Pemantauan PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil wawancara 4 informan mengatakan bahwa kegiatan konseling dilakukan pada saat pengambilan paket makanan tambahan dan setelah pengukuran kepada balita gizi buruk. Hal ini didukung oleh penelitian dari Hiddayaturrahmi 2010 bahwa di Puskesmas Kota Solok konseling perorangan diberikan kepada ibu balita pada saat pengambilan serta di posyandu. Hasil penelitian diketahui bahwa kegiatan konseling dilakukan oleh petugas pada saat pengambilan paket makanan tambahan dan setelah pengukuran kepada balita. Disimpulkan bahwa kegiatan konseling dalam pelaksanaan pemberian makanan tambahan pemulihan di Puskesmas Andong sudah sesuai.

5.1.4. Pemantauan

Kegiatan pemantauan merupakan proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan pedoman atau rencana yang sudah disusun sebelumnya. Dengan dilakukan pemantauan nantinya akan diketahui jika terjadi penyimpangan. Semua kebijakan publik, baik itu peraturan, larangan, kebijakan retribusi atau apapun kebijakannya pastilah mengandung unsur kontrol pengawasan Agustino, 2014:166. Berdasarkan buku Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan yang diterbitkan oleh Kemenkes RI 2011 disebutkan bahwa kegiatan pemantauan dilakukan setiap bulan selama pelaksanaan program. Pemantauan meliputi pelaksanaan program, pemantauan berat badan setiap bulan, sedangkan pengukuran panjangtinggi badan hanya pada awal dan akhir pelaksanaan pemberian makanan tambahan dan memastikan makanan dikonsumsi oleh balita. Pemantauan dan bimbingan teknis dilakukan oleh kepala puskesmas, tenaga pelaksanan gizi puskesmas atau bidan di desa. Berdasarkan hasil wawancara dengan 4 informan mengatakan bahwa kegiatan pemantauan di wilayah kerja Puskesmas Andong dilakukan setiap satu bulan sekali dan paket makanan yang diberikan tidak semuanya dikonsumsi oleh balita gizi buruk tetapi ada anggota keluarga yang ikut mengkonsumsi makanan yang seharusnya dikonsumsi oleh balita gizi buruk. Pemantauan yang dilakukan oleh bidan desa kepada balita gizi buruk yaitu dengan melakukan pemantauan berat badan dan tinggipanjang badan dan memastikan makanan dikonsumsi oleh balita. Pemantuan yang dilakukan oleh tenaga pelaksanan gizi puskesmas yaitu dengan melihat laporan yang diberikan oleh bidan desa, namun terkadang juga melakukan kunjungan ke rumah balita yang dilaporkan. Pemantauan pertumbuhan melalui penimbangan berat badan anak dilakukan secara teratur sekali setiap bulan, catat angka berat badan anak pada KMS sesuai dengan usia anak waktu ditimbang untuk melihat apakah mengalami kenaikan, datar ataukah turun. Pemantauan berat badan anak dilakukan untuk mengetahui sedini mungkin adanya gangguan tumbuh kembang tubuh anak, mendeteksi apakah anak menderita suatu penyakit Moehji, 2007:27-28. Pemantauan yang dilakukan oleh kepala Puskesmas Andong yaitu dengan melihat laporan bulanan dan melakukan pengecekan ke lapangan. Selanjutnya, pemantauan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali juga dilakukan dengan melihat laporan setiap bulan, selain itu juga melakukan kunjungan ke lokasi puskesmasbalita. Pemantauan pemberian makanan tambahan pemulihan di Puskesmas Andong dilakukan sesuai dengan panduan dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2011 yaitu dengan melakukan pemantauan satu bulah sekali oleh bidan desa, tenaga pelaksana gizi, kepala puskesmas, dan dinas kesehatan namun pemantauan masih kurang karena ditemukan ketidak sesuaian dalam konsumsi paket makanan yaitu ada anggota keluarga yang ikut mengkonsumsi paket yang seharusnya hanya dikonsumsi oleh balita gizi buruk.

5.1.5. Pencatatan Dan Pelaporan

Dokumen yang terkait

Peningkatan Berat Badan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan di Puskesmas Pekan Labuhan Tahun 2013

1 58 84

Status Gizi Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMTP) Di Puskesmas Tambusai Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau

2 43 79

Keamanan Makanan Tambahan Pemulihan bagi Balita Penderita Gizi Buruk Berdasarkan Analisis Mikrobiologik Bacillus cereus dan Clostridium perfringens di Kabupaten Bogor

0 3 201

MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOHARJO Hubungan Sikap Dan Praktik Ibu Selama Program Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Sragen.

0 4 12

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP STATUS GIZI BURUK BALITA DI KECAMATAN PAUH KODYA PADANG.

0 0 9

Keputusan Bupati No. 193 Tahun 2014 Tentang Sasaran Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Balita Gizi Buruk Kabupaten Bojonegoro Tahun 2014

0 0 5

EVALUASI PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) PADA BALITA GIZI KURANG DI PUSKESMAS JAKENAN KABUPATEN PATI

2 10 14

Peningkatan Berat Badan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan di Puskesmas Pekan Labuhan Tahun 2013

0 2 25

HALAMAN PERSETUJUAN HUBUNGAN SUMBANGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PEMULIHAN (PMT-P) TERHADAP PERUBAHAN STATUS GIZI BALITA GIZI BURUK DI RUMAH PEMULIHAN GIZI KOTA SEMARANG Disusun oleh: FLORENCE ELVIANA L.M

0 0 14

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PEMULIHAN (PMT-P) TERHADAP PERUBAHAN STATUS GIZI BALITA GIZI BURUK DI RUMAH PEMULIHAN GIZI KOTA SEMARANG - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 0 14