Uji Tingkat Kesukaran Uji Instrumen

Yuni Latifah, 2015 PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER NHT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d Membuat tabel seperti berikut : Tabel 3.10 Tabel Perhitungan WL+WH dan WL-WH Nomor Soal WL WH WL+ WH WL – WH 1 2 Dst Arifin, P. 2011, hlm. 267 e Kriteria-kriteria penafsiran tingkat kesukaran, yaitu : Tabel 3.11 Penafsiran Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Jumlah prosentase Kriteria 27 Mudah 28 - 72 Sedang 73 ke atas Sukar Arifin, P. 2011, hlm. 270

4. Daya Pembeda

Daya pembeda butir soal adalah indeks yang menunjukkan tingkat kemampuan butir soal membedakan kelompok yang berprestasi tinggi kelompok atas dari kelompok yang berprestasi rendah kelompok bawah diantara peserta tes. Langkah-langkah untuk mengkalkulasi daya beda adalah sebagai berikut : 1. Susunlah urutan peserta tes berdasarkan skor yang diperolehnya, mulai dari skor tertinggi sampai ke skor terendah 2. Bagilah peserta tes tersebut menjadi dua kelompok yang sama jumlahnya. Bila jumlah peserta tes ganjil, maka peserta yang ditengah- Yuni Latifah, 2015 PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER NHT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tengah tak usah dimasukkan kedalam salah satu kelompok. Kelompok pertama dinamakan kelompok prestasi tinggi kelompok atas dan kelompok kedua dinamakan kelompok prestasi rendah kelompok bawah. Bila jumlah peserta cukup besar lebih dari 50 maka diambil 27 dari kelompok atas dan 27 dari kelompok bawah. 3. Hitunglah jumlah kelompok atas yang menjawab benar terhadap butir soal yang akan dikalkulasikan daya bedanya. Demikian pula untuk kelompok bawah. 4. Kalkulasikanlah proporsi peserta yang menjawab benar terhadap butir soal tersebut untuk maasing- masing kelompok 5. Kurangilah proporsi kelompok atas dari kelompok bawah, dan diperolehlah indeks daya beda butir soal. Adapun Rumus daya beda : D = B a – B b 0,5 T Prasetya, I. 2011, hlm. 179 Keterangan : D = daya beda B a =Jumlah kelompok atas yang menjawab benar B b =Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar T = Jumlah peserta tes bila jumlah peserta ganjil, maka T =jumlah peserta tes kurang satu. Daya beda dianggap masih memadai untuk sebutir soal apabila sama atau lebih besar dari +0,25. Namun, jika lebih kecil dari itu, maka soal tersebut dianggap tidak layak untuk digunakan. Yuni Latifah, 2015 PERBAND INGAN METOD E PEMBELAJARAN D EBAT D ENGAN METOD E PEMBELAJARAN NUMBER HEAD S TOGETHER NHT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi Partisipatif

Obeservasi merupakan bagian yang sangat penting. Dengan observasi, peneliti dapat mendokumentasikan dan merefleksi secara sistematis terhadap kegiatan dan interaksi subjek penelitian Burms, 1990, hlm. 80. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis observasi partisipatif. Artinya, peneliti terlibat langsung dengan kegiatan orang-orang yang akan di amati dengan memfokuskan pada hal-hal sumber data yang diperlukan untuk melihat kegiatan pesrta didik dan pendidik. Sesuai dengan pendapat menurut Susan Stainback dalam sugiyono 2009, hlm. 65 yang menyatakan bahwa : “In participant observation, the researcher observes what people do, listen to what they say, and participates in their activities”.Dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka.” Dalam pelaksanaannya, peneliti akan terjun langsung ke sekolah dan melakukan penelitian bersama dengan pendidik atau guru pamong. Hal tersebut dilakukan guna untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan dapat lebih terpercaya. Saat melakukan observasi, peneliti mengisi lembar observasi yang di buat, tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa di ketiga kelas tersebut. Observasi dilakukan sebanyak 2 kali dalam setiap kelas, yaitu sebelum di beri perlakuan dan sesudah di beri perlakuan.

2. Tes

Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh strategi pemecahan masalah “ideal” dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa

1 10 208

PERBANDINGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI

0 9 56

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Metode Number Heads Together (NHT) Dan Team Assisted Individualization (TAI) Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Pada Siswa Kelas VII Semester Ge

0 1 20

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA TEMA POTENSI PERTANIAN : Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VIII E di SMP Negeri 2 Lembang Kabupaten Bandung Barat.

0 5 49

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI DAN BERPIKIR KRITIS : Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMAN 19 Bandung.

0 4 49

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEBAT : Penelitian Tindakan Kelas Di SMA Negeri 24 Bandung Kelas X IPA 8.

1 14 51

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE DEBAT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA: Studi Kuasi Eksperimen Siswa Kelas XI SMAN Labschool UPI Bandung.

0 0 30

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR : Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

0 4 50

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISW

0 0 13