TRADISI MAKAN NASI PELLENG PADA MASYARAKAT PAKPAK DESA PARRATUSAN KECAMATAN SUMBUL KABUPATEN DAIRI.

(1)

TRADISI MAKAN NASI PELLENG BAGI MASYARAKAT PAKPAK

DI DESA PARRATUSAN KECAMATAN SUMBUL

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: DESI ANGKAT NIM. 3103122009

PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

DESI ANGKAT, NIM 3103122009, Tradisi Makan Nasi Pelleng Pada Masyarakat Pakpak Desa Parratusan Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui latarbelakang munculnya tradisi makan Nasi Pelleng; untuk mengetahui tujuan dan bagaimana cara penyajian Nasi Pelleng; untuk mengetahua apakah masyarakat Pakpak yang ada di desa Parratusan Kecamatan Sumbul masih sering menyajikan Nasi Pelleng; untuk mengetahui apakah ada perubahan dalam penyajian Nasi Pelleng;

Dalam penelitian ini data dikumpulkan dan diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara dan melakukan observasi langsung dengan sepuluh orang informan masyarakat Pakpak yang ada di desa Parratusan yang dipilih oleh penulis sebagai informan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi makan Nasi Pelleng bagi masyarakat Pakpak di Desa Parratusan memiliki khasiat yang sangat penting bagi masyarakat Pakpak. Masyarakat Pakpak percaya bahwa dengan tradisi makan Nasi Pelleng apa yang dicita-citakan dan diinginkan akan tercapai.Penyajian Nasi Pelleng dilakukan dalam waktu tertentu sesuai dengan tujuan penyajian. Makna yang terkandung dalam Tradisi Makan Nasi Pelleng bahwa adanya kepercayaan masyarakat Pakpak dengan adanya penyajian Nasi pelleng dalam berbagai hajatan dapat memberikan nilai positif terhadap masyarakat. Penyajian Nasi Pelleng juga memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi, hal ini bertujuan agar menghormati para leluhur. Dengan adanya kemajuan sehingga mengubah pola pikir masyarakat Pakpak, dalam hal ini masyarakat Pakpak mulai luntur kepercayaanya terhadap tradisi Nasi Pelleng ini sehingga ada perubahan yang terjadi dalam penyajiannya. Meskipun terdapat perubahan dalam penyajian Nasi Pelleng, tapi tujuannya tetap sama dan perubahan tersebut tidak terlalu banyak.

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis menyimpulkan bahwa tradisi makan Nasi Pelleng harus dijaga dan di lestarikan supaya tradisi makan Nasi Pelleng tidak hilang dan ditinggalkan oleh masyarakat Pakpak. Tradisi yang merupakan tradisi yang sudah mendarah daging bagi Masyarakat Pakpak harus dipertahankan karena tradisi ini merupakan warisan dari nenek moyang yang secara turun temurun di dipercayai, hal tersebut haruslah dijaga sebagai penghargaan terhadap leluhur.


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur terlebih dahulu penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia yang diberikan , akhirnya skripsi ini yang berjudul “Tradisi Makan Nasi Pelleng Bagi Masyarakat Pakpak di Desa Parratusan Kecamatan Sumbuldapat diselesaikan.Tulisan ini merupakan salah satu syarat yang diperuntukkan bagi setiap mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan di dalamnya, hal ini tentunya disebabkan karena segala keterbatasan yang dimiliki oleh penulis baik yang bersifat materil maupun non materil.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si sebagai Rektor UNIMED 2. Bapak Dr. Restu M.S sebagai Dekan FIS UNIMED

3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Antropologi

4. Ibu Dra. Puspitawati,, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membimbing dan memberikan arahan mulai dari awal pembuatan hingga skripsi ini selesai.

5. Bapak Drs. Payerli Pasaribu, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik sekaligus penguji, yang telah memberikan bimbingan arahan dan masukkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.


(7)

6. Bapak Drs. Waston Malau, M.SPsebagai Dosen Penguji yang telah banyak memberikan masukan, pendapat, motivasi yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Ibu Noviy Hasanah, M.Hum sebagai Dosen Penguji yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Seluruh Dosen dan Civitas akademik Program Studi Pendidikan Antropologi yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu terima kasih atas ilmu, kenangan, pengalaman dan motivasi selama ini.

9. Kedua orang tua penulis Ayahanda M. Angkat dan Ibunda tercinta K.br Silalahi yang telah senantiasa memberikan cinta, kasih sayang, dan dukungan baik material maupun non material, dan telah membantu penulis melakukan penelitian, serta senantiasa memberikan doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dan dapat menyelesaikan perkuliahan ini dengan baik. 10. Abang - abangku , dan adik - adikku yang selalu memberikan semangat,

doa dan perhatiannya kepada penulis.

11. Bapak/Ibu administrasi Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan segala keperluan penulis.

12. Terkhusus untuk teman terbaik yang selalu ada ; Meldeva. Terimakasih untuk dukungan, semangat, airmata, perjuangan dan semua yang telah kita lakukan selama ini.

13. Untuk Abang tersayang Harzan Marbun yang telah menjadi penyemangat dan selalu ada dalam suka dan duka, terima kasih kesayanganku.


(8)

14. Keluarga Antropologi Angkatan yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan kenangan indah selama ini, memotivasi, dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini. .

15. Seluruh informan yang telah banyak berpartisipasi, terimakasih atas segalapemberian informasi yang penulis butuhkan, juga semangatnya.

16. Bagi semua pihak dan responden yang telah banyak membentu penulis dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat ditulis satu persatu, penulis ucapkan banyak terima kasih

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, serta dapat menjadi bahan masukan bagi yang membutuhkan.

Medan, Maret 2015 Penulis

Desi Angkat NIM 3103122009


(9)

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah ... . 1

1.2 Indentifikasi Masalah ... . 4

1.3Rumusan Masalah ... . 5

1.4Tujuan Penelitian ... . 5

1.5Manfaat Penelitian ... . 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... . 7

2.2 Kerangka konseptual ... . 8

2.2.1 Masyarakat ... . 9

2.2.2 Masyarakat Pakpak ... 10

2.2.3 Adat Istiadat ... 13

2.2.4 Tradisi ... 14

2.2.5. Makanan Tradisional ... 17

2.3 Kerangka Teori... 18

2.3.1 Kebudayaan ... 18

2.3.2 Simbol ... 19

2.4 Kerangka Berfikir... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 24

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 24

3.3 lokasi Penelitian ... 26

3.4 Sumber Data ... 26

3.5. Teknik Analisis Data ... 27

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 29

4.1.1. Keadaan Geografis ... 29

4.1.2. Peruntukan dan Manfaat Lahan ... 30

4.1.3. Keadaan Tanah ... 31

4.2 Keadaan Demografis Desa Pegagan Julu III ... 31

4.2.1. Jumlah Penduduk, ... 31

4.2.2. Komposisi Penduduk dan Sistem Religi ... 32

4.2.3. Kondisi Sosial Ekonomi ... 33

4.2.4. Kondisi Sosial Budaya ... 35


(10)

4.2.6. Suku Bangsa ... 39

4.2.7. Pendidikan ... 40

4.2.8. Bahasa ... 40

4.3 Hasi Penelitian ... 41

4.3.1. Asal Usul Pakpak ... 41

4.3.2. Sejarah Munvculnya Tradisi Makan Nasi Pelleng ... 43

4.3.3. Tujuan Penyajian Nasi Pelleng ... 46

1. Dalam Bidang Pertanian ... 47

2. Pendidikan ... 48

3. Kesehatan ... 51

4. Pernikahan ... 54

4.3.4. Cara PenyajianNasi Pelleng ... 57

4.3.5. Perubahan Dalam Penyajian Nasi Pelleng ... 61

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 62

5.2 Saran ... 64 DAFTAR PUSTAKA


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu Negara yang kaya akan alam dan budaya. Kebudayaan yang ada harus dipelihara dan dilestarikan supaya budaya- budaya yang ada itu tidak hilang ataupun kebudayaan itu tidak luntur. Karena kebudayaan itu adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat.Dewasa ini dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin pesat dan pembangunan era globalisasi sangat berpengaruh terhadap kebudayaan di indonesia karena dengan adanya perubahan tersebut tidak menutup kemungkinan akan mengurangi kemurnian dan kelestarian kebudayaan daerah. Dengan demikian untuk menjaga kelestarian kebudayaan yang ada maka diharapkan untuk mengetahui apa itu kebudayaan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari- hari.

Kenyataan Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa, dan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan – ikatan (primodial) kesukuan dan kedaerahan. Dari beragam suku suku tersebut salah satunya adalah suku Pakpak yang berdomisili tinggal di kabupaten dairi, Suku Pakpak juga sering disebut suku yang memiliki berbagai kebiasaan-kebiasaan yang unik yaitu banyaknya hal- hal yang membudaya bagi masyarakat Pakpak itu tersendiri.


(12)

Setiap suku bangsa memiliki berbagai macam makanan tradisional dan cara pembuatannya juga berbeda-beda. Makanan tradisional merupakan makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat tertentu dengan citarasa yang berbeda beda dan juga bahan yang berbeda-beda , makanan tradisional merupakan makanan yang biasa dikonsumsi masyarakat dan bahan dasar yang digunakan bervariasi seperti seperti bahan dasar dari padi (Oryza sativa l), jagung (Zea mays ssp) dan berbagai bahan baku lainnya. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan makanan tradisional tersebut biasanya bahan bakunya mudah ditemui dan ada disetiap daerah. Dengan bahan baku yang bervariasi maka cara pembuatannya juga bervariasi seperti dengan membakar/memanggang , pengasapan, pemepesan, pengukusan, menggoreng,dan menumis.

Berbicara mengenai Makanan tradisional tidak ada habisnya dan tidak ada bosannya, semua masyarakat memiliki selera yang berbeda –beda dan memiliki kebiasaan yang berbeda juga. Makanan tradisional yang dimiliki setiap suku bangsa memiliki cara dan bahan yang berbeda- beda. Sehingga tidak heran apabila banyak jenis makanan yang terkenal di indonesia, selain itu indonesia juga disebut dengan kaya makanan dan memiliki kuliner yang khas.

Berbagai macam makanan tradisional yang berbahan baku dari nasi seperti Nasi guri (Aceh), Bubur kampiun (sumatera Barat) Nasi kapau (Sumatera Barat), Nasi lemar (Jambi), Nasi samin (Jambi), Nasi sumsum (Banten ) Nasi uduk (DKI Jakarta), Nasi kebuli (DKI Jakarta), Nasi timbel (Jawa Barat), Nasi tutug Oncom (Tasikmalaya) Nasi gandul (Semarang), lontong sayur (pekalongan), Nasi tempong


(13)

(Jepara),Nasi liwet (Solo), Nasi pecel (Yogyakarta), Nasi kucing (Yogyakarta). Setiap makanan tradisional yang biasanya dikonsumsi oleh masyarakat bahan baku yang digunakan untuk pembuatannya ada di daerah setempat dan makanan tradisional tersebut biasanya dibuat dalam acara pernikahan, kelahiran, tujuh bulanan orang hamil, makanan tradisional tersebut dibuat pada acara tertentu ,Begitu juga dengan Nasi Pelleng yang merupakan makanan khas suku Pakpak yang ada di sidikalang.

Nasi Pelleng adalah makanan khas suku Pakpak yang biasanya dibuat pada saat-saat tertentu, seperti pada saat melaksanakan ujian, mencari kerja, pergi merantau dan banyak moment-moment penting lainnya. Nasi pelleng dibuat dengan tujuan bahwa apa yang diinginkan akan tercapai maka disajikan Nasi Pelleng tersebut. Nasi Pelleng merupakan makanan tradisional yang terbuat dari beras yang dimasak hingga nasinya menjadi jemek. Nasi Pelleng juga menyerupai nasi kuning, tetapi tidak sama hanya saja warna nasinya yang berwarna kuning karena dalam pembuatan Nasi Pelleng terdapat Rempah-rempah yaitu seperti kunyit.

Nasi Pelleng yang memiliki ciri khas berwarna kuning, Nasi Pelleng juga memiliki ciri khas yang sangat pedas, Nasi Pelleng terkenal dengan warna kuning dan rasanya yang sangat pedas. Penyajian Nasi Pelleng biasanya dipadukan dengan Tektek, yaitu ayam yang dimasak dan diberikan bumbu. Biasanya dalam penyajiannya daging ayam tersebut dicincang dan diletakkan diatas Nasi Pelleng . Nasi pelleng memiliki komposisi yaitu:

1. Beras secukupnya. 2. Ayam jantan 1 ekor


(14)

3. Cabe merah 4. Asam cikala

5. Santan kelapa secukupnya 6. Arbuk

7. Bawang gandera, 8. Daun Salam 9. Serei

10. Garam secukupnya

Dalam Pengolahannya, beras dimasak layaknya menanak nasi tapi disarankan lebih lunak dari nasi biasa, selanjutnya dicampur dengan cara diaduk atau ditumbuk dengan kuah yang telah dimasak sebelumnya yang disebut lae asem. Kuah (lae asem) dibuat dari asam cikala, bumbu dan santan kelapa. Secara terpisah ayam digule tanpa mencincang tapi harus mersendihi sebagai lauknya. Nasi Pelleng biasanya dibuat dengan tujuan untuk mempermudah mendapatkan apa yang hendak dicapai, misalnya pada saat melaksanakan ujian, mencari kerja, pergi merantau dan banyak moment-moment penting lainnya, sehingga dalam pembuatan Nasi pelleng biasanya dibuat oleh keluarga terdekat ataupun keluarga yang mempunyai hajatan. Pembuatan Nasi Pelleng tidak sembarangan karena adanya syarat-syarat yang harus dipenuhi. Dari latar belakang yang dipaparkan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang“ Tradisi Makan Nasi Pelleng Pada Masyarakat Pakpak di Desa Parratusan Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi”


(15)

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Latar belakang munculnya tradisi makan Nasi Pelleng

2. Tujuan pembuatan Nasi Pelleng dan bagaimana cara penyajiannya

3. Alasan masyarakat Desa Parratusan kecamatan Sumbul masih percaya dan masih sering menyajikan Nasi Pelleng

4. Perubahan yang ada dalam penyajian Nasi Pelleng

5. perbedaan tradisi penyajian Nasi Pelleng dari berbagai suku Pakpak yang ada di desa Parratusan Kecamatan Sumbul

1.3Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah adalah :

1. Apa yang melatar belakangi munculnya tradisi makan Nasi pelleng 2. Apa tujuan dan bagaimana caranya penyajian Nasi Pelleng tersebut? 3. Apa alasan masyarakat Pakpak yang ada di Desa Parratusan

kecamatan Sumbul masih percaya ataupun masih sering menyajikan Nasi pelleng tersebut?

4. Apakah ada perubahan dalam penyajian Nasi Pelleng di desa Parratusan Kecamatan Sumbul?


(16)

5. Apakah ada perbedaan tradisi penyajian Nasi Pelleng dari berbagai suku Pakpak yang ada di desa Parratusan Kecamatan Sumbul?

1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini dilakukan adalah :

1. Untuk mengetahui mengetahui latar belakang munculnya tradisi makan Nasi Pelleng

2. Untuk mengetahui tujuan dan bagaimana cara penyajian Nasi Pelleng 3. Untuk mengetahui apakah masyarakat Pakpak yang ada di desa

Parratusan Kecamatan Sumbul masih sering menyajikan Nasi Pelleng 4. Untuk mengetahui apakah ada perubahan dalam penyajian Nasi

Pelleng

5. Untuk mengetahui perbedaan penyajian Nasi Pelleng bagi suku Pakpak

1.5Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi akademik, penelitian ini bermanfaat sebagai sumbangan dan rujukan bagi Antropologi/Sosiologi khususnya tentang tradisi makan nasi pelleng bagi masyarakat Pakpak di desa Sumbul kabupaten dairi

2. Bagi penulis bermanfaat sebagai wawasan untuk melakukan penelitian yang lebih baik kedepannya


(17)

3. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai penambah informasi mengenai kebudyaan masyarakat pakpak terutama mengenai nasi pelleng yaitu makanan khas pakpak dan juga supaya dapat melestarikan kebudayaan pakpak tersebut.


(18)

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang diuraikan sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan yang sekaligus menjawab permasalahan dalam penelitian ini kesimpulan tersebut antara lain :

1. Makna yang terkandung dalam Tradisi Makan Nasi Pelleng bahwa adanya kepercayaan masyarakat Pakpak bahwa dengan adanya penyajian Nasi pelleng dalam berbagai hajatan dapat memberikan nilai positif terhadap mereka. Dalam hal ini bahwa setiap dalam melakukan kegiatan seperti ingin merantau, bertani, mencari pekerjaan, naik pangkat, pernikahan, bahkan dalam keadaan sakit anggapan masyarakat Pakpak Nasi Pelleng ini memiliki khasiat yang sangat tinggi terhadap suku Pakpak tersebut. Maka masyarakat Pakpak tetap melaksanakan dan menjalan tradisi tersebut karena kepercayaan ini sudah turun temurun.

2. Tradisi makan Nasi Pelleng ini yang dipercayai memiliki khasiat yang sangat penting bagi masyarakat pakpak dilakukan dengan penyajian yang sangat bagus dikarenakan dalam penyajian nasi pelelng ini tidak


(19)

boleh sembarangan karena dalm kepercayaan masyarakat Pakpak bahwa Nasi Pelleng ini tujukan kepada Nenek moyang.

3. Simbol – simbol dalam tradisi makan Nasi Pelleng ini mengalami perubahan meskipun perubahn tersebut belum menyeluruh. Hanya ada beberapa yang diubah yaitu seperti biasanya dalm penyajian nasi Peleng ayam yang digunakan harus Manuk mira atau ayam kampung jantan yang berwarna merah dan bersih. Tetapi dengan sulitnya ditemukan ayam tersebut sehingga di ubah menjadi ayam kampung biasa. Dalam hal ini perubahn yang terjadi karena pola pikir masyarakat yang sudah berubah dan beranggapan bahwa tidak harus mengikuti kebiasaan yang dilakukan leluhur sama persis hanya saja masyarakat Pakpak beranggapan bahwa tidak meninggalkan kebiasan tersebut.

4. Dengan adanya pola pikir masyarakat Pakpak sehingga tidak jarang bahwa kebudayaan masyarakat Pakpak sudah mulai luntur bahkan sudah hampir dilupakan, penyebab yang paling utama yaitu dengan adanya percampuran dairi budaya lain. Seperti di desa Parratusan ini sudah banyak Suku Batak Toba. Bahkan tanah Pakpak ini sudah didominasi Suku Batak Toba, sehingga menyebabkan pengaruh yang pesat dalm perubahn kebudayan tersebut. Suku Pakpak mudah disaingi oleh Suku Batak Toba. Bahkan bahasa Pakpak Sudah mulai Luntur


(20)

sudah banyak Masyarakat Pakpak yang tidak tahu menggunakn bahasa tradisionalnya sendiri. Lebih mengikuti suku batak Toba.

5.2 Saran

Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini yaitu

1. Diharapkan bagi seluruh masyarakat Desa Parratusan agar tetap menjaga kebudayaan yang sudah mendarah daging

2. Tradisi makan nasi Pelleng merupakan warisan budaya yang perlu dilestarikan. Masyarakat hendaknya bekerja sama dalam melestarikan makna dan simbol – simbol yang terkandung dalam tradisi ini. Hal ini bertujuan untuk menghormati leluhur yang telah terlebih dahulu melaksanakn tradisi makn Nasi Pelleng . oleh karena itu masyarakat harus memperhatikan nilai kesakralan dan mempertahankan kemurnian tradisi makan nasi Pelleng melalui makna dan simbol yang terdapat didalamnya.

3. Untuk mewujudkan upaya yang diharapkan yaitu supaya tradisi Pakpak tidak hilang maka diharapkan kepada tokoh- tokoh adat mengajak masyarakat untuk memaknai tradisi ini dengan baik seperti sebenarnya dan mempertahankan simbol simbol tradisi yang telah menjadi kekhasan masyarak\at Pakpak sehingga tidak terkesan mengedepankan kebudayaan orang lain dibandingkan kebudayaan sendiri.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Berutu,Lister.2008. Mengenal upacara adat pada masyarakat PakPak di sumatera utara.Medan: Grasindo Monoratama

Berutu, Lister dan Nurbani Padang. 2006. Tradisi dan Perubahan (konteks masyakat pakpak ). Medan: Grasindo Monoratama.

Drs.Hartono. Kamus Praktis Bahasa Indonesiacetakan kedua, Jakarta;Rineka Cipta Ir. Deliyanto Bambang , Msi. 1995. Lingkungan social budaya . universitas

terbuka.Jakarta.

Gerrtz, Clifford. 1992. Kebudayaan dan Agama yogyakarta: Kanisius

Hasan, Alwi.2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia.Dep. Dik.Nas. jakarta : BalaiPustaka

Haviland, William. 1985.Antropologi – Jilid I. Jakarta : Erlangga

Koentjaraningrat. 2003. Pengantar Antropologi – jilid I cetakan kedua. Jakarta: PT Rineka Cipta

Maibang.R.BA.2009. Mengenal EThnis PakPak lebih dekat:Medan

Moleong, Lexi. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Setiadi, Elly M. Dkk. 2007. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Bandung : KencanaPrenada Media Group

Simanjuntak, Bungara n A. &Soedjito S. 2009. Metode Penelitian Sosial. Medan:Bina Media Perintis

Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV. Rajawali

Soemardjan, Selo. 1964. Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta : Lembaga PenerbitFakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Lembaga Penerbit FakultasEkonomi Universitas Indonesia


(22)

Sztompka, Piotr. (2004). Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta : Prenada Media

Http//Yogi Isk.Blogspot.com/Pengertian Makanan Tradisional / Diakses 20 Mei 2014).

(http://dewasastra.wordpress.com/2012/04/ Tradisi bahasa dan Istilah/) diakses 25 april 2014.


(1)

3. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai penambah informasi mengenai kebudyaan masyarakat pakpak terutama mengenai nasi pelleng yaitu makanan khas pakpak dan juga supaya dapat melestarikan kebudayaan pakpak tersebut.


(2)

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang diuraikan sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan yang sekaligus menjawab permasalahan dalam penelitian ini kesimpulan tersebut antara lain :

1. Makna yang terkandung dalam Tradisi Makan Nasi Pelleng bahwa adanya kepercayaan masyarakat Pakpak bahwa dengan adanya penyajian Nasi pelleng dalam berbagai hajatan dapat memberikan nilai positif terhadap mereka. Dalam hal ini bahwa setiap dalam melakukan kegiatan seperti ingin merantau, bertani, mencari pekerjaan, naik pangkat, pernikahan, bahkan dalam keadaan sakit anggapan masyarakat Pakpak Nasi Pelleng ini memiliki khasiat yang sangat tinggi terhadap suku Pakpak tersebut. Maka masyarakat Pakpak tetap melaksanakan dan menjalan tradisi tersebut karena kepercayaan ini sudah turun temurun.

2. Tradisi makan Nasi Pelleng ini yang dipercayai memiliki khasiat yang sangat penting bagi masyarakat pakpak dilakukan dengan penyajian yang sangat bagus dikarenakan dalam penyajian nasi pelelng ini tidak


(3)

boleh sembarangan karena dalm kepercayaan masyarakat Pakpak bahwa Nasi Pelleng ini tujukan kepada Nenek moyang.

3. Simbol – simbol dalam tradisi makan Nasi Pelleng ini mengalami perubahan meskipun perubahn tersebut belum menyeluruh. Hanya ada beberapa yang diubah yaitu seperti biasanya dalm penyajian nasi Peleng ayam yang digunakan harus Manuk mira atau ayam kampung jantan yang berwarna merah dan bersih. Tetapi dengan sulitnya ditemukan ayam tersebut sehingga di ubah menjadi ayam kampung biasa. Dalam hal ini perubahn yang terjadi karena pola pikir masyarakat yang sudah berubah dan beranggapan bahwa tidak harus mengikuti kebiasaan yang dilakukan leluhur sama persis hanya saja masyarakat Pakpak beranggapan bahwa tidak meninggalkan kebiasan tersebut.

4. Dengan adanya pola pikir masyarakat Pakpak sehingga tidak jarang bahwa kebudayaan masyarakat Pakpak sudah mulai luntur bahkan sudah hampir dilupakan, penyebab yang paling utama yaitu dengan adanya percampuran dairi budaya lain. Seperti di desa Parratusan ini sudah banyak Suku Batak Toba. Bahkan tanah Pakpak ini sudah didominasi Suku Batak Toba, sehingga menyebabkan pengaruh yang pesat dalm perubahn kebudayan tersebut. Suku Pakpak mudah disaingi oleh Suku Batak Toba. Bahkan bahasa Pakpak Sudah mulai Luntur


(4)

sudah banyak Masyarakat Pakpak yang tidak tahu menggunakn bahasa tradisionalnya sendiri. Lebih mengikuti suku batak Toba.

5.2 Saran

Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini yaitu

1. Diharapkan bagi seluruh masyarakat Desa Parratusan agar tetap menjaga kebudayaan yang sudah mendarah daging

2. Tradisi makan nasi Pelleng merupakan warisan budaya yang perlu dilestarikan. Masyarakat hendaknya bekerja sama dalam melestarikan makna dan simbol – simbol yang terkandung dalam tradisi ini. Hal ini bertujuan untuk menghormati leluhur yang telah terlebih dahulu melaksanakn tradisi makn Nasi Pelleng . oleh karena itu masyarakat harus memperhatikan nilai kesakralan dan mempertahankan kemurnian tradisi makan nasi Pelleng melalui makna dan simbol yang terdapat didalamnya.

3. Untuk mewujudkan upaya yang diharapkan yaitu supaya tradisi Pakpak tidak hilang maka diharapkan kepada tokoh- tokoh adat mengajak masyarakat untuk memaknai tradisi ini dengan baik seperti sebenarnya dan mempertahankan simbol simbol tradisi yang telah menjadi kekhasan masyarak\at Pakpak sehingga tidak terkesan mengedepankan kebudayaan orang lain dibandingkan kebudayaan sendiri.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Berutu,Lister.2008. Mengenal upacara adat pada masyarakat PakPak di sumatera utara.Medan: Grasindo Monoratama

Berutu, Lister dan Nurbani Padang. 2006. Tradisi dan Perubahan (konteks masyakat pakpak ). Medan: Grasindo Monoratama.

Drs.Hartono. Kamus Praktis Bahasa Indonesiacetakan kedua, Jakarta;Rineka Cipta Ir. Deliyanto Bambang , Msi. 1995. Lingkungan social budaya . universitas

terbuka.Jakarta.

Gerrtz, Clifford. 1992. Kebudayaan dan Agama yogyakarta: Kanisius

Hasan, Alwi.2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia.Dep. Dik.Nas. jakarta : BalaiPustaka

Haviland, William. 1985.Antropologi – Jilid I. Jakarta : Erlangga

Koentjaraningrat. 2003. Pengantar Antropologi – jilid I cetakan kedua. Jakarta: PT Rineka Cipta

Maibang.R.BA.2009. Mengenal EThnis PakPak lebih dekat:Medan

Moleong, Lexi. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Setiadi, Elly M. Dkk. 2007. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Bandung : KencanaPrenada Media Group

Simanjuntak, Bungara n A. &Soedjito S. 2009. Metode Penelitian Sosial. Medan:Bina Media Perintis

Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV. Rajawali

Soemardjan, Selo. 1964. Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta : Lembaga PenerbitFakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Lembaga Penerbit FakultasEkonomi Universitas Indonesia


(6)

Sztompka, Piotr. (2004). Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta : Prenada Media

Http//Yogi Isk.Blogspot.com/Pengertian Makanan Tradisional / Diakses 20 Mei 2014).

(http://dewasastra.wordpress.com/2012/04/ Tradisi bahasa dan Istilah/) diakses 25 april 2014.