12. Salep Tetrasiklin 1
13. Satu set heating
14. Pinset
15. Benang cromik disposible ukuran 2.0 – 3.0
16. Satu pasang sarung tangan
17. Satu kain bersih APN, 2007
Setiap bidan yang mau melakukan pertolongan persalinan, bidan tersebut harus memperhatikan lima benang merah :
1. Membuat keputusan klinik
2. Asuhan sayang ibu dan sayang bayi
3. Pencegahan infeksi
4. Pencatatan rekam medis
5. Rujukan
2.2. Fisiologis Persalinan
Kala persalinan secara fisiologis dibedakan menjadi 4 empat bagian yaitu fisiologis persalinan Kala I, Kala II, Kala III, dan Kala IV.
2.2.1. Fisiologis Persalinan Kala I
a. Persetujuan tindakan medik
1. Memperkenalkan diri selaku petugas yang akan menolong pasien.
2. Menjelaskan prosedur pemeriksaan
3. Menjelaskan bahwa tindakan klinik juga mempunyai risiko
4. Memastikan bahwa suami pasien mengerti semua aspek di atas.
5. Membuat persetujuan tindakan medik dan menyimpan dalam
catatan medik.
Universitas Sumatera Utara
b. Menilai kondisi ibu
1. Menilai keadaan umum dan kesadaran ibu
2. Menilai tanda vital tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan
3. Melakukan pemeriksaan tubuh secara sistematis kepala, leher,
dada, perut, anggota gerak. 4.
Menentukan kondisidiagnosis ibu. c.
Melakukan periksa luar 1.
Melakukan pemeriksaan Leopold 1, 2, 3 dan 4 2.
Melakukan pemeriksaan denyut jantung janin 3.
Menentukan kondisi janin ; janin di dalam atau di luar rahim, jumlah janin, letak janin memanjangmelintangoblik, presentasi
janin kepalabokong, menilai turunnya presentasi janin, menaksir berat janin.
4. Menentukan his; lama kontraksi dalam detik, simetri, dominasi
fundus, relaksasi optimal, interval dalam menit, intensitas cukup.
d. Melakukan periksa dalam
1. Melakukan pemeriksaan jalan lahir; vulva dan perineum, vagina
dan serviks dengan speculum. 2.
Melakukan pemeriksaan colok vagina vaginal toucher 3.
Menilai kondisi serviks; arah, lancipmendatar dan tebaltipis, pembukaan serviks.
4. Menilai kondisi selaput ketuban utuhpecah.
Universitas Sumatera Utara
5. Menilai kondisi janin; presentasi janin, turunnya presentasi sesuai
bidang Hodge, posisi presentasi, molase dan kaput sukadeneum, bagian kecil janin di samping presentasi kalau ada tangan, tali
pusat dan sebagainya, anomaly congenital. 6.
Menilai kondisi panggul dalam; menilai pintu atas panggul, promontorium teraba atau tidak, ukuran konjugata diagonalis dan
konjugata vera, penilaian linea inominata, menilai ruang tengah panggul, penilaian tulang sacrum, penilaian dinding samping,
penilaian spina iskiadika runcing atau tumpul, penilaian ukuran distansia interspinarum, menilai pintu bawah panggul, penilaian
arkus pubis, penilaian tulang koksigis ke depan atau tidak, menilai adatidak keadaan patologik panggul, membuat
kesimpulan pemeriksaan panggu l dalam. 7.
Menilai adanya tumor jalan lahir yang menghalangi persalinan pervaginam.
e. Menentukan imbang foto pelvic
f. Menentukan rencana persalinan pervaginamperabdominal
g. Menetapkan diagnosa in partu
1. Mengetahui adanya show yaitu darah campur lendir melalui
vagina 2.
Menentukan his adekuat; lama kontraksi 30 – 50 detik, dominasi fundus, relaksasi optimal, interval 2 – 4 menit, intensitas cukup.
Universitas Sumatera Utara
3. Menentukan pembukaan dan penipisan serviks dengan periksa
dalam. 4.
Menetapkan fase in partu ; fase laten, fase aktif atau kala II. h.
Menilai kemajuan persalinan 1.
Menilai his; dilakukan setiap jam dalam fase laten dan setiap setengah jam dalam fase aktif.
2. Menilai turunnya kepala dengan cara palpasi perut
3. Menilai pembukaan serviks dengan periksa dalam, dilakukan
setiap 4 jam kecuali ada kontra indikasi. 4.
Menilai terjadinya putaran paksi dalam. i.
Memantau kondisi ibu 1.
Menilai keadaan umum dan kesadaran ibu 2.
Menghitung nadi setiap setengah jam, mengukur tensi setiap 4 jam atau lebih sering tergantung indikasi dan mengukur suhu
aksila ibu setiap 4 jam atau lebih sering tergantung indikasi. 3.
Menilai kondisi urine; volume, kandungan protein, gula dan aseton pada keadaan tertentu, misalnya : infeksi, pre eklampsia
dan diabetes melitus. Untuk menilai volume urine, ibu dianjurkan untuk buang air kecil setiap 2 – 4 jam tanpa kateterisasi, kecuali
ada indikasi. 4.
Mencatat apabila ada obat-obatancairan intravena yang diberikan.
5. Mencatat bila ada pemberian oksitosin titrasinya.
Universitas Sumatera Utara
6. Membuat kesimpulan hasil pemeriksaan kondisi ibu.
j. Memantau kondisi janin
1. Menilai denyut jantung janin; dilakukan tiap 15 menit selama 1
menit setelah his selesai, menentukan frekuensi denyut jantung janin. Bila frekuensi denyut jantung janin tidak normal yaitu
lebih dari 160 kalimenit takikardia atau kurang dari 120 kalimenit bradikardia, harus dilakukan pengamatan lagi. Bila
denyut jantung janin tetap abnormal dalam 3 kali pengamatan, harus segera diambil tindakan. Denyut jantung janin 100 atau
kurang menunjukkan adanya gawat janin hebat, menentukan denyut jantung janin teratur atau tidak.
2. Menilai warna air ketuban apabila selaput ketuban sudah pecah
atau sengaja dipecahkan. 3.
Menilai molase tulang kepala janin. 4.
Menentukan adatidaknya gawat janin. k.
Memasukkan hasil pemantauan ke lembar partograf l.
Menyimpulkan hasil penilaian pemantauan 1.
Bila kemajuan persalinan normal, melanjutkan pemantauan hingga tercapai kala II.
2. Bila kemajuan persalinan tidak normal; menentukan tindakan apa
yang harus dilakukan, merujuk pasien ke sarana pelayanan yang memadai.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Fisiologis Persalinan Kala II