Ekstraksi Biji Alpukat Persea americana Mill. Uji Efektivitas Antibakteri

BAB 5 HASIL PENELITIAN

5.1 Ekstraksi Biji Alpukat Persea americana Mill.

Biji alpukat yang akan digunakan diteliti terlebih dahulu di Lembaga Ilmu Pengetahuan Pengetahuan Indonesia LIPI yang menyatakan jenis Persea americana Mill.dengan suku Lauraceae.Pembuatan ekstrak etanol biji alpukat Persea americana Mill. diperoleh dari 2 kg biji alpukat yang dipotong kecil-kecil kemudian dikeringkan dan dihaluskan menjadi bentuk simplisia sebanyak 415 gram. Simplisia tersebut kemudian diperkolasi dengan menggunakan pelarut etanol 70 sebanyak 6 liter dan didapatkan maserat cair sebanyak 3 liter.Kemudian maserat cair diuapkan dalam vaccum rotary evaporator sehingga dihasilkan ekstrak kental biji alpukat Gambar 12 sebanyak 60 gram. Ekstrak kental ini disimpan dalam botol plastik tertutup dan diletakkan dalam lemari pendingin sebelum dilakukan uji efektifitas antibakteri. Gambar 11. Ekstrak kental biji alpukat Universitas Sumatera Utara

5.2 Uji Efektivitas Antibakteri

Pengujian efektivitas antibakteri bahan coba dilakukan dengan penentuan KHM yang dilanjutkan dengan penentuan KBM. Pada penentuan KHM yang dilihat adalah tabung tiap konsentrasi bahan coba 100, 50, 25, 12,5, 6,25, 3,125pada tabung perlakuan yang mulai tampak jernih bila dibandingkan dengan kontrolMc Farland. Penentuan konsentrasi berdasarkan standar RSKI UNAIR dengan metode dilusi. Pada hasil pengamatan diperoleh nilai KHM pada konsentrasi 50 Gambar 12karena pada konsentrasi dibawah 50 secara visual terlihat lapisan putih diatas permukaan ekstrak dan apabila divorteks maka larutan menjadi keruh jika dibandingkan dengan kontrol positif Mc Farland setelah diinkubasi 24 jam dalam suhu 37 ○ CGambar 15, sedangkan pada konsentrasi diatas 50 terlihat jernih dan tidak terdapat lapisan putih diatas permukaan ekstrak. Selanjutnya dilakukan penghitungan jumlah koloni bakteri menggunakan metode Pour plate yang bertujuan untuk menentukan nilai KBM. Pada penentuan KBM yang perlu dicari adalah adalah konsentrasi yang mampu membunuh bakteri sebesar 99,9-100 setelah diinkubasi selama 24 jam dalam suhu 37 ○ C. Gambar 12. Tabung uji KHM konsentrasi 100, 50, 25, 12,5, 6,25, 3,125, 1,56, Kontrol positif, dan Kontrol negatif sebelum diinkubasi 24 jam pada suhu 37 ○ C 100 50 25 12,5 6,25 3,125 1,56 K+ K- Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Hasil uji efek ekstrak etanol biji alpukat terhadap Porphyromonas gingivalis pada konsentrasi 100, 80, 60, 50, kontrol positif, dan kontrol negatif Keterangan : 0 CFUml = steril, tidak dijumpai pertumbuhan bakteri = sudah dikali dengan 10 faktor pengali Bahan Uji Konsentrasi Replikasi CFUml Rata-rata CFUml 1 2 3 4 Ekstrak etanol biji alpukat Persea americana Mil l 100 80 60 50 1.10 7 2.10 7 2.10 7 2.10 7 1,75.10 7 Kontrol + Porphyromonas gingivalis 37.10 7 38.10 7 35.10 7 32.10 7 35,5.10 7 Kontrol – ekstrak etanol biji alpukat Gambar 13. Tabung uji KHM konsentrasi 100, 50, 25, 12,5, 6,25, 3,125, 1,56, kontrol positif, dan kontrol negatif setelah diinkubasi 24 jam pada suhu 37 ○ C 100 50 25 12,5 6,25 3,125 1,56 K+ K- Universitas Sumatera Utara Tabel 1menunjukkan hasil pengujian efek antibakteri ekstrak etanol biji alpukat Persea americana Mill. terhadap Porphyromonas gingivalis pada konsentrasi 100 dan 50. Perhitungan jumlah koloni dilakukan pada semua konsentrasi dari 100, 50, kontrol negatif, dan kontrol positif menggunakan pengenceran sebanyak 6 kali. Masing-masing dari setiap konsentrasi direplikasi sebanyak 4 kali kemudian dihitung rata-ratanya. Pada media yang diberi ekstrak etanol biji alpukat Persea americana Mill. dengan konsentrasi 100 dan kontrol negatif menunjukkan hasil yang sama pada setiap replikasi yaitu 0 CFUml atau steril yang berarti bahwa setelah penanaman pada media TSA dan diinkubasi selama 24 jam dalam suhu 37 ○ C tidak dijumpai pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis atau semua bakteri mati. Pada konsentrasi 50 pada replikasi ke-1 ditemukan koloni bakteri sebanyak 1.10 7 CFU ml, pada replikasi ke-2, ke-3, dan ke-4 dijumpai koloni bakteri masing-masing sebanyak 2.10 7 CFU ml dengan rata-rata semua replikasi adalah 1,75.10 7 CFU ml.Sedangkan pada kontrol positif replikasi ke-1 ditemukan koloni bakteri sebanyak 37.10 7 CFU ml, replikasi ke-2 dijumpai sebanyak 38.10 7 CFU ml, replikasi ke-3 dijumpai sebanyak 35.10 7 CFU ml, dan replikasi ke-4 dijumpai sebanyak 32.10 7 CFU ml dengan rata-rata semua replikasi adalah 35,5.10 7 CFU ml. Hasil penghitungan jumlah koloni pada konsentrasi 50 dengan pedoman kontrol positif mendapatkan bahwa bakteri mati 95,07, sedangkan pada konsentrasi 100 bakteri mati 100. Adanya rentang yang cukup jauh antara 100 - 50, dilakukan penelitian lebih lanjut dengan melakukan metode yang sama yaitu dilusi dan Pour Plate dengan konsentrasi 80 dan 60 untuk mendapatkan nilai KBM yang lebih rinci. Hasil dilusi tabung kedua konsentrasi tersebut menunjukkan tidak ada kekeruhan dan hasil penghitungan jumlah koloni menunjukkan 0 CFUml atau steril Tabel 2. Oleh karena itu, dapat disimpulkan nilai KBM esktrak biji alpukat Persea americana Mill penelitian ini adalah pada konsentrasi 60. Universitas Sumatera Utara c d Gambar 14. Hasil uji bahan coba konsentrasi 100 a replikasi I, b replikasi II, c replikasi III, d replikasi IV yang menunjukkan hasil tidak adanya pertumbuhan bakteri il a b Gambar 17. Hasil uji bahan coba konsentrasi 80 a replikasi I, b replikasi II, c replikasi III, d replikasi IV yang menunjukkan hasil tidak adanya pertumbuhan bakteri a b c d Universitas Sumatera Utara a b c d Gambar 18. Hasil uji bahan coba konsentrasi 60 a replikasi I, b replikasi II, c replikasi III, d replikasi IV yang menunjukkan hasil tidak adanya pertumbuhan bakteri steril a b c d Gambar 19.Hasil uji bahan coba konsentrasi 50 yang menunjukkan hasil adanya pertumbuhan bakteri pada a replikasi I sebanyak 1x10 7 CFU ml, b replikasi II, III, dan IV masing-masing sebanyak 2x10 7 CFU ml. Universitas Sumatera Utara Gambar 20. Hasil uji bahan coba pada Kontrol negatif a replikasi I, b replikasi II, c replikasi III, d replikasi IV yang menunjukkan hasil tidak adanya pertumbuhan bakteri steril a b c d a b c d Gambar 21.Hasil uji bahan coba kontrol positif yang menunjukkan hasil adanya pertumbuhan bakteri pada a replikasi I sebanyak 37x10 7 CFU ml, b replikasi II sebanyak 38x10 7 CFU ml, c Replikasi III sebanyak 35x10 7 CFU ml, dan d Replikasi IV sebanyak32x10 7 CFU ml Universitas Sumatera Utara

5.3 Analisis Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernonia amygdalina) sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Porphyromonas gingivalis (In Vitro)

39 299 83

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Lerak (Sapindus rarak DC) Sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Porphyromonas gingivalis (Penelitian In Vitro)

5 140 88

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Porphyromonas gingivalis (Secara In-Vitro)

3 71 74

EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BIJI ALPUKAT (Persea americana) SEBAGAI BAHAN IRIGASI SALURAN AKAR Efektivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Alpukat (Persea americana) Sebagai Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Pertumbuhan Bakteri Enterococcus

0 2 14

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Alpukat (Persea americana Mill.) Sebagai Bahan Alternatif Irigasi Saluran Akar Terhadap Porphyromonas gingivalis (In Vitro)

0 0 15

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Alpukat (Persea americana Mill.) Sebagai Bahan Alternatif Irigasi Saluran Akar Terhadap Porphyromonas gingivalis (In Vitro)

0 0 2

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Alpukat (Persea americana Mill.) Sebagai Bahan Alternatif Irigasi Saluran Akar Terhadap Porphyromonas gingivalis (In Vitro)

0 0 7

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Alpukat (Persea americana Mill.) Sebagai Bahan Alternatif Irigasi Saluran Akar Terhadap Porphyromonas gingivalis (In Vitro)

0 3 20

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Alpukat (Persea americana Mill.) Sebagai Bahan Alternatif Irigasi Saluran Akar Terhadap Porphyromonas gingivalis (In Vitro)

1 3 5

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Alpukat (Persea americana Mill.) Sebagai Bahan Alternatif Irigasi Saluran Akar Terhadap Porphyromonas gingivalis (In Vitro)

0 0 48