Rumusan Masalah Influences of work values on environment at the airport: a case study in five airports in Indonesia
3 Angkasa Pura I adalah terjadinya perambahan jumlah rumah penduduk dan
industri yang berkembang mendekati bandara. Masalah lainnya yang terjadi di kawasan bandara adalah kebisingan
sehingga diperlukan berbagai bentuk kepedulian dalam menjaga agar tidak terjadi kebisingan di sekitar wilayah bandara atau menjaga agar kebisingan tidak
melampaui ambang batas yang ditetapkan. Pesawat yang bising biasanya kurang diminati pula oleh maskapai penerbangan yang menjadi para pembelinya. Selain
itu, pesawat terbang masa depan yang banyak dirancang saat ini adalah pesawat yang hemat bahan bakar fuel-efficient plane dan jauh dari kebisingan low-noise
polution plane. Saat ini, Indonesia mencanangkan diri sebagai negara tujuan wisata.
Dengan ramainya kunjungan wisata ke berbagai daerah di Indonesia, maka konsekuensinya bandara dibangun di berbagai daerah. Khusus untuk daerah yang
sudah memiliki bandara, pimpinan bandara umumnya juga merasa perlu melakukan pengembangan dan peningkatan bandara mengingat dengan
bertambahnya jumlah penumpang, barang dan jasa serta jumlah penerbangan yang semakin banyak, maka bandara membutuhkan para pekerja yang mempunyai nilai
kerja yang handal. Bandara membutuhkan kemampuan untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan terus meningkat menghadapi masa depan dari bandara
itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka muncul pertanyaan penelitian ini:
bagaimanakah nilai kesiapan dalam menghadapi berbagai tuntutan perkembangan dalam melayani publik? Pada umumnya pertanyaan tersebut akan dijawab bahwa
mereka siap untuk melayani. Namun, nilai kerja yang manakah yang merupakan nilai dari para staf dan karyawannya yang sesungguhnya melayani masyarakat di
dalam bandara itu yang menghasilkan pelayanan yang optimal atau prima pada lingkungan internal bandara dan lingkungan luar eksternal bandara? Jawabannya
masih terlalu mengawang-ngawang dan belum implementatif. Oleh karena itu, di bandara diperlukan kajian tersendiri untuk menjawab
pertanyaan tersebut di atas. Selain itu, pertanyaan dapat merujuk pada suatu keinginan untuk mengetahui bagaimana nilai kerja di lingkungan dalam organisasi
PT Angkasa Pura I internal organizational environment atau lingkungan kerja
4 itu sendiri yang berkaitan dengan lingkungan dalam dan luar external
organizational environment. Pertanyaan ini juga timbul dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan
terhadap lingkungan sosial, lingkungan buatan dan lingkungan alaminya. Kualitas pelayanan ini selanjutnya akan menjadi alat bantu untuk melakukan perubahan
kebijakan dari keadaan yang ada pada saat ini, sehingga hasilnya dapat membantu merubah kebijakan menjadi lebih baik lagi.
Kurangnya kemampuan pelayanan di bandara juga dapat disebabkan oleh peralatan, maupun fasilitas atau infrastruktur yang kurang mendukung. Namun,
peralatan dan fasilitas tersebut pun bergantung pada bagaimana nilai kerja yang dianut oleh para karyawan yang bekerja sebagai pimpinan, staf dan karyawan di
lingkup kerja Angkasa Pura I ini. Pelayanan yang menyeluruh memerlukan perhatian dari berbagai kaitan antara unsur utama sistem organisasi dari Angkasa
Pura I dengan bagian-bagiannya. Sentral dari unsur sistem organisasi adalah unsur manusia dengan segala nilai kerja yang ada dan yang saling bertautan satu dengan
lainnya dalam menunjang pengaruhnya pada lingkungan luar organisasi dan
sebaliknya.
Berdasarkan hal tersebut, bentuk pelayanan yang baik seharusnya dirasakan oleh mereka yang berada di lingkungan luarnya, yaitu lingkungan sosial
organisasinya seperti juga di lingkungan buatan dan lingkungan alaminya. Perhatian dalam penelitian ini terfokus pada masalah pelayanan yang diberikan,
yang terasa masih jauh dari memuaskan bagi masyarakat pemakai bandara yang dilayaninya, apalagi ingin mengejar ketertinggalan yang dialami terutama
dibandingkan dengan bandara di dunia internasional lainnya. Cermin dari bentuk pelayanan yang dirasakan bermasalah adalah
kurangnya fasilitas yang menunjang, seperti kenyamanan, keamanan, kebersihan,
keindahan, kerapihan serta penghijauan adalah beberapa contoh akibat dari
masalah nilai kerja yang ada. Contoh lain adalah: kurang tersedianya toilet di sekitar tempat parkir kendaraan, sehingga banyak dari mereka yang berhajat kecil
dilakukan di sekitar kendaraan dimana para pengemudi menunggu. Kebersihan umumnya terkait erat dengan kebiasaan orang dari mana
mereka berasal. Di antara mereka yang berkunjung ke Indonesia ada yang datang
5 dari daerah yang sangat terbiasa dengan kebersihan seperti dari Jepang, Australia,
Eropa dan Amerika Utara. Pendidikan kebersihan bagi masyarakat asal pengunjung ini sudah cukup memasyarakat, sedangkan bagi penduduk setempat
sendiri belum terlihat hasilnya secara nyata, bahkan sosialisasinya juga tidak begitu terasa.
Hal yang dinilai kurang menyenangkan di berbagai bandara adalah apabila ada beberapa pesawat yang sedang ditunggu maupun yang berangkat bersamaan,
persediaan tempat duduk di ruang tunggu keberangkatan, baik di luar bandara maupun di dalam bandara tidak mencukupi. Padahal penumpang banyak yang
menunggu giliran untuk berangkat. Minimumnya fasilitas kursi dalam ruang tunggu penumpang maupun di luar ruang tunggu masih terlihat dari banyaknya
penumpang yang duduk di lantai. Informasi sebagai bahan petunjuk bagi wisatawan juga masih kurang
tersedia di bandara. Berbagai bahan informasi wisata di luar bandara, seperti berbagai tempat makan restoran, tempat rekreasi atau tempat wisata yang baik,
belum banyak tersedia apabila tidak hendak dikatakan tidak ada. Di beberapa bandara juga masuk pedagang kaki lima ke daerah sekitar bandara. Saat ini
masalah tersebut dapat teratasi untuk sebagian bandara, namun masih terlihat di sebagian bandara. Di Bandara Cengkareng, penyediaan makan para sopir dan
lainnya masih tetap membutuhkan keberadaan pedagang makanan. Kondisi tersebut di atas terkait erat dengan pelayanan di bandara dan dari
bandara terhadap kenyamanan, keamanan, kebersihan, keindahan, dan sebagainya. Begitu juga dengan kepemimpinan sebagai nilai yang sentral dalam semua hal
yang dibicarakan sebagai masalah yang dihadapi. Pimpinan yang hanya duduk di dalam kantor biasanya tidak mengetahui apa yang terjadi di luar ruangan
kantornya sendiri. Sebagian besar masalah yang dihadapi oleh bandara yang ada ini
dipengaruhi oleh pelayanan sebagai cermin dari nilai kerja dari mereka yang bekerja di dalam perusahaan yang melayani masyarakat luas. Nilai kerja yang
baik diperkirakan dapat membawa kenyamanan bagi masyarakat luas sebagai bentuk dari pelayanannya. Nilai kerja yang baik itu bisa juga diartikan sebagai
nilai kepedulian dari mereka yang berada di lingkungan dalam kantor kepada
6 mereka yang berada di luar kantor. Kepedulian inilah yang diperkirakan kurang
dari memuaskan. Alur berfikir singkat dari masalah yang dihadapi oleh PT. Angkasa Pura I tersebut disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Alur Permasalahan Penelitian Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang dan permasalahan,
maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1.
Bagaimana tingkat kepedulian responden terhadap lingkungan bandara? 2.
Faktor-faktor nilai kerja apa yang mempengaruhi kepedulian lingkungan bandara?
3. Bagaimana kebutuhan stakeholders dalam upaya meningkatkan kepedulian dan
kinerja lingkungan bandara? 4.
Strategi apa yang perlu diterapkan untuk meningkatkan kepedulian lingkungan bandara yang menjadi kebutuhan stakeholders?