Pola tata ruang dan fungsi dari bangunan Panggang-pe. Pola tata ruang dan fungsi dari bangunan Kampung. Pola tata ruang dan fungsi dari bangunan Limasan.

gandhok dan tratag sebagai bangunan tambahan bagi anggota keluarga maupun orang lain. 27 Secara konstruksi pola rumah tradisional Jawa juga ditunjukkan dengan bagian bangunan yang dianggap baku, yaitu saka guru tiang utama, molo balok bubungan, blandar dan pengeret balok penghubung saka guru, umpak landasan pondasi, gebyok dinding papan atau seketheng dan saka penitih deretan tiang di sekeliling saka guru. 28 Pola tata bentuk arsitektur Jawa ditunjukkan dengan bentuk bangunan yaitu Panggang-pe bentuk dasar dari semua bentuk bangunan Jawa, Gedhang Selirang bentuk pelana, Limasan bentuk limas, dan Joglo bentuk limas yang dikembangkan. 29 Untuk pola tata ruang dan fungsi dari masing-masing bangunan tradisional Jawa adalah sebagai berikut :

1. Pola tata ruang dan fungsi dari bangunan Panggang-pe.

Bangunan Panggang-pe adalah bentuk bangunan arsitektur Jawa yang paling sederhana dan merupakan dasar dari semua bangunan tradisional Jawa. Tidak seperti bangunan tradisional Jawa lainnya, Panggang-pe tidak digunakan sebagai tempat tinggal, melainkan sebagai tempat untuk menyimpan padi atau lumbung, kandang, pos ronda, warung, dan kios. Bagian-bagian dari bangunan Panggang-pe adalah atap, dinding, tiang, pintu, dan tangga. Bangunan Panggang-pe umumnya hanya mempunyai satu buah ruang, yang disesuaikan dengan fungsi bangunan tersebut. Misalnya digunakan sebagai lumbung maka ruangnya digunakan sebagai tempat penyimpan padi atau bibit. 30 27 Arya Ronald.op.cit. hal 362. 28 ibid. 29 ibid. 30 Gatut Murniatmo. Op.cit. hal 85. Keterangan : 1. ruang depan emper 2. ruang tengah ruang keluarga 3. ruang belakang kamar - senthong kiwo - senthong tengah - senthong tengen 4. kamar tambahan

2. Pola tata ruang dan fungsi dari bangunan Kampung.

Bangunan tradisional Jawa yang lebih berkembang dari Panggang-pe adalah Kampung. Bangunan tersebut sudah dipakai sebagai tempat tinggal, dan mempunyai beberapa ruangan yang berbeda fungsinya satu sama lain. Susunan ruang pada bangunan Kampung ada 3 bagian, yaitu bagian depan yang disebut emper, bagian tengah yang disebut kamar keluarga dan bagian belakang yang terbagi atas 3 kamar atau senthong, yaitu senthong kiwo, tengah,dan tengen. Bila dalam keadaan tertentu membutuhkan tambahan kamar maka dibuatlah kamar tambahan di bagian sisi ruang tengah dengan batasan rana. Rana dalam bahasa Jawa berarti ke sana, maka tempat yang dipasangi rana tidak boleh didatangi orang asing karena merupakan tempat yang privat, yang melambangkan rasa malu. Gambar 51: Denah Rumah Kampung

3. Pola tata ruang dan fungsi dari bangunan Limasan.

Rumah tradisional Jawa tipe Limasan ini adalah perkembangan dari tipe Kampung. Biasanya yang mempunyai rumah tipe Limasan tersebut adalah orang-orang yang mempunyai status sosial tinggi misalnya bangsawan dan priyayi kelas tinggi sehingga bagian-bagian rumah, perabotan, dan ruangannyapun berbeda dengan masyarakat biasa. Pada dasarnya susunan ruang pada bentuk rumah Limasan tersebut tidak berbeda dengan susunan ruang pada rumah Kampung. Secara garis besar susunan ruang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu ruang depan, ruang tengah, dan ruang belakang. Pada rumah Limasan ini ruangan tengah biasanya lebih Keterangan : 1. ruang depan 2. ruang tengah 3. ruang belakang a. senthong kiwa b. senthong tengah c. senthong tengen 4. kamar tambahan luas daripada ruang depan maupun belakang. Pada ruang belakang terdapat 3 buah kamar senthong yaitu senthong kiwa, senthong tengah, dan senthong tengen. Penambahan kamar tambahan pada rumah tersebut biasanya ditempatkan pada masing-masing pojok ruang belakang dan di bagian samping ruang tengah. Gambar 52: Denah Rumah Limasan

4. Pola tata ruang dan fungsi dari bangunan Tajug.