Komponen Model Pembelajaran Kontekstual

commit to user 26

e. Komponen Model Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran berbasis kontekstual menurut Sanjaya dalam Sugiyanto 2009:17 melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran, yakni konstruktivisme construktivism , bertanya questioning, menemukan inquiry, masyarakat belajar learning community, pemodelan modeling, refleksi reflecting dan penilaian sebenarnya authentic assesment. Kontruktivisme, yaitu pengetahuan siswa dibangun oleh dirinya sendiri atas dasar pengalaman, pemahaman konsep, persepsi dan perasaan siswa, bukan dibangun atau diberikan oleh orang lain. Jadi, guru hanya berperan dalam menyediakan kondisi atau memberikan suatu permasalahan. Inquiry menemukan, dalam hal ini sangat diharapkan bahwa apa yang dimiliki siswa baik pengetahuan atau ketrampilan diperoleh dari hasil menemukan sendiri bukan hasil mengingat dari apa yang disampaikan guru. Inquiry diperoleh melalui tahap observasi mengamati, bertanya menemukan dan merumuskan masalah, mengajukan dugaan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisa dan membuat kesimpulan. Bertanya dalam pembelajaran kontekstual dapat digunakan oleh guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan siswa. Sehingga siswa pun akan dapat menemukan berbagai informasi yang belum diketahuinya. Masyarakat Belajar mengisyaratkan bahwa belajar itu dapat diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain. Masyarakat belajar ini dapat kita latih dengan kerja kelompok, dikusi kelompok, dan belajar bersama. Pemodelan dimaksudkan agar dalam menerima sesuatu siswa tidak merasa samar atau kabur dan bingung maka perlu adanya pemodelan atau contoh yang bisa ditiru. Model tak hanya berupa benda tapi bisa berupa cara, metode kerja atau hal lain yang bisa ditiru oleh siswa. 6 Refleksi yaitu cara berpikir tentang apa yang telah dipelajari sebelumnya, atau apa-apa yang sudah dilakukan dimasa lalu kejadian acuan berpikir. Refleksi ini commit to user 27 akan berguna agar pengetahuan bisa terpatri dibenak siswa dan bisa menemukan langkah-langkah selanjutnya. 7 Penilaian yang sebenarnya Authentic Assesment yaitu penilaian yang sebenarnya terhadap pemahaman konsep siswa. Penilaian yang sebenarnya tidak hanya melihat hasil akhir, tetapi kemajuan belajar siswa dinilai dari proses, sehingga dalam penilaian sebenarnya tidak bisa dilakukan hanya dengan satu cara tetapi meggunakan berbagai ragam cara penilaian.

B. Penelitian Yang Relevan

Ita Utamawati 2010 dalam Penelitian Tindakan Kelas berjudul ” Peningkatan Kemampuan Memahami Konsep Pesawat Sederhana dalam Pembelajaran IPA Melalui Model Kontekstual pada Siswa Kelas V SD Negeri Lengking 01 Bulu Sukoharjo Tahun Pelajaran 20092010 ” menyimpulkan bahwa pembelajaran kotekstual dapat meningkatkan kemampuan tentang pesawat sederhana dalam pelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri Lengking 01, Bulu, Sukoharjo. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan kemampuan tentang pesawat sederhana dalam mendefinisikan, mengelompokkan, maupun menerapkan prinsip pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan ini dapat dilihat dari prosentase ketuntasan hasil belajar siswa. Pada siklus I, ketuntasan hasil belajar siswa 55 ,pada siklus II ketuntasan hasil belajar siswa 67 dan pada siklus III ketuntasan hasil belajar siswa 77 . Kesamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menerapkan model pembelajaran kontekstual dalam tindakan pemecahan masalah.Sedang perbedaannya adalah materi pelajaran yang diteliti adalah pesawat sederhana mata pelajaran IPA kelas V, sedang dalam penelitian ini materi pelajaran yang diteliti adalah pengolahan data mata pelajaran Matematika kelas VI.

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA SISWA KELAS X SMA.

0 2 31

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN HASILBELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning(PTK pada Siswa Kelas XI IPA 4 MAN Remban

0 3 13

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN HASILBELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning(PTK pada Siswa Kelas XI IPA 4 MAN Remban

0 2 17

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL.

0 1 20

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas V SDN Sentul 02 Tahun Pelajaran 2012/

0 0 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas V SDN Sentul 02 Tahun Pelajaran 2012/2

0 2 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS VI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS VI MATA PELAJARAN PKn SD N 01 PAPAHAN TASIKMADU TAHUN 2011/2012.

0 1 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN Upaya Meningkatkan Kemandirian Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Advance Organizer Dengan Peta Konsep (PTK Pembelajaran Matematika

0 0 17

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Tidar 1 dalam mata pelajaran Matematika melalui model pembelajaran kontekstual.

1 3 286

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV A SD N MARGOYASAN.

0 1 242