Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Bidan Praktek Swasta (BPS) yang sudah mengikuti pelatihan APN di Wilayah Kerja Kabupaten Langkat Tahun 2008

(1)

PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) YANG SUDAH MENGIKUTI PELATIHAN APN

DI WILAYAH KERJA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2008

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

NIM : 075102077

NURIANA

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N 2 0 0 8


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN KTI

Judul KTI : Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Bidan Praktek Swasta (BPS) yang sudah mengikuti pelatihan APN di Wilayah Kerja Kabupaten Langkat Tahun 2008.

Nama : NURIANA

NIM : 075102077

Program Studi : D-IV Bidan Pendidik FK USU

Pembimbing,

(Ir. Dwi Lindarto, MT NIP. 132 206 820


(3)

LEMBAR PERNYATAAN

PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) YANG SUDAH MENGIKUTI PELATIHAN APN

DI WILAYAH KERJA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2008

Karya Tulis Ilmiah

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya orang lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam Karya Tulis Ilmiah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juni 2008 Yang Menyatakan,


(4)

Judul KTI : Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Bidan Praktek Swasta (BPS) yang sudah mengikuti pelatihan APN di Wilayah Kerja Kabupaten Langkat Tahun 2008.

Nama : NURIANA

NIM : 075102077

Program Studi : D-IV Bidan Pendidik FK USU

Pembimbing Penguji

... ...Penguji I (Ir. Dwi Lindarto, MT) (dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes)

...Penguji II (Dina Indarsita, SST, SPd., M.Kes)

...Penguji II (Ir. Dwi Lindarto, MT)

Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan untuk Sarjana Sains Terapan untuk D-IV Bidan Pendidik.

... ... (Dewi Elizadiani Suza, S.Kp, MNS) (dr. Murniati Manik, Msc, SpKK)

NIP. 132 239 269 NIP. 130810201

Koordinator Ketua Pelaksana


(5)

Judul : Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Bidan Praktek Swasta (BPS) yang sudah mengikuti pelatihan APN di Wilayah Kerja Kabupaten Langkat Tahun 2008

Peneliti : Nuriana

Program Studi : D-IV Kebidanan Tahun Akademik : 2007 / 2008

Abstrak

Salah satu faktor penting dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi yaitu pelayanan maternal dan neonatal yang berkualitas salah satunya dengan melakukan Asuhan Persalinan Normal. Bidan sebagai profesi harus terus menerus memperbaiki pengetahuan dan keterampilannya agar menjadi praktisi yang aman bagi pemakai jasa pelayanan kebidanan.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal pada Bidan Praktek Swasta yang telah mengikuti pelatihan. Desain penelitian yang digunakan yaitu desain deskriptif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 40 orang, dan seluruhnya dijadikan sampel.

Dari hasil penelitian terhadap variabel pengalaman bekerja bidan belum berperan dalam pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal, terbukti bidan yang sudah bekerja > 15 tahun dalam kategori cukup. Pengetahuan bidan yang baik berperan dalam tindakan Asuhan Persalinan Normal, terbukti bidan yang berpengetahuan baik sebagian besar juga telah melaksanakan Asuhan Persalinan Normal dengan baik. Pendidikan dan pengetahuan bidan berperan besar dalam mendukung bidan melaksanakan asuhan persalinan normal, sedangkan pengalaman bekerja bidan kurang mendukung dalam pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal.

Diharapkan kepada bidan untuk memberikan asuhan persalinan normal dengan mengikuti 60 langkah yang telah ditetapkan. Bagi Dinkes Kabupaten Langkat, bekerjasama dengan IBI untuk mengadakan pelatihan APN.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan Anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul : “Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Bidan Praktek Swasta (BPS) yang sudah mengikuti pelatihan APN di Wilayah Kerja Kabupaten Langkat Tahun 2008”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Chairuddin Lubis, DTM, Sp(A)K, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Gontar A. Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK, selaku Ketua Pelaksana Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4. Ir. Dwi Lindarto, MT, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan masukan yang sangat berharga dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. dr. Arlinda Sri Wahyuni, M.Kes dan Dina Indarsita, SST., SPd.,M.Kes, selaku Penguji yang memberikan masukan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah. 6. Seluruh staf pengajar pada Program Studi D-IV Bidan Pendidik yang telah


(7)

7. dr. Indra, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat yang telah memberikan izin penelitian pada penulis.

8. Yang penulis hormati orang tua dan mertua penulis yang selalu memberikan dukungan pada penulis selama mengikuti pendidikan ini.

9. Teristimewa untuk suamiku tercinta (Darma Subakti, SE) dan anak tersayang (Keisha Nailah Adilah Darma) yang menjadi motivasi bagi penulis dalam menempuh pendidikan ini.

10. Rekan-rekan seperjuangan yang telah banyak membantu penulis selama ini, dan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2008


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Pertanyaan Penelitian ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1. Tujuan Umum ... 3

1.3.2. Tujuan Khusus ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN ... 5

2.1. Asuhan Persalinan Normal ... 5

2.1.1. Pengertian ... 5

2.1.2. Tujuan Asuhan Persalinan Normal ... 5

2.1.3. Lima Benang Merah APN ... 6

2.1.4. Pelatihan Asuhan Persalinan Normal ... 8

2.1.5. Peralatan yang Digunakan untuk Pertolongan Asuhan Persalinan Normal ... 9

2.2. Fisiologis Persalinan ... 12

2.2.1. Persalinan Fisiologis Kala I ... 12

2.2.2. Persalinan Fisiologis Kala II ... 17

2.2.3. Persalinan Fisiologis Kala III ... 17

2.2.4. Persalinan Fisiologis Kala IV ... 17

2.3. Hak-hak Pasien ... 17

2.4. Bidan dan Kebidanan ... 19

2.4.1. Ciri-ciri Bidan Sebagai Profesi ... 19

2.4.2. Karakteristik Profesionalisme yang Berkaitan dengan Praktik ... 20

2.5. Faktor yang Mendukung Bidan Dalam Pelaksanaan APN ... 21

2.5.1. Pendidikan ... 21

2.5.2. Pengalaman Bekerja ... 21

2.5.3. Pengetahuan ... 22

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN ... 24

3.1. Kerangka Konseptual ... 24


(9)

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ... 27

4.1. Desain Penelitian ... 27

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

4.2.1. Populasi ... 27

4.2.2. Sampel ... 27

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

4.3.1. Lokasi Penelitian ... 28

4.3.2. Waktu Penelitian ... 28

4.4. Pertimbangan Etik ... 28

4.5. Instrumen Penelitian ... 29

4.6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 30

4.6.1. Validitas Instrumen ... 30

4.6.2. Reliabilitas Instrumen ... 31

4.7. Pengumpulan Data ... 31

4.8. Pengolahan Dan Analisa Data ... 32

4.8.1. Pengolahan Data ... 32

4.8.2. Analisa Data ... 33 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1. Distribusi Pendidikan Responden yang Sudah Mengikuti

APN di Kabupaten Langkat Tahun 2008 ... 34 Tabel 4.2. Distribusi Pengalaman Bekerja Responden yang Sudah

Mengikuti APN di Kabupaten Langkat Tahun 2008 ... 35 Tabel 4.3. Distribusi Pengetahuan Responden yang Sudah

Mengikuti APN di Kabupaten Langkat Tahun 2008 ... 35 Tabel 4.4. Distribusi Pelaksanaan APN Responden yang Sudah

Mengikuti APN di Kabupaten Langkat Tahun 2008 ... 36 Tabel 4.5. Distribusi Pelaksanaan APN Berdasarkan Pendidikan di

Kabupaten Langkat Tahun 2008 ... 37 Tabel 4.6. Distribusi Pelaksanaan APN Berdasarkan Pengalaman

Bekerja di Kabupaten Langkat Tahun 2008 ... 37 Tabel 4.7. Distribusi Pelaksanaan APN Berdasarkan Pengetahuan

di Kabupaten Langkat Tahun 2008 ... 38


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Consent Lampiran 2 Kuesioner Penelitian Lampiran 3 Ujicoba Kuesioner Lampiran 4 Lembar Checklist Lampiran 5 Tabel Master

Lampiran 6. Kategori Pengetahuan dan Pelaksanaan APN

Lampiran 7. Surat Pernyataan Penelitian dari Universitas Sumatera Utara

Lampiran 8. Surat Balasan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat Lampiran 9. Lembar Konsultasi


(12)

Judul : Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Bidan Praktek Swasta (BPS) yang sudah mengikuti pelatihan APN di Wilayah Kerja Kabupaten Langkat Tahun 2008

Peneliti : Nuriana

Program Studi : D-IV Kebidanan Tahun Akademik : 2007 / 2008

Abstrak

Salah satu faktor penting dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi yaitu pelayanan maternal dan neonatal yang berkualitas salah satunya dengan melakukan Asuhan Persalinan Normal. Bidan sebagai profesi harus terus menerus memperbaiki pengetahuan dan keterampilannya agar menjadi praktisi yang aman bagi pemakai jasa pelayanan kebidanan.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal pada Bidan Praktek Swasta yang telah mengikuti pelatihan. Desain penelitian yang digunakan yaitu desain deskriptif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 40 orang, dan seluruhnya dijadikan sampel.

Dari hasil penelitian terhadap variabel pengalaman bekerja bidan belum berperan dalam pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal, terbukti bidan yang sudah bekerja > 15 tahun dalam kategori cukup. Pengetahuan bidan yang baik berperan dalam tindakan Asuhan Persalinan Normal, terbukti bidan yang berpengetahuan baik sebagian besar juga telah melaksanakan Asuhan Persalinan Normal dengan baik. Pendidikan dan pengetahuan bidan berperan besar dalam mendukung bidan melaksanakan asuhan persalinan normal, sedangkan pengalaman bekerja bidan kurang mendukung dalam pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal.

Diharapkan kepada bidan untuk memberikan asuhan persalinan normal dengan mengikuti 60 langkah yang telah ditetapkan. Bagi Dinkes Kabupaten Langkat, bekerjasama dengan IBI untuk mengadakan pelatihan APN.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persalinan merupakan suatu proses alamiah yang harus dilewati oleh setiap wanita yang hamil. Dalam proses persalinan banyak terdapat trauma fisik yang terjadi pada ibu bersalin angkanya sangat spesifik yaitu sekitar 65% dari 1.000 persalinan di Indonesia, ibu mengalami trauma fisik baik itu luka efis ataupun luka jalan lahir. Akibat yang fatal dari persalinan yang tidak ditangani dengan baik yaitu dapat menyebabkan kematian pada ibu ataupun pada bayi (Josepha, 2002).

Salah satu faktor penting dalam upaya penurunan angka kematian tersebut adalah penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas dekat dengan masyarakat yang difokuskan pada tiga pesan kunci Making Pregnancy Safer (MPS), yaitu setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat dan setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran (Azwar, 2002).

Memimpin persalinan adalah suatu seni yang memerlukan ilmu obstetri sebagai pendukung. Suatu kemampuan yang dimiliki oleh seorang bidan diperoleh melalui proses pendidikan dan latihan. Sebagai profesi harus terus menerus secara dinamis memperbaiki pengetahuan dan keterampilannya agar


(14)

menjadi praktisi yang aman bagi pemakai jasa pelayanan kebidanan (Pusdiknakes, 2003).

Pada tahun 2000, Badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) mulai mensosialisasikan Asuhan Persalinan Normal (APN) melalui Organisasi Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang khususnya SpOG. Di Propinsi Sumatera Utara, APN disosialisasikan pada tahun 2002 – 2003 dimana APN ini diterapkan Asuhan Sayang Ibu dan Bayi, sehingga akan mengurangi trauma fisik pada ibu bersalin karena diajarkan cara mengedan yang baik dan dapat mengurangi luka pada jalan lahir yang sangat signifikan yaitu 80% dari 1.000 persalinan. Pertolongan persalinan secara APN adalah dengan menerapkan asuhan persalinan normal dengan kata lain persalinan yang alamiah, dimana ibu diajarkan mengedan yang baik agar tidak terjadi robekan perineum, mengadakan PTT (Peregangan Tali Pusat Terkendali) dan bonding attachment (APN Revisi, 2006).

Fokus utama asuhan persalinan normal yaitu mencegah terjadinya komplikasi yang merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu dan menangani komplikasi menjadi mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. Perubahan paradigma tersebut diakui dapat membawa perbaikan kesehatan kaum ibu di Indonesia (Depkes, 2004).

Di Kabupaten Langkat, jumlah bidan yang ikut dalam organisasi IBI sebanyak 460 orang bidan. Dari jumlah bidan tersebut yang telah mengikuti Pelatihan APN berjumlah 40 orang (8,89%). Pembiayaan pelatihan APN tersebut dibiayai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat dan PCIBI Langkat sekitar 10 orang dan 30 orang bidan sisanya dengan biaya mandiri (Data dari Dinkes Langkat dan PCIBI Langkat, 2007).


(15)

Studi pendahuluan yang penulis lakukan di 10 Bidan Praktek Swasta menunjukkan bahwa sebahagian bidan belum melaksanakan pertolongan persalinan sesuai dengan standar Asuhan Persalinan Normal (APN), yaitu melakukan pendekatan asuhan yang tepat sesuai dengan 60 langkah standar Asuhan Persalinan Normal dan memberikan tindakan belum sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan sasaran (ibu / bayi).

Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pelaksanaan asuhan persalinan normal bidan praktek swasta yang telah mengikuti pelatihan APN di Wilayah Kerja Kabupaten Langkat.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah penelitian adalah bagaimana pelaksanaan asuhan persalinan normal bidan praktek swasta yang telah mengikuti pelatihan APN di Wilayah Kerja Kabupaten Langkat?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pelaksanaan asuhan persalinan normal bidan praktek swasta yang telah mengikuti pelatihan APN di Wilayah Kerja Kabupaten Langkat.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pelaksanaan asuhan persalinan normal bidan praktek swasta yang telah mengikuti pelatihan APN di Wilayah Kerja Kabupaten Langkat berdasarkan pendidikan.


(16)

2. Untuk mengetahui pelaksanaan asuhan persalinan normal bidan praktek swasta yang telah mengikuti pelatihan APN di Wilayah Kerja Kabupaten Langkat berdasarkan pengalaman bekerja.

3. Untuk mengetahui pelaksanaan asuhan persalinan normal bidan praktek swasta yang telah mengikuti pelatihan APN di Wilayah Kerja Kabupaten Langkat berdasarkan pengetahuan.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat :

1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat, memberikan informasi tentang bidan dalam pembinaan mutu pelayanan pada Bidan Praktek Swasta (BPS) khususnya yang sudah APN di Wilayah Kerja Kabupaten Langkat.

2. Bagi Instansi D-IV Bidan Pendidik, sebagai bahan pengajaran khususnya mata kuliah Konsep Kebidanan.

3. Bagi peneliti, sebagai langkah awal untuk melakukan penelitian dan menambah pengetahuan serta pengalaman dalam penelitian di kemudian hari.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Asuhan Persalinan Normal 2.1.1. Pengertian

Asuhan Persalinan Normal adalah asuhan kebidanan pada persalinan normal yang mengacu kepada asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir serta upaya pencegahan komplikasi (Depkes, 2004).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2000).

2.1.2. Tujuan Asuhan Persalinan Normal

Tujuan asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan (optimal).

Setiap intervensi yang akan diaplikasikan dalam asuhan persalinan normal harus mempunyai alasan dan bukti ilmiah yang kuat tentang manfaat intervensi tersebut bagi kemajuan dan keberhasilan proses persalinan.


(18)

Keterampilan yang diajarkan dalam pelatihan asuhan persalinan normal harus diterapkan sesuai dengan standar asuhan bagi semua ibu bersalin di setiap tahapan persalinan oleh setiap penolong persalinan dimana pun hal tersebut terjadi. Persalinan dan kelahiran bayi dapat terjadi di rumah, puskesmas ataupun rumah sakit. Penolong persalinan mungkin saja seorang bidan, perawat, dokter umum atau spesialis obstetri. Jenis asuhan yang akan diberikan dapat disesuaikan dengan kondisi dan tempat persalinan sepanjang dapat memenuhi kebutuhan spesifik ibu dan bayi baru lahir (APN, 2007).

2.1.3. Lima Benang Merah APN

Lima benang merah dalam asuhan persalinan dan kelahiran bayi, yaitu membuat keputusan klinik, asuhan sayang ibu dan sayang bayi, pencegahan infeksi, pencatatan, dan rujukan.

1. Membuat Keputusan Klinik

Membuat keputusan klinik adalah proses pemecahan masalah yang akan digunakan untuk merencanakan asuhan bagi ibu dan bayi baru lahir. Hal ini merupakan suatu proses sistematik dalam mengumpulkan dan analisis informasi, membuat diagnosis kerja (menentukan kondisi yang dikaji adalah normal atau bermasalah), membuat rencana tindakan yang sesuai dengan diagnosis, melaksanakan rencana tindakan dan akhirnya mengevaluasi hasil asuhan atau tindakan yang telah diberikan kepada ibu dan bayi lahir.


(19)

2. Asuhan Sayang Ibu dan Sayang Bayi

Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya kepercayaan dan keinginan sang ibu. Cara yang paling mudah untuk membayangkan asuhan sayang ibu adalah dengan menanyakan pada diri sendiri. Salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi.

3. Pencegahan Infeksi

Tindakan pencegahan infeksi tidak terpisah dari komponen-komponen lain dalam asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi. Tindakan-tindakan pencegahan infeksi antara lain: cuci tangan, memakai sarung tangan, memakai perlengkapan (celemek / baju penutup, kacamata, sepatu tertutup), menggunakan asepsis atau teknik aseptik, memproses alat bekas pakai, menangani peralatan tajam dengan aman, menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan serta pembuangan sampai secara benar.

4. Pencatatan (Dokumentasi)

Pencatatan rutin adalah penting karena dapat digunakan sebagai alat bantu untuk membuat keputusan klinik dan mengevaluasi apakah asuhan atau perawatan sudah sesuai atau efektif, untuk mengidentifikasi kesenjangan pada asuhan yang diberikan dan untuk membuat perubahan dan peningkatan asuhan keperawatan. Partograf adalah bagian yang terpenting dari proses pencatatan selama persalinan.


(20)

5. Rujukan

Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas kesehatan rujukan atau yang memiliki sarana lebih lengkap diharapkan mampu menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir (Depkes, 2004).

2.1.4. Pelatihan Asuhan Persalinan Normal

Kajian kinerja petugas pelaksanaan pertolongan persalinan di jenjang pelayanan dasar yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia bekerjasama dengan perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia (POGI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI). Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JMPK-KR) dengan bantuan teknis dari JHPIEGO dan PRIME menunjukkan kesenjangan kerja yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan bagi ibu hamil dan bersalin. Temuan ini berlanjut menjadi kerjasama untuk merancang pelatihan klinik Asuhan Persalinan Normal. Asuhan persalinan normal ini adalah asuhan yang bersih dan aman dari setiap tahapan persalinan dan upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan dan hipertermia serta asfiksia bayi baru lahir.

Tujuan Umum Pelatihan

• Meningkatkan sikap positif terhadap keramahan dan keamanan dalam memberikan pelayanan persalinan normal dan penanganan awal penyulit beserta rujukannya

• Memberikan pengetahuan dan keterampilan pelayanan persalinan normal dan penanganan awal penyulit beserta rujukan yang berkualitas & sesuai dengan prosedur standar


(21)

• Mengidentifikasi praktek-praktek terbaik bagi penatalaksanaan persalinan dan kelahiran:

- Penolong yang terampil

- Kesiapan menghadapi persalinan dan kelahiran serta kemungkinan komplikasinya

- Partograf

- Episiotomi terbatas hanya atas indikasi

• Mengidentifikasi tindakan-tindakan yang merugikan dengan maksud menghilangkan tindakan tersebut.

2.1.5. Peralatan yang Digunakan Untuk Pertolongan Asuhan Persalinan Normal

Benda-benda yang harus tersedia pada setiap kelahiran. Benda-benda tersebut dalam keadaan berfungsi baik, bersih dan disinfeksi tingkat tinggi atau steril sebagaimana mestinya.

a. Partus set (di dalam wadahnya yang tertutup) : 1. Dua klem Kelly atau 2 klem Kocher 2. Gunting tapi pusat

3. Benang tali pusat atau klem pastik 4. Kateter Neraton

5. Gunting episiotomi 6. Y2

7. Dua pasang sarung tangan DTT atau steril Kocher


(22)

9. Gulungan suntik 2Y2

10.Penghisap lendir bayi

atau 3 ml dengan jarum 1 M sekali pakai.

11.Empat kain bersih

12.Tiga handuk kecil untuk mengeringkan dan menyelimuti bayi. b. Partograf

1. Kemajuan persalinan atau KMS ibu hamil 2. Formulir rujukan

3. Pena

4. Termometer

5. Pita pengukur (cm) 6. Dopler/monoral

7. Jam yang mempunyai detik 8. Stetoskop

9. Tensimeter

10.Sarung tangan pemeriksa bersih (5 pasang) 11.Sarung tangan rumah tangga (1 pasang)

12.Larutan Clorin (Bayclin 5,25% atau setara klorin serbuk kalsium hipoklorida 35%).

c. Perlengkapan perlindungan diri penolong :

1. Masker, kaca mata dan alas kaki yang tertutup 2. Sabun cuci tangan

3. Deterjen


(23)

5. Celemek plastik 6. Anater bag 7. Kantong plastik

8. Sumber air yang mengalir

9. Wadah air clorin 0,5% dan wadah DTT d. Perlengkapan bayi baru lahir

1. Balon resusitasi dan sangkup No. 0 dan 1 2. Lampu sorot

3. Tempat resusitasi

e. Obat-obatan dan perlengkapan untuk asuhan rutin dan penatalaksanaan/ penanganan penyulit :

1. Delapan ampul oksitosin 1 mL 10 U (dengan 4 ampul oksitosin 2 mL U/ml) dan aquadest atau cairan garam fisiologis (Ns) untuk pengenceran. 2. Tiga botol Ringer Laktat

3. Infus set 4. Dua abokat

5. Dua ampul metil ergometrin meleat

6. Dua vial larutan magnesium sulfat 40% (25 g) 7. Enam tabung suntik 2Y2

8. Dua tabung suntik 5 ml steril disposible

– 3 ml steril disposible

9. Satu tabung suntik 10 ml steril disposible

10.Sepuluh kapsul amoxilin/ampisilin 500 mg IV 2 gr 11.Vitamin K, 1 ampul


(24)

12.Salep Tetrasiklin 1% 13.Satu set heating 14.Pinset

15.Benang cromik disposible ukuran 2.0 – 3.0 16.Satu pasang sarung tangan

17.Satu kain bersih (APN, 2007)

Setiap bidan yang mau melakukan pertolongan persalinan, bidan tersebut harus memperhatikan lima benang merah :

1. Membuat keputusan klinik

2. Asuhan sayang ibu dan sayang bayi 3. Pencegahan infeksi

4. Pencatatan (rekam medis) 5. Rujukan

2.2. Fisiologis Persalinan

Kala persalinan secara fisiologis dibedakan menjadi 4 (empat) bagian yaitu fisiologis persalinan Kala I, Kala II, Kala III, dan Kala IV.

2.2.1. Fisiologis Persalinan Kala I a. Persetujuan tindakan medik

1. Memperkenalkan diri selaku petugas yang akan menolong pasien. 2. Menjelaskan prosedur pemeriksaan

3. Menjelaskan bahwa tindakan klinik juga mempunyai risiko 4. Memastikan bahwa suami pasien mengerti semua aspek di atas. 5. Membuat persetujuan tindakan medik dan menyimpan dalam


(25)

b. Menilai kondisi ibu

1. Menilai keadaan umum dan kesadaran ibu

2. Menilai tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan)

3. Melakukan pemeriksaan tubuh secara sistematis (kepala, leher, dada, perut, anggota gerak).

4. Menentukan kondisi/diagnosis ibu. c. Melakukan periksa luar

1. Melakukan pemeriksaan Leopold 1, 2, 3 dan 4 2. Melakukan pemeriksaan denyut jantung janin

3. Menentukan kondisi janin ; janin di dalam atau di luar rahim, jumlah janin, letak janin (memanjang/melintang/oblik), presentasi janin (kepala/bokong), menilai turunnya presentasi janin, menaksir berat janin.

4. Menentukan his; lama kontraksi (dalam detik), simetri, dominasi fundus, relaksasi optimal, interval (dalam menit), intensitas cukup.

d. Melakukan periksa dalam

1. Melakukan pemeriksaan jalan lahir; vulva dan perineum, vagina dan serviks (dengan speculum).

2. Melakukan pemeriksaan colok vagina (vaginal toucher)

3. Menilai kondisi serviks; arah, lancip/mendatar dan tebal/tipis, pembukaan serviks.


(26)

5. Menilai kondisi janin; presentasi janin, turunnya presentasi sesuai bidang Hodge, posisi presentasi, molase dan kaput sukadeneum, bagian kecil janin di samping presentasi kalau ada (tangan, tali pusat dan sebagainya), anomaly congenital.

6. Menilai kondisi panggu l dalam; menilai pintu atas panggul, promontorium teraba atau tidak, ukuran konjugata diagonalis dan konjugata vera, penilaian linea inominata, menilai ruang tengah panggul, penilaian tulang sacrum, penilaian dinding samping, penilaian spina iskiadika (runcing atau tumpul), penilaian ukuran distansia interspinarum, menilai pintu bawah panggul, penilaian arkus pubis, penilaian tulang koksigis (ke depan atau tidak), menilai ada/tidak keadaan patologik panggul, membuat kesimpulan pemeriksaan panggu l dalam.

7. Menilai adanya tumor jalan lahir yang menghalangi persalinan pervaginam.

e. Menentukan imbang foto pelvic

f. Menentukan rencana persalinan (pervaginam/perabdominal) g. Menetapkan diagnosa in partu

1. Mengetahui adanya show yaitu darah campur lendir melalui vagina

2. Menentukan his adekuat; lama kontraksi 30 – 50 detik, dominasi fundus, relaksasi optimal, interval 2 – 4 menit, intensitas cukup.


(27)

3. Menentukan pembukaan dan penipisan serviks dengan periksa dalam.

4. Menetapkan fase in partu ; fase laten, fase aktif atau kala II. h. Menilai kemajuan persalinan

1. Menilai his; dilakukan setiap jam dalam fase laten dan setiap setengah jam dalam fase aktif.

2. Menilai turunnya kepala dengan cara palpasi perut

3. Menilai pembukaan serviks dengan periksa dalam, dilakukan setiap 4 jam kecuali ada kontra indikasi.

4. Menilai terjadinya putaran paksi dalam. i. Memantau kondisi ibu

1. Menilai keadaan umum dan kesadaran ibu

2. Menghitung nadi setiap setengah jam, mengukur tensi setiap 4 jam atau lebih sering (tergantung indikasi) dan mengukur suhu aksila ibu setiap 4 jam atau lebih sering (tergantung indikasi). 3. Menilai kondisi urine; volume, kandungan protein, gula dan

aseton pada keadaan tertentu, misalnya : infeksi, pre eklampsia dan diabetes melitus. Untuk menilai volume urine, ibu dianjurkan untuk buang air kecil setiap 2 – 4 jam (tanpa kateterisasi, kecuali ada indikasi).

4. Mencatat apabila ada obat-obatan/cairan intravena yang diberikan.


(28)

6. Membuat kesimpulan hasil pemeriksaan kondisi ibu. j. Memantau kondisi janin

1. Menilai denyut jantung janin; dilakukan tiap 15 menit selama 1 menit setelah his selesai, menentukan frekuensi denyut jantung janin. Bila frekuensi denyut jantung janin tidak normal yaitu lebih dari 160 kali/menit (takikardia) atau kurang dari 120 kali/menit (bradikardia), harus dilakukan pengamatan lagi. Bila denyut jantung janin tetap abnormal dalam 3 kali pengamatan, harus segera diambil tindakan. Denyut jantung janin 100 atau kurang menunjukkan adanya gawat janin hebat, menentukan denyut jantung janin teratur atau tidak.

2. Menilai warna air ketuban apabila selaput ketuban sudah pecah (atau sengaja dipecahkan).

3. Menilai molase tulang kepala janin. 4. Menentukan ada/tidaknya gawat janin.

k. Memasukkan hasil pemantauan ke lembar partograf l. Menyimpulkan hasil penilaian pemantauan

1. Bila kemajuan persalinan normal, melanjutkan pemantauan hingga tercapai kala II.

2. Bila kemajuan persalinan tidak normal; menentukan tindakan apa yang harus dilakukan, merujuk pasien ke sarana pelayanan yang memadai.


(29)

2.2.2. Fisiologis Persalinan Kala II

a. Atur posisi ibu yang nyaman bagi ibu b. Ajarkan cara mengedan yang baik

c. Jika pembukaan serviks sudah lengkap, dimana kepala bayi sudah lahir seluruhnya, bersihkan jalan nafas dengan kain kasa hingga bayi lahir seluruhnya, potong tali pusat, dan laku penatalaksanaan bayi baru lahir.

2.2.3. Fisiologis Persalinan Kala III

a. Melakukan peregangan tali pusat terkendali

b. Menilai derajat robekan dan melakukan pengheatingan c. Penilaian perdarahan

2.2.4. Fisiologis Persalinan Kala IV

Yaitu pemantauan persalinan pada penilaian kontraksi uterus dan jumlah perdarahan. Setelah semua dilakukan, masukan semua data yang diperoleh selama melakukan penolongan persalinan dimasukkan di partograf (APN, 2004 dan 2007).

2.3. Hak-hak Pasien

Bidan harus memperhatikan hak-hak pasien sehingga mutu pelayanan yang diberikan pada pasien dapat membuat pasien merasa puas. Hak-hak pasien itu meliputi :


(30)

a. Hak Informasi

Hak untuk mendapatkan atau mengetahui mengenai informasi kesehatan. b. Hak akses

Hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan tanpa membedakan suku, agama, status perkawinan, dan lain-lain.

c. Hak memilih

Hak untuk memilih secara bebas memakai alat kontrasepsi yang ingin dipakainya dan tenaga kesehatan yang menanganinya, dan seterusnya.

d. Hak keamanan/keselamatan

Hak untuk memperoleh pelayanan yang aman dan efektif. e. Hak privasi dan hak kerahasiaan

Hak untuk mendapatkan konseling dan pelayanan serta mendapat jaminan tentang informasi pribadi yang akan dirahasiakan.

f. Hak harkat martabat

Hak untuk mendapatkan pelayanan secara manusiawi, perhatian dan penghargaan.

g. Hak kenyamanan

Untuk mendapatkan kenyamanan dalam pelayanan h. Hak kesinambungan

Hak kesinambungan yaitu untuk mendapatkan jaminan ketersediaan obat kesehatan dan lain-lain secara lengkap dan pelayanan berkesinambungan selama diperlukan.


(31)

i. Hak berpendapat

Hak untuk menyatakan pendapat secara bebas

2.4. Bidan dan Kebidanan

Saat ini bidang dipandang sebagai sebuah profesi yang keberadaannya telah diakui secara nasional dan internasional. Menurut Klinkert; sebutan bidan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu widwan yang berarti “cakap membidan”. Mereka yang memberikan semacam sedekah bagi seorang penolong persalinan sampai bayi berusia 40 hari.

Pengertian bidan dan bidang prakteknya secara internasional telah diakui oleh International Federation Gynecologist and Obstetrician tahun 1973, WHO serta badan lainnya.

Jadi definisi dari bidan adalah sebagai seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan. Yang kewenangannya, tugas pokok atau fungsinya dilegalisasi oleh pemerintah sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Jika melakukan praktek yang bersangkutan harus melakukan registrasi untuk mendapatkan izin praktek dari lembaga yang berwenang.

2.4.1. Ciri-ciri Bidan sebagai Profesi

a. Dipersiapkan melalui pendidikan formal

b. Memiliki alat dalam menjalankan tugasnya yang disebut : 1. Standar Pelayanan Kebidanan


(32)

c. Memiliki kelompok ilmu pengetahuan yang jelas dalam menja profesinya.

d. Memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya (Permenkes No. 900 Tahun 2002).

e. Memberikan pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai kebutuhan masyarakat.

f. Memiliki wadah organisasi profesi.

g. Memiliki karakteristik yang khusus dan dikenal masyarakat.

h. Menjadikan bidan sebagai suatu pekerjaan dan sumber utama kehidupan.

2.4.2. Karakteristik Profesionalisme yang Berkaitan Dengan Praktik a. Terbuka/menerima perubahan

b. Menguasai dan menggunakan pengetahuan teoritis c. Mampu menyelesaikan masalah

d. Mengembangkan diri secara terus-menerus. e. Mempunyai pendidikan formal

f. Ada sistem pengesahan terhadap kompetensi g. Legalisasi standar praktik profesional

h. Melakukan praktek dengan memperhatikan etika i. Mempunyai sanksi hukum terhadap malpraktek j. Memberikan pelayanan kepada masyarakat k. Ada izin praktik mandiri


(33)

2.5. Faktor yang Mendukung Bidan Dalam Pelaksanaan APN 2.5.1. Pendidikan

Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah diselesaikan oleh seseorang. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas manusia, kemampuan tersebut harus dikembangkan secara bersama-sama sehingga terbentuk manusia seutuhnya secara harmonis. Menurut konsep Amerika, pendidikan diperlukan untuk memperoleh keterampilan yang dibutuhkan manusia dalam hidup bermasyarakat. Kondisi tingkat pendidikan ikut menentukan tingkat partisipasi bidan di dalam berperan serta meningkatkan kesehatan masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat semakin meningkat perhatian terhadap masalah kesehatan (Syahlan, 2002)

Tingkat pendidikan yang menjadi dasar keberhasilan dalam bisnis atau bidang profesi yang akan membuka jalan bagi individu yang bersangkutan untuk menjalin hubungan dengan orang-orang yang statusnya lebih tinggi. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh akan semakin baik, dan cenderung lebih banyak informasi daripada yang tingkat pendidikannya lebih rendah (Hurlock, 1999).

2.5.2. Pengalaman Bekerja

WHO mengatakan bahwa pengetahuan diturunkan atau diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman dari orang lain, pengalaman bekerja seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan memiliki kaitan terhadap hasil kerja yang dilakukan, semakin lama seseorang melakukan bidang kerja tertentu maka


(34)

Bagi sebagian orang dewasa muda, terutama mereka yang kurang mempunyai pengalaman kerja dan bahkan belum pernah bekerja sering mengalami banyak kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang diembannya. Orang dewasa yang mempunyai cukup pengalaman kerja dapat memperoleh kepuasan lebih jauh sesuai dengan pekerjaan yang dipilih dibandingkan dengan mereka yang kurang mempunyai pengalaman (Hurlock, 1999).

Dalam Permenkes RI No.572/MENKES/PER/VI/1996 tentang Registrasi dan Praktek Bidan, pada Bab IV yaitu Praktek Kebidanan Pasal 16 ayat 1 yang berbunyi “Izin Praktek Bidan berlaku 5 (lima) tahun sepanjang tidak ada perubahan sebagai mana tercantum dalam izin prakteknya dan masih memenuhi syarat dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku” (Sofyan, 2001). Semakin lama seseorang menekuni suatu pekerjaan maka motivasi kerja akan semakin baik, orang yang sudah lama menekuni pekerjaan akan mengetahui kelemahan dan teknik dalam melakukan suatu pekerjaan (Hurlock, 1999).

2.5.3. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu, yaitu melalui penginderaan yang terjadi melalui penginderaan manusia yaitu: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain, media massa dan lingkungan (Notoatmodjo, 2003).


(35)

Pengetahuan bidan dalam pelaksanaan asuhan persalinan normal sangat menunjang bidan dalam praktek pelayanan kebidanan. Dengan pengetahuan APN yang baik maka bidan akan dapat memberikan pelayanan dengan baik pula dalam asuhan persalinan normal, sehingga pada akhirnya tujuan dari asuhan persalinan normal dapat dicapai dengan optimal (Depkes, 2004).


(36)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian yang berjudul “Pelaksanaan Asuhan Persalinan Norma Bidan Praktek Swasta (BPS) yang Sudah Mengikuti Pelatihan APN di Wilayah Kerja Kabupaten Langkat Tahun 2008” adalah sebagai berikut:

Variabel Independent Variabel Dependent

3.2. Definisi Operasional

a. Variabel Independen (Bebas)

Dalam hal ini yang merupakan variabel dependen (bebas) adalah karakteristik bidan meliputi : pendidikan, lama bekerja, pengetahuan. 1. Pendidikan adalah pendidikan formal kebidanan yang telah

diselesaikan oleh bidan, yang dikategorikan dalam : a) Bidan D-I

b) Bidan D-III c) Bidan D-IV Skala ukur : Ordinal Alat ukur : Kuesioner - Pendidikan

- Pengalaman Bekerja - Pengetahuan

Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal


(37)

2. Pengalaman Bekerja yaitu lamanya masa waktu bidan dalam memberikan asuhan kebidanan yang dikategorikan dalam :

a) < 5 tahun b) 5 – 10 tahun c) 11 – 15 tahun d) > 15 tahun

Skala ukur : Ordinal Alat ukur : Kuesioner

3. Pengetahuan adalah kemampuan atau segala sesuatu yang diketahui oleh bidan yang berhubungan dengan asuhan persalinan normal berdasarkan pertanyaan yang diajukan melalui kuesioner, yang dikategorikan dalam

a) Baik, apabila dapat menjawab pertanyaan sejumlah 75%-100% dengan benar.

b) Cukup, apabila dapat menjawab pertanyaan sejumlah 60%-75% dengan benar.

c) Kurang, apabila dapat menjawab pertanyaan sejumlah <60% dengan benar.

Skala ukur : Ordinal Alat ukur : Kuesioner b. Variabel Dependen (terikat)

Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal yaitu tindakan yang dilakukan bidan dalam melakukan pertolongan persalinan normal, yang


(38)

dilihat/dinilai dari checklist yang disediakan, dan hasilnya dikategorikan dengan :

1) Baik, apabila bidan melaksanakan semua langkah-langkah APN secara berurutan dan benar dengan menggunakan alat yang lengkap.

2) Cukup, apabila bidan melaksanakan semua langkah-langkah APN benar tetapi tidak berurutan dengan menggunakan alat yang lengkap.

3) Kurang baik, apabila bidan hanya melaksanakan sebahagian langkah-langkah APN.

Skala ukur : Ordinal Alat ukur : Kuesioner


(39)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan asuhan persalinan normal bidan praktek swasta (BPS) yang sudah mengikuti pelatihan APN di wilayah kerja Kabupaten Langkat.

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bidan Praktek Swasta (BPS) yang sudah mengikuti pelatihan APN di wilayah kerja Kabupaten Langkat berjumlah 40 orang.

4.2.2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan total sampling yaitu semua populasi dijadikan sebagai sampel.

Adapun kriteria sampel penelitian adalah sebagai berikut :

a. Bidan yang merupakan Bidan Praktek Swasta (BPS) yang sudah mengikuti pelatihan APN.

b. Bertempat tinggal di Wilayah Kerja Kabupaten Langkat c. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian.


(40)

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Kesehatan Kabupaten Langkat dengan pertimbangan beberapa alasan, yaitu : karena berdekatan dengan tempat kerja peneliti dan mudah terjangkau oleh peneliti.

4.3.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2007 sampai dengan Juli 2008 yang dimulai dari pengajuan judul, penunjukan pembimbing, menyiapkan proposal, mengajukan izin lokasi, pengumpulan data, pengolahan data, konsultasi dengan pembimbing, membuat laporan dan mengumpulkan laporan. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 10 April 2008 – 17 Mei 2008.

4.4. Pertimbangan Fisik

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapatkan izin dari Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dengan mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada calon responden bahwa partisipasi responden yang diteliti tersebut bersifat sukarela, responden berhak mengundurkan diri dari penelitian. Peneliti membagi lembar persetujuan (Informed Consent) yang dilanjutkan pengisian kuesioner.

Untuk menjaga kerahasiaan (confidentiality), maka kuesioner yang akan diberikan tidak mencantumkan nama responden (anonymity) akan tetapi dengan


(41)

menggunakan nomor kode tertentu pada masing-masing lembar kuesioner tersebut sehingga peneliti yang mempunyai akses terhadap informasi tersebut dan informasi yang diperoleh hanya dipergunakan untuk penelitian.

4.5. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh instrumen pada penelitian menggunakan pengumpulan data berupa kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti yang berpedoman pada konsep.

4.5.1. Pengetahuan

Pertanyaan tentang pengetahuan bidan dengan bentuk menggunakan skala Guttman dan terdiri dari 20 pertanyaan. Jawaban pertanyaan atau pernyataan benar dan salah dengan menggunakan checklist dengan interpretasi penilaian apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0. Rentang pengetahuan responden yaitu :

1. Pengetahuan baik apabila responden mendapat skor 16-20 2. Pengetahuan cukup apabila responden mendapat skor 12 – 15 3. Pengetahuan kurang apabila responden mendapat skor < 12.

4.5.2. Aspek Pelaksanaan Pertolongan Persalinan Normal

Pengukuran pelaksanaan pertolongan persalinan normal dinilai dari checklist 60 langkah asuhan persalinan normal yang dilakukan bidan dengan menjumlahkan nilainya dari setiap langkah lalu dibagi dengan jumlah bobot penilaian. Nilai tertinggi adalah 540 dan nilai terendah yaitu 135. Kategori penilaian pelaksanaan pertolongan persalinan normal yaitu :


(42)

1. Baik : Bila bidan mendapat nilai 3 - 4 2. Cukup : Bila bidan mendapat nilai 2,00 –2,99 3. Kurang : Bila bidan mendapat nilai kurang dari 2,00

4.6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebelum dilakukan penelitian yang sebenarnya dilakukan uji coba instrumen dengan melakukan validitas dan reliabilitas instrumen yang bertujuan untuk mendapatkan alat ukur yang benar-benar sahih dan handal.

4.6.1. Validitas Instrumen

Dari hasil uji validitas instrumen yang disebarkan pada 10 orang responden, menunjukkan bahwa seluruh item pertanyaan (20 pertanyaan) dinyatakan valid dengan nilai thitung> ttabel (1,860). Hasil uji coba dapat dilihat

pada Lampiran validitas instrumen.

4.6.2. Reliabilitas Instrumen

Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya penulis melakukan uji reliabilitas instrumen. Dari hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa seluruh item pertanyaan dinyatakan valid / reliable dengan nilai rhitung> rtabel (0,707).

Hasil uji coba dapat dilihat pada Lampiran reliabilitas instrumen.

4.7. Pengumpulan Data

Ada beberapa prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu :


(43)

1. Mendapatkan surat permohonan izin pelaksanaan dari Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat dan Ketua IBI Langkat.

3. Responden diperoleh dengan wawancara langsung, kemudian menjelaskan tujuan penelitian kepada calon responden.

4. Menanyakan persetujuan responden untuk menjadi responden secara sukarela.

5. Setelah calon responden bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent).

6. Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner oleh responden.

7. Setelah diisi kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya sehingga data yang diperoleh terpenuhi.

8. Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal dinilai dengan menggunakan lembar checklist.

4.8. Pengolahan dan Analisa data 4.8.1. Pengolahan Data

Data yang terkumpul diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Editing


(44)

2. Coding

Memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah saat mengadakan tabulasi dan analisa.

3. Tabulating

Kemudian data dimasukkan dalam bentuk tabel.

4.8.2. Analisa Data

Langkah-langkah analisis dilakukan secara deskriptif dengan pengukuran terhadap masing-masing jawaban responden lalu ditampilkan dalam tabel-tabel distribusi frekuensi kemudian dicari besarnya persentase untuk masing-masing jawaban responden. Kemudian dilakukan pembahasan dengan membandingkan dengan kepustakaan yang mendukung.


(45)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian yang berjudul Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal (APN) Bidan Praktek Swasta (BPS) yang sudah mengikuti Pelatihan APN di Wilayah kerja Kabupaten Langkat, diperoleh hasil yang disajikan sebagai berikut.

5.1.1. Pendidikan

Tingkat pendidikan responden yang sudah mengikuti APN dibagi menjadi D-I Kebidanan, D-III Kebidanan, dan D-IV Kebidanan. Sebagian besar responden berpendidikan D-I Kebidanan dan D-III Kebidanan masing-masing sebanyak 19 orang (47,5%), dan paling sedikit berpendidikan D-IV kebidanan sebanyak 2 orang (5,0%).

Tabel 5.1.

Distribusi Pendidikan Responden yang Sudah Mengikuti APN di Kabupaten Langkat Tahun 2008

No. Pendidikan Jumlah Persentase

1 2 3

D-I Kebidanan D-III Kebidanan D-IV Kebidanan

19 19 2

47,5 47,5 5,0


(46)

5.1.2. Pengalaman Bekerja

Pengalaman bekerja responden yang sudah mengikuti APN dikategorikan menjadi 4 bagian yaitu < 5 tahun, 5-10 tahun, 10-15 tahun, dan >15 tahun. Sebagian besar responden telah bekerja > 15 tahun sebanyak 20 orang (50,0%) dan paling sedikit responden bekerja <5 tahun sebanyak 1 orang (2,5%).

Tabel 5.2.

Distribusi Pengalaman Bekerja Responden yang Sudah Mengikuti APN di Kabupaten Langkat Tahun 2008

No. Pengalaman Bekerja Jumlah Persentase

1 2 3 4

< 5 tahun 5-10 tahun 10-15 tahun

> 15 tahun

1 8 11 20 2,5 20,0 27,5 50,0

Total 40 100

5.1.3. Pengetahuan

Pengetahuan responden yang sudah mengikuti APN dikategorikan menjadi baik, cukup, dan kurang. Sebagian besar tingkat pengetahuan responden dalam kategori cukup sebanyak 17 orang (42,5%), paling sedikit responden berpengetahuan kurang sebanyak 10 orang (25,0%).

Tabel 5.3.

Distribusi Pengetahuan Responden yang Sudah Mengikuti APN di Kabupaten Langkat Tahun 2008

No. Pengetahuan Jumlah Persentase

1 2 3 Baik Cukup Kurang 13 17 10 32,5 42,5 25,0


(47)

5.1.4. Pelaksanaan APN

Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal (APN) responden yang sudah mengikuti APN dikategorikan menjadi baik, cukup, dan kurang. Sebagian besar responden melaksanakan APN dalam kategori cukup sebanyak 22 orang (55,0%), dan paling sedikit responden dalam kategori kurang sebanyak 2 orang (5,0%).

Tabel 5.4.

Distribusi Pelaksanaan APN Responden yang Sudah Mengikuti APN di Kabupaten Langkat Tahun 2008

No. Pelaksanaan APN Jumlah Persentase

1 2 3

Baik Cukup Kurang

16 22 2

40,0 55,0 5,0

Total 40 100

5.1.5. Pelaksanaan APN Berdasarkan Pendidikan

Pelaksanaan APN berdasarkan pendidikan, menunjukkan bahwa bidan yang berpendidikan D-I Kebidanan sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 16 orang (40,0%), bidan yang berpendidikan D-III Kebidanan sebagian besar dalam kategori baik sebanyak 12 orang (30,0%), dan bidan yang berpendidikan D-IV Kebidanan seluruhnya dalam kategori baik sebanyak 2 orang (5,0%).


(48)

Tabel 5.5.

Distribusi Pelaksanaan APN Berdasarkan Pendidikan Di Kabupaten Langkat Tahun 2008

No Pendidikan

Pelaksanaan APN

Total

Baik Cukup Kurang

f % f % f % f %

1 2 3 D-I Kebidanan D-III Kebidanan D-IV Kebidanan 2 12 2 5,0 30,0 5,0 16 6 - 40,0 15,0 - 1 1 - 2,5 2,5 - 19 19 2 47,5 47,5 5,0 Jumlah 16 40 22 55 2 5 40 100

5.1.6. Pelaksanaan APN Berdasarkan Pengalaman Bekerja

Pelaksanaan APN berdasarkan pengalaman bekerja, menunjukkan bahwa bidan yang bekerja <5 tahun dalam kategori cukup sebanyak 1 orang (2,5%), bidan yang bekerja 5-10 tahun dalam kategori baik dan cukup masing-masing sebanyak 4 orang (10,0%), bidan yang bekerja 11-15 tahun sebagian besar dalam kategori baik sebanyak 6 orang (15,0%), dan bidan yang bekerja >15 tahun sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 13 orang (32,5%).

Tabel 5.6.

Distribusi Pelaksanaan APN Berdasarkan Pengalaman Bekerja Di Kabupaten Langkat Tahun 2008

No Pengalaman

Kerja

Pelaksanaan APN

Total

Baik Cukup Kurang

f % f % f % f %

1 2 3 4 <5 tahun 5-10 tahun 11-15 tahun > 15 tahun

- 4 6 6 - 10,0 15,0 15,0 1 4 4 13 2,5 10,0 10,0 32,5 - - 1 1 - - 2,5 2,5 1 8 11 20 2,5 20,0 27,5 50,0 Jumlah 16 40 22 55 2 5 40 100


(49)

5.1.7. Pelaksanaan APN Berdasarkan Pengetahuan

Pelaksanaan APN berdasarkan pengetahuan, menunjukkan bahwa bidan yang berpengetahuan baik sebagian besar dalam kategori baik sebanyak 9 orang (22,5%), bidan yang berpengetahuan cukup sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 10 orang (25,0%), dan bidan yang berpengetahuan kurang dalam kategori cukup sebanyak 8 orang (20,0%).

Tabel 5.7.

Distribusi Pelaksanaan APN Berdasarkan Pengetahuan Di Kabupaten Langkat Tahun 2008

No Pengetahuan

Pelaksanaan APN

Total

Baik Cukup Kurang

f % f % f % f %

1 2 3 Baik Cukup Kurang 9 7 - 22,5 17,5 - 4 10 8 10,0 25,0 20,0 - - 2 - - 5,0 13 17 10 32,5 42,5 25,0 Jumlah 16 40 22 55 2 5 40 100

5.2. Pembahasan 5.2.1. Pelaksanaan APN

Dengan menggunakan lembar checklist sebagai alat untuk mengukur pelaksanaan asuhan persalinan normal yang dilakukan oleh bidan, dapat diketahui keterampilan bidan dalam memberikan asuhan persalinan normal. Berdasarkan hasil penelitian tentang pelaksanaan APN yang disajikan pada Tabel 5.4. menunjukkan bahwa sebagian besar bidan melaksanakan APN dalam kategori cukup (55,0%), sementara yang melaksanakan dengan baik sebanyak 40,0%.


(50)

Hasil penelitian ini lebih baik dibandingkan dengan hasil temuan Depkes (2004) yang mendapatkan hanya 25% bidan melakukan Asuhan Persalinan Normal dengan baik/tepat.

Menurut Depkes (2004), pelaksanaan APN merupakan cara untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi yang meliputi membuat keputusan klinik, asuhan sayang ibu dan sayang bayi, pencegahan infeksi, pencatatan (dokumentasi), dan rujukan. Fokus utama pelaksanaan asuhan persalinan normal adalah mencegah terjadinya komplikasi yang merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu dan menangani komplikasi, menjadi mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.

Dari hasil penelitian ini yang masih ditemukan bidan dengan pelaksanaan dalam kategori kurang sebanyak 5%. Walaupun angka tersebut kecil namun dapat mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu. Selain itu, dengan rendahnya kinerja bidan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat, berdampak pada masih tingginya angka kelahiran yang masih dibantu dukun. Alasannya, karena dukun mudah dijangkau, merasa lebih nyaman dibantu, serta biaya persalinan oleh lebih murah dibandingkan dengan biaya persalinan oleh bidan yang dianggap tinggi.

5.2.2. Pelaksanaan APN Berdasarkan Pendidikan

Dari hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 5.5. bahwa bidan yang berpendidikan D-I Kebidanan sebagian besar dalam kategori cukup (40,0%),


(51)

bidan yang berpendidikan D-III Kebidanan sebagian besar dalam kategori baik (30,0%), dan bidan yang berpendidikan D-IV Kebidanan seluruhnya dalam kategori baik (5,0%).

Menurut Hurlock (1999), tingkat pendidikan yang menjadi dasar keberhasilan dalam bisnis atau bidang profesi yang akan membuka jalan bagi individu yang bersangkutan untuk menjalin hubungan dengan orang-orang yang statusnya lebih tinggi. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh akan semakin baik, dan cenderung lebih banyak informasi daripada yang tingkat pendidikannya lebih rendah.

Berdasarkan penelitian ini terlihat bahwa pada program D-III Kebidanan telah mempunyai kualifikasi dan keterampilan yang lebih jika dibandingkan dengan bidan yang berpendidikan D-I Kebidanan. Dimana pada Program D-III kebidanan telah diperkenalkan APN yang lebih mutakhir. Bidan yang berpendidikan D-I Kebidanan berpengetahuan cukup, disebabkan karena langkah-langkah yang dilakukan tidak berurutan. Pada bidan yang berpendidikan D-IV sebanyak 2 orang, keduanya dalam kategori baik dalam pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal.

5.2.3. Pelaksanaan APN Berdasarkan Pengalaman Bekerja

Dari hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 5.6. menunjukkan bahwa bidan yang bekerja <5 tahun dalam kategori cukup (2,5%), bidan yang bekerja 5-10 tahun dalam kategori baik dan cukup masing-masing 10,0%, bidan yang


(52)

bekerja 11-15 tahun sebagian besar dalam kategori baik (15,0%), dan bidan yang bekerja >15 tahun sebagian besar dalam kategori cukup (32,5%).

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan diturunkan atau diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman dari orang lain, pengalaman bekerja seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan memiliki kaitan terhadap hasil kerja yang dilakukan, semakin lama seseorang melakukan bidang kerja tertentu maka diharapkan bahwa hasil kerjanya semakin baik. Demikian juga menurut Hurlock (1999), semakin lama seseorang menekuni suatu pekerjaan maka motivasi kerja akan semakin baik, orang yang sudah lama menekuni pekerjaan akan mengetahui kelemahan dan teknik dalam melakukan suatu pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian ini berbeda dengan pendapat Notoatmodjo tersebut di atas, karena dalam penelitian ini penulis mendapati responden yang bekerja >15 tahun sebagian besar kategori cukup, diduga hal ini disebabkan bidan belum dapat menerapkan ilmu baru asuhan persalinan normal, terkait dengan banyaknya langkah-langkah (60 langkah) yang harus dilakukan. Selain itu juga berkaitan dengan peralatan APN yang tergolong mahal.

5.2.4. Pelaksanaan APN Berdasarkan Pengetahuan

Dari hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 5.7. menunjukkan bahwa bidan yang berpengetahuan baik sebagian besar dalam kategori baik sebanyak 9 orang (22,5%), bidan yang berpengetahuan cukup sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 10 orang (25,0%), dan bidan yang berpengetahuan kurang dalam kategori cukup sebanyak 8 orang (20,0%).

Depkes (2004) menyatakan bahwa pengetahuan bidan tentang pelaksanaan asuhan persalinan normal sangat menunjang bidan dalam praktek


(53)

kebidanan. Dengan pengetahuan yang baik maka bidan akan dapat memberikan pelayanan dengan baik pula dalam asuhan persalinan normal, sehingga pada akhirnya tujuan dari asuhan persalinan normal dapat dicapai dengan optimal.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat tersebut peneliti mendapati semakin baik pengetahuan bidan semakin baik pula pelaksanaan APN. Dengan dibekali pengetahuan yang baik, bidan dapat melaksanakan langkah-langkah APN dengan benar sehingga mampu mendeteksi secara dini penyulit persalinan dan dapat mengurangi risiko / komplikasi yang mungkin terjadi selama proses persalinan. Dengan APN, bidan mampu untuk memperbaiki kinerja dalam menolong persalinan dengan melakukan anjuran praktek-praktek yang terbukti bermanfaat, dan tidak melakukan praktik-praktik yang terbukti tidak bermanfaat atau bahkan merugikan.


(54)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan D-I Kebijakan dan D-III Kebidanan, bekerja >15 tahun. Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Bidan Praktek Swasta di Kabupaten Langkat belum mencapai 50% yang melakukan dengan tepat, hanya 40% Bidan Praktek Swasta yang sudah melaksanakan dengan baik.

Pendidikan ikut menentukan cara Bidan melaksanakan Asuhan Persalinan Normal. Semakin tinggi tingkat pendidikan Bidan semakin baik pula bidan tersebut dalam melaksanakan Asuhan Persalinan Normal.

Pengalaman bekerja Bidan Praktek Swasta belum menunjukkan pengetahuan baik walaupun bidan sudah bekerja > 15 tahun.

Pengetahuan bidan yang baik ikut menentukan dalam pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal, terbukti bidan yang berpengetahuan baik sebagian besar juga telah melaksanakan Asuhan Persalinan Normal dengan baik.

Pendidikan dan pengetahuan bidan berperan besar dalam mendukung bidan melaksanakan asuhan persalinan normal, sedangkan pengalaman bekerja bidan kurang mendukung dalam pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal.


(55)

6.2. Saran-Saran

6.2.1. Bagi Bidan

Diharapkan dalam memberikan asuhan persalinan, bidan mengikuti 60 langkah yang telah ditetapkan dalam Asuhan Persalinan Normal, sehingga dapat mendeteksi dini dan mencegah terjadinya komplikasi dalam proses persalinan.

Agar dapat meningkatkan pelaksanaan APN dengan baik, bidan harus meningkatkan pengetahuannya dengan cara mengikuti pelatihan APN dengan biaya mandiri.

6.2.2. Bagi Dinkes Kabupaten Langkat

Diharapkan untuk bekerjasama dengan Kesehatan Keluarga dan IBI untuk mengadakan pelatihan-pelatihan tentang Asuhan Persalinan Normal, dengan membantu pembiayaan pelatihan, agar bidan-bidan di daerah dapat ikut melaksanakan pelatihan.

6.2.3. Bagi Peneliti Lainnya

Diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan tentang Asuhan Persalinan Normal baik di Daerah Langkat maupun di daerah lainnya dengan variabel penelitian yang berbeda.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., 2000, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Cetakan Kedua, Jakarta : Bumi Karya.

Arikunto, S., 2002, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Jakarta : Rineka Cipta

Azwar, A., 2004, Kata Pengantar Dalam Asuhan Persalinan Normal, Jakarta :Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

Budiarto, E., 2003, Metodologi Penelitian Kesehatan, Sebuah Pengantar, Jakarta : Rineka Cipta.

Danim S., Darwis S., 2003, Metode Penelitian Kebijakan; Prosedur,

Kebijakan dan Etik, Jakarta: EGC.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000, Modul Pelatihan

Petugas Imunisasi, Jakarta : Pusdinakes RI.

_____, 2006, APN Revisi, Jakarta.

_____, Setiap Jam 2 Orang Ibu Bersalin Meninggal Dunia, dapat diakses

dari situs :

Nopember 2007.

Dinas Kesehatan Langkat, 2007, Profil Kesehatan Kabupaten Langkat, Stabat.

Hidayat, A.A.A., 2007, Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data, Edisi Pertama, Jakarta : Salemba Medika.

Hunt S., Antherasymonds, 2006, Konsep Sosial Kebidanan, Jakarta, EGC. Hurlock, E. 1999, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Selama

Rentang Kehidupan, Jakarta : Erlangga.

Jacobis S., 2000, Menjaga Mutu Pelayanan Rumah Sakit, Jakarta : PT. Citra Windu Satria.

JNPK-KR, 2004, Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal, Jakarta: Depkes.

JNPK-KR, Revisi, 2007, Asuhan Persalinan Normal; Asuhan Esensial


(57)

Josepha, 2002, Persalinan Tanpa Nyeri, Surabaya : Salemba Empat.

Notoatmodjo, S., 2002, Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.

_______, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. Pelatihan Kesehatan Reproduksi Bagi Bidan Praktek Swasta, 2005, Mutu

Pelayanan, Diperbanyak Pengurus IBI Sumatera Utara.

Pengurus Cabang IBI Langkat, 2007.

Penuntun Belajar Modul Safe Motherhood, Persalinan Aman-2 dapat

diakses di situs :

tanggal 8 Nopember 2007.

Riduwan, 2005, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Cetakan Ketiga, Bandung : Alfabeta.

Rentang Umur Individu, diakses terakhir

tanggal 11 Nopember 2007.

Bapak Dalam Keluarga,


(58)

INFORMED CONSENT

Perihal : Pemberian Informasi dan Persetujuan

Dengan hormat,

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya penelitian dengan judul : “PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) YANG SUDAH MENGIKUTI PELATIHAN APN DI WILAYAH KERJA KABUPATEN LANGKAT” sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program D-IV Bidan Pendidik di Universitas Sumatera Utara, saya sampaikan surat ini.

Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data tentang penerapan asuhan persalinan normal pada Bidan Praktek Swasta (BPS). Hasilnya diharapkan dapat memberikan gambaran sesuai dengan tujuan penelitian.

Untuk terlaksananya penelitian ini saya mohon kesediaan Ibu Bidan untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Untuk itu saya mohon kerjasamanya dengan memberikan informasi dengan cara menjawab pertanyaan yang saya ajukan sesuai dengan kemauan dan perasaan Ibu Bidan sebenarnya.

Atas bantuan dan kerjasama yang baik, saya ucapkan terima kasih.

Medan, Maret 2008 Hormat saya


(59)

KUESIONER PENELITIAN

PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) YANG SUDAH MENGIKUTI PELATIHAN APN

DI WILAYAH KERJA KABUPATEN LANGKAT

No. Responden. : ... (Diisi oleh peneliti)

Petunjuk :

Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan ibu, dengan cara melingkari pilihan jawaban yang telah disediakan.

1. Pendidikan Ibu : a. D-1 Kebidanan

b. D-III Kebidanan d. D-IV Kebidanan

2. Pengalaman Bekerja : a. < 5 tahun

b. 5-10 tahun c. 11-15 tahun d. > 15 tahun

3. Pengetahuan

Petunjuk

Pilihlah jawaban di bawah yang menurut anda paling benar dengan cara melingkari jawaban pada kolom yang telah disediakan.

:

No Pertanyaan Jawaban Skor

1. Upaya APN harus didukung oleh adanya alasan yang kuat dan berbagai bukti ilmiah.

B – S 2. Memimpin ibu mengedan, apabila ibu sudah

benar-benar berada pada kala II.

B – S 3. Penggunaan alat pelindung diri untuk memudahkan

dalam memberikan pertolongan persalinan.

B – S 4. Ampul oksitosin dipatahkan setelah kita memakai

handschoen, agar tangan kita tidak luka kena patahan ampul

B – S

5. Apabila pada saat kita periksa dalam, kepala janin masih tinggi dan selaput ketuban belum pecah,


(60)

No Pertanyaan Jawaban Skor

6. Setelah memecahkan ketuban kita perlu memastikan bahwa tidak ada bagian-bagian kecil janin yang menumbung atau berada di samping bagian terdepan janin.

B – S

7. Pada saat kelahiran kepala janin tangan kanan kita menahan perineum sedangkan tangan kiri membantu memfleksikan kepala janin

B – S

8. Membersihkan mulut bayi dilakukan apabila bayi sudah lahir keseluruhan.

B – S 9. Bayi yang baru lahir dimandikan langsung agar

terhindar dari infeksi.

B – S 10. Mempalpasi abdomen setelah bayi lahir dilakukan

untuk memastikan bahwa tidak adanya bayi kedua.

B – S 11. Suntikan oksitosin diberikan untuk merangsang

kontraksi janin.

B – S 12. Pada penegangan tali pusat terkendali, pemindahan

klem dari tali pusat hingga berjarak 30 cm dari vulva.

B – S

13. Bila uterus tidak berkontraksi, tindakan yang dapat dilakukan adalah bersikap menunggu sampai uterus berkontraksi.

B – S

14. Saat uterus berkontraksi, tali pusat ditegangkan dengan tangan kanan sementara tangan kiri menekan uterus ke arah dorso kranial.

B – S

15. Jika penegangan tali pusat terkendali, tali pusat terlihat memanjang dan terasa adanya pelepasan plasenta, ibu tidak perlu meneran karena tali pusat akan lahir sendiri.

B – S

16. Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit maka diulangi pemberian oksitosin 10 unit IM.

B – S

17. Setelah plasenta dilahirkan, kita menunggu hingga uterus berkontraksi baru kita memeriksa kelengkapan plasenta.

B – S

18. Jika kontraksi uterus tidak baik setelah 15 detik maka dilakukan masase, dan mulai kompresi bimanual interna.

B – S

19. Jika terjadi robekan yang menimbulkan perdarahan yang aktif, ditunggu hingga perdarahan berhenti.

B – S 20. Pengisian partograf untuk ibu bersalin dimulai pada

fase laten.


(61)

(62)

KUNCI JAWABAN:

1.

B

2.

B

3.

S

4.

S

5.

S

6.

B

7.

B

8.

S

9.

S

10.

B

11.

S

12.

B

13.

S

14.

B

15.

B

16.

B

17.

B

18.

S

19.

S


(63)

Skor Kategori Kategori

1 D-III Kebidanan 14 tahun 18 Baik 510 : 135 = 3.78 Baik

2 D-I Kebidanan 8 tahun 15 Cukup 386 : 135 = 2.86 Cukup

3 D-III Kebidanan 26 tahun 12 Cukup 410 : 135 = 3.04 Baik

4 D-III Kebidanan 6 tahun 17 Baik 398 : 135 = 2.95 Cukup

5 D-III Kebidanan 20 tahun 13 Cukup 405 : 135 = 3.00 Baik

6 D-III Kebidanan 22 tahun 15 Cukup 394 : 135 = 2.92 Cukup

7 D-I Kebidanan 12 tahun 13 Cukup 372 : 135 = 2.76 Cukup

8 D-III Kebidanan 4 tahun 10 Kurang 384 : 135 = 2.84 Cukup

9 D-III Kebidanan 15 tahun 12 Cukup 455 : 135 = 3.37 Baik

10 D-I Kebidanan 25 tahun 15 Cukup 373 : 135 = 2.76 Cukup

11 D-I Kebidanan 11 tahun 13 Cukup 376 : 135 = 2.79 Cukup

12 D-III Kebidanan 20 tahun 14 Cukup 382 : 135 = 2.83 Cukup

13 D-I Kebidanan 20 tahun 11 Kurang 393 : 135 = 2.91 Cukup

14 D-I Kebidanan 10 tahun 10 Kurang 402 : 135 = 2.98 Cukup

15 D-III Kebidanan 17 tahun 12 Cukup 523 : 135 = 3.87 Baik

16 D-I Kebidanan 20 tahun 11 Kurang 385 : 135 = 2.85 Cukup

17 D-I Kebidanan 17 tahun 15 Cukup 326 : 135 = 2.41 Baik

18 D-III Kebidanan 8 tahun 17 Baik 455 : 135 = 3.37 Baik

19 D-III Kebidanan 16 tahun 18 Baik 503 : 135 = 3.73 Baik

20 D-I Kebidanan 21 tahun 14 Cukup 385 : 135 = 2.85 Cukup

21 D-I Kebidanan 17 tahun 11 Kurang 368 : 135 = 2.73 Cukup

22 D-IV Kebidanan 7 tahun 19 Baik 447 : 135 = 3.31 Baik

23 D-I Kebidanan 22 tahun 11 Kurang 358 : 135 = 2.65 Cukup

24 D-III Kebidanan 9 tahun 19 Baik 495 : 135 = 3.67 Baik

25 D-I Kebidanan 14 tahun 15 Cukup 426 : 135 = 3.16 Baik

26 D-III Kebidanan 11 tahun 10 Kurang 298 : 135 = 2.21 Cukup

27 D-III Kebidanan 16 tahun 14 Cukup 529 : 135 = 3.92 Baik

Pengetahuan Pelaksanaan APN

KATEGORI PENGETAHUAN DAN PELAKSANAAN APN

No

Perhitungan

Pendidikan Pengalaman


(64)

Skor Kategori Kategori

28 D-III Kebidanan 22 tahun 10 Kurang 265 : 135 = 1.96 Kurang

29 D-IV Kebidanan 15 tahun 20 Baik 532 : 135 = 3.94 Baik

30 D-I Kebidanan 10 tahun 11 Kurang 382 : 135 = 2.83 Cukup

31 D-I Kebidanan 14 tahun 18 Baik 397 : 135 = 2.94 Cukup

32 D-I Kebidanan 12 tahun 10 Kurang 245 : 135 = 1.81 Kurang

33 D-III Kebidanan 9 tahun 17 Baik 483 : 135 = 3.58 Baik

34 D-III Kebidanan 16 tahun 14 Cukup 398 : 135 = 2.95 Cukup

35 D-I Kebidanan 21 tahun 18 Baik 378 : 135 = 2.80 Cukup

36 D-III Kebidanan 13 tahun 16 Baik 520 : 135 = 3.85 Baik

37 D-I Kebidanan 16 tahun 13 Cukup 345 : 135 = 2.56 Cukup

38 D-III Kebidanan 13 tahun 17 Baik 446 : 135 = 3.30 Baik

39 D-I Kebidanan 19 tahun 15 Cukup 345 : 135 = 2.56 Cukup

40 D-I Kebidanan 18 tahun 16 Baik 398 : 135 = 2.95 Cukup

Pelaksanaan APN

Perhitungan

No Pendidikan Pengalaman

Kerja


(65)

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Mencari Judul Pengajuan Judul 2 Pengajuan Proposal

Bab I Bab II Bab III BAB IV Instrumen Sidang Proposal Perbaikan Proposal 3 Pengajuan Izin Penelitian

Pengumpulan Data Analisa Data

Menyusun Hasil dan Pembahasan Membuat Kesimpulan dan Saran 4 Lampiran

Vitae

Final Laporan Sidang KTI

Tahun 2008 JADWAL KEGIATAN (TIME) TABLE PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH (KTI)

PROGRAM D.IV BIDAN PENDIDIK

September

No Kegiatan Oktober

Tahun 2007

November Desember Mei

Ir. Dwi Lindarto, MT

Mengetahui, Dosen Pembimbing,

Juni


(1)

No

Pertanyaan

Jawaban Skor

6.

Setelah memecahkan ketuban kita perlu memastikan

bahwa tidak ada bagian-bagian kecil janin yang

menumbung atau berada di samping bagian terdepan

janin.

B – S

7.

Pada saat kelahiran kepala janin tangan kanan kita

menahan perineum sedangkan tangan kiri membantu

memfleksikan kepala janin

B – S

8.

Membersihkan mulut bayi dilakukan apabila bayi

sudah lahir keseluruhan.

B – S

9.

Bayi yang baru lahir dimandikan langsung agar

terhindar dari infeksi.

B – S

10.

Mempalpasi abdomen setelah bayi lahir dilakukan

untuk memastikan bahwa tidak adanya bayi kedua.

B – S

11.

Suntikan oksitosin diberikan untuk merangsang

kontraksi janin.

B – S

12.

Pada penegangan tali pusat terkendali, pemindahan

klem dari tali pusat hingga berjarak 30 cm dari

vulva.

B – S

13.

Bila uterus tidak berkontraksi, tindakan yang dapat

dilakukan adalah bersikap menunggu sampai uterus

berkontraksi.

B – S

14.

Saat uterus berkontraksi, tali pusat ditegangkan

dengan tangan kanan sementara tangan kiri

menekan uterus ke arah dorso kranial.

B – S

15.

Jika penegangan tali pusat terkendali, tali pusat

terlihat memanjang dan terasa adanya pelepasan

plasenta, ibu tidak perlu meneran karena tali pusat

akan lahir sendiri.

B – S

16.

Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan

penegangan tali pusat selama 15 menit maka

diulangi pemberian oksitosin 10 unit IM.

B – S

17.

Setelah plasenta dilahirkan, kita menunggu hingga

uterus berkontraksi baru kita memeriksa

kelengkapan plasenta.

B – S

18.

Jika kontraksi uterus tidak baik setelah 15 detik

maka dilakukan masase, dan mulai kompresi

bimanual interna.

B – S

19.

Jika terjadi robekan yang menimbulkan perdarahan

yang aktif, ditunggu hingga perdarahan berhenti.

B – S

20.

Pengisian partograf untuk ibu bersalin dimulai pada

fase laten.

B – S


(2)

(3)

KUNCI JAWABAN:

1.

B

2.

B

3.

S

4.

S

5.

S

6.

B

7.

B

8.

S

9.

S

10.

B

11.

S

12.

B

13.

S

14.

B

15.

B

16.

B

17.

B

18.

S

19.

S

20.

B


(4)

Skor Kategori Kategori 1 D-III Kebidanan 14 tahun 18 Baik 510 : 135 = 3.78 Baik 2 D-I Kebidanan 8 tahun 15 Cukup 386 : 135 = 2.86 Cukup 3 D-III Kebidanan 26 tahun 12 Cukup 410 : 135 = 3.04 Baik 4 D-III Kebidanan 6 tahun 17 Baik 398 : 135 = 2.95 Cukup 5 D-III Kebidanan 20 tahun 13 Cukup 405 : 135 = 3.00 Baik 6 D-III Kebidanan 22 tahun 15 Cukup 394 : 135 = 2.92 Cukup 7 D-I Kebidanan 12 tahun 13 Cukup 372 : 135 = 2.76 Cukup 8 D-III Kebidanan 4 tahun 10 Kurang 384 : 135 = 2.84 Cukup 9 D-III Kebidanan 15 tahun 12 Cukup 455 : 135 = 3.37 Baik 10 D-I Kebidanan 25 tahun 15 Cukup 373 : 135 = 2.76 Cukup 11 D-I Kebidanan 11 tahun 13 Cukup 376 : 135 = 2.79 Cukup 12 D-III Kebidanan 20 tahun 14 Cukup 382 : 135 = 2.83 Cukup 13 D-I Kebidanan 20 tahun 11 Kurang 393 : 135 = 2.91 Cukup 14 D-I Kebidanan 10 tahun 10 Kurang 402 : 135 = 2.98 Cukup 15 D-III Kebidanan 17 tahun 12 Cukup 523 : 135 = 3.87 Baik 16 D-I Kebidanan 20 tahun 11 Kurang 385 : 135 = 2.85 Cukup 17 D-I Kebidanan 17 tahun 15 Cukup 326 : 135 = 2.41 Baik 18 D-III Kebidanan 8 tahun 17 Baik 455 : 135 = 3.37 Baik 19 D-III Kebidanan 16 tahun 18 Baik 503 : 135 = 3.73 Baik 20 D-I Kebidanan 21 tahun 14 Cukup 385 : 135 = 2.85 Cukup 21 D-I Kebidanan 17 tahun 11 Kurang 368 : 135 = 2.73 Cukup 22 D-IV Kebidanan 7 tahun 19 Baik 447 : 135 = 3.31 Baik 23 D-I Kebidanan 22 tahun 11 Kurang 358 : 135 = 2.65 Cukup 24 D-III Kebidanan 9 tahun 19 Baik 495 : 135 = 3.67 Baik 25 D-I Kebidanan 14 tahun 15 Cukup 426 : 135 = 3.16 Baik 26 D-III Kebidanan 11 tahun 10 Kurang 298 : 135 = 2.21 Cukup 27 D-III Kebidanan 16 tahun 14 Cukup 529 : 135 = 3.92 Baik

Pengetahuan Pelaksanaan APN

KATEGORI PENGETAHUAN DAN PELAKSANAAN APN

No

Perhitungan Pendidikan Pengalaman

Kerja


(5)

Skor Kategori Kategori 28 D-III Kebidanan 22 tahun 10 Kurang 265 : 135 = 1.96 Kurang 29 D-IV Kebidanan 15 tahun 20 Baik 532 : 135 = 3.94 Baik 30 D-I Kebidanan 10 tahun 11 Kurang 382 : 135 = 2.83 Cukup 31 D-I Kebidanan 14 tahun 18 Baik 397 : 135 = 2.94 Cukup 32 D-I Kebidanan 12 tahun 10 Kurang 245 : 135 = 1.81 Kurang 33 D-III Kebidanan 9 tahun 17 Baik 483 : 135 = 3.58 Baik 34 D-III Kebidanan 16 tahun 14 Cukup 398 : 135 = 2.95 Cukup 35 D-I Kebidanan 21 tahun 18 Baik 378 : 135 = 2.80 Cukup 36 D-III Kebidanan 13 tahun 16 Baik 520 : 135 = 3.85 Baik 37 D-I Kebidanan 16 tahun 13 Cukup 345 : 135 = 2.56 Cukup 38 D-III Kebidanan 13 tahun 17 Baik 446 : 135 = 3.30 Baik 39 D-I Kebidanan 19 tahun 15 Cukup 345 : 135 = 2.56 Cukup 40 D-I Kebidanan 18 tahun 16 Baik 398 : 135 = 2.95 Cukup

Pelaksanaan APN Perhitungan

No Pendidikan Pengalaman Kerja

Pengetahuan


(6)

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Mencari Judul

Pengajuan Judul 2 Pengajuan Proposal

Bab I Bab II Bab III BAB IV Instrumen Sidang Proposal Perbaikan Proposal 3 Pengajuan Izin Penelitian

Pengumpulan Data Analisa Data

Menyusun Hasil dan Pembahasan Membuat Kesimpulan dan Saran 4 Lampiran

Vitae

Final Laporan Sidang KTI

Tahun 2008

JADWAL KEGIATAN (TIME) TABLE PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH (KTI)

PROGRAM D.IV BIDAN PENDIDIK

September

No Kegiatan Oktober

Tahun 2007

November Desember Mei

Ir. Dwi Lindarto, MT Mengetahui, Dosen Pembimbing,

Juni Januari Februari Maret April