilihat pada tabel berikut.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Konsumsi Makanan Cepat Saji Remaja SMA
Negeri 1 Padangsidimpuan
Nama
Makanan
1. Fried
Chicken
2. Hamburg
er
3. Pizza
4. Spaghetti
5. Kentang
Goreng
6. Mie
Instant
7. Bakso
8. Gadogado
9. Pecal
10. Gorengan
11. Minuman
Soda
12. Nugget
13. Sosis

Tidak
Pernah

Frekuensi
Jarang (1-2
Sering (3kali
5kali
sebulan)
seminggu)
n
%
n
%
46
52,9
41
47,1

Selalu (13kali
sehari)
n
%
0
0,0

n
0

%
0,0

23

26,4

36

41,4

28

32,2

0

57
48
6

65,5
55,2
6,9

30
36
51

34,5
41,4
58,6

0
3
30

0,0
3,4
34,5

39

44,8

46

52,9

2

5
45

5,7
51,7

40
42

46,0
48,3

21
0
3

24,1
0,0
3,4

64
30
45

51
50

58,6
57,5

27
32

Total
n
87

%
100,0

0,0

87

100,0

0
0
0

0,0
0,0
0,0

87
87
87

100,0
100,0
100,0

2,3

0

0,0

87

100,0

42
0

48,3
0,0

0
0

0,0
0,0

87
87

100,0
100,0

73,6
34,5
51,7

2
52
39

2,3
59,8
44,8

0
5
0

0,0
5,7
0,0

87
87
87

100,0
100,0
100,0

31,0
36,8

9
5

10,3
5,7

0
0

0,0
0,0

87
87

100,0
100,0

Berdasarkan tabel 4.2 distribusi frekuensi konsumsi makanan cepat saji
bahwa makanan cepat saji yang sering dikonsumsi (3-5 kali seminggu) adalah
gorengan (59,8%), bakso (48,3%), dan terbanyak ketiga fried chicken (47,1%).
Sedangkan makanan cepat saji yang jarang dikonsumsi (1-2 kali sebulan) adalah
pecal (73,6%).
4.3.2 Asupan Energi
Pola makan remaja dilihat berdasarkan asupan energi dikategorikan menjadi
tiga kategori yaitu lebih (>110% AKG), baik (80-110% AKG), dan kurang (110% AKG), baik (80-110% AKG), dan kurang (110% AKG), baik (80-110% AKG), dan kurang (110% AKG), baik (80-110% AKG), dan kurang
(