Sistem Penunjang Keputusan TINJAUAN PUSTAKA

2.7 Sistem Penunjang Keputusan

Merujuk pada definisi mengenai perbaikan kinerja yang dikemukakan oleh LaBonte 2001 maka untuk mengkaji permasalahan yang berkaitan dengan perbaikan kinerja industri gula perlu digunakan pendekatan sistem. Pendekatan sistem merupakan suatu pendekatan analisis yang memanfaatkan sifat-sifat dasar sistem seperti pencapaian tujuan, kesatuan usaha, keterbukaan terhadap lingkungan, transformasi, hubungan antar bagian, dan mekanisme pengendalian sebagai dasar analisis. Pendekatan sistem ditandai dengan mencari semua faktor bagian yang penting dalam mendapatkan solusi permasalahan dan pembuatan suatu model kuantitatif untuk membantu keputusan yang rasional. Kerjasama antara bagian yang interdependen satu sama lain dalam suatu sistem menunjukkan kompleksitas sistem, sedangkan orientasi pencapaian tujuan yang memberi ciri perubahan yang terus menerus dalam usaha mencapai tujuan merupakan sifat dinamis dari sistem. Oleh karena itu, pendekatan sistem dapat memberi landasan untuk pengertian yang lebih komprehensif mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sistem dan memberikan dasar untuk memahami berbagai penyebab dari suatu masalah dalam kerangka sistem. Beberapa alasan perlunya pendekatan sistem dalam mengkaji suatu permasalahan Simatupang 1995; Eriyatno 1999, yaitu : 1 memastikan bahwa pandangan yang menyeluruh telah dilakukan, 2 mencegah analis menerapkan secara dini definisi masalah yang spesifik, 3 mencegah analis menerapkan secara dini model tertentu, 4 agar lingkungan masalah didefinisikan secara luas sehingga berbagai kebutuhan yang relevan dapat dikenali. Selanjutnya, Eriyatno 2003 dan Marimin 2005 menyatakan bahwa terdapat dua hal umum yang menandai pendekatan sistem, yaitu 1 dalam semua faktor penting yang ada dalam mendapatkan solusi yang baik untuk menyelesaikan masalah, dan 2 dibuat suatu model kuantitatif untuk membantu pengambilan keputusan secara rasional. Metode untuk menyelesaikan permasalahan yang dilakukan melalui pendekatan sistem terdiri dari analisa sistem, rancangbangun model, implementasi rancangan, serta implementasi dan operasi sistem Eriyatno 2003. Analisa sistem dilakukan dengan mengidentifikasi kondisi situasional, analisa kebutuhan, formulasi masalah, dan identifikasi sistem. Rancangbangun model ditujukan untuk memberikan abstraksi dari keadaan nyata atau penyederhanaan sistem nyata dalam rangka memudahkan pengkajian suatu sistem. Pendekatan secara sistem dalam pengambilan keputusan dikenal dengan istilah Sistem Penunjang Keputusan SPK. SPK merupakan pengembangan lebih lanjut dari Sistem Informasi Manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif dengan pemakainya Turban 1993; Suryadi dan Ramdhani 2002. Kemudahan integrasi antara berbagai komponen dalam pengambilan keputusan, seperti : prosedur, kebijakan, teknik analisis, serta pengalaman dan wawasan manajerial guna membentuk suatu kerangka keputusan yang bersifat fleksibel merupakan maksud dari sifat interaktif. Marimin 2004 menggambarkan Siklus data, informasi, keputusan dan aksi sebagai berikut : Gambar 17 Siklus Data, Informasi, Keputusan dan Aksi Marimin 2004 Tiga tujuan yang harus dicapai SPK Marimin 2005 yaitu 1 membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur, 2 mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya, dan 3 meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan daripada efisiensinya. Tujuan-tujuan tersebut berhubungan dengan tiga prinsip dasar dari konsep SPK yaitu struktur masalah, dukungan keputusan, dan efektivitas masalah. Informasi Keputusan Data Aternatif Keputusan Aksi MoNev SPK SOP SIM Bilangan Terms Model konseptual dari SPK adalah integrasi antara 1 Sistem Manajemen Basis Data, 2 Sistem Manajemen Basis Model, dan 3 Sistem Manajemen Dialog, dimana interaksinya diatur oleh Sistem Pengolahan Terpusat. Karakteristik pokok yang melandasi SPK menurut Minch dan Burns 1983 dalam Eriyatno 1999 adalah : 1 interaksi langsung antara komputer dengan pengambil keputusan, 2 dukungan menyeluruh holistic dari keputusan bertahap ganda, 3 suatu sintesa dari konsep yang diambil dari berbagai bidang, antara lain ilmu komputer, psikologi, intelligensia buatan artificial intelligence, ilmu sistem dan ilmu manajemen, 4 mempunyai kemampuan adaptif terhadap perubahan kondisi dan kemampuan berevolusi menuju sistem yang lebih bermanfaat. Suryadi dan Ramdhani 2002 menyebutkan bahwa tahapan rancang bangun SPK terdiri dari : 1 Identifikasi tujuan rancang bangun, yang bertujuan untuk menentukan arah dan sasaran yang hendak dicapai; 2 Perancangan pendahuluan, untuk merumuskan kerangka dan ruang lingkup SPK serta persyaratan unjuk kerja yang mesti dipenuhinya, memilih konsep-konsep, menganalisis dan mengaplikasi model pembuatan keputusan yang relevan dengan tujuan SPK yang akan dibangun, juga mengidentifikasi spesifikasi SPK; 3 Perancangan Sistem, yang diawali dengan analisis sistem untuk merumuskan spesifikasi SPK dilanjutkan dengan perancangan konfigurasi SPK, beserta perangkat keras serta perangkat lunak pendukungnya. Metode yang digunakan dalam perancangan dan pengembangan suatu aplikasi SPK umumnya mengacu pada tahapan pengembangan sistem. Marimin 2005 menyebutkan bahwa proses perancangan suatu aplikasi SPK terdiri dari tujuh tahapan seperti pada Gambar 18.

2.8 Sistem Penunjang Keputusan Intelijen