Perubahan aktivitas SOD pada setiap fase

74 Dalam penelitiannya Astuti mendeteksi adanya SOD dalam tempe yang muncul setelah fermentasi kedelai selama 24 jam Astuti 1997. Peningkatan SOD berlanjut hingga fermentasi 60 jam yang menandakan bahwa produksi SOD berjalan bersamaan dengan pertumbuhan kapang. Dalam penelitian ini enzim antioksidan yang diteliti hanya SOD dengan asumsi karena penelitian sebelumnya hanya menemukan SOD dalam tempe sedangkan katalase dan glutation peroksidase belum dilaporkan. Selain itu SOD dianggap sebagai antioksidan primer yang merupakan pertahanan pertama untuk menangkal radikal bebas.

a. Perubahan aktivitas SOD pada setiap fase

Uraian di bawah ini akan menampilkan secara lebih terperinci pergerakan rata-rata mean pada setiap kelompok perlakuan orang yang sama, dimulai saat awal hingga akhir penelitian. Gambar 22 adalah kelompok A yang saat fase 1 mendapat “intervensi” terlebih dahulu dan setelah wash out pada fase 2 mendapat “kontrol”, sementara Gambar 23 merupakan kelompok B dimana pada fase 1 mendapat “kontrol” terlebih dahulu dan pada fase 2 mendapat “intervensi”. Gambar 22 berikut menunjukkan bahwa pada kelompok sampel yang memiliki aktivitas SOD kurang dari rata-rata, mengalami peningkatan aktivitas SOD yang lebih tajam dibanding kelompok sampel yang memiliki aktivitas SOD lebih besar dari mean. Pada fase wash out terjadi sedikit penurunan aktivitas SOD di dua kelompok, dan memasuki fase 2 terjadi peningkatan aktivitas SOD meskipun sangat kecil. Relatif rendahnya perubahan di fase wash out dan fase 2 kemungkinan karena aktivitas SOD telah berada pada kisaran normal atau terjadi kondisi homeostatis. Gambar 22 Perubahan rata-rata aktivitas SOD pada kelompok A UmL 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 Sebelum Setelah Sebelum Setelah mean mean Intervensi Kontrol Kelompok A UmL Tidak terjadi “intervensi” kemungk tempe terbukti mamp hingga 2 bulan setelah Pada Gambar “kontrol” terlebih dah pada kelompok yan peningkatan bahkan s “intervensi” tidak terl aktivitas SOD berada tidak terlalu berpenga SOD kurang dari m “kontrol”, namun set yang jauh lebih besa kemungkinan pembe aktivitas SOD yang re Gambar 23 P Ketika “interv terlihat bahwa sampel peningkatan aktivitas SOD lebih besar dari yang rendah maka pe “kontrol” terlihat ba aktivitas SOD kurang kemungkinan disebab 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 UmL dinya penurunan aktivitas SOD seperti ko gkinan karena fase wash out yang kurang la mpu mempertahankan aktivitas SOD pada lev lah berakhirnya intervensi. ar 23 menampilkan sampel yang pada fa dahulu, terlihat adanya kenaikan aktivitas SO ang memiliki aktivitas SOD di atas mean setelah fase “intervensi” selesai, meskipun p erlalu tajam. Kemungkinan sebelum masuk fa da pada level yang cukup, sehingga pemberian garuh. Hal yang sama terjadi pada kelompok d mean, terjadi peningkatan yang sangat kec etelah selesai “intervensi” terjadi peningkatan sar dibanding kelompok dengan mean lebih berian tempe akan lebih bermanfaat pada in rendah karena dapat meningkatkan akt ivitas SO Perubahan rata-rata aktivitas SOD pada kelom ervensi” pada kelompok A dan B digabung pel yang memiliki aktivitas SOD kurang dari m as SOD yang lebih tajam dibanding sampel d ri mean. Hal ini be rarti pada individu dengan pemberian tempe akan lebih bermanfaat. Sem bahwa meniadakan konsumsi tempe pada k ng dari mean tetap menunjukkan peningkatan abkan karena sampel yang termasuk kelomp Sebelum Setelah Sebelum Setelah Intervensi Kontrol Kelompok B 75 kondisi sebelum lama. Intervensi level yang “baik” fase 1 mendapat OD. Sementara ean terus terjadi peningkatan saat fase “intervensi” , an tempe menjadi k dengan aktivitas ecil selama fase tan aktivitas SOD h besar, sehingga individu dengan SOD lebih tinggi. ompok B UmL ng Gambar 24, mean mengalami l dengan aktivitas gan aktivitas SOD ementara itu pada kelompok yang tan. Hal te rsebut mpok A, dimana mean mean 76 setelah 2 bulan tidak mengonsumsi tempe aktivitas SOD masih dalam keadaan baik. Artinya pemberian tempe selama 4 minggu masih dapat mempertahankan aktivitas SOD 2 bulan berikutnya ketika tempe tidak lagi diberikan. Gambar 24 Perubahan rata-rata aktivitas SOD UmL Analisis bivariat lebih lanjut berdasar hasil FFQ terhadap riwayat konsumsi tempe sebelum penelitian dilaksanakan menunjukkan, bahwa sampel dengan aktivitas SOD lebih besar dari mean ternyata lebih banyak yang mengonsumsi tempe setiap hari 48.1 dibanding yang tidak mengonsumsi tempe setiap hari 26.9. Hal ini berarti bahwa konsumsi tempe rutin setiap hari dapat meningkatkan aktivitas SOD hingga mencapai level yang aman.

b. Perubahan total aktivitas SOD