Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

arsitektur rumahnya. Karena penggunaan komponen kayu yang terbatas maka dipakailah bahan beton pada struktur bangunannya, dan menggunakan finishing berbagai warna cat sehingga nampak menjadi rumah modern, selain itu pada bagian lantai yang dulu menggunakan ubin sekarang diganti menjadi keramik atau marmer, hiasan interiornya juga beragam misalnya lukisan dinding, jam antik, kursi antik dan lain-lain yang secara tidak langsung sudah berubah menjadi rumah bernuansa Jawa modern. 77 Status ekonomi memang menjadi salah satu faktor pendorong perubahan arsitektur bangunan Jawa, penggantian komponen bangunan maupun strukturnya telah banyak dilakukan. Beberapa rumah di Baluwarti sudah ada yang menggunakan bangunan tembok bertingkat dengan gaya rumah modern yang karena kemampuan ekonomi tercukupi hal semacam itu dilakukan padahal di kompleks Baluwarti tidak diperbolehkan adanya rumah bertingkat, hal tersebut berdasarkan filosofi Jawa yang melarang sebuah bangunan di Baluwarti tidak boleh melebihi ketinggian bangunan keraton. 78

3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Faktor ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan faktor pendorong perubahan arsitektur yang tidak bisa dihindari. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan akibat dari semakin berkembangnya masyarakat yang belum tentu berdampak negatif dalam pola kehidupan masyarakat sendiri. Dalam hal arsitektur, ilmu pengetahuan dan teknologi sudah mengambil alih hampir dari semua aspek, yaitu aspek ilmu bangunan, bahan bangunan, peralatan pembangunan, tenaga ahli dan lain-lain. Dengan berkurangnya tenaga ahli dalam 77 Wawancara dengan GPH Dipokusumo, tanggal 8 Desember 2004. 78 Wawancara dengan KRHT Poerwodipoero, tanggal 1 Desember 2004. bidang arsitektur tradisional Jawa Kalang telah memberi ruang pada arsitek modern dalam mengembangkan sebuah karya arsitektur. Begitu pula dalam hal bahan material bangunan, sekarang sangat mudah menemukan bahan material di pasaran, misalnya semen, keramik, marmer, kayu, tripleks dan alat-alat pertukangan seperti meteran, gergaji listrik, bor dan lain-lain, dan hal semacam itu telah membuat suatu pembangunan menjadi lebih efektif dan efisien. 79 Para arsitek modern tidak lagi memandang dari satu aspek saja melainkan dari berbagai aspek yaitu aspek kekuatan dan konstruksi fermitas, aspek kegunaan dan fungsi utilitas, dan aspek keindahan dan estetika venustas. 80 Keraton Kasunanan Surakarta saat ini juga sedang melakukan sebuah renovasi pada Pendopo Magangan. Pelaksanaan renovasi tersebut juga tidak terlepas dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu penggunaan beton bertulang pada bagian saka-sakanya, atap yang dulu berupa sirap sekarang ditutup dengan seng, bagian lantainya menggunakan marmer dan tenaga pelaksanaannya sekarang memakai tenaga borongan dengan kelengkapan alat-alat modern seperti gergaji listrik, pasah listrik, slepan dan lain-lain. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan yang praktis dan tidak semata-mata mengubah bangunan yang asli, karena bangunan asli masih tetap dipertahankan bentuknya, dan karena filosofi Jawa, Nut Jaman Kelakon maka hal semacam itu bisa ditoleransi. 81 Sejalan dengan teori dari Eko Budihardjo bahwa identitas arsitektur seyogyanya bersifat 79 Wawancara dengan Ari, tanggal 11 Desember 2004. 80 Eko Budihardjo.Op.cit. hal 59. 81 Wawancara dengan GPH Puger, tanggal 30 November 2004. adhesive atau saling memperkaya dan menambah bukan divisive atau saling membagi dan mengurangi. 82 Dalam perenovasian bangunan yang sudah termasuk dalam kategori Cagar Budaya tidak boleh dilakukan sembarangan dan harus melalui konsep-konsep yang sudah ada yaitu konsep konservasi. 83 Konsep konservasi adalah di satu sisi mempertahankan bentuk bangunan asli dan di sisi lain mengembangkan bahkan mengubah atau menambah komponennya. Dalam konsep konservasi juga mencakup preservasi yaitu pelestarian suatu tempat seperti keadaan aslinya tanpa adanya perubahan termasuk upaya pencegahan kehancuran, restorasi yaitu mengembalikan suatu tempat seperti keadaan aslinya tanpa menggunakan bahan baru, rekonstruksi yaitu mengembalikan suatu tempat semirip mungkin dengan keadaan aslinya dengan menggunakan bahan baru dan lama, dan adaptasi yaitu mengubah sedikit tempat agar dapat digunakan untuk fungsi yang lebih sesuai. 84

4. Faktor Sosial Budaya Masyarakat.