Serat, vitamin C, vitamin E dan Seng

40

b. Serat, vitamin C, vitamin E dan Seng

Tabel 24 menunjukkan gambaran konsumsi serat dan vitamin. Untuk zat gizi mikro –khususnya antioksidan– AKG vitamin C, vitamin E dan Zn hampir sama antara persentase AKG sebelum intervensi 37.2, 22.7, 39.8 dengan selama intervensi 37.2, 20.7 dan 42.9, selain itu persentase AKG ketiganya juga masih dibawah separuh AKG. Serat. Kecukupan serat berdasar RDA USA 2002 adalah sebesar 21 ghr sehingga persentase konsumsi serat sampel terhadap RDA USA hanya sekitar 30 saja atau jauh dari kecukupan yang dianjurkan. Sumber serat utama berasal dari sayur dan buah. Tabel 19 menunjukkan bahwa tidak semua sampel mengonsumsi sumber serat setiap hari, sekitar 66 sampel mengonsumsi sayur setiap hari namun hanya seperlima sampel 20.8 yang mengonsumsi buah setiap hari. Rendahnya konsumsi serat merupakan salah satu faktor risiko terhadap memburuknya profil lipid sampel. Tabel 24 Konsumsi serat, vitamin C, vitamin E dan Zn sebelum dan selama intervensi Zat Gizi Satuan Phase Mean + SD Min Maks AKG AKG1 P value 2 Serat gram sebelum 6.9 + 3.7 1.8 19.5 - - 0.157 selama 6.2 + 2.6 2.3 12.8 - - Vitamin C mg sebelum 27.9 + 19.5 3.2 119.2 75 37.2 0.546 selama 27.9 + 22.8 0.2 109.9 75 37.2 Vitamin E mg sebelum 3.4 + 1.5 1.10 9.5 15 22.7 0.126 selama 3.1 + 1.3 1.14 6.2 15 20.7 Zn mg sebelum 3.9 + 1.7 0.9 12.0 9.8 39.8 0.328 selama 4.2 + 1.4 2.1 8.5 9.8 42.9 1 AKG 2004; 2 t-test p0.05 tidak terdapat perbedaan nyata antar kelompok Vitamin C. Sumber utama vitamin C adalah buah yang berwarna kuning, orange atau sayuran berwarna hijau. Vitamin C dapat berfungsi sebagai antioksidan karena kemampuannya sebagai agen pereduksi, seperti mereduksi superoxide menjadi hidrogen peroksida atau mereduksi unsur logam. Vitamin ini juga membantu beberapa proses di dalam tubuh seperti menjadi bagian dari proses sintesa karnitin yang berfungsi untuk transfer lemak, transport elektron dalam berbagai reaksi enzimatik, sintesa kolagen dan meningkatkan imunitas Guthrie 1998. 41 Rendahnya frekuensi konsumsi sayur dan khususnya buah hasil FFQ pada Tabel 19 menyebabkan rendahnya AKG vitamin C. Kecukupan vitamin C hanya 37.2 AKG. Hal ini sedikit bertentangan dengan tradisi perilaku makan di wilayah penelitian yang berada di Jawa Barat dimana pada umumnya konsumsi sayur relatif lebih tinggi dibanding daerah lain. Sampel lebih menyukai makanan yang digoreng daripada sayur dan buah Gambar 18. Pemasakan sayur juga mengakibatkan turunnya sebagian besar vitamin, khususnya vitamin C. Rendahnya AKG vitamin C sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mega 2008 dengan subyek lansia di Kota Depok, dimana AKG untuk vitamin C adalah 32.9. Vitamin E. Vitamin E merupakan antioksidan larut lemak yang penting dalam sistem antioksidan tubuh. Fungsinya adalah sebagai penghalang pertama terjadinya antioksidan pada PUFA dan oksidasi LDL oleh radikal bebas hal ini karena vitamin terdapat pada phospolipid membran sel sehingga efektif melindungi kerusakan lemak. Tabel 24 menunjukkan bahwa kecukupan gizi vitamin E tergolong sangat rendah, hanya berkisar 20. Hasil ini sejalan dengan penelitian Purwantyastuti 2000 dimana kecukupan vitamin E pada lansia perempuan sebesar 36 juga sejalan dengan penelitian Mega 2008 dimana kecukupan vitamin E pada lansia hanya mencapai 24 AKG. Sumber vitamin E terbesar berasal dari minyak nabati minyak jagung, minyak biji bunga matahari, minyak wijen disusul sayuran dan pangan yang difortifikasi. Masyarakat di Indonesia relatif tidak terbiasa mengonsumsi jenis minyak tersebut yang umumnya di negara barat digunakan sebagai campuran salad buah atau sayur. Meskipun tergolong sering mengonsumsi minyak nabati, rata-rata konsumsi vitamin E penduduk Amerika juga lebih rendah dibanding AKG Guthrie 1998. Seng. Seng Zn merupakan zat gizi mikro yang merupakan komponen dari lebih 300 enzim di dalam tubuh. Secara spesifik Zn diperlukan oleh enzim SOD untuk perannya sebagai antioksidan. Angka kecukupan gizi Zn relatif sedikit lebih tinggi dibanding vitamin C dan vitamin E. Kecukupan Zn berkisar 40 yang tidak berbeda bermakna antara sebelum dan saat intervensi. Sumber utama Zn adalah pangan nabati seperti daging, ayam, telur dan susu serta hasil olahnya. Selain itu Z Zn dari bahan pangan pada kulit luar yang hewani sampel seper kecukupan gizi Zn jug Gambar 17 m konsumsi vitamin C intervensi. Terlihat b gizi tersebut baik pad semua sampel menga antara sebelum denga Gambar 17 Persentas sebelum 83 8 20 40 60 80 100 120 Vit C Zn pada pangan hewani relatif lebih mudah di gan nabati. Zn juga terdapat pada produk sere g umumnya hilang saat penggilingan. Renda perti terlihat pada Gambar 18 dapat menjela juga tidak mencapai angka yang dianjurkan. memperlihatkan persentase sampel yang me C, vitamin E dan Zn AKG 70 sebelu t bahwa hampir semua sampel mengalami de ada saat penapisan maupun intervensi, bahkan u galami defisit. Besarnya AKG tidak menunjuk gan selama intervensi. tase konsumsi vitamin C, vitamin E dan Zn 7 m dan selama intervensi . 100 96 86.8 100 92.5 Vit C Vit E Zn sebel selam 70 AKG 42 di serap dibanding erealia khususnya dahnya konsumsi elaskan mengapa engalami defisit elum dan selama defisit semua zat n untuk vitamin E jukkan perbedaan 70 AKG ebelum intervensi elama intervensi Gambar 18 Persent selama Gambar 18 m gorengan yang diko penjelasan dari Gamb sampel yang mengon buah dan pangan he sampel. Terlihat bah dianjurkan, sebalikny atau keragaman ko dikhawatirkan mempe

c. Lemak