Adapun roadmap sasaran pengembangan industri gula adalah sebagai berikut :
Gambar 7 Roadmap Sasaran Pengembangan Industri Gula 2010 – 2025 Dirjen
Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian 2009
2.2 Perbaikan Kinerja
Tonchia dan Toni 2001 menyebutkan bahwa pada dasarnya kinerja dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu kinerja yang berkaitan dengan biaya biaya
produksi dan kinerja yang berkaitan dengan selain biaya seperti kualitas, fleksibilitas, dan sebagainya. Lingkup dari kinerja menurut Grunberg 2004
mencakup aspek ekonomi dan aspek operasional. Kinerja pabrik gula PG dapat
di kategorikan ke dalam dua aspek Lembaga Penelitian IPB 2002, yaitu : kinerja ekonomis dan kinerja teknis.
Hasil identifikasi terhadap berbagai penelitian yang terkait dengan manajemen kinerja Holloway 2009 menunjukkan bahwa sebagian besar
penelitian membahas topik perbaikan kinerja. Adapun pendekatan yang digunakan bervariasi yaitu kuantitatif, kualitatif, partisipatif, interpretatif,
history, prediksi, dan pengembangan model.
1. Tercapainya swasembada gula nasional tahun 2014 2. Berhasilnya program revitalisasi pabrik gula melalui peningkatan mutu
dan volume produksi gula putih 3. Meningkatnya produksi raw sugar dalam negeri
4. Memberlakukan SNI wajib gula putih
1. Pemenuhan berbagai jenis gula dari produksi dalam negeri 2. Ekspor gula setelah kebutuhan dalam negeri terpenuhi
3. Restrukturisasi teknologi proses pada industri gula sesuai perkembangan yang terjadi
4. Penghapusan dikotomi pasar gula rafinasi yang dapat pula dijual ke konsumen langsung
1. Indonesia menjadi negara produsen gula yang mampu memasok kebutuhan negara-negara lain di Asia Pasifik
JANGKA PENDEK
2010-2015
JANGKA MENENGAH
2015-2020
JANGKA PANJANG
2020-2025
Inisiatif terhadap perbaikan kinerja diawali pada masa revolusi industri. Seiring dengan perubahan lingkungan organisasi, meningkatnya persaingan,
perubahan kebutuhan internal dan eksternal organisasi dan perkembangan teknologi yang menyebabkan perubahan dalam setiap aspek manajemen dan
organisasi maka pendekatan dan metodologi dalam perbaikan kinerja juga terus berkembang.
Metoda perbaikan kinerja pada umumnya diawali dengan melakukan pemetaan terhadap aliran proses. Pendekatan ini dapat membantu dalam
mengidentifikasi area potensial untuk diperbaiki. LaBonte 2001 mendefinisikan perbaikan kinerja sebagai proses yang digunakan secara sistematis untuk
mengidentifikasi gap kinerja, meneliti sebab utama, memilih dan merancang tindakan, mengukur hasil, dan memperbaiki kinerja secara berkesinambungan.
Usaha yang dilakukan organisasi untuk memperbaiki kinerjanya dapat dilakukan melalui beberapa cara. Pada umumnya, terdapat lima tahap yang harus
dilakukan dalam model perbaikan kinerja Swanson 1996 yaitu : 1 tahap analisis; 2 tahap desain; 3 tahap pengembangan; 4 tahap implementasi; dan 5
tahap evaluasi. Tahap yang paling kritis adalah tahap analisis. Tujuan dari tahap analisis adalah untuk menentukan kinerja, menentukan target kinerja yang
diinginkan, dan untuk menentukan prioritas perbaikan.
2.3 Pengukuran Kinerja