Permasalahan Keaslian Penulisan Tinjauan kepustakaan

Pengkajian yang hendak dilakukan adalah meninjau bagaimana pemerintah menetapkan kebijakan privatisasi BUMN di Indonesia yang sering dipandang terdapat kelemahan-kelemahan di dalamnya serta meninjau kebijakan yang seharusnya dan paling ideal diterapkan di Indonesia agar nasionalisasi aset dapat berjalan dengan optimal dan tidak menyebabkan aset-aset milik negara menjadi beralih penguasaannya kepada asing.

B. Permasalahan

1. Bagaimanakah pengaturan tentang privatisasi BUMN? 2. Bagaimanakah aspek hukum keuangan negara dalam BUMN? 3. Bagaimanakah kedudukan keuangan negara dalam BUMN yang telah diprivatisasi?

C. Tujuan dan manfaat penulisan

1. Tujuan

a. Untuk mengetahui dan manganalisis peraturan perundang-undangan tentang privatisasi BUMN b. Untuk mengetahui dan manganalisis aspek hukum keuangan negara dalam BUMN c. Untuk mengetahui dan manganalisis kedudukan keuangan negara dalam BUMN yang telah diprivatisasi

2. Manfaat

a. Teoritis Universitas Sumatera Utara Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana pengembangan konsep kebijakan dalam pelayanan publik pada privatisasi BUMN guna memberikan kontribusi kepada khasanah Ilmu Hukum di bidang kajian Hukum, Ekonomi, dan Teknologi. b. Praktis Penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi kepada masyarakat dan pengambil kebijakan dalam yang berkaitan dengan privatisasi BUMN.

D. Keaslian Penulisan

Berdasarkan pemeriksaan dan hasil-hasil penelitian yang ada, penelitian mengenai “Analisis Yuridis Kedudukan Keuangan Negara dalam Badan Usaha Milik Negar yang telah Diprivatisasi” belum pernah dibahas oleh mahasiswa lain di lingkungan Universitas Sumatera Utara dan tesis ini asli disusun oleh penulis sendiri dan bukan plagiat atau diambil dari penelitian orang lain. Berikut adalah beberapa penelitian pernah dilakukan mahasiswa Fakultas Hukum USU yang berkaitan dengan privatisasi yang walau memiliki topik yang sama namun membahas permasalahan yang berbeda, yakni sebagai berikut: 1. Maria Sevia L. Perangin-Angin dengan judul Analisis Hukum terhadap Kepemilikan Saham Pemerintah di BUMN setelah Privatisasi BUMN di Indonesia. Adapun permasalahan di dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan alasan pemerintah melakukan privatisasi BUMN dan kepemilikan saham pemerintah di BUMN serta peran pemerintah terhadap BUMN yang telah diprivatisasi. Universitas Sumatera Utara 2. Elfrida Dwi Rosa Sitindaon dengan judul Analisis Hukum terhadap Privatisasi BUMN melalui mekanisme Initial Public Offering IFO. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah mengenai proses privatisasi BUMN, proses privatisasi melalui mekanisme Initial Public Offering IFO dan mengenai transparansi dalam privatisasi BUMN. Semua ini merupakan implikasi etis dari proses menemukan kebenaran ilmiah. Sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah. Apabila ternyata ada tesis yang sama, maka penulis akan bertanggung jawab sepenuhnya.

E. Tinjauan kepustakaan

Perusahaan adalah suatu pengertian ekonomi yang banyak dipakai dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang KUHD, namun KUHD sendiri tidak memberikan penafsiran maupun penjelasan resmi tentang arti perusahaan. Molengraff merumuskan suatu perusahaan harus mempunyai unsur-unsur: 9 1. terus menerus atau tidak terputus-putus; 2. secara terang-terangan karena berhubungan dengan pihak ketiga; 3. dalam kualitas tertentu karena dalam lapangan perniagaan; 4. menyerahkan barang-barang; 5. mengadakan perjanjian-perjanjian perdagangan; 6. harus bermaksud memperoleh laba. Adapun tujuan dari perusahaan adalah untuk turut membangun ekonomi dengan mengutamakan kebutuhan rakyat dan ketentraman serta ketenangnan kerja 9 CST. Kansil, Hukum Perusahaan Indonesia, Jakarta: Pradnya Paramita, 1985, hal. 1. Universitas Sumatera Utara dalam perusahaan menuju masyarakat yang adil dan makmur, materiil dan spirituil. Di samping tujuan perusahaan seperti di atas, perusahaan yang merupakan kesatuan produksi mempunyai sifat: a. memberi; b. menyelenggarakan kemanfaatan umum; c. memupuk pendapatan. Di Indonesia pengaturan bentuk-bentuk perusahaan tertuang di dalam berbagai peraturan. Perusahaan Umum adalah badan usaha milik Negara sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 9 Tahun 1969 di mana seluruh modalnya dimiliki Negara berupa kekayaan Negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham.. 10 Perusahaan Umum melaksanakan fungsi pemerintah sebagai pelayanan umum kepada masyarakat dan sekaligus pemasok keuangan negara. Perusahaan Umum dan Perusahaan Jawatan masih dilandasi manajemen birokrasi pemerintahan. Sedangkan Perusahaan Perseroan cenderung dikelola dengan sistem manajemen swasta dan melaksanakan fungsi-fungsi sebagai pemasok keuangan negara, di samping selaku penyelenggara pelayanan umum kepada masyarakat. Persamaan dari ketiga bentuk perusahaan tersebut adalah bermodalkan bagian keuangan negara yang dipisahkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN. BUMN menurut Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN adalah suatu badan usaha yang berbaju kekuasaan pemerintah, tetapi mempunyai fleksibilitas dan inisiatif sebagai perusahaan swasta. 11 Pengaturan BUMN mengalami beberapa kali perubahan. Secara berurutan diatur dalam peraturan sebagai berikut: 10 Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 1998 tentang Perusahaan Umum, Pasal 1 angkat 1 11 Mubyarto, Ekonomi Kerakyatan, Yogyakarta: BFE UGM, 1993, hal. 89. Universitas Sumatera Utara 1. Peraturan IBW Indische Bedrijven Wet Stb. 1927 No. 419 diubah dengan Stb. 1936, 1954, dan Stb. 1955 2. Peraturan ICW Indische Comtabilitieits Wet Stb. 1925 No. 448 diubah dengan Lembaran Negara 1948 No. 334. 3. Undang-undang No. 19 Prp Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara. 4. Undang-undang No. 9 tahun 1969 tentang Perusahaan Negara. 5. Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan. 6. Undang-undang No. 19 tahun 2003 tentang BUMN Dalam dunia bisnis BUMN disebut Public enterprise, sedangkan perusahaan yang dilakukan oleh swasta disebut private enterprise. Public enterprise mengandung tiga makna yaitu: public ownership, public control, dan public purpose. Dari ketiga makna tersebut, public purpose menjadi inti dari konsep BUMN. Public purpose dijabarkan sebagai keinginan pemerintah untuk mencapai cita-cita pembangunan fungsi sosial politik dan fungsi ekonomis bagi kesejahteraan bangsa dan negara. Sedangkan public ownership dan public control dinyatakan mengingat BUMN merupakan usaha milik rakyat yang dijalankan oleh pemerintah. Wajar apabila rakyat memiliki hak kontrolpengawasan terhadap BUMN menjadi alasan utama pengawasan rakyat atas pengelolaannya. 12 Pada tahun 1989 13 keluar sebuah deregulasi kebijakan yang dikenal dengan Paket Kebijakan Juni 1989 yang berisi penataan kembali perusahaan milik negara dengan menetapkan empat kategori sangat sehat, sehat, kurang sehat dan tidak sehat. Dengan kategori ini perusahan milik negara yang sangat sehat dan 12 Sedarmayanti, Good Governance kepemerintahan yang baik Dalam Rangka Otonomi Daerah Upaya Membangun Organisasi Efektif dan Efisien Melalui Restrukturisasi dan Pemberdayaan, Bandung: Mandar Maju, 2003, hal. 83. 13 Lijan Poltak Sinambela, dkk, Reformasi Pelayanan Publik, Teori, kebijakan, dan Implementasi, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006, hal. 22. Universitas Sumatera Utara sehat kurang dari separoh jumlah BUMN yang ada. Akibatnya tuntutan reorganisasi, swastanisasi dan transparansi keuangan publik, mengalir deras dari masyarakat. BUMN yang dianggap kurang sehat dan tidak sehat akan dilakukan privatisasi. Pivatisasi perusahaan diartikan sebagai tindakan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan, melalui perubahan status hukum, organisasi dan pemilikan saham. 14 Privatisasi perusahaan dapat berbentuk kerjasama operasi atau kontrak manajemen dengan pihak ketiga, konsolidasi, merger, pemecahan badan usaha, penjaualan saham serta pembentukan perusahaan patungan join Venture. Kebijakan privatisasi yang diambil oleh pemerintah mempunyai maksud dan tujuan seperti yang termuat dalam Undang- undang. Privatisasi terhadap BUMN mempunyai maksud seperti yang tercantum dalam Pasal 74 Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN sebagai berikut: 1. memperluas kepemilikan masyarakat atas Persero; 2. meningkatkan efesiensi dan produktivitas perusahaan; 3. menciptakan struktur keuangan dan manajemen keuangan yang baikkuat; 4. menciptakan struktur industri yang sehat dan kompetitif; 5. menciptakan Persero yang berdaya saing dan berorientasi global; 6. menumbuhkan iklim usaha, ekonomi makro dan kapasitas pasar. Adapun tujuan privatisasi adalah untuk meningkatkan kinerja dan nilai tambah perusahaan dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam kepemilikan saham Persero. Dengan demikian, diharapkan hasil privatisasi BUMN akan 14 Ibid, hal. 84. Universitas Sumatera Utara merubah budaya yang ada dalam perusahaan. Perusahaan akan menjadi perusahaan yang efisien dan mempunyai nilai tambah sehingga akan berpengaruh terhadap kesejahteraan karyawan dan masyrakat. BUMN selaku perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh pemerintah setiap usahanya selalu untuk kepentingan masyarakat. Dalam sistem kerjanya BUMN tidak pernah lepas dari birokrasi pemerintah. 15 Pengertian keuangan negara dapat dilihat dalam Pasal 1 angka 1 Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara selanjutnya disebut UU Keuangan Negara, yakni, “Semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut”. 16 Semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang tersebut, selanjutnya dipertegas di dalam Pasal 2 UU Keuangan Negara ditentukan sebagai berikut: 17 “Keuangan Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 meliputi: a. Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman; b. Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga; c. Penerimaan Negara; d. Pengeluaran Negara; e. Penerimaan Daerah; f. Pengeluaran Daerah; g. Kekayaan negarakekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara perusahaan daerah; 15 “Privatisasi BUMN di Indonesia”, http:zulpiero.wordpress.compage2 , Diakses tanggal 15 Agustus 2012. 16 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara UU Keuangan Negara. Pasal 1 angka 1. 17 Ibid., Pasal 2. Universitas Sumatera Utara h. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan danatau kepentingan umum; i. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah.” Berdasarkan pengertian keuangan negara dalam Pasal 1 UU Keuangan Negara, maka dapat dipahami bahwa, pengertian keuangan negara dalam Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 dan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah sejalan. Keuangan negara tidak semata-mata yang berbentuk uang, termasuk segala hak dan kewajiban dalam bentuk apapun yang dapat diukur dengan nilai uang. Pengertian keuangan negara juga mempunyai arti luas yang meliputi keuangan negara yang berasal dari APBN, APBD, BUMN, BUMD, dan pada hakekatnya seluruh harta kekayaan negara sebagai suatu sistem keuangan negara. Jika menggunakan pendekatan proses, keuangan negara dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan atau aktivitas yang berkaitan erat dengan uang yang diterima atau dibentuk berdasarkan hak istimewa negara untuk kepentingan publik.

F. Metode Penelitian