Bagi Tenaga Kesehatan Bagi Klien atau Masyarakat Populasi Sampel

Dari hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti perilaku ibu primipara dalam pemberian ASI kolostrum di RSUP Haji Adam Malik.

1.2 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku ibu primipara dalam pemberian ASI kolostrum di RSUP Haji Adam Malik Medan. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui: a. Pengetahuan ibu primipara dalam pemberian ASI kolostrum b. Sikap ibu primipara dalam pemberian ASI kolostrum c. Tindakan ibu primipara dalam pemberian ASI kolostrum

1.3 PERTANYAAN PENELITIAN

Bagaimana perilaku ibu primipara dalam pemberian ASI kolostrum di RSUP Haji Adam Malik Medan. 1. 4. MANFAAT PENELITIAN 1.4.1. Bagi Peneliti Penelitian ini sebagai dasar untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan dan untuk lebih mengetahui perilaku ibu primipara dalam pemberian ASI kolostrum

1.4.2. Bagi Tenaga Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada tenaga kesehatan sebagai informasi mengenai perilaku ibu primipara dalam Universitas Sumatera Utara pemberian ASI kolostrum sehingga lebih mendorong pemberian ASI kolostrum pada bayi

1.4.3. Bagi Klien atau Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang perilaku ibu primipara dalam pemberian ASI kolostrum

1.4.4. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi atau sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan hasil penelitian diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara

BAB II Tinjauan Pustaka

2.1 Konsep Perilaku 2.1.1 Pengertian Perilaku menurut Skinner 1938 seorang ahli psikologi adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons Notoatmodjo, 2007 Perilaku menurut Soekidjo Notoatmodjo adalah totalitas dari penghayatan dan aktivitas yang mempengaruhi perhatian, pengamatan, pikiran dan daya ingat dan fantasi seseorang. Meskipun perilaku adalah totalitas respon, namun semua respons juga sangat tergantung pada karekteristik seseorang. Perilaku menurut Braca adalah reaksi manusia akibat kegiatan kognitif, afektif, dan psikomotor yang saling berkaitan. Jika salah satu aspek mengalami hambatan, maka aspek perilaku juga terganggu. Perilaku menurut Bimo Walgito adalah interelasi stimulus eksternal dengan stimulus internal yang memberikan respons eksternal. Stimulus internal adalah stimulus-stimulus yang berkaitan dengan kebutuhan fisik dan psikologis. Adapun stimulus eksternal segala macam reaksi seseorang akibat faktor luar diri atau dari lingkungan Heri, 2009 Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka secara umum disimpulkan bahwa perilaku adalah penghayatan dan reaksi seseorang Universitas Sumatera Utara terhadap stimulus internal dan eksternal yang diproses melalui kognitif, afektif dan motorik. 2.1.2 Domain Perilaku Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme orang, namun dalam memberikan respon tersebut tergantung pada karakteristik atau faktor- faktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda terdiri dari dua faktor, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal merupakan karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis klamin, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal yaitu lingkungan baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang Notoatmodjo, 2007 2.1.3 Faktor yang mempengaruhi perilaku Terdapat 3 faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang yaitu: 1. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Notoatmojo, 2007. Universitas Sumatera Utara Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu: a. Tahu know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah. b. Memahami comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. c. Aplikasi application Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill sebenarnya. d. Analisis analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis synthesis Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu keseluruhan Universitas Sumatera Utara yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada Notoatmodjo, 2003. 2. Sikap Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya. Campbell 1950 mendefinisikan bahwa sikap itu suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain. Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan. Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut: a. Menerima receiving Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan objek. b. Menanggapi responding Universitas Sumatera Utara Menanggapi di sini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. c. Menghargai valuing Menghargai diartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespon. d. Bertanggung jawab responsible Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil resiko bila ada orang lain yang mencemoohkan atau adanya risiko lain Notoadmodjo, 2005 3. Tindakan atau Praktik Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan overt behavior. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan. a. Persepsi perception Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah praktik tingkat pertama. b. Respon terpimpin guided response Universitas Sumatera Utara Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua. c. Mekanisme mechanism Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga. d. Adopsi adoption Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu udah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut Notoatmodjo, 2007. Penelitian Rogers mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru berperilaku baru di dalam dirinya tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni: 1. Awareness kesadaran dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus 2. Interest merasa tertarik terhadap atau objek tersebut. Di sini sikap subjek sudah mulai timbul 3. Evaluation menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulasi tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi 4. Trial ialah dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus Universitas Sumatera Utara 5. Adoption ialah dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus Notoatmodjo, 2003 2.2 ASI 2.2.3 Pengertian ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai makanan utama bagi bayi Ambarwati Wulandari, 2009. ASI adalah makanan terbaik yang harus diberikan kepada bayi karena didalamnya terkandung hampir semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi. ASI merupakan pilihan terbaik bagi bayi karena didalamnya mengandung antibody dan lebih dari 100 jenis zat gizi yaitu AA, DHA, taurin dan spingomyelin. ASI menurut stadium laktasi terdiri dari kolostrum, ASI transisi peralihan, ASI matur Yuliarti, 2010. 2.3 KOLOSTRUM 2.3.3 Pengertian Kolostrum adalah cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara, mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah masa puerperium masa nifas yang disekresi dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat dengan warna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan dengan susu yang matur. Lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan ASI yang matur, tetapi berlainan dengan ASI yang matur pada kolostrum protein yang utama adalah globulin gamma globulin. Mineral, Universitas Sumatera Utara terutama natrium, kalium dan klorida lebih tinggi jika dibandingkan dengan susu matur. Total energy lebih rendah jika dibandingkan dengan susu matur, hanya 58 Kal 100 ml kolostrum. Vitamin yang larut dalam lemak lebih tinggi jika dibandingkan dengan ASI matur, sedangkan vitamin yang larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah. Volume berkisar 150- 300 ml24 jam Soetjiningsih, 1997. 2.3.2 Manfaat Kolostrum 1. Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium dari usus bayi yang baru lahir dan membersihkan saluran pencernaan bayi yang akan datang. 2. Lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan ASI yang matur, tetapi berlainan dengan ASI yang matur, pada kolostrum protein yang utama adalah globulin gamma globulin 3. Lebih banyak mengandung antibody dibandingkan dengan ASI yang matur, sehingga dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai usia 6 bulan 4. Kadar karbohidrat dan lemak rendah jika dibandingkan dengan ASI matur 5. Lipidnya lebih banyak mengandung kolesterol dan lesitin dibandingkan dengan ASI matur 6. Terdapat tripsin inhibitor, sehingga hidrolisis protein di dalam usus bayi menjadi kurang sempurna. Hal ini akan lebih banyak menambah kadar antibody pada bayi Saleha, 2009 Universitas Sumatera Utara 7. Mengandung zat kekebalan terutama immunoglobulin A Ig A untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi seperti diare. 8. Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi, tergantung hisapan bayi pada hari- hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi Yuliarti, 2010 2.3.3 Komposisi Kolostrum Komposisi kolostrum pada 5 menit pertama yaitu 60 total volume ASI, 60 protein ASI, 60 karbohidrat ASI, 40 total lemak ASI, 50 total energy ASI. Pada 5 menit kedua yaitu 25 total volume ASI, 25 protein ASI, 25 karbohidrat ASI, 33 total lemak ASI, 25 total energy ASI Soetjiningsi, 1997 2.3.4 Pembentukan ASI kolostrum Pada permulaan kehamilan terjadi peningkatan yang jelas dari duktulus yang baru yang dipengaruhi oleh hormon-hormon plasenta dan korpus luteum. Hormon-hormon yang ikut membantu mempercepat pertumbuhan adalah prolaktin, laktogen plasenta, korionik, gonadotropin, insulin, kortisol, hormon tiroid, hormon paratiroid, hormon pertumbuhan. Pada bulan ke-3 kehamilan, prolaktin adenohipofise hipofise anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu yang disebut kolostrum. Pada masa ini pengeluaran kolostrum masih dihambat oleh estrogen dan progesterone, tetapi jumlah prolaktin meningkat hanya aktifitas dalam pembuatan kolostrum yang ditekan. Pada trimester kedua kehamilan, latogen plasenta mulai merangsang untuk pembuatan Universitas Sumatera Utara kolostrum. Keaktifan dari rangsangan hormon-hormon terhadap pengeluaran air susu telah didemonstrasikan kebenarannya bahwa seorang ibu yang melahirkan bayi berumur 4 bulan dimana bayinya meninggal, tetap keluar kolostrum Soetjiningsih, 1997 2.4 Ibu Primipara Ibu primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan satu kali, satu janin atau lebih yang telah mencapai viabilitas Leveno, 2009. Sedangkan menurut Manuaba 1998 ibu primipara adalah seorang wanita yang melahirkan bayi aterm sebanyak satu kali. Primipara adalah wanita yang pernah hamil sekali dengan janin mencapai titik mampu bertahan hidup. Sedangkan multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami dua kehamilan atau lebih dengan janin mencapai titik mampu hidup. Pada primipara masa bersalin terjadi lebih lama daripada multipara. Fase-fase dan tahap persalinan berjalan dengan waktu yang sedikit lebih cepat untuk multipara. Hal tersebut karena adanya pengalaman ibu multipara pada persalinan sebelumnya. Seorang multipara biasanya memperlihatkan kemajuan leher rahim 1,5 cm per jam dan seorang primipara 1,2 cm per jam begitu sudah memasuki persalinan aktif Connie, 1995. ASI keluar pada hari kedua atau ketiga setelah persalinan pada multipara, Primipara mulai memasok ASI sedikit lebih lama, yaitu pada hari ketiga dan keempat. Setelah beberapa hari dan minggu, payudara cendrung mengalami penyesuaian produksi untuk memenuhi kebutuhan bayi Gupte, 2004 Universitas Sumatera Utara Kenaikan jumlah parietas dapat menyebabkan sedikit perubahan produksi ASI yaitu pada anak pertama jumlah ASI + 580ml 24 jam, pada anak kedua jumlah ASI + 654ml24 jam, pada anak ketiga jumlah ASI + 602ml24 jam, sedangkan pada anak keempat jumlah ASI + 600ml24jam Soetjiningsih, 1997 Universitas Sumatera Utara

BAB III Kerangka Penelitian

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka Konsep dalam penelitian ini menjelaskan variable-variabel yang akan diamati dan diukur melalui penelitian yang dilakukan. Pada skema kerangka konsep dapat dilihat bahwa sampel dalam penelitian ini adalah ibu primipara dimana peneliti akan mengidentifikasi perilaku ibu primipara dalam pemberian ASI kolostrum pada bayi di RSUP H Adam Malik Medan dimana perilaku yang akan diteliti terdiri dari 3 faktor yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan. Keterangan : = variabel yang diteliti = varabel yang tidak diteliti Skema 3.1 Kerangka penelitian perilaku ibu primipara dalam pemberian ASI Kolostrum Pemberian ASI Kolostrum Ibu Primipara Perilaku 1. Pengetahuan 2. Sikap 3. Tindakan Perilaku dipengaruhi: 1. Umur 2. Pendidikan 3. Lingkungan 4. Pengalaman 5. Pekerjaan 6. Peran petugas kesehatan Universitas Sumatera Utara

3.2. Defenisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional Perilaku Ibu Primipara dalam Pemberian ASI Kolostrum Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Perilaku Pengetahuan Sikap Tindakan Respon dan reaksi seseorang terhadap suatu rangsangan yang dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan tindakan. Segala sesuatu yang diketahui ibu tentang asi kolostrum Kemampuan ibu dalam menanggapi dan merespon pemberian kolostrum Perbuatan nyata yang dilakukan ibu primipara dalam pemberian asi kolostrum Kuesioner pengetahaun, sikap, dan tindakan Kuesioner Kuesioner Kuesioner Dengan menghitung jawaban responden pada kuesioner Dengan menghitung jawaban responden pada kuesioner Dengan menghitung jawaban responden pada kuesioner Dengan melihat jawaban pemberian ASI kolostrum Baik bila bernilai 28-40, cukup bila bernilai 14-27, kurang bernilai 0- 13 Baik bila bernilai 7- 10, cukup bernilai 4- 6 dan kurang bila bernilai 0- 3 Positif bila bernilai 16-30, negatif bila bernilai 0- 15 Positif bila ASI kolostrum diberikan, negatif bila ASI kolostrum tidak diberikan Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Universitas Sumatera Utara Ibu primipara Seorang wanita yang pernah melahirkan satu kali - - - - Universitas Sumatera Utara BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perilaku ibu primipara dalam pemberian ASI kolostrum. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif.

4.2 Populasi, sampel penelitian, dan teknik sampling

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu primipara di RSUP Haji Adam Malik Medan. Jumlah ibu primipara pada bulan Agustus sampai Oktober tahun 2012 di RSUP H Adam Malik adalah 39 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel merupakan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi Notoatmodjo, 2007. Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah ibu primipara yang melahirkan secara normal dan sectio caesaria di RSUP H Adam Malik Medan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan cara total sampling yaitu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan kriteria yang diperlukan oleh peneliti. Sampel yang menjadi responden dalam penelitian adalah ibu primipara pasca persalinan dengan persalinan normal maupun seksio sesarea, ibu yang bersedia dan memungkinkan untuk menjawab kuesioner. Universitas Sumatera Utara 4.3 Lokasi penelitian dan waktu penelitian 4.3.1 Lokasi penelitian Penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan. Pemilihan RSUP H. Adam Malik Medan sebagai tempat penelitian karena merupakan rumah sakit pendidikan dan rumah sakit rujukan yang memiliki fasilitas dan pelayanan yang cukup baik. RSUP H. Adam Malik memiliki jumlah yang cukup banyak sehingga populasi dan sampel yang diperlukan dalam penelitian diperoleh sesuai dengan kebutuhan penelitian dan salah satu rumah sakit praktek bagi mahasiswa keperawatan kebidanan sehingga lebih memudahkan dalam pelaksanaan penelitian.

4.3.2 Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2013

4.4 Pertimbangan etik Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Direktur Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan. Dalam penelitian ini ada beberapa pertimbangan etik yang harus diperhatikan, yaitu menghormati hak-hak responden untuk mendapatkan informasi tentang tujuan penelitian, merahasiakan identitas responden, responden juga memperoleh keuntungan yang sama dengan yang lain.

4.5 Instrumen Penelitian, Pengukuran Reabilitas, Validitas dan

Pengumpulan Data Universitas Sumatera Utara

4.5.1 Instrument Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa lembar kuesioner yaitu kuesioner demografi, kuesioner pengetahuan, kuesioner sikap, dan kuesioner tindakan. Kuesioner pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu primipara dalam pemberian ASI kolostrum disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada tinjauan pustaka. 1. Kuesioner yang berisi data demografi responden yang meliputi : nama inisial, umur, alamat, agama, suku, pekerjaan, pendidikan. 2. Kuesioner pengetahuan yang terdiri atas 10 pertanyaan, 3. Kuesioner sikap yang terdiri dari 10 pertanyaan, 4. Kuesioner tindakan terdiri dari 1 pertanyaan check list

4.5.2 Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuai instrument. Uji validitas pada penelitian ini dilakukan oleh Nur Asiah, S.Kep, Ns. 4.5.3 Reabilitas Instrumen Kuesioner pengetahuan, sikap dan tindakan ibu primipara dalam pemberian ASI kolostrum dibuat sendiri oleh peneliti dan disesuaikan dengan tinjauan pustaka. Menurut Azwar 2003, uji reliabilitas dilakukan terhadap 10 orang yang memiliki karakteristik dan kriteria yang sama dengan responden penelitian. Uji reabilitas dilakukan di RSU H. Adam Malik. Pada Universitas Sumatera Utara instrument penelitian ini, uji reabilitas dilakukan sebelum pengumpulan data. Variabel sikap uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha karena jenis pernyataan pada kuesioner menggunakan skala likert. Variabel pengetahuan dan tindakan uji reabilitas menggunakan Guttman. Uji reabilitas dilakukan dengan komputerisasi. Suatu instrument dikatakan reliable jika memiliki nilai reabilitas lebih dari 0,70. Nilai reabilitas kuesioner pengetahuan yaitu 0,830, nilai reabilitas kuesioner sikap yaitu 0,886, dan nilai reabilitas kuesioner tindakan yaitu 0,840, sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.

4.5.4 Pengumpulan Data

Peneliti meminta izin kepada kepala ruangan untuk masuk ke ruangan rawat inap, serta meminta data pasien ibu primipara. Setelah mengetahui nama dan ruangan peneliti menuju ruangan tersebut dan mencari nama tersebut. Peneliti memperkenalkan diri, menjelaskan kepada calon responden tentang penelitian, setelah itu peneliti meminta kesediaan calon responden, bila responden bersedia, maka peneliti membacakan kuesioner lalu responden menjawab kuesioner tersebut. Setelah responden menjawab semua kuesioner, maka peneliti meminta responden menandatangani lembar persetujuan informed consent Universitas Sumatera Utara

4.6 Aspek Penilaian

4.6.1 Aspek pengukuran pengetahuan

Aspek pengukuran pengetahuan dengan cara menghitung jawaban yang benar pada kuesioner yang diberikan. Pengukuran pengetahuan ibu primipara dalam pemberian ASI kolostrum : Untuk pertanyaan pengetahuan Untuk jawaban benar bernilai 1, salah bernilai 0 Skor maksimum 10 untuk setiap jawaban benar ditambah 1 Skor minimum 0 untuk setiap jawaban salah ditambah nol Nilai baik : bila responden bernilai 7- 10 Nilai cukup: bila responden bernilai 4-6 Nilai kurang : bila responden bernilai 0- 3

4.6.2 Aspek pengukuran sikap

Aspek pengukuran sikap dilakukan berdasarkan jawaban responden dari semua pertanyaan sikap yang diberikan dengan menggunakan skala skala likert yaitu sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, sangat tidak setuju STS. Pengukuran sikap ibu primipara dalam pemberian ASI kolostrum : Untuk pertanyaan sikap Pertanyaan positif Untuk jawaban SS bernilai 3, S bernilai 2, TS bernilai 1, STS bernilai 0 Untuk pertanyaan negatif Untuk jawaban SS bernilai 0, S bernilai 1, TS bernilai 2, STS bernilai 3 Universitas Sumatera Utara Total skor diperoleh nilai terendah = 0 dan nilai tertinggi = 30. Maka semakin tinggi skor, semakin baik sikap ibu primipara dalam pemberian kolostrum pada bayi. Berdasarkan statistik dapat diukur nilainya menurut rumus Sudjana 1992 dengan Banyak kelas rumus P = Rentang Dimana P = Panjang kelas dengan rentang = 30 dan 2 kategori kelas dalam sikap yaitu positif dan negatif. Maka didapat panjang kelas P= 15 dan nilai terendah = 0. Maka sikap ibu primipara dalam pemberian kolostrum sebagai berikut. Nilai positif : bila responden bernilai 16 - 30 Nilai negatif : bila responden bernilai 0 - 15

4.6.3 A spek pengukuran Tindakan

Aspek pengukuran tindakan dilakukan berdasarkan jawaban responden pada kuesioner tindakan pemberian ASI kolostrum. Maka tindakan ibu primipara dalam pemberian ASI kolostrum sebagai berikut: Nilai positif : responden memberikan ASI kolostrum pada bayi Nilai negative : responden tidak memberikan ASI kolostrum pada bayi

4.6.4 Aspek Pengukuran Perilaku

Aspek pengukuran perilaku dilakukan berdasarkan jawaban responden pada kuesioner pengetahaun, sikap dan tindakan pemberian ASI kolostrum. Universitas Sumatera Utara Maka tindakan ibu primipara dalam pemberian ASI kolostrum sebagai berikut: Skor maksimum 10 untuk setiap jawaban benar ditambah 1 Skor minimum 0 untuk setiap jawaban salah ditambah nol Nilai baik : bila responden bernilai 28- 40 Nilai cukup: bila responden bernilai 14-27 Nilai kurang : bila responden bernilai 0- 13

4.7 Pengolahan dan Analisis Data

4.7.1 Pengolahan Data

Peneliti memeriksa kelengkapan data, lalu data tersebut diberi kode. Langkah terakhir yaitu mengelompokkan data tersebut ke dalam tabel.

4.7.2 Analisa Data

Setelah data pada kuesioner terkumpul, maka dilakukan pengolahan data melalui beberapa tahap. Pertama memeriksa kelengkapan identitas dan juga apakah semua kuesioner telah terjawab atau diisi. Kemudian analisis data dengan menggunakan sistem komputerisasi yaitu dengan menganalisis data sesuai dengan jawaban responden. Untuk data demografi akan ditampilkan dalam bentuk persentasi dan tidak akan di analisis lebih lanjut. Analisis data yang digunakan untuk instrument pengetahuan, sikap dan tindakan menggunakan analisis univariat yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan setiap variabel penelitian. Umumnya analisis ini hanya menganalisis distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel Notoatmodjo, 2007. Jadi, hasil analisa data Universitas Sumatera Utara penelitian yang dilakukan oleh peneliti disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Universitas Sumatera Utara BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang perilaku ibu primipara dalam pemberian ASI kolostrum di RSUP H. Adam Malik. Penyajian hasil penelitian meliputi karakteristik data demografi, pengetahuan, sikap dan tindakan ibu primipara dalam pemberian ASI kolostrum

5.1 Hasil penelitian

Hasil penelitian disajikan mulai dari deskripsi data demografi karakteristik responden penelitian dan hasil distribusi frekuensi perilaku ibu primipara dalam pemberian ASI kolostrum

5.1.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Hasil penelitian data demografi karakteristik responden penelitian dapat dilihat pada table berikut ini Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Primipara dalam pemberian ASI Kolostrum di RSUP H. Adam Malik Karakteristik Frekuensi Persentase Usia ibu primipara ≤ 20 tahun 4 14,3 21 – 34 tahun 23 82,1 ≥ 35 tahun 1 3,6 Suku Jawa 9 32,1 Batak 15 53,6 Lain-lain 4 14,3 Universitas Sumatera Utara Agama Islam 20 71,4 Protestan 6 21,4 Katolik 2 7,1 Pendidikan SD 2 7,1 SMP 10 35,7 SMA SMK 14 50,0 Diploma 1 3,6 Sarjana 1 3,6 Pekerjaan PNS 1 3,6 IRT 20 71,4 Wiraswasta 3 10,7 Pegawai swasta 3 10,7 Lain-lain 1 3,6 Dalam penelitian ini mayoritas responden berada pada rentang umur 21-34 tahun yaitu 23 orang 82,1. Berdasarkan latarbelakang suku responden yang paling banyak yaitu suku Batak sebanyak 15 orang 53,6 mayoritas responden beragama Islam yaitu 20 orang 71,4. Adapun berdasarkan tingkat pendidikan, mayoritas responden berpendidikan SMASMK yaitu 14 orang 50. Berdasarkan pekerjaan mayoritas responden berprofesi sebagai ibu rumah tangga yaitu 20 orang 71,4.

5.1.2 Pengetahuan Ibu Primipara dalam pemberian ASI kolostrum

Hasil penelitian tentang penilaian sikap ibu primipara dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.2 Distribusi dan persentase tingkat pengetahuan ibu primipara dalam pemberian ASI kolostrum Pengetahuan Frekuensi Persentase Baik 21 75 Cukup 7 25 Kurang Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkatan pengetahuan baik sebanyak 21 orang 75. Responden yang memiliki tingkatan pengetahuan cukup sebanyak 7 orang 25.

5.1.3 Sikap Ibu Primipara dalam pemberian ASI kolostrum

Hasil penelitian tentang penilaian sikap ibu primipara dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.3 Distribusi dan persentase sikap ibu primipara dalam pemberian ASI kolostrum Sikap Frekuensi Persentase Positif 23 82,1 Negative 5 17,9 Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki sikap positif sebanyak 23 orang 82,1. Responden yang memiliki sikap negatif sebanyak 5 orang 17,9.

5.1.4 Tindakan ibu primipara dalam pemberian ASI kolostrum

Hasil penelitian tentang penilaian sikap ibu primipara dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Hasil tindakan Ibu Primipara dalam pemberian ASI Kolostrum di RSUP H. Adam Malik Tindakan Frekuensi Persentase Positif 23 82,1 Negatif 5 17,9 Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki sikap positif sebanyak 23 orang 82,1. Responden yang memiliki sikap negatif sebanyak 5 orang 17,9. Universitas Sumatera Utara

5.1.5 Perilaku ibu primipara dalam pemberian ASI kolostrum

Perilaku ibu primipara dalam pemberian ASI kolostrum memiliki sub variable pengetahuan, sikap dan tindakan, dimana secara keseluruhan hasil penilaian perilaku ibu primipara dalam pemberain asi kolostrum dibagi dalam dua kategori yaitu baik dan buruk. Hasil penelitian perilaku ibu primipara dalam pemberian ASI kolostrum dapat dilihat pada table di bawah ini Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Perilaku Ibu Primipara dalam pemberian ASI Kolostrum Perilaku ibu Primipara dalam Frekuensi Persentase Pemberian ASI kolostrum Baik 20 71 Cukup 8 29 Kurang Hasil penilaian perilaku secara keseluruhan dapat dilihat mayoritas responden memiliki perilaku yang baik dalam pemberian ASI kolostrum yaitu 20 orang 71 dan berperilaku cukup 8 orang 29 . 5.2 Pembahasan 5.2.1 Perilaku ibu primipara dalam pemberain ASI Kolostrum di RSUP H. Adam Malik A. Pengetahuan ibu primipara dalam pemberian ASI Kolostrum Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, bahwa mayoritas ibu primipara memiliki pengetahuan yang baik yaitu 21 orang 75 dan yang berpengetahuan cukup yaitu 7 orang 25. Universitas Sumatera Utara Hasil Penelitian ini didukung dengan penelitian Febrine 2011 di Kecamatan Palipi Kab Samosir yang secara umum, tingkat pengetahuan ibu mengenai kolostrum di Kecamatan Palipi tergolong baik, terlihat dari data bahwa 99 responden menjawab pertanyaan dengan baik. Tetapi hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Senja 2012 yaitu pengetahuan ibu nifas tentang kolostrum di BPS Harapan Bunda Ceperan, Sambirego, Plupuh, Sragen pada tingkat cukup sebanyak 25 responden 83,3. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, bahwa mayoritas ibu primipara memiliki pengetahuan yang baik yaitu 21 orang 75 dilihat berdasarkan karakteristik responden yaitu umur, pendidikan dan pekerjaan. Mayoritas responden berusia 21-34 tahun yaitu 23 orang 82,1. yaitu umur yang termasuk dalam dewasa muda, dimana individu tersebut memiliki kemampuan untuk mempelajari dan menyesuaikan diri pada situasi baru, Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mubarak 2007 yang menyatakan bahwa umur sangat berperan penting dalam memahami suatu ilmu pengetahuan, semakin bertambah usia seseorang semakin banyak pengalaman dan informasi yang diperoleh maka akan semakin baik pengetahuannya. Berdasarkan hasil penelitian, dilihat tingkat pendidikannya mayoritas responden berpendidikan menengah keatas yaitu SMA yaitu 14 orang 50,0, diploma 1 orang 3,6 dan sarjana 1orang 3,6. Mayoritas pendidikan responden yaitu menengah ke atas dimana semakin tinggi pendidikan, maka akan mendorong seseorang mencari informasi mengenai apa yang terjadi pada dirinya. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmojdo 2003, tingkat pendidikan dikaitkan dengan kemampuan dalam menyerap dan menerima Universitas Sumatera Utara informasi dalam bidang kesehatan dan keluarga, bahwa makin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, semakin tinggi tingkat pemahamannya. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan sangat berperan dalam penyerapan dan pemahaman terhadap informasi dan pendidikan memiliki peranan penting dalam mempengaruhi pengetahuan seseorang. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa selain faktor usia dan tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan juga terkait dengan pekerjaan. Mayoritas pekerjaan ibu primipara adalah sebagai ibu rumah tangga yaitu 20 orang 71,4 . Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yang memiliki banyak waktu untuk menggali informasi- informasi tentang berbagai hal termasuk ASI kolostrum. Waktu untuk berkomunikasi dengan tetangga dan lingkungan luar lebih banyak dimiliki oleh ibu dengan profesi sebagai ibu rumah tangga dibandingkan dengan ibu yang lebih banyak menghabiskan waktu di kantor atau di tempat pekerjaannya. Hal tersebut tidak sesuai dengan pendapat Mubarak 2007 pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. B. Sikap ibu primipara dalam pemberian ASI Kolostrum Berdasarkan hasil penelitian diatas diketahui bahwa 23 orang 82,1 memiliki sikap positif dalam pemberian ASI kolostrum dan yang bersikap negative yaitu 5 orang 17,9. Hal tersebut tidak sesuai dengan Mei 2009 yaitu sikap ibu nifas 0-5 hari dalam pemberian kolostrum pada bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung mayoritas cukup yaitu 11 orang 36,7. Hal tersebut disebabkan oleh mayoritas responden yang memiliki pengetahuan yang baik 21 orang 75. Seseorang yang mempunyai pengetahuan tinggi, akan Universitas Sumatera Utara membentuk sikap positif pula terhadap penerimaannya. Dengan kata lain sikap negatif akan lebih sedikit ditemukan pada responden yang memiliki pengetahuan baik dibandingkan dengan pengetahuan kurang, sehingga individu akan membentuk sikap positif terhadap hal-hal diketahuinya baik. Ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo 2003, sikap yang positif terhadap suatu objek baru akan muncul ketika seseorang memiliki pengetahuan yang baik tentang objek tersebut. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Dalam penentuan sikap sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi. Sikap yang positif ini diharapkan akan menghasilkan tindakan positif dalam pemberian ASI kolostrum. C. Tindakan ibu primipara dalam pemberian ASI Kolostrum Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 23 orang 82,1 memiliki tindakan positif dalam pemberian ASI kolostrum dan memiliki tindakan negative 5 orang 17,9. Hal tersebut tidak sesuai dengan penelitian Mei 2009 yaitu tindakan ibu nifas 0-5 hari dalam pemberian kolostrum pada bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung mayoritas cukup yaitu 11 orang 36,7. Mayoritas responden memiliki tindakan yang positif yaitu mayoritas responden memberikan ASI kolostrum kepada bayinya. Hal tersebut disebabkan oleh pengetahuan responden yang mayoritas baik 21 orang 75 sehingga dapat menghasilkan tindakan yang baik dalam pemberian ASI kolostrum. Hal tersebut sesuai dengan Notoatmodjo 2007, tindakan atau praktek dilaksanakan setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kemudian mengadakan penilaian terhadap apa yang diketahui. Dengan kata lain tindakan atau praktek dilaksanakan karena dinilai baik dan diyakini. Universitas Sumatera Utara D. Perilaku Ibu Primipara dalam Pemberian ASI Kolostrum. Setelah dilakukan penelitian ini maka menghasilkan kesimpulan bahwa rata-rata perilaku ibu primipara tersebut berada dalam rentang kategori baik yaitu 20 orang 71. Hasil tersebut didapatkan dari 3 hal yang mempengaruhi perilaku yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan. Domain perilaku terdiri dari faktor eksternal dan internal. Faktor internal merupakan karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal yaitu lingkungan baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai perilaku ibu primipara dalam pemberian kolostrum pada bayi di RSUP H. Adam Malik tahun 2013 diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengetahuan ibu primipara dalam pemberian ASI kolostrum pada bayi di RSUP H. Adam Malik berpengetahuan baik sebanyak 21 orang 75 dan berpengetahuan cukup sebanyak 7 orang 25 2. Sikap ibu primipara dalam pemberian kolostrum pada bayi di RSUP H. Adam Malik memiliki sikap yang positif sebanyak 23 orang 82,1 dan memiliki sikap yang negative sebanyak 5 orang 17,9 3. Tindakan ibu primipara dalam pemberian kolostrum pada bayi di RSUP H. Adam Malik mempunyai tindakan positif sebanyak 23 orang 82,1 memiliki tindakan yang negative sebanyak 5 orang 17,9 4. Perilaku ibu primipara dalam pemberian kolostrum pada bayi di RSUP H. Adam Malik mempunyai perilaku baik sebanyak 20 orang 71 memiliki perilaku cukup sebanyak 8 orang 29 Universitas Sumatera Utara

6.2 Saran

6.2.1 Rekomendasi Petugas kesehatan Agar petugas kesehatan yang ada di RSUP H. Adam Malik dapat lebih meningkatkan pelayanan kesehatan dalam hal penyuluhan pentingnya pemberian ASI khususnya ASI kolostrum pada bayi bagi ibu post partum. 6.2.2 Rekomendasi terhadap Pendidikan Keperawatan Pada perkuliahan maternitas lebih menekankan aplikasi pemberian ASI kolostrum pada bayi sehingga mahasiswa termotivasi untuk memberikan informasi kepada masyarakat untuk pentingnya memberikan ASI kolostrum pada bayi. 6.2.3 Rekomendasi terhadap Penelitian Selanjutnya Peneliti merasa bahwa masih penting bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti perilaku ibu primipara dalam pemberian ASI kolostrum pada bayi baru lahir, dengan jumlah responden yang lebih banayk lagi dan waktu yang lama lagi

6.3 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini ialah jumlah ibu primipara yang tidak memenuhi jumlah sampel. Jumlah sampel penelitian ini adalah 39 orang, tetapi karena keterbatasan waktu maka responden yang didapat pada penelitian ini hanya 28 orang. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Adji, Kusuma Asror. 2010. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Sikap terhadap Praktek Pemberian Kolostrum pada Ibu Nifas DI BPS SRI HARYANTI DI DESA BUMIAYU Kec. WELERI Kab. KENDAL. Di unduh http:jurnal.akbiduniska.ac.idindex.phpAKUarticledownload43 pada tanggal 8 Juli 2013. Admin 2012 Kompas. 45 Mitos dan Fakta Seputar ASI. Diunduh dari http:nasional.kompas.comread201208091751517145.mitos.dan.fakta.s eputar.asi Diperoleh tanggal 14 November 2012 Ambarwati, Eny Retna dkk.2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Mitra Cendikia Aminah, Siti. Pemberian Kolostrum terhadap Kejadian Diare pada Bayi Usia 0- 6 Bulan. Diunduh di http:lp3msht.files.wordpress.com201301pdf-jurnal- 1.pdf pada tanggal 1 Maret 2013. Asih, Senja Mirani. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Colostrum di BPS Harapan Bunda, Ceperan, Sambirejo, Plupuh, Sragen. Diunduh di http:stikeskusumahusada.ac.iddigilibfilesdisk1201-gdl-senjaasihm-57- 1-senjaas-29.pdf pada tanggal 11 Juli 2013 Bagus, Ida Gde Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: Buku Kedokteran ECG Budihartani, Retno.2003. Tingkat Pengetahuan Ibu, Praktek Menyusui dan kenaikan Berat Badan Bayi yang diberikan Air Susu Ibu ASI eksklusif. Diunduh di eprints.undip.ac.id1227912003FK2932.pdf pada tanggal 16 November 2012. Gupte, Suraj.2004. Panduan Perawatan Anak. Jakarta: Pustaka Populer Obor http:www.litbang.depkes.go.idsitesdownloadbuku_laporanlapnas_riskesdas20 10Laporan_riskesdas_2010.pdf http:www.depkes.go.iddownloadsPROFIL_DATA_KESEHATAN_INDONES IA_TAHUN_2011.pdf http:www.buk.depkes.go.idindex.phpoption.pdf Leveno, Kenneth J dkk. 2009. Obstetri Williams. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Marshall, Connie RN. 1995. Awal Menjadi Ibu. Jakarta: Penerbit Arcan Maryunani, Anik. 2009. Asuhan pada Ibu Nifas postpartum. Jakarta: Trans Info Media Maulana, Heri. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran ECG Universitas Sumatera Utara Mubarak, W.I. 2007. Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. -------------------, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta ------------------, Soekidjo. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta Nurheti, Yuliarti. 2010. Keajaiban ASI- Makana Terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan dan Kelincahan si Kecil. Yogjakarta: ANDI Rumiyati,Eni. 2011 . Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui dengan Pemberian Asi Pertama Kolostrum dlRumah Bersalin An-nissa Surakarta jurnal.stikeskusumahusada.ac.idindex.phpJKarticledownload8587. Diunduh tanggal 8 Juli 2013. Saleh, La Ode Amal. 2011. Faktor-faktor yang Menghambat Praktik ASI ekskusif pada Bayi Usia 0-6 bulan. Diunduh di eprints.undip.ac.id359461424_La_Ode_Amal_Saleh_G2C309009.pdf pada tanggal 17 November 2012 Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sinaga, Febrine Maria.2011.Gambaran Tingkat Pengetahaun Ibu terhadap Kolostrum di Kecamatan Palipi Kab Samosir. Diunduh di http:repository.usu.ac.idhandle12345678931136 pada tanggal 8 Juli 2013. Soetjiningsih. 1997. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Wijayanti, Winda.2010. Hubungan antara Pemberian ASI Esklusif dengan Angka kejadian Diare pada Bayi Umur 0-6 bulan di Puskesmas Gilingan Kecamatan Banjarsari. Diunduh di eprints.uns.ac.id1031167710309201002361.pdf pada tanggal 16 November 2012. Universitas Sumatera Utara KUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU PRIMIPARA DALAM PEMBERIAN ASI KOLOSTRUM DI RSUP HAJI ADAM MALIK TAHUN 2013 No Kuesioner : Tanggal : A. Data Demografi 1. Inisial : 2. Usia : Tahun 3. Alamat : 4. Agama : Islam Protestan Katolik Budha Hindu 5. Suku : Jawa Batak Lain-lain, sebutkan…… 6. Pekerjaan : PNS IRT Wiraswasta Pegawai Swasta lain-lain, sebutkan… 7. Pendidikan : SD SMP SMA SMK Diploma Sarjana Universitas Sumatera Utara B. Pertanyaan Pengetahuan Pilihlah jawaban yang menurut anda benar 1. Menurut ibu, apakah pengertian kolostrum ? a. Air susu ibu yang kotor dan basi yang harus dibuang karena berbahaya bagi bayi b. Cairan kekuningan yang dikeluarkan oleh payudara ibu pada hari- hari pertama setelah persalinan. c. Tidak tahu 2. Menurut ibu, apakah manfaat kolostrum ? a. Membantu mengeluarkan kotoran bayi yang berwarna hitam kehijauan b. Dapat membuat bayi menjadi pintar c. Tidak tahu 3. Menurut ibu, kolostrum disekresi dikeluarkan oleh kelenjar payudara dari hari : a. Pertama sampai hari ke 3-5 b. 3-5 sampai hari ke 8-11 c. Tidak tahu 4. Kapan sebaiknya ibu memberikan kolostrum pada bayinya? a. Segera setelah lahir b. 1 – 3 hari setelah persalinan c. Tidak tahu 5. Kolostrum yang keluar pertama kali keluar? a. Sangat kental b. Sangat encer c. Tidak Tahu Universitas Sumatera Utara 6. Kolostrum semakin banyak diberikan, menyebabkan kekebalan tubuh bayi semakin a. Berkurang b. Bertambah c. Tidak Tahu 7. Kapankah pembentukan kolostrum terjadi? a. Sebelum hamil b. Saat hamil c. Tidak tahu 8. Kolostrum mampu melindungi bayi ketika kondisi bayi? a. Sehat b. Sakit c. Tidak Tahu 9. Kolostrum sangat bagus apabila diberikan kepada? a. Bayi baru lahir b. Balita c. Tidak tahu 10. Apakah perbandingan ASI kolostrum dengan susu formula? a. ASI kolostrum lebih baik dari susu formula b. Susu formula lebih baik dari ASI kolostrum c. Tidak tahu Universitas Sumatera Utara C. Pertanyaan Sikap Beri tanda chek list √ pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat anda. Keterangan : SS : Sangat setuju S : Setuju TS : Tidak setuju STS : Sangat tidak setuju No Pertanyaan Sikap SS S TS STS 1 Saya tidak memberikan ASI yang pertama kali keluar itu kepada bayi saya karena dapat menyebabkan diare 2 Menurut saya ASI yang pertama kali keluar itu sama kandungannya dengan susu formula 3 Saya membuang ASI yang pertama kali keluar karena ASI tersebut ASI basi 4 Saya memberikan susu formula kepada bayi saya karena ASI yang pertama kali keluar tidak cukup untuk bayi 5 Menurut saya ASI yang pertama kali keluar itu sangat baik diberikan pada bayi 6 Menurut saya ASI yang pertama kali keluar itu berguna untuk membersihkan usus bayi 7 Menurut saya ASI yang pertama kali keluar itu berguna untuk meningkatkan kekebalan tubuh bayi 8 Saya tetap memberikan ASI yang pertama keluar kepada bayi saya walaupun ASI masih sedikit 9 Segera setelah bayi lahir saya wajib memberikan ASI yang pertama keluar pada bayinya meskipun merasa lelah. 10 Menurut saya, semakin banyak ASI yang pertama kali keluar di berikan kepada bayi akan semakin baik bagi bayi Universitas Sumatera Utara D. Pertanyaan Tindakan No Pertanyaan Ya Tidak 1 Apakah ibu memberikan ASI yang pertama kali keluar kepada bayinya ? Universitas Sumatera Utara STATISTIK DATA DEMOGRAFI Usia Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 20 thn 4 14.3 14.3 14.3 21-34 thn 23 82.1 82.1 96.4 35 thn 1 3.6 3.6 100.0 Total 28 100.0 100.0 Agama Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Islam 20 71.4 71.4 71.4 Protestan 6 21.4 21.4 92.9 Katolik 2 7.1 7.1 100.0 Total 28 100.0 100.0 Suku Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Jawa 9 32.1 32.1 32.1 Batak 15 53.6 53.6 85.7 lain-lain 4 14.3 14.3 100.0 Total 28 100.0 100.0 Pekerjaan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Universitas Sumatera Utara Valid PNS 1 3.6 3.6 3.6 IRT 20 71.4 71.4 75.0 Wiraswasta 3 10.7 10.7 85.7 Pegawai swasta 3 10.7 10.7 96.4 lain-lain 1 3.6 3.6 100.0 Total 28 100.0 100.0 Pendidikan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid SD 2 7.1 7.1 7.1 SMP 10 35.7 35.7 42.9 SMA SMK 14 50.0 50.0 92.9 Diploma 1 3.6 3.6 96.4 Sarjana 1 3.6 3.6 100.0 Total 28 100.0 100.0 STATISTIK PERILAKU Pengetahuan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Baik Cukup Kurang 21 7 75 25 75 25 75 25 Universitas Sumatera Utara Sikap Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Positif Negatif 23 5 82,1 17,9 82,1 17,9 82,1 17,9 Tindakan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid negatif 5 17.9 17.9 17.9 positif 23 82.1 82.1 100.0 Total 28 100.0 100.0 Perilaku Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Baik Cukup Kurang 20 8 71 29 71 29 29 71 29 29 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Lampiran 3 Taksasi Dana Penelitian

1. Persiapan Proposal

- Biaya print proposal Rp. 100.000, - Biaya untuk pengadaan tinjauan pustaka Rp. 50.000, - Perbanyak Proposal Rp. 40.000, - Sidang Proposal Rp. 100.000,-

2. Pengumpulan Data

- Biaya survey awal Rp. 144.000,- - Biaya penelitian Rp. 300.000,- - Biaya transport Rp. 100.000,- - Penggandaan Kuesioner Rp. 50.000,- - Biaya souvenir Rp. 84.000,-

3. Analisa Data dan Penyusunan Laporan Perbaikan - Biaya kertas dan tinta print skripsi

Rp. 100.000,- - Penjilidan Rp. 50.000,- - Penggandaan laporan penelitian Rp. 100.000,- + Total : Rp 1.176.000,- Universitas Sumatera Utara