Artinya Uji Durbin-Watson tidak dapat memberikan kesimpulan yang pasti terhadap ada atau tidaknya gejala autokorelasi pada data pengamatan.
Adapun hasil pengujiannya adalah sebagai berikut :
Tabel 4.12. Hasil Pengujian Autokorelasi Persamaan Pengeluaran Daerah Sumber
Durbin Watson D
L
D
U
Nilai 1,493
1,27 1,72
Sumber : Lampiran 7. Dari tabel di atas dapat diambil suatu kesimpulan yang menyatakan bahwa
antara variabel bebas pada penelitian ini tidak dapat memberikan kesimpulan yang pasti terhadap ada atau tidaknya gejala autokorelasi pada data pengamatan, karena d
L
≤ d ≤ d
U
2. Persamaan Produk Domestik Regional Bruto
1,27 ≤ 1,493 ≤ 1,72.
a. Uji Normalitas
Asumsi dalam regresi adalah nilai rata-rata dari faktor pengganggu adalah nol. Untuk menguji apakah normal atau tidaknya faktor pengganggu, maka perlu
dilakukan uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test dengan asumsi sebagai berikut :
H H
= 0 data berdistribusi normal
1
≠ 0 data tidak berdistribusi normal
Universitas Sumatera Utara
Dengan dasar penolakan H
Tabel 4.13. Hasil Pengujian Normalitas Persamaan PDRB
jika nilai probabilitas pengujian nilai α. Adapun hasil uji normalitas penelitian ini adalah sebagai berikut :
Sumber Standart
Deviasi Mean
Kolmogorov- Smirnov
Probability
Unstandarize Predicted 1,269
0,000 0,546
0,927
Sumber : Lampiran 5.
Dari tabel di a tas diperoleh bahwa nilai probabilitas di atas nilai α = 5,
sehingga kita harus menerima hipotesis nul H
b. Uji Multikolinieritas
. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data penelitian untuk persamaan Pengeluaran Daerah telah
berdistribusi normal.
Uji Multikolinieritas ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai koefisien korelasi serta tolerence dan VIF. Adapun hasil pengujiannya adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.14. Hasil Pengujian Multiokonieritas Persamaan PDRB Variabel
PD JP
Tol VIF
PD 1,000
-0,364 0,867
1,153 JP
1,000 0,867
1,153
Sumber : Lampiran 4 dan 6.
Dari tabel di atas dapat diambil suatu kesimpulan yang menyatakan bahwa antara variabel bebas pada penelitian ini telah terbebas dari gejala multikolinieritas.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi yang lebih kecil dibandingkan 0,750 dan nilai tolerence yang lebih kecil dari 1 dan nilai VIF yang lebih kecil dari
10.
c. Uji Autokorelasi
Di dalam pengujian autokorelasi ini, maka terlebih dahulu harus ditentukan besarnya nilai kritis dari d
U
dan d
L
Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut : berdasarkan jumlah pengamatan dan variabel
bebasnya.
H H
: ρ = 0, tidak ada gejala autokorelasi
a
: ρ Dengan kriteria sebagai berikut :
≠ 0, ada gejala autokorelasi
H diterima jika d
U
d 4 – d
U
Artinya data pengamatan tidak terdapat gejala autokorelasi. ,
H ditolak jika d d
L
atau d 4 – d
L
Artinya data pengamatan memiliki gejala autokorelasi. ,
Tidak ada kesimpulan jika d
L
≤ d ≤ d
U
atau 4 – d
U
≤ d ≤ 4 – d
L
Artinya Uji Durbin-Watson tidak dapat memberikan kesimpulan yang pasti terhadap ada atau tidaknya gejala autokorelasi pada data pengamatan.
,
Adapun hasil pengujiannya adalah sebagai berikut :
Tabel 4.15. Hasil Pengujian Autokorelasi Persamaan PDRB Sumber
Durbin Watson D
l
D
u
Universitas Sumatera Utara
Nilai 1,312
1,27 1,72
Sumber : Lampiran 7. Dari tabel di atas dapat diambil suatu kesimpulan yang menyatakan bahwa
antara variabel bebas pada penelitian ini tidak dapat memberikan kesimpulan yang pasti terhadap ada atau tidaknya gejala autokorelasi pada data pengamatan, karena d
L
≤ d ≤ d
U
1,27 ≤ 1,312 ≤ 1,72.
4.4. Pembahasan 4.4.1. Persamaan Pengeluaran Daerah
1. Pengaruh Dana Alokasi Umum