140 pelayanan, terutama aparat birokrasi yang secara langsung berhadapan
dengan masyarakat pengguna jasa. Respon warga masyarakat terhadap aparat birokrasi seringkali membuat aparat birokrasi menjadi serba salah
dalam bertindak. Bahkan tidak sedikit aparat birokrasi merasa ketakutan dengan perlakuan warga masyarakat yang dianggap terlalu berlebihan.
Seorang aparat dari kantor Pertanahan merasakan bahwa protes yang dilakukan masyarakat seringkali meyakitkan hati, seperti yang
dituturkannya berikut ini. “
Sebenarnya aparat itu telah berniat baik dalam memberikan pelayanan, tetapi masyarakat salah menerimanya dan menganggap bahwa aparat
akan menyakiti mereka. Sebaliknya, sebenarnya aparatlah yang menjadi persakitan dan tempat menampung keluhan masyarakat. Yang menjadi
masalah adalah tidak adanya titik temu antara kami aparat ini dengan masyarakat dalam menyikapi reformasi pelayanan” FOKP. 2008
Berdasarkan pembahasan di atas hambatan-hambatan yang paling utama adalah :
1. Undang-Undang dan Peraturannya
2. Sumber Daya Manusia
3. Sarana dan Prasarana
4. Opini Publik Masyarakat.
5. Budaya Hukum
3. S o l u s i
Tahap pengorganisasian ini lebih mengarah pada proses kegiatan pengaturan dan penetapan siapa yang menjadi pelaksana kebijakan penentuan
lembaga organisasi mana yang akan melaksanakan, siapa pelakunya; penetapan anggaran berapa besarnya anggaran yang diperlukan, darimana
sumbernya, bagaimana dan mempertanggungjawabkan; penetapan prasarana dan sarana apa yang diperlukan untuk melaksanakan kebijakan, penetapan tata
141 kerja juklak dan juknis; dan penetapan manajemen pelaksanaan kebijakan
termasuk penetapan pola kepemimpinan dan koordinasi pelaksana kebijakan. a.
Pelaksana Kebijakan
Policy Implementor
b. Standar Prosedur Operasi
Standar Operating Procedure
c. Sumber Daya Keuangan dan Peralatan
d. Penetapan Manajemen Pelaksanaan Kebijakan
e. Penetapan Jadwal Kegiatan
f. Tahap Aplikasi Applicatioan seperti telah dijelaskan dalam bab II angka 4
Solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut adalah perlunya suatu kebijaksanaan yang menghasilkan kebijakan publik, sumber daya
resources
manusia merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kebijakan . Ewar III 1980, 53
menegaskan bahwa “
Probably the most essential resources in implementing policy is staff’.
Sumber daya manusia
staff
, harus cukup jumlah dan cakap
keahlian. Edward III 1980, 10-11 pada bagian sebelumnya menegaskan bahwa ”
No matter how clear and consistent implementation orders are and no matter how clear and consistent implementation order are and no matter
accurately they are transmitted, if the personal responsible for carrying out policies lac the resources to do an effective’
Jika demikian, efektivitas pelaksanaan kebijakan sangat tergantung kepada sumber daya manusia
aparatur yang bertanggungjawab melaksanakan kebijakan.
Kebijaksanaan
policy
tidak ada pendapat yang tunggal, tetapi menurut konsep demokrasi modern kebijaksanaan negara tidaklah hanya berisi cetusan
pemikiran atau pendapat para pejabat yang mewakili rakyat, tetapi opini publik juga mempunyai porsi yang sama besarnya untuk diisikan dalam kebijaksanaan-
kebijaksanaan negara. Seperti kebijaksanaan negara harus selalu berorientasi pada kepentingan publik. Kebanyakan warga negara menaruh harapan banyak
agar mereka selalu memberikan pelayanan sebaik-baiknya, sebagai abdi
142 masyarakat yang selalu memperhatikan kepentingan publik dengan semangat
“kepublikan”
the spirit of publicnes
.
Solusi yang harus dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan dari pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 tahun
2005 tentang Standar Prosedur Operasional Pelayanan Pertanahan SPOPP adalah :
a. Mewujudkan
Good Governance
b. Memenuhi azas pemenuhan hak-hak sipil
c. Mengurangi keluhan dan pengaduan masyarakat
d. Penerapan fungsi kontrol terhadap kinerja kantor
e. Meningkatkan kepercayaan masyarakat.
143
BAB V P E N U T U P
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil-hasil pembahasan, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi tidak efektif efektif pelaksanaan standar
prosedur operasi pengaturan dan pelayanan SPOPP menurut Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 tahun 2005 :
a. HukumUndang-undang dan Peraturannya dalam hal ini Keputusan Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 tahun 2005 belum dilaksanakan secara efektif, belum muncul adanya sanksi dan belum mengandung
larangan yang berkesusaian dengan moral. b.
Penegak Hukum pembentuk hukum maupun penataan hukum belum berjalan sesuai dengan relnya ini dapat dilihat dari sengketa dan konflik
pertanahan, masih banyak yang belum dapat diselesaikan antara lain penyerobatan kepemilikan tanah baik antara pemilik tanah dengan
masyarakat, instansi pemerintah dengan masyarakat dan Hak okupusan antara pemilik dengan masyarakat yang menguasai.
c. Saranafasilitas pendukung terbatasnya pengadaan komputer yang awalnya
sangat sedikit karena perkembangan teknologi sehingga dituntut keberadaan komputer dituntut lebih banyak, disamping data base yang
tersimpan didalam Server semakin meningkat dan tuntutan pelayananan dari masyarakat semakin bertambah volumenya sehingga perlu didukung
sarana maupun fasilitas hanya terbatasnya sumber daya manusia baik dari jumlah maupun kualitas keahlian , sekalipun aturan main pelaksanaan
kebijakan jelas dan kebijakan telah ditransformasikan dengan tepat pelaksanaan kebijakan tidak akan berjalan efektif, sehingga harus memiliki
ketrampilan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang menjadi tangungjawabnya.