kemampuan Kabupaten Belitung dalam rangka melaksanakan otonomi daerah yang mulai berlaku efektif pada tahun 2001. Kesimpulan dari
penelitian ini, berdasarkan estimasi APBD Kabupaten Belitung tahun anggaran 2001 perbandingan antara PAD terhadap TPD adalah sebesar
11,61. Sedangkan perbandingan antara Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak dengan TPD adalah sebesar 7,18 dan Sumbangan Daerah dan
Total Penerimaan Daerah adalah sebesar 81,21.
4. Penelitian Kifliansyah
Penelitian yang dilakukan oleh Kifliansyah Halim, 2004: 329 yang berjudul “Analisa Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
Kasus Kabupaten Hulu Sungai Tengah.“ Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat kemandirian daerah pada tahun anggaran
19992000. Kesimpulan dari penelitian ini adalah proporsi PAD terhadap TPD sebesar 3,21, proporsi Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak terhadap
Total Penerimaan Daerah sebesar 18,80, proporsi Sumbangan Daerah terhadap Total Penerimaan Daerah sebesar 76,61. Dengan kondisi ini
ketergantungan daerah terhadap pemerintah pusat masih sangat besar.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
1. Kerangka Konseptual
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Pada pemerintah kabupatenkota di Sumatera Utara, data yang dipakai adalah realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBD. Kemudian dari APBD diambil data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, yang kemudian akan dianalisis dengan meggunakan rasio
kinerja keuangan daerah yaitu : rasio derajat desentralisasi fiskal, rasio Kebutuhan Fiskal, rasio Kapasitas Fiskal, rasio Upaya Fiskal.
a. Kebijakan Fiskal Fiscal Policy
Kebijakan Fiskal yang dalam penelitian ini dilihat dari tingkat desentralisasi fiskalnya menunjukkan tingkat kewenangan dan
tanggung jawab yang diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yaitu kabupaten dan kota untuk melaksanakan pembangunan.
Hal ini berarti bahwa pemerintah pusat memberikan kebebasan kepada daerah untuk menyelenggarakan pengelolaan dan pembiayaannya
dilakukan oleh pemerintah kabupaten dan kota. Derajat desentralisasi fiskal dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Kemandirian Pembiayaan Daerah Dependent Variabel
Tingkat Ketergantungan Daerah Dependent Variabel
Kebijakan Fiskal Fiscal Policy Variabel Independen
Universitas Sumatera Utara
PAD Derajat Desentralisasi Fiskal :
Total Pendapatan Daerah b.
Tingkat kemandirian pembiayaan Ukuran ini untuk menguji tingkat kekuatan kemandirian pemerintah
kabupaten dan kota dalam membiayai APBD setiap periode anggaran. PAD
Tingkat kemandirian pembiayaan : Belanja Rutin Non Pegawai
Semakin tinggi rasio kemandirian mengandung arti bahwa tingkat
ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak eksternal bersama pemerintah pusat dan provinsi semakin rendah, demikian sebaliknya.
Rasio kemandirian menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah. Semakin tinggi rasio kemandirian,
semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah akan menggambarkan tingkat kesejahteraan
masyarakat yang semakin tinggi. Secara umum, semakin tinggi kontribusi pendapatan asli daerah dan semakin tinggi kemampuan
daerah untuk membiayai kebutuhannya sendiri akan menunjukkan kinerja keuangan daerah yang positif. Dalam hal ini, kinerja keuangan
positif dapat diartikan sebagai kemandirian keuangan daerah dalam membiayai kebutuhan daerah dan mendukung pelaksanaan
desentralisasi fiskal pada daerah tersebut. c.
Tingkat Ketergantungan
Universitas Sumatera Utara
Rasio ini untuk mengukur tingkat kemampuan daerah dalam meningkatkan pendapatan asli daerah. Derajat otonomi fiskal ini
menunjukkan kemampuan daerah dalam meningkatkan PAD. PAD
Tingkat kemandirian pembiayaan : Belanja Rutin Non Pegawai
2. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian. Jawaban yang diberikan didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Adapun Hipotesis dari penelitian ini adalah :
H1: Kebijakan desentralisasi fiscal berpengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan dalam bentuk kemandirian pembiayaan daerah H2:
Kebijakan desentralisasi fiscal berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan daerah dalam bentuk tingkat ketergantungan
daerah.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah komparatif. Menurut sugiyono 2004 : 11 “penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan”.
B. Data Penelitian Jenis data yang dikumpulkan adalah berupa data sekunder yang diperoleh dari
laporan statistik keuangan pemerintah kabupatenpropinsi Sumatera Utara yang diterbitkan oleh kantor BPS Propinsi Sumatera Utara. Periode realisasi
APBD yang menjadi pengamatan penulis adalah periode tiga tahun sebelum desentralisasi fiskal tahun anggaran 19971998 – 19981999 dan tiga tahun
pada periode sesudah desentralisasi fiskal tahun 2001 -2003.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan teknik dengan melakukan pencatatan dan foto copy data yang diperlukan.
2. Teknik Kepustakaan
Universitas Sumatera Utara