muncul apabila tidak terjadi beberapa kejadian tertentu. Langkah 2
Permasalahan atau isu hukum tersebut diatur oleh suatu aturan hukum RULES yang berlaku. Secara mekanis,
permasalahan atau isu hukum menentukan aturan hukum manakah yang akan diterapkan terhadapnya
Langkah 3 Bandingkan antara fakta-fakta hukum dengan aturan hukum yang berlaku, untuk membentuk sebuah analisis
ANALYSIS. Apakah fakta-fakta hukum yang terungkap memenuhi unsur-unsur dari aturan hukum dimaksud ?
Segitiga IRAC pada dasarnya merupakan diagram alur sederhana yang menunjukkan bagaimana fakta-fakta hukum dapat diolah menjadi sebuah
kesimpulan conslusion Varia Peradilan No. 270, 2008 : 12-15
2. Kerangka Pemikiran
Sebagai gambaran kerangka berpikir dalam tulisan ini berangkat dari suatu pemahanan bahwa Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
dalam pasal 78 ayat 15 menyebutkan “ Semua hasil hutan dari hasil kejahatan dan pelanggaran dan atau alat-alat termasuk alat angkutnya yang dipergunakan
untuk melakukan kejahatan dan atau pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini dirampas untuk Negara”. Dengan demikian bila terdakwa terbukti
bersalah maka konsekwensinya adalah semua hasil hutan dari hasil kejahatan dan pelanggaran dan atau alat-alat termasuk alat angkutnya yang dipergunakan
dirampas untuk Negara bersifat imperative. Namun dalam penerapannya terdapat perbedaan penafsiran oleh hakim, ada yang menerapkan pasal tersebut,
dan ada pula yang menyimpangi Pasal tersebut mengembalikan barang bukti alat angkut kepada pemiliknya yang berhak. Dalam penelitian ini akan diteliti
mengapa terjadi perbedaan penafsiran terhadap penerapan pasal tersebut oleh hakim, serta meneliti alasan-alasan apa yang mendasari hakim menyimpangi
ketentuan tersebut .
Untuk memudahkan uraian tersebut berikut disajikan alur kerangka berpikir tentang penentuan status barang bukti alat-alat atau alat angkut dalam
tindak pidana illegal loging dalam sebuah skema sebagai berikut Perkara illegal loging terbukti
sebagai tindak pidana, Terdakwa dijatuhi hukuman
Barang bukti alat-alat atau alat angkut dirampas untuk
negara sesuai ketentuan Pasal 78
ayat 15 UU No.411999 Barang bukti alat-alat atau
alat angkut dikebakikan kepada pemiliknya
menyimpangi ketentuan Pasal 78 ayat 15 UU
No.411999
- Putusan PN Bengkalis
- Putusan PN Tanjung
No. 04 Pid.B 2006 PN.Tnj
- Putusan PN Boyolali - Putusan PN
Tanjung39Pid.B2005 PN.Tjg
- Putusan PN Muaro - Putusan PN Limboto
- Putusan PN Bojonegoro - Putusan PN Ngawi
Dasar Pertimbagan hakim mengembalikan alat-alat
atau alat angkut Penyebab perbedaan Hakim
dalam menerapkan Pasal 78 ayat 15 Undang-undang
Kehutanan
BAB III METODE PENELITIAN