Literasi digital pustakawan diukur dari

34 Berdasarkan pada Tabel 4.7 dapat diinterpretasikan bahwa sebanyak 4 responden 50 menyatakan kemampuan menggunakan database online kurang baik, dan ada 3 responden 37,5 memiliki kemampuan sangat baik, dan 1 responden 12,5 memiliki kemampuan sangat tidak baik Dari data tersebut diketahui bahwa kemampuan mencari dan menggunkaan database online lebih banyak yang menyatakan kurang baik, yang menyatakan sangat baik adalah mereka yang sering membuka atau menggunakan database tersebut seperti di layanan digital S2.

4.4 Literasi digital pustakawan diukur dari

Understand MengertiMemahami Seorang pustakawan tingkat kemampuannya tidak dilihat hanya dari bagaimana pustakawan menggunakan perangkat digital akan tetapi indikator selanjutnya adalah kemampuan literasi digital pustakawan diukur dengan Understand yaitu bagaiman pustakawan mencari, menemukan, menyeleksi, memahami informasi yang mereka dapatkan untuk diberikan kepada pengguna informasi. Seperti pertanyaan no. 8 “ kemampuan pustakawan dalam menguasai atau mengerti informasi yang disajikan. Jawaban responden atas pertanyaan tersebut terlihat pada tabel 4.8. Universitas Sumatera Utara 35 Tabel 4.8 Kemampuan pustakawan menguasai atau mengerti informasi yang disajikan kepada pengguna informasi. Nomor pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 8. Kemampuan pustakawan menguasai atau mengerti bagaimana informasi yang diberikan kepada pengguna setelah ditemukan sampai pada proses seleksi informasi yang dibutuhkan. Sangat baik 4 50 Baik 2 25 Kurang baik 1 12,5 Tidak baik Sangat tidak baik 1 12,5 Jumlah 8 100 Dari Tabel diatas dapat di interpretasikan bahwa 4 responden 50 menyatakan memiliki kemampuan untuk menguasai dan mengerti informasi yang disajikan kepada pengguna dengan sangat baik, 2 responden 25 memiliki kemampuan yang baik, 1 responden 12,5 memiliki kemampuan kurang baik, dan 1 responden 12,5 menyatakan memiliki kemampuan yang sangat tidak baik. Hal ini sangat baik melihat kepada tugas seorang pustakawan adalah memberikan atau menyajikan informasi yang memang dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan, dan melihat interpretasi diatas lebih banyak pustaawan yang memiliki kemampuan dalam kategori baik. Bagaimana teknik yang digunakan pustakawan untuk mencari, menemukan informasi sampai menyeleksi informasi yang tepat, salah satunya adalah menggunakan teknik pencarian dengan menggunakan Boolean aljabar. Teknik operator Boolean ini ada 3 yaitu AND, OR, dan NOT. Operator “and” diletakkan diantara kata kunci sehingga akan mempersempit hasil pencarian. Universitas Sumatera Utara 36 Operator Boolean “or”, jika diletakkan diantara kata kunci maka akan dapat memperluas pencarian informasi, dan operator “not” juga dipakai untuk mempersempit pencarian melihat banyaknya informasi yang disajikan di internet. Dalam pertanyaan selanjutnya no. 9 adalah bagaimana kemampuan pustakawan dalam teknik pencarian informasi. Jawaban responden adalah seperti terlihat dalam tabel 4.9. Tabel 4.9 Kemampuan menguasai atau mengerti teknik pencarian informasi dengan menggunakan Boolean. Nomor pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 9. Kemampuan pustakawan menguasai atau mengerti teknik pencarian informasi seperti teknik Boolean “or”, teknik Boolean “and” dan juga “not”. Sangat baik 1 12,5 Baik 3 37,5 Kurang baik 3 37,5 Tidak baik Sangat tidak baik 1 12,5 Jumlah 8 100 Dari data Tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa sebanayk 3 responden 37,5 memiliki kemampuan baik, sebanyak 3 responden 37,5 memiliki kemampuan kurang baik, dan 1 responden 12,5 memiliki kemampuan sangat baik, dan 1 responden 12,5 memiliki kemampuan sangat tidak baik. Dari data diatas diketahui bahwa lebih banyak yang memiliki kemampuan dalam kategori baik dalam menggunakan teknik pencarian informasi dengan menggunakan operator Boolean. Teknik Boolean sangat membantu dalam pencarian informasi yang relevan dengan kebutuhan pengguna, selanjutnya bagaimana pustakawan mengerti Universitas Sumatera Utara 37 bagaimana menggunakan alat penelusuran atau alat sistem temu balik informasi dalam perpustakaan. Seperti dalam pertanyaan no. 10 “ kemampuan menggunakan alat sistem temu balik informasi dalam perpustakaan”. Jawaban responden dapat kita lihat dalam tabel 4.10 dibawah ini. Tabel 4.10 Kemampuan menggunakan alat sistem temu kembali informasi dalam perpustakaan. Nomor pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 10. Kemampuan pustakawan mengerti menggunakan alat sistem temu balik informasi dimana perpustakaan digital saat ini menggunakan akses online. Sangat baik 4 50 Baik 3 37,5 Kurang baik Tidak baik Sangat tidak baik 1 12,5 Jumlah 8 100 Dari data tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa 4 responden 50 memiliki kemampuan sangat baik dalam menguasai alat sistem temu balik informasi, sebanyak 3 responden 37,5 memiliki kemampuan baik, dan 1 responden 12,5 memiliki kemampuan yang sangat tidak baik. Jadi dari data tabel diatas kemampuan pustakawan mengerti dan menguasai alat temu balik informasi dalam kategori baik lebih banyak yaitu 87,5 . Sistem temu kembali informasi adalah bagaimana upaya untuk menemukan informasi atau dokumen didalam komputer atau database. Seperti kita ketahui didalam perpustakaan yang menjadi alat sistem temu kembali informasi adalah seperti OPAC, dengan alat sistem temu kembali tersebut bisa menolong pustakawan dalam melayani pengguna perpustakaan dalam mencari atau menemukan informasi yang relevan. Menurut salah seorang ahli Corbin, 1985 dikatakan OPAC atau Online Public Catalog merupakan catalog yang Universitas Sumatera Utara 38 berisikan cantuman bibligrafi dari koleksi perpustakaan yang disimpan pada magnetic disk atau media rekam lainnya, dan dibuat secara online kepada pengguna. Dari sekian banyak informasi yang disajikan di internet atau media digital tidak bisa dipastikan bahwa semua informasi yang didapatkan itu sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna. Seperti yang sudah dijelaskan diatas ada teknik pencarian dengan menggunakan operator Boolean aljabar, namun belum tentu juga informassi yang didapatkan sudah sesuai, untuk itu pustakawan juga perlu melakukan evaluasi atau seleksi terhadap informasi yang didapatkan. Seperti pada pertanyaan no. 11, dan jawaban responden terhadap pertanyaan tersebut terlihat dalam tabel 4.11 dibawah ini. Tabel 4.11 Kemampuan mengevaluasi informasi secara kritis Nomor pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi Persenta se 11. Kemampuan pustakawan dalam mengevaluasi informasi yang disajikan di internet secara kritis,sampai menetapkan informasi tersebut relevan dengan kebutuhan pengguna Sangat baik 3 37,5 Baik 4 50 Kurang baik Tidak baik Sangat tidak baik 1 12,5 Jumlah 8 100 Dari data Tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa 4 responden 50 memiliki kemampuan mengevaluasi informasi secara kritis dengan kategori baik, 3 responden 37,5 memiliki kemampuan sangat baik, 1 responden 12,5 memiliki kemampuan sangat tidak baik. Dari data tersebut dilihat bahwa kemampuan pustakawan dalam mengevaluasi informasi secara kritis lebih banyak Universitas Sumatera Utara 39 sekitar 87,5, dan hal ini sangat baik karena sebagai penyedia informasi pustakawan tidak bisa sembarangan dalam memilih informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

4.5 Literasi digital pustakawan diukur dari