lxx keuntungan sebesar Rp 10.375,61. Keuntungan usaha pengolahan keripik
singkong ½ jadi menjadi keripik singkong matang selama satu kali proses produksi pada KUB Wanita Tani Makmur sebesar Rp 1.610.418,99 dengan
penerimaan sebesar Rp 3.962.500,00 dan biaya total sebesar Rp 2.352.081,01. Keuntungan yang diperoleh anggota lebih kecil dibandingkan pada KUB
Wanita Tani Makmur karena biaya total yang dikeluarkan cukup besar. Sedangkan keuntungan pada KUB Wanita Tani Makmur lebih besar daripada
keuntungan anggota, meskipun biaya yang dikeluarkan cukup besar namun peningkatan penerimaan juga lebih besar dari anggota sehingga KUB Wanita
Tani Makmur mempunyai keuntungan lebih besar. Perbedaan keuntungan yang cukup besar antara anggota dengan KUB Wanita Tani Makmur ini
disebabkan karena KUB Wanita Tani Makmur dapat mempermainkan harga jual pada keripik singkong yang dihasilkan sedangkan anggota KUB Wanita
Tani Makmur tidak bisa mempermainkan harga dikarenakan anggota KUB Wanita Tani Makmur menjual keripik singkong ½ jadi kepada KUB Wanita
Tani Makmur. Keuntungan yang diterima KUB Wanita Tani Makmur ini nantinya akan digunakan untuk pengembangan KUB Wanita Tani Makmur
menjadi koperasi dimana bertujuan untuk lebih mensejahterakan anggotanya.
F. Analisis Efisiensi Usaha Keripik Singkong
Efisiensi usaha pengolahan ubi kayu menjadi keripik singkong dilakukan dengan menggunakan analisis perhitungan RC Ratio, yaitu dengan
membandingkan antara penerimaan dengan total biaya. Perhitungan analisis efisiensi tersebut dapat dilihat pada Tabel 21. berikut :
lxxi Tabel 21. Efisiensi Usaha Pengolahan Ubi Kayu menjadi Keripik Singkong di
Kabupaten Karanganyar selama Satu Kali Proses Produksi pada Bulan Agustus 2009.
No Uraian
Jumlah
Anggota
1 Penerimaan Total Rp
101.953,13 2
Biaya Total Rp 91.577,52
Efisiensi RC 1,11
KUB Wanita Tani Makmur
1 Penerimaan Total Rp
3.962.500,00 2
Biaya Total Rp 2.352.081,01
Efisiensi RC 1,68
Sumber : Analisis Data Primer Tabel 21. menunjukkan bahwa efisiensi usaha pengolahan ubi kayu
mentah menjadi keripik singkong ½ jadi di Kabupaten Karanganyar pada anggota KUB dengan penerimaan sebesar Rp 101.953,13 dan biaya total
sebesar Rp 91.577,52 sehingga diperoleh nilai RC ratio sebesar 1,11. Hal ini berarti bahwa usaha pengolahan ubi kayu mentah menjadi keripik singkong ½
jadi pada anggota KUB Wanita Tani Makmur di Kabupaten Karanganyar menunjukkan sudah efisien, sedangkan pada KUB Wanita Tani makmur juga
telah efisien dengan penerimaan sebesar Rp 3.962.500,00 dan biaya total sebesar Rp 2.352.081,01 sehingga diperoleh nilai RC ratio sebesar 1,68 ini
berarti bahwa untuk setiap Rp 100.00 biaya total yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 168,00.
Nilai RC rasio pada KUB Wanita Tani Makmur 1,68 berarti bahwa setiap Rp 100 biaya yang dikeluarkan dalam awal kegiatan usaha pengolahan
keripik singkong ½ jadi menjadi keripik singkong matang memberikan penerimaan sebesar 1,68 dari biaya yang telah dikeluarkan. Misalnya saja
dalam awal kegiatan usaha pengolahan keripik singkong ½ jadi menjadi keripik singkong matang mengeluarkan biaya Rp 100.000,00 maka KUB
Wanita Tani Makmur akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 168.000,00. Semakin besar RC rasio maka akan semakin besar pula penerimaan yang
akan diperoleh. Demikian juga untuk RC rasio pada anggota KUB Wanita Tani Makmur.
lxxii
G. Analisis Nilai Tambah Bahan Baku Keripik Singkong