2. Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut penulis merumuskan sebuah permasalahan yaitu “Apakah Kebijakan Desentralisasi Fiskal berpengaruh
signifikan terhadap Kinerja Keuangan pada pemerintah daerah Sumatera Utara?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kebijakan desentralisasi fiskal dalam hal ini derajat desentralisasi fiskalnya berpengaruh terhadap secara
signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintahan kabupatenkota di Propinsi Sumatra Utara serta melihat seberapa besar pengaruhnya.
2. Manfaat Penelitian ini adalah :
Manfaat Penelitian ini adalah : a.
Bagi pemerintah daerah Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau sumber informasi
dalam pengambilan keputusan untuk menunjang efektivitas dan efisiensi dalam mengelola keuangan untuk meningkatkan kinerjanya
setelah adanya kebijakan desentralisasi fiskal. b.
Bagi peneliti
Universitas Sumatera Utara
Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti baik dalam hal penelitian maupun obyek penelitian, yang dalam hal ini adalah
perbandingan kinerja keuangan daerah, sebelum kebijakan otonomi daerah dan sesudah kebijakan otonomi daerah, yang sangat erat
kaitannya dengan kesiapan daerah secara fiskal dalam melaksanakan kebijakan otonomi daerah.
c. Bagi pihak lain
Memperkaya penelitian-penelitian sejenis yang telah ada yang dapat dijadikan perbandingan dengan penelitian-penelitian berikutnya.
Kebijakan Pemerintah Indonesia mengenai otonomi daerah ini, yang dilaksanakan secara efektif tanggal 1 Januari 2001, merupakan kebijakan yang dipandang
sangat demokratis dan memenuhi aspek desentralisasi pemerintahan yang sesungguhnya. Ketika otonomi mulai digulirkan, harapan yang muncul adalah
daerah menjadi semakin mandiri di dalam pelaksanaan pemerintahan maupun pembangunan daerahnya masing-masing, sebab daerah diberikan kebebasan untuk
mengelola wilayahnya sendiri. Menurut Mardiasmo 2002:59
Tujuan utama penyelenggaraan otonomi daerah adalah untuk meningkatkan pelayanan publik public services dan memajukan
perekonomian daerah. Pada dasarnya terkandung tiga misi utama pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, yaitu : 1
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat, 2 menciptakan efisiensi dan efektivitas
pengelolaan sumber daya daerah, dan 3 memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat public untuk berpartisipasi
dalam proses pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
Implikasi dari pemberian kewenangan otonomi ini menuntut daerah untuk melaksanakan pembangunan di segala bidang, terutama untuk pembangunan
sarana dan prasarana publik Public Services. Pembangunan tersebut diharapkan dapat dilaksanakan secara mandiri oleh daerah baik dari sisi perencanaan,
pembangunan, serta pembiayaannya. Pembangunan yang dilaksanakan akan banyak memberikan manfaat bagi daerah diantaranya: meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan masyarakat, mendorong perkembangan perekonomian daerah, mendorong peningkatan pembangunan daerah di segala bidang, meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah PAD, dan mendorong kegiatan investasi. Sesuai dengan Undang-Undang No.33 Tahun 2004 Pasal 10 disebutkan
bahwa yang menjadi sumber pembiayaan untuk pembangunan daerah antara lain berasal dari Pendapatan Asli Daerah PAD dan Dana perimbangan yang diterima
oleh daerah-daerah dari Pemerintah Pusat. Dana perimbangan itu sendiri terdiri dari Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum DAU, Dana Alokasi Khusus DAK.
Dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD, dibutuhkan suatu struktur industri yang mantap beserta obyek pajak dan retribusi yang taat.
Sementara Dana Alokasi Umum DAU dan berbagai bentuk transfer dari Pemerintah Pusat sebaliknya hanya bersifat suplemen bagi pelaksanaan
pemerintahan dan pembangunan daerah. Adapun transfer dari Pemerintah Pusat ini digunakan untuk membiayai operasi utamanya sehari-hari, yang oleh
Pemerintah Daerah dilaporkan di perhitungan APBD, yang mana tujuan dari transfer ini adalah untuk mengurangi kalau tidak, mungkin menghilangkan
Universitas Sumatera Utara
kesenjangan fiskal antar pemerintah dan menjamin tercapainya standar pelayanan publik minimum di seluruh negeri.
Kemandirian keuangan daerah menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan dan
pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah.
Adapun kemandirian keuangan daerah ini merupakan salah satu tujuan dari otonomi daerah. Dengan adanya otonomi daerah diharapkan masing-masing
daerah dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan daerahnya masing-masing. Begitu pula dengan keuangan daerah tersebut, dengan adanya otonomi daerah
diharapkan masing-masing daerah dapat mencapai suatu kemandirian keuangan daerah.
Pemerintah Daerah Sumatera Utara merupakan daerah yang memiliki potensi PAD yang cukup besar, sehingga diharapkan seluruh kabupaten dan kota
di Sumatera Utara telah mandiri dalam memenuhi seluruh kebutuhan daerah tersebut, sedangkan dana transfer dari Pemerintah Pusat khususnya Dana Alokasi
Umum DAU hanya bersifat suplemen. Oleh karena itu, maka dapat dianalisis pengaruh Dana Alokasi Umum DAU terhadap kemandirian keuangan daerah
pada Pemerintah KabupatenKota di Sumatera Utara. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menganalisis pengaruh
Dana Alokasi Umum DAU terhadap kemandirian keuangan daerah dalam era otonomi daerah yang memfokuskan pada Pemerintah Daerah Sumatera Utara
dengan mengambil judul: “Analisis Pengaruh Dana Alokasi Umum DAU
Universitas Sumatera Utara
Terhadap Kemandirian Keuangan Daerah Dalam Era Otonomi Daerah Studi Kasus Pemerintah KabupatenKota Sumatera Utara”.
B. Perumusan Masalah