Triangulasi Data UPAYA PEMERINTAH DESA DALAM MENUMBUHKAN GERAKAN PARTISIPASI KELOMPOK TANI UNTUK PEMANFAATAN LAHAN TIDUR : Studi Kasus pada Masyarakat di Desa Munsalo Kecamatan Kuatan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau.

Sariyeski, 2014 Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

I. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak, sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution dalam Sugiyono, 2008, hlm. 89-90 menyatakan “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang grounded ”. Setelah data didapatkan dari lapangan maka tugas peneliti ialah menganalisis data dengan tujuan mengambil hal-hal yang penting dalam menjawab rumusan masalah. Analisis data meliputi tiga unsur Sugiyono, 2012, hlm. 341-345 yaitu : 1. Data reduction reduksi data, data yang didapatkan dari lapangan jumlahnya cukup banyak untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Pencatatan hal ini dinamakan dengan reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang hal yang tidak perlu, sehingga mampu memberikan gambaran yang lebih jelas dan terperinci mempermudah peneliti untuk pengumpulan data selanjutnya. 2. Data display penyajian data, setelah mereduksi data, maka tahap selanjutnya ialah menyajikan data dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya, dengan tujuan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. 3. Conclusion drawingverification, merupakan langkah ketiga dalam analisis data kualitatif. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan Sariyeski, 2014 Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan dari penelitian ini mencakup pada penjabaran dari pertanyaan penelitian yaitu :

1. Peran pemerintah desa dalam menumbuhkan gerakan partisipasi

kelompok tani untuk pemanfaatan lahan tidur yang ada di Desa Munsalo Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, peran pemerintah desa dalam menumbuhkan partisipasi kelompok tani ialah dengan melakukan berbagai alternatif kegiatan berupa bimbingan, pendidikan, dan pelatihan. Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan oleh pemerintah Desa Munsalo dan Pemerintah Kecamatan Kuantan Tengah hampir serupa yaitu seperti menanam cabe dan sayur-sayuran, melihat dari kesuburan tanah yang memungkinkan untuk bertanam sayur-sayuran, mulai dari pemilihan bibit, perawatan dan pemasaran hasilnya. Selain dari itu juga diberikan pelatihan tentang administrasi, manajemen, dinamika kelompok. Pelatihan ini dilaksanakan hanya satu kali dalam enam bulan. Upaya tersebut dinilai sudah memenuhi kualifikasi dalam menunjang keterampilan para kelompok tani di Desa Munsalo. Namun para kelompok tani di Desa Munsalo masih termotivasi dengan honor yang diberikan pemerintah untuk kegiatan pelatihan dan tidak murni keinginan pribadi dari para kelompok tani. Keadaan tersebut membuat para kelompok tani menjadi tergantung kepada pemerintah dan merasa terpaksa dalam melaksanakan kegiatan pelatihan, sehingga para kelompok tani selalu mengharapkan bantuan dari pemerintah dan tidak melakukan apa-apa apabila tidak ada dana yang turun dari pemerintah. Peran pemerintah dalam melaksanakan pendidikan ialah dengan melaksanakan kegiatan workshop pada bidang kesehatan, kesejahteraan, kelestarian lingkungan sehingga para petani juga mengetahui bagaimana cara menjaga kesehatan dalam aktivitasnya bertani, selain itu juga tentang kesejahteraan dan bagaimana cara menjaga lingkungan sekitar. Upaya yang dilakukan tersebut cukup berhasil Sariyeski, 2014 Upaya Pemerintah Desa Dalam Menumbuhkan Gerakan Partisipasi Kelompok Tani Untuk Pemanfaatan Lahan Tidur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menarik minat masyarakat untuk berpatisipasi mengikuti kegiatan workshop, namun para kelompok tani masih belum sepenuhnya mengaplikasikan hasil dari workshop dan pelatihan yang dilakukan pemerintah sebagai upaya menggerakan kelompok tani untuk memanfaatkan lahan kosong.

2. Partisipasi kelompok tani dalam pemanfaatan lahan tidur di Desa

Munsalo Partisipasi kelompok tani mengikuti rangkaian kegiatan pemerintah dalam menumbuhkan partisipasi kelompok tani untuk pemanfaatan lahan tidur sudah cukup bagus, terbukti dengan banyaknya kelompok tani yang mengikuti kegitan bimbingan, pendidikan dan pelatihan. Sedangkan partisipasi kelompok tani di lapangan dalam memanfaatkan lahan tidur masih sangat kurang, ini disebabkan tidak adanya dana yang turun dari pemerintah. Kelompok tani hanya membutuhkan bantuan benih dan pupuk tidak meminta bantuan berbentuk uang, karena para kelompok tani belum berinisiatif mencari mitra sendiri sehingga masih bergantung dengan bantuan benih dan pupuk dari pihak pemerintah.

3. Faktor pendukung dan penghambat pemerintah desa dalam

menumbuhkan partisipasi kelompok tani untuk pemanfaatan lahan tidur di Desa Munsalo Partisipasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan pelatihan yang dilaksanakan oleh pemerintah menjadi faktor pendukung pemerintah dan menggerakan partisipasi kelompok tani. Melihat dari potensi kelompok tani yang berkualitas, didikung juga dengan tanah yang subur, lahan yang luas, dan jumlah kelompok tani yang memadai. Ini menjadi salah satu kekuatan pemerintah untuk menggerakan partisipasi kelompok tani dan memberikan peluang kepada kelompok tani yang memiliki keahlian tetapi belum bisa tersalurkan. Melalui bimbingan dan pelatihan, kelompok tani dapat digerakan yang nantinya akan mengurangi angka penggaguran di Desa Munsalo. Sedengkan faktor yang menghambat peran pemerintah tersebut yaitu dari segi pendanaan, dana yang tersedia hanya dapat digunakan untuk pelaksanaan bimbingan dan pelatihan saja. Sedangkan untuk membantu kelompok tani dalam membeli benih dan pupuk dana