Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best
Linear Unbiased Estimator BLUE dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi sederhana. Berdasarkan
hasil pengolahan data dengan program SPSS 15, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Persamaan Regresi
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen, melalui pengaruh Drajat Desentralisasi Fiskal X terhadap Kemandirian Pembiyaan Daerah Y. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 4.5
berikut ini: Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut:
Tabel 4.12 Analisis Hasil Regresi
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig.
B Std. Error
Beta B
Std. Error 1
Constant 98962.465 31643.768
3.127 .003
Drajat Desentralisasi
Fiskal 8.441
1.025 .786
8.235 .000
a Dependent Variable: Kemandirian Pembiyaan Daerah
Sumber : Data diolah dari SPSS Berdasarkan tabel di atas, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 98962.465 + 8.441X + e
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : Y = Kemandirian Pembiyaan Daerah
X = Drajat Desentralisasi Fiskal e = Error
Adapun interpretasi dari persamaan di atas adalah : a.
konstanta sebesar 98962.465 menunjukkan bahwa jika tidak ada variabel Drajat Desentralisasi Fiskal X=0, maka Kemandirian Pembiyaan Daerah
sebesar 98962.465.
b.
koefisien X b = 8.441, menunjukkan bahwa rasio Drajat Desentralisasi Fiskal berpengaruh positif terhadap Kemandirian Pembiyaan Daerah Y.
Artinya jika Drajat Desentralisasi Fiskal meningkat sebesar 1 maka akan meningkatkan Kemandirian Pembiyaan Daerah sebesar 844.1
b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen.
Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1.
Koefisien determinasi R square menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai
dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel- variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
Universitas Sumatera Utara
variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu
nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
Tabel 4.13 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .786a
.618 .608
126099.26050 1.365
a Predictors: Constant, Derajat Desentralisasi Fiskal b Dependent Variable: Kemandirian Pembiyaan Daerah
Sumber: Data diolah dari SPSS
Pada model summary diatas, nilai koefisien korelasi R sebesar 0,786 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara Kemandirian Pembiyaan
Daerah Y dengan Drajat Desentralisasi Fiskal X erat atau kuat karena 0,5. Angka adjusted R square atau koefisien determinasi adalah 0,608. Angka ini
mengindikasikan bahwa 60.8 variasi atau perubahan dalam Kemandirian Pembiyaan Daerah Y dapat dijelaskan oleh variasi variabel Drajat Desentralisasi
Fiskal X. Sedangkan sisanya sebesar 39,2 dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
c.
Pengujian Hipotesis
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka pada penelitian ini dilakukan
pengujian dengan menggunakan uji t t test. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel
independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 15, diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4.14 Hasil Uji t
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
B Std. Error
1 Constant
98962.465 31643.768
3.127 .003
Drajat Desentralisasi
Fiskal 8.441
1.025 .786
8.235 .000
a Dependent Variable: Kemandirian Pembiayaan Daerah
Sumber : Data diolah dari SPSS
Dari tabel 4.7 diatas dapat dilihat besarnya t
hitung
untuk variabel pajak bumi dan bangunan sebesar 8,235 dengan nilai signifikan 0,000. Hasil uji statistik
tersebut dapat menyimpulkan t hitung adalah 8,235 sedangkan t tabel adalah
1.6879
, sehingga t
hitung
t
tabel
8,2351,6879. Signifikansi penelitian juga menunjukkan 0,000 yang berarti nilai ini lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan kedua
nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa Ha diterima Ho ditolak atau dijelaskan bahwa secara parsial variabel Drajat Desentralisasi Fiskal berpengaruh secara
signifikan positif terhadap Kemandirian Pembiyaan Daerah Y.
Universitas Sumatera Utara
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil uji t sebelumnya, variabel Drajat Desentralisasi Fiskal berpengaruh secara signifikan positif terhadap variabel Kemandirian Pembiyaan
Daerah dengan tingkat signifikansi variabel independen 0,000 0,05. Hal ini mungkin terjadi karena Pemerintah Daerah semakin efektif dalam mengelola
sumber-sumber pendapatan daerahnya terutama setelah adanya kebijakan desentralisasi fiskal sehingga memacu daerah untuk semakin aktif dalam
meningkatkan kinerjanya dan pada akhirnya dapat miningkatkan realisasi penerimaan pendapatan. Dengan kata lain kebijakan Desentralisasi Fiskal yang
diterapkan oleh Pemerintah Pusat sejak tahun 2002 telah membawa dampak yang positif terhadap tingkat pertumbuhan pendapatan daerah.
Universitas Sumatera Utara