Perolehan Kembali Batas Kuantitasi

30 ultraviolet yang khas mempunyai panjang lintasan 1 cm, namun tersedia juga sel dengan ketebalan kurang dari 1 milimeter, sampai 10 cm bahkan lebih. d. Detektor Peranan detektor adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. Detektor yang paling sederhana digunakan ialah tabung foto. e. Recorder Recorder digunakan sebagai perekam absorbansi yang dihasilkan dari pengukuran.

2.7 Validasi

Validasi adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu pada prosedur penetapan yang dipakai untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaanya Harmita, 2004. Validasi dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis yang dilakukan akurat, spesifik, reprodusibel dan tahan pada kisaran analit yang akan dianalisis Rohman, 2007.

2.7.1 Perolehan Kembali

Persen perolehan kembali digunakan untuk menyatakan kecermatan. Kecermatan merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit sebenarnya. Kecermatan dapat ditentukan dengan dua cara yaitu metode simulasi spiked-placebo recovery dan metode penambahan baku standard addition method. Dalam metode simulasi, sejumlah analit bahan murni pembanding kimia ditambahkan ke dalam campuran bahan pembawa Universitas Sumatera Utara 31 sediaan farmasi plasebo lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar analit yang ditambahkan. Metode adisi dapat dilakukan dengan menambahkan sejumlah analit dengan konsentrasi tertentu pada sampel yang diperiksa lalu dianalisis lagi dengan metode tersebut WHO, 1992. Perolehan kembali = A A F C C C − x 100 Keterangan : C F = konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan larutan baku C A = konsentrasi sampel awal C ∗ A = konsentrasi larutan baku yang ditambahkan 2.7.2 Batas Deteksi Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blangko WHO, 1992. Batas deteksi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Batas Deteksi = Slope SB 3

2.7.3 Batas Kuantitasi

Batas kuantitasi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang masih dapat diukur dalam kondisi percobaan yang sama dan masih memenuhi kriteria cermat dan seksama WHO, 1992. Universitas Sumatera Utara 32 Batas Kuantitasi = Slope SB 10 Universitas Sumatera Utara 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode Eksperimental. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Kimia Farmasi Kulitatif Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

3.1 Alat – alat

Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit Spektrofotometer UV-VIS Shimadzu mini 1240, neraca analitik, termometer dan alat – alat gelas seperti labu takar, gelas ukur, erlenmeyer bertutup kaca, tabung reaksi dan gelas beaker serta alat destilasi sederhana seperti labu alas bulat, pendingin liebig.

3.2 Bahan – bahan

Semua bahan yang digunakan dalam penelitian ini berkualitas pro analisis keluaran E-Merck yaitu Formalin 37 , Asam Kromatropat, Asam Sulfat 98 , Ammonium Asetat, Asetil Aseton, Asam Asetat Glasial, Natrium Hidroksida, Hidrogen Peroksida 30 , Asam Klorida 37 , Fenolftalein, Kalium Bifthalat, Merah Metil, Natrium Karbonat Anhidrat, Asam Fosfat 85 , Terkecuali Aquadest.

3.3 Sampel

Sampel yang digunakan adalah ayam kemasan yang dijual di beberapa supermarket kota Medan. Pengambilan sampel secara purposif didasarkan atas pertimbangan bahwa populasi sampel adalah homogen dan sampel yang akan dianalisis dianggap sebagai sampel yang representatif Sudjana, 1996. Universitas Sumatera Utara