Pengumpulan Sampel Isolasi mtDNA Amplifikasi Fragmen mtDNA Manusia secara In Vitro dengan Teknik PCR

Idris Maliki, 2015 IDENTIFIKASI KANDIDAT MARKER GENETIK DAERAH HIPERVARIABEL II DNA MITOKONDRIA PADA EMPAT GENERASI DENGAN RIWAYAT DIABETES MELITUS TIPE 2 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PCR dengan elektroforesis gel agarosa, sekuensing urutan nukleotida daerah HV2 manusia dengan metode dideoksi sanger, dan analisis urutan nukleotida hasil sekuensing dengan menggunakan program SeqMan ver 4.00 DNASTAR. Secara keseluruhan penelitian dapat digambarkan seperti bagan alir pada Gambar 3.1. Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian

3.3.1. Pengumpulan Sampel

Sampel yang digunakan adalah akar rambut dari empat generasi dengan riwayat diabetes melitus tipe 2. Pengambilan sampel akar rambut dengan cara mencabut rambut sampai akarnya, sehingga didapatkan akar rambut yang selanjutnya digunakan pada tahap lisis dan ekstraksi mtDNA dari akar rambut tersebut. Idris Maliki, 2015 IDENTIFIKASI KANDIDAT MARKER GENETIK DAERAH HIPERVARIABEL II DNA MITOKONDRIA PADA EMPAT GENERASI DENGAN RIWAYAT DIABETES MELITUS TIPE 2 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3.2. Isolasi mtDNA

Sampel akar rambut diisolasi secara enzimatik. Tahap awal sampel rambut sebanyak 5-7 helai dipotong ±1 cm dari bagian pangkal akarnya dan dimasukan ke dalam tabung eppendorf ukuran 1500µ L yang telah disterilisasi menggunakan autoklaf. Kemudian ditambahkan ddH 2 O sebanyak 170µL. Selanjutnya ditambahkan 20 µL buffer lisis 500 mM Tris-HCl pH 8,5, 10 mM EDTA pH 8, dan 5 Tween-20, dan 10µL enzim proteinase K 10mgmL hingga volume lisis tepat 200 µL. Kemudian tabung eppendorf yang berisis campuran reaksi dibungkus dengan parafilm dan diinkubasi selama 1 jam pada waterbath pada suhu ±55C°. Setelah itu dilakukan proses deaktifasi enzim proteinase K pada suhu ±95C° selama 10 menit. Kemudian campuran reaksi disentrifugasi selama 3 menit dengan kecepatan 14.000 rpm. Setelah proses sentrifugasi supernatan diambil sebanyak 150 µL untuk selanjutnya digunakan sebagai templat pada proses PCR.

3.3.3. Amplifikasi Fragmen mtDNA Manusia secara In Vitro dengan Teknik PCR

Proses amplifikasi fragmen daerah HV2 mtDNA manusia dilakukan dengan menggunakan primer HV2R dan HV2F. Campuran reaksi PCR dimasukan kedalam tabung eppendorf 200µL, terdiri dari 5 µL templat mtDNA hasil lisis; 0,5 µL primer HV2F 20 pmolµL; 0,5 µL primer HV2R 20 pmolµ L; 2,5 µL Buffer PCR 10x 500 mM KCl, 100 mM Tris-HCl pH 9,0 pada suhu 25°C, 1 triton X-100, 15 mM MgCl 2 ; 0,2 µL enzim taq DNA polimerase 5 unitµL; 0,5 µL campuran dNTP 10 mM; dan 15,8 µL ddH 2 0 sehingga volumenya mencapai 25 µL. Urutan nukleotida, ukuran, posisi dan suhu penempelan primer HV2F dan HV2R ditunjukan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Urutan Nukleotida Primer HV2F dan HV2R Primer Urutan 5 ’ ke 3’ Posisi Ukuran Suhu Penempelan HV2F GGT CTA TCA CCC TAT TAA CCA C L 8-29 22 Nukleotida 52,2°C Idris Maliki, 2015 IDENTIFIKASI KANDIDAT MARKER GENETIK DAERAH HIPERVARIABEL II DNA MITOKONDRIA PADA EMPAT GENERASI DENGAN RIWAYAT DIABETES MELITUS TIPE 2 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu HV2R CTG TTA AAA GTG CAT ACC GCC H 429 - 409 21 Nukleotida 54,4°C Proses PCR dilakukan dengan mesin GeneAmp® PCR System 2700 sebanyak 35 siklus. Tahap pertama dari proses PCR adalah tahap denaturasi awal yang dilakukan pada suhu 90°C selama 5 menit, kemudian dilanjutkan dengan siklus PCR yang terdiri dari 3 tahap yaitu tahap denaturasi yang dilakukan pada suhu 94°C selama 1 menit, tahap annealing yang dilakukan pada suhu 50°C selama 1 menit, dan tahap polimerisasi yang dilakukan pada suhu 72°C selama 4 menit. mtDNA hasil PCR kemudian disimpan pada suhu -20°C.

3.3.4. Analisis Hasil PCR dengan Elektroforesis Gel Agarosa