Patogenesis HIV AIDS .1 Definisi AIDS

2 Infeksi Seropositif HIV Asimtomatis Pada tahap ini, tes serologi sudah menunjukkan hasil positif tetapi gejala asimtomatis. Pada orang dewasa, fase ini berlangsung lama dan penderita bisa tidak mengalami keluhan apapun selama sepuluh tahun atau lebihMurtiastutik, 2008. 3 Persisten Generalized Lymphadenopathy PGL Pada fase ini ditemukan pembesaran kelenjar limfe sedikitnya di dua tempat selain limfonodi inguinal. Pembesaran ini terjadi karena jaringan limfe berfungsi sebagai tempat penampungan utama HIV. Pembesaran menetap, menyeluruh, simetri, dan tidak nyeri tekanMurtiastutik, 2008. 4 AIDS Acquired Immunodeficiency Syndrome Hampir semua orang yang terinfeksi HIV, yang tidak mendapat pengobatan, akan berkembang menjadi AIDS. Progresivitas infeksi HIV bergantung pada karakteristik virus dan hospes. Usia kurang dari lima tahun atau lebih dari 40 tahun, infeksi yang menyertai, dan faktor genetik merupakan faktor penyebab peningkatan progresivitas. Beberapa penderita mengalami gejala konstitusional, seperti demam dan penurunan berat badan, yang tidak jelas penyebabnya. Beberapa penderita lain mengalami diare kronis dengan penurunan berat badan. Penderita yang mengalami infeksi oportunistik dan tidak mendapat pengobatan anti retrovirus biasanya akan meninggal kurang dari dua tahun kemudian Murtiastutik,2008.

2.1.3 Patogenesis HIV

Penularan dapat terjadi melalui kontaminasi selaput lendir oleh darah atau cairan tubuh penderita AIDS, melalui air susu ibu penderita AIDS kepada bayi atau melalui plasenta. Masa inkubasi virus AIDS 13 bulan - 5 tahunWahyuningsih, 2009 . Dalam sistem imunologi yang normal, bila suatu Universitas Sumatera Utara virus menginvasi tubuh yang sehat, virus akan dideteksi dan diidentifikasi oleh makrofag. Makrofag akan memberitahu sel T agar waspada. Sel T diaktivasi dan mengadakan multiplikasi dalam pelbagai jenis sel T. Helper T cell sel T penolong akan menstimulasi sel B. Sel B mengadakan multiplikasi dan memproduksi antibodi yang akan menyerang dan mematikan virus yang masukLan, 2006. HIV menginfeksi sel dengan mengikat permukaan sel sasaran yang memiliki reseptor membran CD4, yaitu sel T-helper CD4+. Glikoprotein envelope virus, yakni gp120 akan berikatan dengan permukaan sel limfosit CD4+, sehingga gp41 dapat memperantarai fusi membran virus ke membran sel. Setelah virus berfusi dengan limfosit CD4+, RNA virus masuk ke bagian tengah sitoplasma CD4+. Setelah nukleokapsid dilepas, terjadi transkripsi terbalik reverse transcription dari satu untai tunggal RNA menjadi DNA salinan cDNA untai-ganda virus. cDNA kemudian bermigrasi ke dalam nukleus CD4+ dan berintegrasi dengan DNA dibantu enzim HIV integrase. Integrasi dengan DNA sel penjamu menghasilkan suatu provirus dan memicu transkripsi mRNA. mRNA virus kemudian ditranslasikan menjadi protein struktural dan enzim virus. RNA genom virus kemudian dibebaskan ke dalam sitoplasma dan bergabung dengan protein inti. Tahap akhir adalah pemotongan dan penataan protein virus menjadi segmen- segmen kecil oleh enzim HIV protease. Fragmen-fragmen virus akan dibungkus oleh sebagian membran sel yang terinfeksi. Virus yang baru terbentuk virion kemudian dilepaskan dan menyerang sel-sel rentan seperti sel CD4+ lainnya, monosit, makrofag, sel NK natural killer, sel endotel, sel epitel, sel dendritik pada mukosa tubuh manusia, sel Langerhans pada kulit, sel mikroglia, dan berbagai jaringan tubuh Lan, 2006. Selanjutnya sel yang berkembang biak akan mengundang bahan genetik virus. RNA dari HIV mulai membentuk DNA dalam struktur yang belum sempurna, disebut proviral DNA, yang akan berintegrasi dengan genome sel induk secara laten lama. Kerana DNA dari HIV bergabungintegrasi dengan genome sel induknya limfosit T helper maka setiap kali sel induk berkembang biak, genom Universitas Sumatera Utara HIV tersebut selalu ikut memperbanyak diri dan akan tetap dibawa oleh sel induk ke generasi berikutnya. Oleh karena itu dapat dianggap bahwa sekali mendapat infeksi virus AIDS maka orang tersebut selama hidupnya akan terus terinfeksi virus, sampai suatu saat bagian LTR mampu membuat kode dari messenger.RNA cetakan pembuat gen dan mulai menjalankan proses pengembangan partikel virus AIDS generasi baru yang mampu ke luar dan sel induk dan mulai menyerang sel tubuh lainnya untuk menimbulkan gejala umum penyakit AIDS full blown.Djoerban,2006. Pada awal infeksi, HIV tidak segera menyebabkan kematian dari sel yang di infeksinya tetapi terlebih dahulu mengalami replikasi penggandaan, sehingga ada kesempatan untuk berkembang dalam tubuh penderita tersebut, yang lambat laun akan menghabiskan atau merusak sampai jumlah tertentu dari sel limfosit T4. Setelah beberapa bulan sampai beberapa tahun kemudian, barulah pada penderita akan terlihat gejala klinis sebagai dampak dari infeksi HIV tersebut, dimulai dengan masa induksi window period, yaitu penderita masih tampak sehat, dan hasil pemeriksaan darah juga masih negatif Djoerban, 2006. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1: Siklus Hidup HIV Sumber: Taylor, 2008

2.1.4 Diagnosis Infeksi HIV