Hak-Hak Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum Sebagai Pelaku Tindak

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hak-Hak Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum Sebagai Pelaku Tindak

Pidana Menurut UU No. 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak Dan UU No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Pengertian anak menurut Undang-undang Sistem peradilan pidana anak No. 11 Tahun 2012: Anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Dalam konstitusi Indonesia, anak memiliki peranan strategis yang secara tegas dinyatakan bahwa negara menjamin hak setiap anak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Selanjutnya pengertian anak nakal itu sendiri menurut UU No. 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak: Anak nakal adalah : a. Anak yang melakukan tindak pidana; atau b. Anak yang melakukan perbuatan yang dinyatakan terlarang bagi anak, baik menurut Peraturan Perundang-undangan maupun menurut peraturan hukum lain yang hidup dan berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Pemberian pidana yang dapat dijatuhkan kepada anak nakal telah diatur Menurut pasal 23 UU No. 3 tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak pidana yang berbunyi: 1. Pidana yang dapat dijatuhkan kepada anak nakal ialah pidana pokok dan pidana tambahan 2. Pidana pokok yang dapat dijatuhkan kepada anak nakal ialah: a. Pidana penjara; b. Pidana kurungan; c. Pidana denda; atau d. Pidana pengawasan. 34 3. Selain pidana pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 terhadap Anak nakal juga dijatuhkan pidana tambahan, berupa perampasan Barang-barang tertentu dan atau pembayaran ganti rugi. 4. Ketentuan mengenai bentuk dan tata cara pembayaran ganti rugi diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Anak nakal dalam hal ini dapat dipidana penjara tetapi haruslah sesuai dengan aturan yang berlaku seperti Menurut pasal 26 UU No. 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak yang berbunyi: 1. Pidana penjara yang dapat dijatuhkan kepada anak nakal sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 angka 2 huruf a, paling lama ½ satu per dua dari maksimum ancaman pidana penjara bagi orang dewasa. 2. Apabila anak nakal sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 angka 2 huruf a, melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana mati atau pidana seumur hidup, maka pidana penjara yang dapat dijatuhkan kepada anak tersebut palin lama 10 sepuluh tahun. 3. Apabila anak nakal sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 angka 2 huruf a, belum mencapai umur 12 dua belas tahun melakukan tindak pidana yang diancam pidana mati atau pidana seumur hidup, maka terhadap anak nakal tersebut hanya dapat dijatuhkan tindakan sebagaimana dimaksud dalam pasal 24 ayat 1 huruf b. 4. Apabila anak nakal sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 angka 2 huruf a, belum mencapai umur 12 dua belas tahun melakukan tindak pidana yang tidak diancam pidana mati atau tidak diancam pidana seumur hidup, maka terhadap anak nakal tersebut dijatuhkan salah satu tindakan sebagaiaman dimaksud dalam pasal 24. Selanjutnya istilah Pengertian anak nakal itu sendiri didalam UU No. 11 tahun 2012 tidak ada melainkan disebut dengan istilah Anak yang berhadapan dengan Hukum serta Anak yang berkonflik dengan hukum yang selanjutnya disebut dengan anak. Menurut pasal 1 satu pengertian: Anak yang berhadapan dengan hukum adalah anak yang berkonflik dengan hukum, anak yang menjadi korban tindak pidana, dan anak yang menjadi saksi tindak pidana sedangkan pengertian Anak yang berkonflik dengan hukum yang selanjutnya disebut anak adalah anak yang telah berumur 12 dua belas tahun, tetapi belum berumur 18 delapan belas tahun yang diduga melakukan tindak pidana. Anak yang berhadapan dengan hukum tidak sembarangan dapat diajukan ke sidang peradilan, terdapat batas umur untuk anak yang dapat diajukan ke sidang peradilan ,berikut batas usia anak yang dapat diajukan sidang menurut UU No. 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak yang terdapat dalam Pasal 4 empat berbunyi sebagai berikut : 1 Batas umur anak nakal yang dapat diajukan ke sidang anak adalah Sekurang-kurangnya 8 delapan Tahun tetapi belum mencapai umur 18 delapan belas tahun dan belum pernah kawin. 2 Dalam hal anak melakukan tindak pidana pada batas umur sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan diajukan ke sidang pengadilan setelah anak yang bersangkutan melampaui batas umur tersebut, tetapi belum mencapai umur 21 dua puluh satu tahun, tetap diajukan ke sidang Anak. Sedangkan batas usia anak yang dapat diajukan sidang menurut UU No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yang diatur dalam pasal 20 yang berbunyi sebagai berikut : “Dalam hal tindak pidana dilakukan oleh anak sebelum genap berumur 18 delapan belas tahun dan diajukan ke sidang pengadilan setelah anak yang bersangkutan melampaui batas umur 18 delapan belas tahun, tetapi belum mencapai umur 21 dua puluh satu tahun, anak tetap diajukan ke sidang anak.” 1. Hak-hak anak yang berhadapan dengan hukum sebagai pelaku tindak pidana menurut UU No. 3 tahun 1997 tentang pengadilan anak : Sebelumnya Anak dalam UU No. 3 tahun 1997 tentang pengadilan anak dibagi menjadi beberapa yaitu Anak didik pemasyarakatan, Balai pemasyarakatan, Tim pengamat pemasyarakatan, dan klien pemasyarakatan adalah anak didik pemasyarakatan, Balai pemasyarakatan, Tim pengamat pemasyarakatan, dan klien pemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam UU No. 12 tahun 1995 tentang pemasyarakatan. Selanjutnya dalam proses persidangan menurut pasal 6 enam Hakim, penuntut umum, penyidik, dan penasihat hukum, serta petugas lainnya dalam sidang anak tidak memakai toga atau pakaian dinas dengan tujuan supaya menciptakan suasana kekeluargaan serta agar tidak tercipta suasana yang mencekam bagi anak sehingga dikuatirkan anak tidak berani memberikan kesaksian sebagai korban maupun sebagai pelaku. Hak-hak anak yang berhadapan dengan hukum Menurut peraturan yang terdapat dalam UU No. 3 tahun 1997 tentang pengadilan anak menurut Pasal 51 disebutkan bahwa : 1 setiap anak nakal sejak saat ditangkap atau ditahan berhak mendapatkan bantuan hukum dari seorang atau lebih penasihat hukum selama dalam waktu dan pada setiap tingkat pemeriksaan menurut tata cara yang ditentukan dalam undang-undang ini. 2 Pejabat yang melakukan penangkapan atau penahanan wajib memberitahukan kepada tersangka dan orang tua, wali, atau orang tua asuh, mengenai hak memperoleh bantuan hukum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1. 3 Setiap anak nakal yang ditangkap atau ditahan berhak berhubungan langsung dengan penasihat hukum dengan diawasi tanpa didengar oleh pejabat yang berwenang. Pasal 52 : Dalam memberikan bantuan hukum kepada anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 51 ayat 1, Penasihat Hukum berkewajiban memperhatikan kepentingan anak dan kepentingan umum serta berusaha agar suasana kekeluargaan tetap terpelihara dan peradilan berjalan lancar. 1 2. Hak-hak anak yang berhadapan dengan hukum sebagai pelaku tindak pidana menurut UU No. 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak : Hak-hak anak yang berhadapan dengan hukum dalam UU No. 11 tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak dibagi menjadi hak anak yang dalam proses peradilan pidana dan hak anak yang sedang menjalani masa pidana, Hak- 1 Undang-undang Nomor 3 tahun 1997 tentang pengadilan Anak hak anak dalam proses peradilan pidana menurut Peraturan perundang-undangan No. 11 tahun 2012 tentang pengadilan anak Pasal 3 berbunyi sebagai berikut : a Diperlakukan secara manusiawi dengan memperhatikan kebutuhan sesuai dengan umurnya; b Dipisahkan dari orang dewasa; c memperoleh bantuan hukum dan bantuan lainnya secara efektif; d Melakuakan kegiatan rekreasional; e Bebas dari penyiksaan, penghukuman atau perlakuan lain yang kejam, tidak manusiawi, serta merendahkan derajat dan martabatnya; f Tidak dijatuhi pidana mati atau pidana seumur hidup; g Tidak ditangkap, ditahan, atau dipenjara, kecuali sebagai upaya terakhir dan dalam waku yang paling singkat; h Memperoleh keadilan di muka pengadilan anak yang objektif, tidak memihak, dan dalam sidang yang tertutup untuk umum; i Tidak dipublikasikan identitasnya; j Memperoleh pendampingan orabg tuawali dan orang yang dipercaya oleh anak; k Memperoleh advokasi sosial; l Memperoleh kehidupan pribadi; m Memperoleh aksesibilitas, terutama bagi anak cacat; n Memperoleh pendidikan; o Memperoleh pelayanan kesehatan; dan p Memperoleh hak lain sesua dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Hak-hak anak menurut Pasal 4 yang menjalani masa pidana berhak untuk : a Mendapat pengurangan masa pidana; b Memperoleh asimilasi; c Memperoleh cuti mengunjungu keluarga; d Memperoleh pembebasan bersyarat; e Memperoleh cuti menjelang bebas; f Memperoleh cuti bersyarat; dan g Memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Hak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan kepada anak yang memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam ketentuan perundang- undangan. Menurut Pasal 5 : 1 Sistem peradilan pidana anak wajib mengutamakan pendekatan keadilan restoratif 2 Sistem peradilan pidana anak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi: a Penyidikan dan penuntutan pidana anak yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini; b Persidangan anak yang dilakukan oleh pengadilan di lingkungan peradilan umum; dan c Pembinaan, pmbimbingan, pengawasan, danatau pendampingan selama proses pelaksanaan pidana atau tindakan dan setelah menjalani pidana atau tindakan. 3 Dalam sistem peradilan pidana anak sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf A dan huruf b wajib diupayakan Diversi

B. Proses Pemeriksaan Perkara Anak Berhadapan Dengan Hukum No. Perkara

Dokumen yang terkait

Penegakan Hukum Terhadap Kasus Penggelapan Premi Asuransi (Analisis Putusan No. 1952/Pid.B/2013/PN-Mdn)

7 150 82

Perlindungan Hukum Terhadap Perjanjian Keagenen (Studi Putusan Mahkamah Agung No. 2363 K/Pdt/2011)

2 82 81

Penerapan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Terhadap Tindak Pidana Permufakatan Jahat Jual Beli Narkotika (Analisis Putusan Pengadilan Negeri No. 675/Pid.B/2010/PN.Mdn dan Putusan No. 1.366/Pid.B/2011/PN.Mdn)

3 76 145

Analisis Hukum Putusan Pengadilan Agama Yang Memutuskan Sertipikat Hak Milik Atas Tanah Tidak Berkekuatan Hukum (Studi Kasus : Putusan Pengadilan Agama Tebing Tinggi No. 52/Pdt.G/2008/PA-TTD jo. Putusan Pengadilan Tinggi Agama Sumatera Utara No. 145/Pdt.G

3 62 135

Analisis Terhadap Status Hukum Dan Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Outsourcing Dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

11 248 141

Kajian Yuridis Hak Pemeliharaan Anak Setelah Terjadinya Perceraian Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan (Studi Kasus Terhadap Putusan Pengadilan No. 101/Pdt.G/2009/Pn/Mdn)

0 38 141

Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Proses Peradilan Pidana Sesuai Dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak (Studi Kasus Di Wilayah Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Deli)

1 64 127

Hak Waris Anak Luar Nikah Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi No. 46/Puu-Viii/2010 (Analisis Putusan No. 0156/Pdt.P/2013/Pa.Js)

1 7 90

Perlindungan Hukum Terhadap Anak Yang Melakukan Tindak Pidana Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Peradilan Anak Juncto Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

0 4 1

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penerapan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Terhadap Tindak Pidana Permufakatan Jahat Jual Beli Narkotika (Analisis Putusan Pengadilan Negeri No. 675/Pid.B/2010/PN.Mdn dan Putusan No. 1.366/Pid.B/201

0 0 38