Teorema Pythagoras dan Kebalikannya

3.5 Teorema Pythagoras dan Kebalikannya

Perhatikan segitiga ABC si-siku di C pada Gambar 3.17 berikut ini. Sisi AC dan BC disebut sisi siku-siku, sedangkan sisi AB disebut hipotenusa sering disebut sisi miring. Hipotenusa atau sisi miring adalah sisi yang dihadapan sudut siku-siku bukan karena digambar miring. Ukuran panjang sisi dihadapan titik A biasa dimisalkan a satuan panjang misal cm, ukuran panjang sisi dihadapan titik B adalah b satuan panjang dan ukuran panjang dihadapan titik C adalah c satuan panjang. Permasalahannya adalah jika ukuran a dan b bagaimana rumus c yang dinyatakan a dan b. A b c C a B Gambar 3.17. Sekarang perhatikan gambar persegi KLMN dengan ukuran sisinya a + bntuk membuktikan teorema di atas buatlah persegi dengan ukuran sisi a +b dalam dua gambar yang berbeda sebagai berikut: K a b L K a P b L b a Q b c a c S N M N M R i ii Gambar 3.18 Luas kedua persegi itu sama yaitu a +b 2 = a 2 + 2ab + b 2 . Perhatikan Gambar 3.18 ii  PQK siku-siku di K dengan PK = a dan QK = b sehingga luas daerah  PQK adalah ½ ab. Demikian pula luas daerah  PSL = luas daerah  RSM = luas daerah  QRN = ½ ab. Segiempat PQRS berupa persegi dengan panjang sisi c, sehingga luas daerahnya adalah c 2 . Luas daerah PQRS = luas daerah KLMN – luas daerah  PQK- luas daerah  PSL luas daerah -  RSM - luas daerah  QRN atau c 2 = a 2 + 2ab + b 2 – ½ ab – ½ ab – ½ ab – ½ ab atau c 2 = a 2 + 2ab + b 2 – 2ab = a 2 + b 2 . Kebalikan Teorema Pythagoras Teorema Pythagoras menyatakan bahwa pada  ABC jika  C siku-siku, maka a 2 + b 2 = c 2 . Perlu diingat kembali bahwa c merupakan sisi yang terpanjang. Kebalikan dalil Pythagoras adalah, pada  ABC dengan sisi yang terpanjang adalah c , jika c 2 = a 2 + b 2 maka  C siku-siku. Perhatikan Gambar 3.19, pada Gambar 5.13 i diketahui bahwa c 2 = a 2 + b 2 , apakah  C siku-siku ? Sedangkan Gambar 5. 13 i adalah segitiga siku-siku dengan sisi-sisi sikunya a dan b, hipotenusanya tidak diketahui, misalkan x. Berdasarkan dalil Pythagoras, maka x 2 = a 2 + b 2 . Dari c 2 = a 2 + b 2 dan x 2 = a 2 + b 2 diperoleh kesimpulan bahwa x 2 = a 2 atau x = a. Dengan demikian kedua segitiga itu  ABC dan PQR sisi sisi yang bersesuian memiliki ukuran sama AB = PQ, AC = PR, dan BC = QR. Dengan kata lain  ABC kongruen PQR, akibatnya sudut-sudut yang bersesuaian haruslah berukuran sama, sehingga ukuran  C = ukuran  R, artinya  C siku-siku. A P b c q r C a R p Q i ii Gambar 3.19 Tigaan Tripel Pythagoras Ukuran ketiga sisi-sisi segitiga siku-siku berupa bilangan asli disebut tripel Pythagoras. Misalnya 3, 4, dan 5 sebab 3 2 + 4 2 = 5 2 , demikian pula 5, 12, dan 13 sebab 5 2 + 12 2 = 13 2 . Untuk memperoleh tripel Pythagoras, isilah table berikut ini dengan cara memilih dua bilangan asli yang berbeda, misalnya m dan n dengan m n. M n m 2 -n 2 2mn m 2 +n 2 Tripel Pythagoras 2 1 2 2 -1 2 = 3 2 × 2 × 1 = 4 2 2 + 1 2 = 5 3, 4, 5 3 1 3 2 3 2 – 2 2 = 5 2 × 3 × 2 = 12 32 + 2 2 = 13 5, 12, 13 4 1 4 2 4 3 5 1 5 2 5 3 5 4 Latihan 3.5 1. Buktikan teorema Pythagoras dan kebalikannya dengan cara lain 2. Jika suatu segitiga sisi-sisinya a, b, dan c dengan c adalah sisi yang terpanjang. Jika a 2 + b 2  c 2 , maka segitiga itu bukanlah segitiga siku-siku. Segitiga apakah jika a 2 + b 2 c 2 , dan segitiga apakah jika a 2 + b 2 c 2 .

BAB IV GARIS-GARIS SEJAJAR