57
3. Rencana Target Program Kegiatan Prioritas
A. Tahunan
Pembangunan Sistem Informasi dan Managemen Pertanahan
a. Penyusunan Basis Data tanah - tanah aset negara Pemerintah
Pemerintah Kota Surakarta b.
Penyiapkan aplikasi data tekstual dan spasial dalam pelayanan pendaftaran tanah dan penyusunan Basis Data Penguasaan dan pemilikan
tanah. c.
Pemetaan Kadastral dalam rangka inventarisasi dan registrasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah dengan
menggunakan teknologi citra satelit dan teknologi informasi untuk menunjang kebijakan pelaksanaan Landreform dan pemberian hak atas
tanah. d.
Pembangunan dan Pengembangan pengelolaan penggunaan dan pemanfaatan tanah melalui sistem informasi geografi.
Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
pokok Agraria Pasal 2 dan 19; b.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;
c. Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 Pasal 1b tentang
Pembangunan Sistem Informasi dan Managemen Pertanahan; d.
Peraturan Menteri Negara Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tetang Ketentuan Pelaksanaan PP 241997;
e. Instruksi Menteri Negara Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 3 Tahun 1998 tentang Peningkatan Efisiensi dan Kualitas Pelayanan Masyarakat Di Bidang Pertanahan;
f. Surat Edaran Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 121 - 2976
Tanggal 8 Desember 2004 tentang SPOPP;
58 g.
Surat Edaran Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Jawa Tengah No. 09044332005 Tanggal 7 Januari 2005
tentang Pelayanan Sistem Komputerisasi dengan Sistem Jaringan;
Pembangunan Sistem Komputerisasi Lokal Kantor Pertanahan
Land Office Local Application atau Komputerisasi lokal Kantor Pertanahan dapat digambarkan sebagai suatu Kantor Pertanahan yang
memanfaatkan dan mendayagunakan perangkat keras komputer dan perangkat lunak aplikasi sytem komputerisasi pertanahan untuk menbantu
para pelaksana dan eksekutif dalam melaksanakan tugas dan fungsi Kantor Pertanahan secara efektif, effisien dan terkendali, khususnya untuk kegiatan
pelayanan bidang pendaftarana tanah. Penggembangan suatu Kantor Pertanahan non komputer menjadi
kantor pertanahan berbasis komputerisasi yang efektif, effisien dan terkendali membutuhkan beberapa hal pokok, yaitu adanya perangkat keras,
perangkat lunak dan Sumber Daya Manusia SDM, Apabila suatu Kantor Pertanahan mempunyai perangkat keras, perangkat lunak yang baik tetapi
jika tidak ada Sumber Daya Manusia yang handal dan berdedikasi, maka Kantor Pertanahan tersebut tidak akan mempunyai arti apa-apa. Karena
untuk mewujudkan Kantor Pertanahan yang komputerais diperlukan adanya sumber daya manusia yang handal dan berdedikasi tinggi. Sehingga
pelatihan merupakan syarat mutlak untuk bisa menjalakan aplikasi komputerisasi Kantor Pertanahan sesuai dengan Standar Prosedur Operasi
Pengaturan dan Pelayanan SPOPP dan selalu uptudate.
Pembuatan Peta Tematik Tahun 2007
a. Peta Penyebaran Kawasan Konflik;
b. Peta Potensi Nilai Tanah;
c. Peta Penyebaran Hak Pakai dan permasalahannya;
d. Peta Penyebaran Kawasan Kumuh;
59 e.
Peta Penyebaran Pejabat Pembuat Akta Tanah dilihat dalam tabel 8-9 dan lampiran ;
Penyelesaian Konflik Pertanahan
Konflik Pertanahan yang sudah diselesaikan sampai akhir tahun 2006 a.
Konflik antara Satu Orang Pemegang Sertipikat dengan 52 kepala keluarga magersari di Kelurahan Kedunglumbu Kecamatan Pasar
Kliwon, menggunakan jasa Bank Pasar, konflik sejak tahun 1970; b.
Konflik antara satu orang pemegang sertipikat dengan 18 kepala keluarga Magersari di Kelurahan Gandekan Kecamatan Pasarkliwon,
menggunakan jasa Bank Perkreditan Rakyat, konflik sejak tahun 1940; c.
Konflik antara Yayasan Batik Pemegang Sertipikat dengan 35 kepala keluarga Okupusan di Kelurahan Pucangsawit Kecamatan Jebres,
menggunakan jasa Bank Rakyat Indonesia, konflik sejak tahun 1980; d.
Konflik antara Pemkot dengan 66 kepala keluarga di Kelurahan Semanggi Kecamatan Pasar Kliwon, konflik sejak th 1997;
e. Konflik antara Badan Pertanahan Nasional dengan Bank Pemerintah
Daerah dan Pemerintah Kota, Konflik sejak tahun 1979; f.
Konflik antara 16 kepala keluarga pemegang sertipikat dengan 54 kepala keluarga Okupusan di Kragilan RT 08RW 24 Kelurahan Kadipiro
Kecamatan Banjarsari. Menggunakan jasa Bank Pasar, Konflik sejak th 1997.
g. Konflik antara 140 kepala keluarga dengan Kraton dan Pemerintah Kota
di Kelurahan Kratonan, konflik sejak tahun 1960; Konflik Pertanahan yang sudah diselesaikan sampai akhir tahun 2007
a. Konflik antara Satu Orang Pemegang Sertipikat dengan 16 kepala
keluarga magersari di Kelurahan Sriwedari Kecamatan Laweyan, konflik sejak tahun 1960;
b. Konflik antara Pemerintah Kota dengan 31 kepala keluarga di Kelurahan
Manahan Kecamatan Banjarsari, konflik sejak tahun 1980;
60 c.
Konflik antara 121 kepala keluarga dengan Dinas Pekerjaan Umum Pengairan di Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari, konflik sejak
tahun 1980;
Model Reforma Agraria Perkotaan
Difinisi terselenggaranya
Asset Reform
AS dan
Access Reform
AC
secara
bersama RA = AS + AC
Tujuan Reforma Agraria Perkotaan a.
Mengurangi menyelesaikan sengketa konflik; b.
Perbaikan akses rakyat atas tanah; c.
Keadilan dalam P4T dan kepastian hukum; d.
Berkurangnya kemiskinan; e.
Terciptanya lapangan kerja; f.
Meningkatkan kualitas lingkungan; g.
Terciptanya ketahanan pangan rumah tangga Misi Reforma Agraria Mengembangkan dan menyelenggarakan politik dan
kebijaksanaan pertanahan, untuk : a.
Peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan
pendapatan serta pemantapan ketahanan pangan; b.
Peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah P4T ; c.
Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan di seluruh
tanah air dan penataan perangkat hukum dan sistem pengelolaan pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa, konflik dan perkara
dikemudian hari;
61 d.
Keberkelanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi yang
akan datang terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan masyarakat; e.
Menguatkan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa, semangat, prinsip dan aturan yang tertuang dalam UUPA dan aspirasi rakyat secara luas;
Dasar hukum a.
Undang Undang Dasar tahun 1945, Pasal 33; b.
UUPA No 5 th.1960, tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria; c.
TAP MPR RI No : IX MPR 2001 tentang Pembaharuan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam;
d. Keputusan MPR-RI No. 5MPR2003;
e. Sebelas Agenda BPN-RI;
f. Pidato politik Presiden RI tanggal 31 Januari 2007.
6. Pembuatan Website