Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Mitha Yulitasari, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Time Token Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu hubungannya satu sama lain. Biasanya dalam memperoleh keterampilan berbahasa itu kita menjalani setiap aspek secara berurutan, mulai dari bayi kita menyimak, kemudian berbicara, lalu membaca dan menulis. Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan memerlukan keberadaan orang lain untuk kelangsungan hidupnya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat terlepas dari yang namanya berbicara. Orang yang tunawicara sekalipun dapat berbicara meskipun dengan menggunakan kode atau isyarat yang mereka gunakan agar lawan bicaranya memahami apa yang mereka maksud. Sebagai makhluk sosial, manusia juga harus melakukan interaksi dengan sesamanya, dan peranan penting dalam suatu interaksi sosial itu adalah dengan adanya komunikasi yakni salah satu sebagai pembicara dan yang lainnya adalah penyimak. Aktivitas berbicara tidak mungkin berlangsung tanpa situasi dan lingkungan tertentu baik formal atau sebaliknya. Berbicara dalam lingkungan informal dapat dilakukan dalam kegiatan sehari-hari. Sedangkan dalam lingkungan formal, berbicara haruslah menggunakan bahasa yang santun, baik dan benar sesuai dengan lingkungan dimana kita berada. Sejalan dengan pentingnya berbicara, aspek menyimakpun sama pentingnya dengan kegiatan berbicara. Seseorang akan dapat berbicara ketika dirinya telah menyimak suatu hal. Proses menyimak dan berbicara memang saling berkesinambungan. Menyimak dan berbicara kita pelajari sejak kecil sebelum memasuki sekolah. Brooks, dalam Tarigan, 2013, hlm. 3 “Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah secara langsung, merupakan komunikasi tatap muka atau face to face communication”. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sendiri, kegiatan berbicara seperti bertanya, mengemukakan pendapatkomentar sangatlah penting dalam mencapai tujuan pembelajaran. Selain untuk menjadi ciri-ciri keaktifan dan tolak ukur pemahaman siswa, bertanya ataupun mengemukakan pendapatkomentar juga menjadi sebuah penunjang keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Mitha Yulitasari, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Time Token Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Namun, menurut hasil pengamatan peneliti selama Program Latihan Profesi PLP di SD Negeri 1 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, keterampilan berbicara dan menyimak siswa sangatlah rendah, terutama dalam pokok bahasan mengomentari persoalan faktual sehingga tujuan pembelajaran sering kali tidak tercapai. Kegiatan menyimak dan berbicara siswa di Kelas V SD Negeri 1 Cibogo ini kurang baik secara menyeluruh. Hanya minoritas siswa yang dapat mengemukakan komentarpendapat sedangkan yang lainya kurang dan tidak bisa sama sekali. Sebagai contoh, ketika siswa diberi tugas mengomentari persoalan faktual yang diberikan guru, kebanyakan dari siswa hanya diam dan hanya menyebutkan isi dari persoalan faktual tersebut seperti tempat kejadian dan kronologisnya. Siswa tidak bisa membedakan bagaimana mengemukakan pendapat atau komentar dengan mengidentifikasi pokok persoalan faktual. Berdasarkan hasil observasi di lapangan, khususnya di kelas V SD Negeri 1 Cibogo menunjukkan hasil belajar yang rendah. Dari 16 siswa hanya ±5 siswa 33 yang mampu menyimak dengan baik, dan ±11 siswa 68 belum mampu menyimak dengan baik atau masih berada di bawah ketentuan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM, atau memperoleh nilai di bawah 65. Adapun dalam kegiatan berbicara, hanya ±3 siswa 25 yang mampu menunjukkan keterampilan berbicara dalam diskusi kelas maupun kelompok, terutama dalam memberikan komentar, sedangkan ±13 siswa 75 belum mampu menunjukkan keterampilan berbicara yang memadai. Fakta tersebut menjadi bukti penguat yang menunjukan bahwa anak belum mencapai tujuan pembelajaran yang dilaksanakan. Kekurangan siswa ini mungkin terjadi karena beberapa penghambat belajar misalnya kurang baiknya siswa dalam menyimak pembelajaran sehingga berdampak pula pada kegiatan berbicaranya. Ataupun kurang menariknya media pemebelajaran sehingga motivasi siswa dalam belajar menjadi rendah. Dari latar belakang masalah di atas juga terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, diantaranya sebagai berikut. Mitha Yulitasari, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Time Token Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Masih banyak siswa yang kesulitan dalam mengomentari atau berpendapat tentang persoalan faktual yang diberikan oleh guru. 2. Nilai rata-rata siswa berada dibawah KKM yaitu di bawah 65. 3. Siswa kurang dapat mengembangkan kata-kata dan menyusun kalimat saat memberikan komentar. 4. Siswa belum terbiasa berbicara baik di depan kelas maupun dalam kelompok. 5. Pembelajaran yang monoton sehingga siswa kurang termotivasi untuk menyimak persoalan faktual yang diberikan guru. Oleh karena itu, sudah menjadi tugas guru untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa dalam pokok bahasan mengomentari persoalan faktual. Diperlukan pula suasana belajar yang lebih menyenangkan agar siswa dapat terangsang keaktifan dan motivasi belajarnya. Strategi pembelajaran harus dibuat semenarik mungkin, maka dari permasalahan inipun peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran Time Token untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara dalam pokok bahasan mengomentari persoalan faktual di Kelas V SD Negeri 1 Cibogo. Pada model pembelajaran Time Token, siswa diajak untuk memecahkan permasalahan yang ditemui sepanjang kegiatan pembelajaran berlangsung. Siswa juga dilibatkan untuk aktif sehingga keterampilan sosial siswa dapat berkembang sehingga secara keseluruhan siswa tidak ada yang mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti akan mengkaji dalam suatu penelitian tindakan kelas dengan judul yaitu, ”Penerapan Model Pembelajaran Time Token untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak dan Berbicara Bagi Siswa Sekolah Dasar”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, secara umum permasalahan yang akan diteliti adal ah, “Bagaimanakah meningkatkan keterampilan kegiatan menyimak dan berbicara siswa khususnya Mitha Yulitasari, 2014 Penerapan Model Pembelajaran Time Token Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pada pokok bahasan mengomentari persoalan faktual melalui penerapan model pembelajaran Time Token di kelas V SD Negeri 1 Cibogo?” Untuk menjawab masalah itu, disusun beberapa pertanyaan penelitian yang mengarahkan pada jawaban terhadap permasalahan utama penelitian itu. 1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran Time Token untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara dalam pokok bahasan mengomentari persoalan faktual di kelas V SD Negeri 1 Cibogo? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan model pembelajaran Time Token untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara dalam pokok bahasan mengomentari persoalan faktual di kelas V SD Negeri 1 Cibogo? 3. Bagaimanakah peningkatan keterampilan menyimak dan berbicara siswa kelas V SD Negeri 1 Cibogo khususnya dalam pokok bahasan mengomentari persoalan faktual setelah dilakukan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Time Token?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa kelas V SD Negeri 1 Cibogo. Sedangkan secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai hal-hal berikut. 1. Mengetahui perencanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran Time Token untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara dalam pokok bahasan mengomentari persoalan faktual di kelas V SD Negeri 1 Cibogo. 2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan model pembelajaran Time Token untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara dalam pokok bahasan mengomentari persoalan faktual di kelas V SD Negeri 1 Cibogo.