Sejarah etnis Tionghoa di Indonesia

21 Menurut Liem 2000 etnis Tionghoa di Indonesia yaitu orang Indonesia yang berasal dari negara Tiongkok dan sejak generasi pertamakedua telah tinggal di negara Indonesia, dan berbaur dengan penduduk setempat, serta menguasai satu atau lebih bahasa yang dipakai di Indonesia. Sedangkan menurut Suryadinata 1981 istilah Tionghoa Indonesia digunakan merujuk pada etnis Tionghoa yang tinggal di negara Indonesia yang memiliki nama keluarga marga, tanpa memandang kewarganegaraannya.

2. Sejarah etnis Tionghoa di Indonesia

Menurut Suryadinata dan Sanjatmiko dalam Meinarno, 2007 etnis Tionghoa bukanlah etnis Pribumi. Rekaman sejarah juga memperlihatkan bahwa para imigran etnis Tionghoa tiba dalam gelombang-gelombang yang berbeda, dan dalam jangka waktu yang juga bervariasi. Mereka memakai bahasa mereka sendiri, dan membawa teman-teman sedarah mereka, baik yang semarga maupun yang bukan ke bumi Indonesia. Gelombang pertama datang ke bumi Nusantara diperkirakan dimulai pada abad ke 16. Pada saat itu di Nusantara telah berdiri kerajaaan-kerajaan yang telah melakukan kegiatan ekonomi antar wilayah kekuasaannya. Sejarahwan Ma- Hua dalam Liem, 2000 menyebutkan bahwa mayoritas awak kapal Cheng-Ho yang berlayar ke Mekkah adalah muslim Hanafi. Hal ini diperkuat oleh Profesor Slamet Muljana dalam Liem, 2000 yang menyatakan bahwa mayoritas kerajaan Jawa Utara pada abad ke 15 adalah pengikut Hanafi yang diperkenalkan oleh muslim Tionghoa melalui kegiatan misi damai pada dinasti Ming. Universitas Sumatera Utara 22 Pada saat itu, perpindahan penduduk bukan berarti perpindahan keluarga. Biasanya hanya kaum pria yang pindah ke rantau tidak membawa istriwanita. Dalam perkembangan kemasyarakatan Indonesia, para perantau inilah yang disebut Tionghoa Peranakan. Hal ini dikarenakan setelah mereka menetap selama beberapa waktu, mereka akhirnya menikah dengan perempuan dari etnis Pribumi. Gelombang pendatang kedua dan yang paling padat tiba pada abad ke-19. Ketika itu, banyak etnis Tionghoa terpaksa meninggalkan tanah airnya akibat kebutuhan ekonomi di bawah tekanan kolonialisme modern. Ribuan etnik Tionghoa yang merantau ini diantaranya direkrut sebagai “kuli kontrak” Liem, 2000. Etnik Tionghoa yang datang pada gelombang ini datang membawa serta keluarganya. Berbeda dengan Etnik Tionghoa yang datang pada gelombang pertama, ketika sampai di nusantara mereka secara fisik tidak mengadakan proses asimilasi. Mereka tetap mempertahankan gaya hidupnya, dan karena itulah mereka disebut sebagai Tionghoa totok.

3. Etnis Tionghoa di kota Medan a. Sejarah etnis Tionghoa di kota Medan