Tabel 4.8 Wilks Lambda
Test of Functions
Wilks Lambda Chi-square
df Sig.
1 through 3 .324
58.586 12
.000 2 through 3
.921 4.295
6 .637
3 .973
1.437 2
.487
Jumlah fungsi diskriminan yang akan dihitung adalah g-1 jumlah grup pada variabel dependen minus 1. Oleh karena kita punya empat group pada variabel
dependen maka jumlah fungsi diskriminan ada tiga 4 – 1. Fungsi diskriminan dengan empat variabel independen X1, X2, X3, dan X4 ternyata signifikan hanya
untuk Fungsi Diskriminan 1, seperti yang terlihat dari nilai Chi-Square. Nilai eigenvalue menunjukkan berapa besar variasi pada variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh setiap fungsi diskriminan. Ternyata fungsi diskriminan 1 mampu menjelaskan 95,6 variasi sedangkan fungsi diskriminan 2 hanya mampu
menjelaskan variasi 2,9 dan fungsi diskriminan 3 hanya mampu menjelaskan variasi sebesar 1,5.
4.2.4 Pembentukan Fungsi Linier
Tabel 4.9 Standardized Canonical Discriminant Function
Coefficients
Function 1
2 3
NWC TO TA .713
.765 .333
Universitas Sumatera Utara
RE TO TA .551
-.342 .800
EQ TO TL 1.013
.000 -.581
S TO TA 1.001
-.325 -.451
Sumber: Data diolah SPSS, 2014
Tabel 4.10 Canonical Discriminant Function Coefficients
Function 1
2 3
NWC TO TA 5.003
5.370 2.336
RE TO TA 1.044
-.649 1.515
EQ TO TL .556
.000 -.319
S TO TA .824
-.267 -.372
Constant -3.006
.046 -.111
Unstandardized coefficients
Sumber: Data diolah SPSS, 2014 Standarlized koefisien fungsi diskriminan menunjukkan kontribusi parsial dari
setiap variabel terhadap fungsi diskriminan. Sedangkan struktur matrik menunjukkan korelasi sederhana antara variabel dengan fungsi diskriminan. Jadi struktur koefisien
pada struktur matrik digunakan untuk menetukan label arti atau makna pada fungsi diskriminan, sedangkan standarlized koefisien fungsi diskriminan digunakan untuk
menilai unique kontribusi dari setiap variabel independen terhadap fungsi diskriminan. Berdasarkan tabel 4.10, maka dapat dituliskan fungsi diskriminan
sebagai berikut:
Fungsi 1 Z1= -3,006 + 5,003 X1 + 1,044 X2 + 0,824 X3 + 0,556 X4 Fungsi 2 Z2= 0,046 + 5,370 X1 – 0,649 X2 – 0,267 X3 + 0,000 X4
Universitas Sumatera Utara
Fungsi 3 Z3= -0,111 + 2,336 X1 + 1,515 X2 – 0,372 X3 + 0,319 X4
Fungsi diskriminan yang digunakan adalah fungsi diskriminan 1 yaitu Z= - 3,006 + 5,003 X1 + 1,044 X2 + 0,824 X3 + 0,556 X4 karena fungsi diskriminan 1
mampu menjelaskan 95,6 variasi.
4.2.5 Hit Ratio
Pada lampiran akan diperlihatkan tabel Casewise Statistics, pada tabel ini akan terlihat jumlah preiksi aktual dan kesalahan prediksi dari setiap group. Group 1
yang merupakan group perusahaan sehat, dari 22 data terjadi kesalahan prediksi sebesar 10, sehingga fungsi diskriminan dapat mengelompokkan kasus dengan benar
sebesar 54,54 1222. Pada group 2 yang merupakan klasifikasi untuk kategori perusahaan rawan bangkrut, terjadi kesalahan analisis sebanyak 2 data dari 15 data.
Fungsi diskriminan dapat mengelompokkan kasus group 2 dengan benar sebesar 86,66 1315. Group 3 adalah group untuk kategori perusahaan kurang sehat,
dimana terjadi kesalahan 4 data dari 6 data yang ada. Fungsi diskriminan dapat mengelompokkan kasus group 3 dengan benar sebesar 33,33 26. Group 4 adalah
perusahaan dengan kategori bangkrut, dimana terlihat pada group ini, perusahaan yang terdeksi bangkrut sebanyak 11 data dan tidak terjadi kesalahan pada klasifikasi.
Fungsi diskriminan dapat mengelompokkan kasus group 4 dengan benar sebesar 100 1111.
��� ����� = 54,54 + 86,66 + 33,33 + 100
4 = 68,63
Universitas Sumatera Utara
Hit ratio menunjukkan seberapa baik fungsi diskriminan dalam memprediksi kebangkrutan. Dari hasil tersbut terihat bahwa fungsi diskriminan dapat
mengkelompokan kasus dengan keakuratan 68,63.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan