MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DIKELAS VIII A SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2010-2011
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT
DI KELAS VIII A SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011-2012
(Skripsi)
OLEH:
HIKMATUL HAZIZI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
(2)
i
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT
DI KELAS VIII A SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011-2012
OLEH:
HIKMATUL HAZIZI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan
pada
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
(3)
Judul : Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Materi PKn Melalui Model Pembelajaran Cooperative Script Di Kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa Tahun Pelajaran 2011-2012
Nama Mahasiswa : HIKMATUL HAZIZI NPM : 1013074001
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi : Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI, Komisi Pembimbing.
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. Holilulloh, M.Si M. Mona Adha, S.Pd,M.Pd NIP. 196107111987031003 NIP. 197911172003011002
Mengetahui
Ketua Program Studi PKn
Drs. Holilulloh, M.Si NIP.19610711 198703 1 003 Ketua Jurusan Pend.IPS
Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H. NIP.19571011 198703 1 001
(4)
iii
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji :
Ketua : Drs. Holilulloh, M.Si ………
Sekretaris : M. Mona Adha , S.Pd,M.Pd ………
Punguji
Bukan Pembimbing : Dr. Adelina Hasyim, M.Pd. ………
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003
(5)
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, adalah :
Nama : HIKMATUL HAZIZI NPM : 1013074001
Program Studi : PPKn
Jur / fakultas : Pend. IPS / FKIP Unila
Alamat : Jln. Pesisir Kunjir Rt.03/01 Kec. Rajabasa Kab. Lampung Selatan
( Telp / HP ) 081919201655
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, 06 Februari 2012
HIKMATUL HAZIZI NPM. 1013074001
(6)
v
ABSTRAK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT
DIKELAS VIII A SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2010-2011
Oleh
HIKMATUL HAZIZI
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan apakah pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi pelajaran PKn pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan. Model pembelajaran Cooperative Script merupakan model belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan untuk mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Adapun langkah-langka model Cooperative Script antara lain : (a)Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. (b)Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan. (c)Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar. (d)Pembicara membacakan rinkasannya selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide pokok di dalam ringkasannnya sementara tugas pendengar menyimak, mengkoreksi dan menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap. Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan mengembangkan materi sebelumnya. (f)Kesimpulan.(g)Penutup. Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang bersifat siklus dan terdiri dari empat rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu planning, acting, observasing, dan reflecting Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dari penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Script pada materi PKn dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa Kabuaten Lampung Selatan, hal tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan pemahaman dan respon siswa terhadap proses pembelajaran pada siklus kesatu, kedua dan ketiga. Pada siklus kesatu peningkatan pemahaman siswa 45%, siklus kedua 67% dan siklus ketiga 80%. Respon siswa pada proses pembelajaran siklus kesatu rata-rata 47,50%, siklus kedua rata-rata-rata-rata 65,75%, dan siklus ketiga rata-rata-rata-rata 80%. Dari data tersebut maka penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Script dapat meningkatkan Pemahaman siswa di kelas VIIIA SMP Negeri 1 Lampung Selatan dengan telah tercapainya keberhasilan yaitu 80%.
(7)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Kota Guring Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan pada tanggal 03 September 1978, anak ke empat dari lima bersaudara dari pasangan H. Najhan Ridho dan Hj. Siti Rohmah.
Penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Kunjir Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 1991, Sekolah Menengah Pertama di SMPT Negeri 1 Kalianda di Kalianda Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 1994, Sekolah Menengah Atas di SMEA Negeri 1 Kalianda Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 1998 dan menamatkan Program Diploma I Manajemen di IPBA (Institut Profesional Bisnis dan Aplikatif) Cilegon Banten tahun 2000. Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program S1 Kependidikan Guru Dalam Jabatan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Pada tahun 2005, penulis di angkat menjadi Tenaga Honorer sebagai guru Kelas pada jenjang Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Kunjir Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan yang kemudian pada tahun 2007 menjadi tenaga Honorer sebagai guru Seni dan Budaya di SMP Negeri 1 Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan sampai dengan sekarang.
(8)
vi
PERSEMBAHAN
Dengan hati yang bersyukur, rasa haru dan bahagia
Kupersembahkan karya tulis ini untuk :
ISTRI DAN ANAK-ANAKU TERCINTA NURHAYATI
IMAM NURHIKMAT NUR UMAIRAH SYAHMINA
ORANG TUA DAN SAUDARA SAUDARAKU TERCINTA H. NAJHAN RIDHO (Alm)
H. SITI ROHMAH (Almh) ABDUL KARIM
ROSMIYATI PROGRAM STUDI PPKn
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
KELUARGA BESAR SMP NEGERI 1 RAJABASA LAMPUNG SELATAN
TEMAN-TEMAN SEANGKATAN S1 JABATAN PPKn UNIVERSITAS LAMPUNG 2010-2011
(9)
MOTTO
“manusia yang baik adalah
manusia yang selalu menyadari kesalahan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama”.
“Sadarilah kekurangan diri sendiri sebelum mencari kekurangan orang lain”
“Keputusan hari ini adalah kenyataan dihari esok”.
(Hikmatul Hazizi)
“Tuntutlah ilmu dari buaian sampai keliang lahat”
(10)
ix
KATA PENGANTAR
Sebagai insan yang beragama dan berketuhanan Yang Maha Esa penulis takhenti-hentinya mengucap rasa syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penelitian tindakan kelas ini dengan hasil yang diharapkan, juga penulis ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membina, mengarahkan penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan ini berjudul “MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI KELAS VIII A SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2010-2011”.
Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis menghaturkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Dr. M. Thoha BS, Jaya, M.S, Selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Drs. Arwin Ahmad, M.Si., Selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
(11)
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., Selaku Ketua Jurusan IPS Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
6. Drs. Holilulloh, M.Si, selaku Ketua Program Studi PPKn Universitas Lampung, sekaligus sebagai pembimbing I,
7. Dr. Adelina Hasyim, M.Pd, selaku Pembahas I, dan Hermi Yanzi, S.Pd, M.Pd, selaku Pembahas II dalam seminar,
8. Muhammad Mona Adha, S.Pd,M.Pd, selaku Pembimbing II atas kesediannya memberi petunjuk, bimbingan, saran, kritik dan dukungannya dalam penyelesaian Skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi PPKn FKIP Universitas Lampung, 10.Bapak dan ibu staf Administrasi Program Studi PPKn FKIP Universitas
Lampung.
11.Bapak B. Mansyur Sulikin, S.Pd, selaku Kepala SMP Negeri I Rajabasa Lampung Selatan dan beserta dewan guru dan staf Tata Usaha.
12.Seluruh rekan-rekan mahasiswa S1 dalam jabatan Program Studi PPKn FKIP Universitas Lampung.
Yang telah menberikan petunjuk, bimbingan, arahan, saran dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
(12)
xi
Namun penulis yakin penyajian skripsi ini jauh dari sempurna karena penulis menyadari akan keterbatasan penulis, namun apupun yang tersaji di dalam skripsi ini merupakan hasil pemikiran maksimal dan terbaik menurut penulis. Karena itu keritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Semoga apa yang bapak/ibu saudara berikan bernilai ibadah yang mulia disisi Allah SWT, amin…
Bandar Lampung, 29 Oktober 2011 Penulis
(13)
Halaman
ABSTRAK ………..HALAMAN JUDUL ……….
HALAMAN PERSETUJUAN ………
HALAMAN PENGESAHAN ..………..
HALAMAN PERNYATAAN …..……… …………
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ………. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ………....……….. vii
MOTO ……….. viii
KATA PENGANTAR ………... ix
DAFTAR ISI ……… xii
DAFTAR TABEL ……… xiv
DAFTAR GAMBAR ………... xv
DAFTAR LAMPIRAN……….. xvi
BAB I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ………. 1
1.2Identifikasi Masalah ………... 8
1.3Pembatasan Masalah ……….…... 9
1.4Rumusan Masalah ……….. 9
1.5Tujuan Penelitian Dan Kegunaan Penelitian …………..…………. 9
1.Tujuan Penelitian ………... 9
2.Kegunaan Penelitian ………... 10
1.6Manfaat Penilitian ……… 10
1.7Ruang Lingkup Penelitian ……….. 11
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan………... 13
2.2Pengertian Pemahaman ………..………. 15
2.3Pengertian Belajar ………. 17
2.4Pengertian Pembelajaran Kooperative ……… 18
2.5Manfaat dan Kelebihan Pembelajaran Kooperatif …..……… 20
2.6Pengertian Cooperative Script ………..……….. 22
2.7Tinjauan Tentang Pemahaman ………. 24
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1Metodologi Penelitian ……… 27
3.2Operasional Penelitian ………... 28
3.3 Populasi dan Sampel ………..……….. 30
3.4Definisi Operasional dan Pengukurannya ….………... 30
(14)
xiii
3.6Lokasi Penelitian ………... 31
3.7Instrumen Penelitian ………..……….. 32
3.8Teknik Analisis Data ……….. 32
1. Analisis Data Tes ……….……… 32
2. Analisis data Angket ……….………... 35
3.9Prosedur Penelitian ……….…….……… 36
3.8Kriteria Keberhasilan ……….…………..………. 39
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian ………. 41
4.1.1 Kadaan Sekolah ……… 41
4.2Hasil Penelitian ………... 45
Siklus I …….………... 47
Siklus II dan selajutnya ..……….... 49
Siklus pertama ……….. 59
Siklus kedua ………. 66
Siklus ketiga ………... 74
4.3Pembahasan Dari Setiap Siklus ……….... 80
Siklus kesatu ……… 80
Siklus kedua ……… 83
Siklus ketiga ……… 85
BAB V. KESIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT 5.1Kesimpulan ………. 86
5.2Saran Dan Tindak Lanjut ………... 87 DAFTAR PUSTAKA
(15)
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
1. Hasil Wawancara dengan siswa SMPN 1 Rajabasa ……... 3
2. Rincian hasil Wawancara siswa kelas VIII A SMP N 1 Rajabasa…... 4
3. Angket Aktivitas belajar siswa kelas VIII A SMP N 1 Rajabasa ... 5
4. Kriteria hasil belajar ... 33
5. Criteria peningkatan pemahaman ………. 34 6. Keadaan siswa SMPN 1 Rajabasa T.P 2011/2012 ………. 42
7. Keadaan ruang SMPN 1 Rajabasa ………... 43
8. Interpretasi nilai angket ………. 33 9. Rekap nilai hasil evaluasi belajar siswa kelas VIII SMP N 1 Rajabasa (postes) .. 53
10.Rekap pemahaman siswa kelas VIII A SMP N 1 Rajabasa ………. 54
11.Rekap interpretasi nilai angket ……… 55
(16)
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
1. Model Penelitian Tindakan ………... 29
2. Skema Alur Penelitian ……….. 40
3. Denah Ruang Dan Peta Lokasi SMP Negeri 1 Rajabasa ……….. 44
4. Guru sedang memberikan arahan dan menyajikan materi pada siklus I …….. 128
5. Siswa sedang melakukan pengikhtisaran dan ringkasan materi pada siklus I… 128 6. Siswa dalam mempresentasikan hasil ringkasan dan membahas materi Oleh pasangannya pada siklus I ………..……….….. 128
7. Siswa sedang melaksanakan pretes pada siklus I………. 129
8. Siswa sedang melaksanakan postes pada siklus I ……….…………. 129
9. Guru sedang memberikan arahan tentang model dan menyajikan materi Pada siklus II ………... 171
10.Siswa sedang melakukan pengikhtisaran dan ringkasan materi pada siklus II.. 171
11.Siswa dalam mempresentasikan hasil ringkasan dan membahas materi Oleh pasangannya pada siklus II ……….. 171
12.Siswa sedang melaksanakan pretes pada siklus II ………... 172
13.Siswa sedang melaksanakan postes pada siklus II ……… 172
14.Guru sedang memberikan pengantar materi siklus III ……… 213
15.Siswa sedang melakukan pengikhtisaran dan ringkasan materi pada siklus III... 213
16.Siswa sedang menyampaikan ringkasan materi dan membahas mater Pada siklus III ………... 213
17.Siswa sedang melaksanakan pretes pada siklus III ……… 214
(17)
BAB V
KESIMPULAN SARAN DAN TINDAK LANJUT 5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dari penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Script dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi PKn pada kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa Kabuaten Lampung Selatan.
Dilihat dari rencana pelaksanaan pembelajaran Cooperative Script atas materi yang digunakan di dalam proses pelaksanaan pembelajaran persiklus dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa melalui model pembelajaran Cooperative Script meningkat, pada siklus kesatu peningkatan pemahaman siswa 45%, siklus kedua 67% dan siklus ketiga 80%. Respon siswa pada proses pembelajaran siklus kesatu rata-rata 47,50%, siklus kedua rata-rata 65,75%, dan siklus ketiga rata-rata 80%.
Dari data tersebut maka penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Script dapat meningkatkan Pemahaman siswa di kelas VIIIA SMP Negeri 1 Lampung Selatan dengan telah tercapainya keberhasilan yaitu 80%.
(18)
87
5.2 Saran Dan Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan maka peneliti menyarankan agar :
1. Bagi Siswa
Setelah terlaksananya kegiatan penelitian yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Script ini diharapkan bagi siswa untuk dapat berperan aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mangajar di dalam kelas, berani mengemukakan pendapat, dan bersma-sama dengan guru ikut menyimpulkan materi pelajaran sehingga suasana kelas menjadi lebih hidup, menyenangkan dan kondusif.
2. Bagi Guru
Bagi guru PKn yang mempunyai masalah dengan kurangnya pemahaman siswa dapat menerapkan model pembelajaran Cooperative Script karena model ini terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi PKn selanjutnya dapat melakukan penelitian sejenis pada Kompetensi Dasar yang lain guna mengetahui keberhasilan penerapan model pembelajaran Cooperative Script dan memberikan modifikasi agar siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran. Guru hendaknya membiasakan siswa untuk mengemukakan pendapat agar kegiatan belajar mengajar menjadi aktif. Dilakukan penelitian tindakan kelas yang lebih khusus mengenai pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Script terhadap peningkatan pemahaman belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
(19)
Bagi Kepala Sekolah yang berperan penting dalam struktur kepemimpinan sekolah hendaknya selalu memacu dan memotivasi para guru untuk selalu berperan aktif dalam mengembangkan langkah-langkang pembelajaran dan juga menyediakan fasilitas pendukung untuk mengembangkan model-model pembelajaran efektif guna meningkatkan mutu pendidikan yang lebih baik dan berkwalitas pada SMP Negeri 1 Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan.
4. Bagi Sekolah
Bagi seluruh perangkat sekolah, dari kepala sekolah, guru, staf TU dan petugas perpustakaan agar dapat bekerjasama bahu-membahu untuk mendukung pencapaian mutu pendidikan yang berkwalitas sehingga menghasilkan out put yang mampu bersaing baik ditingkat nasional maupun internasional
5. Bagi Kemendikbud Propinsi
Dunia penididikan di bawah naungan Kemendikbud merupakan wadah untuk mencetak insan-insan cendikia yang mempunyai ilmu dan wawasan yang luas sehingga dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal guna membangun kemajuan bangsa dan negara. Dari pernyataan tersebut diharapkan Kemendikbud Propinsi dapat memberikan perhatian lebih terhadap instasi-instasi pendidikan tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menegah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi dalam hal menyediakan fasilitas-fasilitas yang menunjang, juga memberikan kesempatan seluas-luasnya terhadap insan-insan pendidik untuk menimba wawasan melalui program-program andalan yang dirancang oleh Kemendikbud.
(20)
DAFTAR PUSTAKA
Anwarholil, 2007.Model Pembelajaran Kooperatif http://anwarholil.blogspot.com 21 September 20011
Ana Ratna Wulan 2009, Taksonimi Bloom, (http://file.upi.edu/Direktori/ Taksonomi Bloom_revisi) 16 Oktober 2011
Arikunto, 1995,Pengertian Pemahaman Siswa , www.geocities.com 21 September 20011
---, 2007. Dasar-dasar Evalausi Pembelajaran, PT. Bumi Aksara Jakarta ---, 2007 Penelitian Tindakan Kelas, PT. Bumi Aksara Jakarta
---, 2006 Penelitian Tindakan Kelas, PT. Bumi Aksara Jakarta Bloom Benyamin 1975, Teksonomi Bloom, http://id.m.wikipedia.org/wiki/22
September 2011
Drs. Darma Kusuma, 2009 Contextual Teaching And Learning, rehayasa research & training Yogyakarta
Danie beulieu, 2008, Teknik-Teknik Yang Berpengaruh Diruang Kelas, Edisi Bahasa Indonesia, PT Indeks, Jakarta
Daylon (1997) Pisikologi Pendidikan. PT. Renika Cipta Jakarta
Depdiknas 2010 Metode-metode Pembelajaran, Jakarta
Dimyati 2008, Belajar dan Pembelajaran PT. Rineka Cipta, Jakarta Em. Zul & Ratu Aprilia Senja 2008, Kamus Basar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka Jakarta.
Erickson 2001, dalam marta kaufaldt,2008, Wahai Para Guru Ubahlah Cara Mengajarmu, PT. Indeks Jakarta
Ibrahim : 2000 Pendidikan Inovativ http://anwarholil.blogspot.com 21 September 2011
(21)
Sujana 2009, Penelitian Tindakan Kelas Bumi Aksara, Jakarta
Sugiono, 2008, Populasi dan Sampling, http://askarinote.tk/ 24 September 2011 Purwa Darmita, 109 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta WJS Poerwo Darminto, Pengertian Pemaham Siswa http://id.shovong.com 21
September 20011
(22)
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Dalam pedoman pengembangan silabus mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Departemen Pendidikan Nasional tahun 2006, Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi, misi dan tujuan. Visi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah terwujudnya suatu mata pelajaran yang berfungsi sebagai Sarana Pembinaan Watak Bangsa (nation and character building) dan pemberdayaan Warga Negara. Adapun misi mata pelajaran ini adalah membentuk warga Negara yang baik, yakni Warga Negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
Adapun tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah mengembangkan kompetensi sebagai berikut :
a. Memiliki kemampuan berpikir secara rasional, kritis , dan kreatif sehingga mampu memahami berbagai wacana kewarganegaraan.
b. Memiliki keterampilan intelektual dan keterampilan berpartisipasi secara demokratis dan bertanggung jawab
c. Memiliki watak dan kepribadian yang baik, sesuai dengan norma-norma yang
(23)
Rumusan tujuan tersebut sejalan dengan aspek-aspek kompetensi yang hendak dikembangkan dalam pembelajaran. Aspek-aspek tersebut mencakup pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) keterampilan kewarganegaraan (civics skills), dan watak atau karakter kewarganegaraan (civics dispositions). Aspek
kompetensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) menyangkut
kemampuan akademik keilmuan yang dikembangkan dari berbagai teori atau konsep politik, hukum dan moral. Dengan demikian , mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bidang kajian muliti disipliner. Secara terperinci, materi pengetahuan Kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang hak dan tanggung jawab warga negara , Hak Asasi Manusia, Prinsip-prinsip demokrasi, lembaga pemerintah dan non Pemerintah, identitas nasional, Pemerintahan berdasarkan hukum (Rule of law) dan peradilan yang bebas tidak memihak, konstitusi, serta nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat.
Keterampilan kewarganegaraan (civics skills) meliputi keterampilan intelektual (intelectual skills) dan keterampilan berpartisipasi (partisipator skills) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. watak/karakter kewarganegaraan (civics dispositions) merupakan dimensi yang paling substansif dan esensial dalam mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Dimensi watak/karakter
kewarganegaraan dapat di pandang sebagai “muara” dari pengembangan kedua dimensi sebelumnya, dengan penekanan pada dimensi watak, karakter, sikap dan potensi lain yang bersifat efektif seperti sikap religius, toleran, jujur, menghargai perbedaan, menghormati hukum dan kesetiakawanan sosial.
(24)
15
2.2Pengertian Pemahaman
Dalam Taksonomi Bloom revisi pemahaman (C2) meliputi : - Menafsirkan (interpreting)
- Memberi contoh (exampliying)
- Meringkas (summarizing
- Menarik inferensi (inferring)
- Membandingkan (Compairing)
- Menjelaskan (explaining)
(http://file.upi.edu/Direktori/Taksonomi_Bloom_revisi)
Menurut W.J.S. Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata “paham” yang artinya mengerti benar tentang suatu hal sedangkan pemahaman siswa adalah proses, perbuatan cara memahami sesuatu. Dan belajar upaya memperoleh pemahaman hakekat belajar itu sendiri adalah usaha mencari dan menemukan makna atau pengertian.( http://id.shvoong.com/sosial-sciences/education/2137417-pengertian-pemahaman-siswa)
Dari pengertian di atas kita dapat menyimpulkan bahwa antara pemahan dan pembelajaran sangat erat hubungannya, karena tujuan dari pembelajaran itu adalah untuk memahamkan isi dari materi pelajaran, belajar tanpa pemahaman akan menyianyiakan hakekat belajar itu sendiri.
Berkaitan dengan hal ini J. Murshell mengatakan isi pelajaran yang bermakna bagi anak dapat dicapai bila pengajaran mengutamakan pemahaman, wawasan, (insight) bukan hapalan dan latihan.
Definisi di atas tidak bersifat operasional, sebab tidak memperhatikan perbuatan fisikologis yang diambil seseorang yang ia pahami. Maka arti pemahaman yang bersifat operasional adalah :
(25)
a. Pemahaman diartikan sebagai melihat suatu hubungan pemahaman disini mengandung arti dari definisi yang pertama, yakni pemahan diartikan mempunyai ide tentang persoalan, sesuatu itu dipahami selagi fakta-fakta mengenai persoalan itu dikumpulkan.
b. Pemahaman diartikan sebagai melihat penggunaan sesuatu secara produktif dalam hal ini pemahaman diartikan bilamana seorang tersebut dapat mengimplikasikan dengan suatu prinsip yang nanti akan diingat dan dapat di gunakan pada situasi yang lain.)
Dengan demikian ukurun pemahaman siswa dapat dilihat pada waktu proses belajar mengajar sebagaimana kegiatan-kegiatan yang lainnya, kegiatan belajar mengajar berupaya untuk mengetahui tingkat kebrhasilan (pemahaman ) siswa dalam mencapai tujuan yang diterapkan melalui evaluasi pembelaaran yang dituangkan di dalam soal-soal. Baik soal uraian maupun soal pilihan ganda.
Kesulitan siswa dalam hal memahami materi pelajaran disebabkan oleh faktor konsentrasi yang kurang baik siswa akan dapat memahami sesuatu apabila mereka sudah mengerti dan mengetahui apa yang mereka pelajari jika guru ingin siswa dapat memahami apa yang diterangkannya ia harus mengupayakan agar otak siswa mendasarkan pemikiran pada apa yang sudah diketahui sebelumnya. (Donie Beaulieu 2008 hal : 15)
Dengan demikian bahwa melalui model pembelajaran Cooperative Script ini dapat memberikan kebebasan terhadap siswa untuk dapat mentelaah ide-ide pokok bahasan dan dapat mengikhtisarkannya hingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran PKn.
Ada beberapa langkah untuk dapat memahami suatu meteri pelajaran antara lain :
a. Mendengarkan
b. Memandang
(26)
17
d. Membaca
e. Membuat ikhtisar atau ringkasan
f. Mengamati tabel-tabel,diagram-diagram dan bangun bangun
g. Menyusun kertas kerja
h. Mengingat
i. Berfikir
j. Latihan dan praktek
( Dalyon 1997, hal : 12)
Ketika para siswa didorong untuk berfikir melampaui fakta-fakta dan menghubungkan pengetahuan nyata dengan pentingnya gagasan-gagasan konseptual maka mereka menemui sangkut pautnya dan merasa mampu memahaminya. ketika para siswa berfikir secara personal dan akal mereka lebih temotivasi untuk belajar karena emosinya terlihat, mereka lebih bersifat pemikir aktif daripada pemikir fasif. (Erickson 2001,20 dalam Martha Kaufeldt, 2008 : 77) Agar supaya siswa dapat melakukan usaha maksimal mereka perlu memahami bahwa pekerjaan yang sedang diselesaikan dan informasi yang sedang dipelajari penuh arti, pengetahuan baru itu harus nampak bersangkutan dengan kehidupan dan pengalaman-pengalaman mereka sehari-hari. Seorang siswa itu dipengaruhi oleh dan merupakan hasil bagaimana para siswa menghubungkan isi pelajaran dengan pengalaman masa lampau mereka, bila mereka punya pengetahuan dan pengalaman-pengalaman terbatas sebelumnya maka hal ini akan membantu mereka menghubungkan arti ke model pembelajaran baru yang mungkin lebih efektif dan menantang.
2.3 Pengertian Belajar
Pada dasarnya tingkah laku siswa yang mempunyai minat belajar terdiri dari faktor-faktor yang ada pada diri siswa atau faktor dari luar siswa tersebut.
(27)
Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar responya menjadi menurun, sedangkan menurut gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru ( Dimyati, 2002-10). Sedangkan menurut kamus umum bahasa Indonesia belajar diartikan berusaha ( berlatih dsb )supaya mendapat suatu kepandaian ( Purwadarminta : 109 )
Belajar dalam penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan oleh guru agar mendapat dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal ini adalah pelajaran PKn
Jadi belajar adalah proses mengubah tingkah laku subjek kearah yang lebih baik berdasarkan cerita dan batasan-batasan tertentu yang tidak ditetapkan dalam pengukuran pencapaian tujuan belajar itu sendiri.
2.4 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan pada kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja sama untuk mencapai pada pengalaman belajar yang optimal baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok.
“ Menurut Arends di kutip oleh Anwarholil ( 2007:111 ) ciri-ciri pembelajaran menggunakan model kooperatif sebagai berikut :
a. Siswa bekerja dalam bentuk kelompok secara kooperatif untuk
menyelesaikan materi belajar.
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan
(28)
19
c. Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda-beda.
d. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.”
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mengajarkan kepada siswa rasa tanggung jawab dan kerja sama agar tercapainya tujuan yang diharapkan. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mengacu pada teori kontruktivis, yaitu teori-teori belajar yang mengkelaim bahwa individu membangun pengetahuannya dan pemahamannya dari pengalaman baru berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.
Selain menyatakan, ada 2 aspek penting yang melandasi keberhasilan pembelajaran kooperatif
a. Aspek Pemahaman
Pada dasarnya aspek pemahaman adalah hasil belajar, misalnya siswa dapat menjelaskan dengan susunan kalimat sendiri atas apa yang dipelajarinya melalui indra penglihatan dan indra pendengaran, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan guru atau menggunakan petunjuk pada kasus lain dan mampu menjawab pertanyaan.
b. Aspek Kognitif
Asumsi dasar dari teori perkembangan kognitif adalah bahwa interaksi antar siswa sekitar tugas-tugas yang sesuai akan meningkatkan ketuntasan siswa tentang konsep-konsep penting”.
(29)
Pada pembelajaran kooperatif ini terdapat saling ketergantungan positif antar anggota kelompok. Siswa saling bekerjasama untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Keberhasilan kelompok dalam mencapai tujuan tergantung pada kerjasama yang kompak dan serasi dalam kelompok itu.
“ Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya 3 ( tiga ) tujuan pembelajaran yang disarikan dalam Ibrahim, dkk (2000:7-8) sebagai berikut :
a. Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan sosial, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
b. Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya kelas sosial, kemampuan maupun ketidak mampuan.
c. Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan berkolaborasi”
http://anwarholil.blogspot.com/2007/09/pendidikan inovatif.html
Bedasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah salah satu strategi pembelajaran yang mana di dalamnya terdapat cara belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 siswa yang heterogen baik segi kemampuan maupun jenis kelamin dll, yang memiliki tujuan yang sama yaitu dapat memecahkan masalah dan dapat menyelesaikan tugas-tugas kelompok melalui proses kerjasama yang baik.
2.5 Manfaat Dan Kelebihan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif dilaksanakan dalam kelompok kecil agar para siswa dapat bekerja sama dalam proses kerjasama kelompok untuk mempelajari isi kandungan atau konsep pelajaran dengan berbagai kemahiran.
(30)
21
Manfaat-manfaat pembelajaran kooperatif menurut Kagan 2009 ( dalam ilmiah www.geocities.com) sebagai berikut :
1. Memperat hubungan sosial
2. Meningkatkan pencapaian
3. Meningkatkan kemahiran kepemimpinan
4. Meningkatkan tahap pemikiran tinggi
5. Meningkatkan keyakinan diri
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Oleh karena itu, prinsip proses kerja sama perlu ditekankan pada proses pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu. Misalnya siswa yang mampu dapat membantu siswa yang kurang mampu sehingga hubungan sosial siswa terjalin dengan baik dan dapat meningkatkan kayakinan diri siswa. Sedangkan menurut Linda Lundgren (2009:18) manfaat-manfaat model pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan hasi belajar yang rendah antara lain :
a. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
b. Memperbaiki kehadiran
c. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
d. Perilaku menggangu menjadi lebih kecil
e. Konflik antara pribadi berkurang
f. Pemahaman yang lebih mendalam
g. Meningkatkan kebaikan budaya, kepekaan dan toleransi
h. Hasil belajar yang lebih tinggi
Belajar yang heterogen, apabila seorang siswa yang cerdas berada di kelompok yang kurang cerdas, ia akan memberikan faedah kepada siswa yang berbeda kemampuannya. Secara tidak langsung siswa cerdas tersebut mempengaruhi anggota lain dalam kelompok untuk meningkatkan pemahaman dan mempunyai tanggung jawab menunjukkan pencapaian belajar yang lebih baik.
(31)
2.6 Pengertian Cooperative Script
Model Pembelajaran Cooperative Script merupakan model belajar dimana siswa
bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan untuk mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari (Departeman Pendidikan Nasional, 2010) Pada pembelajaran Coopertive script terjadi kesepakatan antara siswa tentang aturan-aturan dalam berkolaborasi. Masalah yang dipecahkan bersama akan disimpaikan bersama. Peran guru sebagai fasilitator atau nara sumber yang mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan belajar.
Pada interaksi siswa terjadi kesepakatan, ceramah, menyampaikan pendapat dari ide-ide pokok materi, saling mengingatkan dari kesalahan konsep yang disimpulkan, dan membuat kesimpulan bersama, interaksi belajar yang terjadi benar-benar interaksi dominan siswa dengan siswa selama pembelajaran Cooperative Script benar-benar memberdayagunakan potensi siswa untuk mengaktualisasikan pengetahuan dan keterampilannya.
Adapun langkah-langka model Cooperative Script antara lain :
a. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang di dalam 1 kelompok
terdapat jumlah yang genap sehingga dapat berpasang-pasangan.
b. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat
ringkasan.
c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara
(32)
23
d. Pembicara membacakan rinkasannya selengkap mungkin dengan
memasukkan ide-ide pokok di dalam ringkasannnya sementara tugas pendengar
- menyimak, mengkoreksi dan menunjukkan ide-ide pokok yang kurang
lengkap.
- Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan mengembangkan
materi sebelumnya.
e. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan langkah seperti di atas.
f. Kesimpulan siswa bersama-sama sengan guru.
g. Penutup
(Diknas 2010)
Kegiatan mengiktisar dan membuat ringkasan materi dilakukan secara serentak oleh setiap kelompok yang telah mendapatkan batasan-batasan materi yang telah ditentukan oleh guru selama 45 menit pertama. Setelah itu setiap masing masing pasangan membacakan hasil rinkasannya kepada pasangannya sementara pasangannya mendengar serta menyimak juga dapat memberikan masukan apabila terdapat ringkasan itu masih ada yang perlu diperbaiki.
Guru yang bertindak sebagai fasilitator dan nara sumber mengatur jalannya kegiatan, sebagai ukuran bahwa siswa tersebut telah memahami materi yang diberikan guru memberikan pertanyaan terhadap siswa sesuai dengan bahasan materi yang dibagikan. Pertanyaan atau soal ini dijadikan sebagai acuan untuk mengetahu tingkat pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran, dalam hal ini adalah materi pelajaran PKn
(33)
2.7 Tinjauan Tentang Pemahaman
Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar sedangkan pemahaman merupakan proses pebuatan cara memhami ( Em. Zul &Ratu Aprilia Senja 2008:607-608).
Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya :
a. Pengertian pengetahuan yang banyak
b. Pendapat, pikiran.
c. Aliran, pandangan
d. Mengertibenar / tau benar
e. Pandai dan mengerti benar
Apabila mendapat imbuhan me-i menjadi memahami berarti
a. Mengerti benar
b. Mengetahui benar
c. Memaklumi
Jika mendapat imbuhan pe-an menjadi pemahaman artinya
a. Proses
b. Perbuatan
c. Cara memahami atau memahamkan (mempelajari baik-baik supaya paham)
(Depdikbud 1994 : 74)
Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara memahami, cara mempelajari baik-baik supaya paham dan pengetahuan banyak.
Pemahaman (Comprehension) kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar disini menggunakan pengertian pemahaman mencangkup tujuan, tingkah laku, atau tanggapan mencerminkan sesuatu pemahaman pesan tertulis yang termuat dalam satu komunikasi oleh sebab itu siswa di tuntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang di komunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan
(34)
25
menghubungkan dengan hal-hal yang lain. (Bloom Benyamin 1975 :89 http://id.m.wikipedia.org/wiki/teksonomi_bloom)
Pemahaman mencangkup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari (W.S Winkel, 1996 : 245)
Hasil belajar pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi dibanding tipe belajar pengetahuan (Nana Sujana 1992 : 24) menyatakan bahwa pemahaman dapat dibedakan kedalam 3 kategori yaitu :
a. Tingkat rendah : adalah pemahaman terjemahan mulai dari menerjemahkan
dalam arti yang sebenarnya. Mengartikan dan menerapkan prinsip-prinsip.
b. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan
bagian-bagian terendah dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok.
c. Tingkat ketiga merupakan: tingkat pemaknaan ekstrapolasi.
Dari pernyataan di atas diketahui bahwa pemahaman dibagi kedalam 3 kategori yaitu : rendah, sadang dan tinggi termasuk salah satu bagian aspek kognitif karena dalam ranah kognitif tersebut terdapat pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Keenam aspek dibidang kognitif ini merupakan hirarki kesukaran tingkat berfikir dari yang rendah sampai yang tinggi
Memiliki pemahaman tingkat ekstrapolasi berarti seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis dapat membuat estimasi, prediksi berdasarkan pada pengertian dan kondisi yang diterangkan dalam ide-ide atau symbol serta kemampuan membuat kesimpulan yang dihubungkan dengan implikasi dan konsekwensinya.
(35)
Menurut Suharsimi Arikunto (1995 : 115) pemahaman (Komprehesion) siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsef
Dari beberapa pendapat yang telah diuraikan sebelumnya bahwa pemahaman memiliki tingkat terendah sampai ketingkat tertinggi yang di implementasikan di dalam aspek kognitif , di dalam aspek ranah kognitif berisi prilaku-prilaku yang menekankan terhadap intelektual, pengertian dan keterampilan berfikir. Pembuktian terhadap pemahaman dibuktikan dengan memahami materi yang disampaikan, dalam hal ini adalah materi pelajaran PKn .
Sebagai bentuk pembuktian bahwa siswa sudah memahami materi yang disampaikan dengan melalui evaluasi pembelajaran, siswa harus dapat menjawab soal-soal yang diberikan dengan baik dan benar, baik soal pilihan ganda ataupun soal uraian.
(36)
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1Model Penelitian
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas atau class room action research ialah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar, sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam kelas secara bersama. (Arikunto, 2007:3)
Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.
Dalam konteks pekerjaan guru maka penelitian tindakan yang dilakukannya disebut Penelitian Tindakan Kelas, dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Tindakan yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan oleh guru atau berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini
(37)
arti kelas tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama juga (Suharsimi: 2005). 3.2Operasional Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang bersifat siklus dan terdiri dari empat rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu
a. Planning
b. Acting
c. Observasi dan
d. Reflecting
Sesuai dengan model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robbin Mc Taggart dalam Arikunto (2006:16)
Rangkaian rencana penelitihan tindakan dalam penelitihan ini dapat digambarkan sebagai berikut.
(38)
29
Gambar 2. Model Penelitian Tindakan (Arikunto , 2006:16) Perencanaan
Refleksi
Pengamatan SIKLUS I
Refleksi
Pelaksanaan
Perencanaan Pengamatan
SIKLUS II
Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi SIKLUS III Pelaksanaan
Pengamatan
(39)
3.3Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan Wilayah Generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008 : 117) dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa Tahun Plajaran 2011/2012.
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 40 orang siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa Tahun Pelajaran 2011/2012 pada semester 1 teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster sampling atau sampel Area artinya pengambilan sampel berdasar daerah populasi yang telah ditetapkan. 3.4Definisi Operasional dan pengukurannya.
Untuk menyamakan persepsi terhadap pariabel-pariabel yang digunakan di dalam penelitian ini, maka perlu adanya definisi untuk menghindari kekeliruan maksud dan tujuan yang ingin dicapai.
a. Cooperative Script. Dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan skrip materi yang dituangkan kedalam Rencana Program Pembelajaran (RPP). Dimana terdapat kelompok yang terdiri dari jumlah anggota yang genap sehingga di dalam satu kelompok dapat mempunyai pasangan masing-masing atau saling berpasang-pasangan. Masing-masing
(40)
31
siswa akan diberikan materi pelajaran yang sudah ditentukan batasan-batasan materinya untuk dipelajari. Setelah siswa selesai membaca dan mempelajari materi tersebut. Kemudian siswa pertama harus menjelaskan inti dari materi tersebut kepada siswa ke dua sementara siswa kedua mendengarkan dan mengkoreksi jika ada kesalahan setelah siswa pertama selesai menjelaskan inti dari materi tersebut kepada siswa kedua, kemudian siswa kedua secara bergiliran yang menjelaskan inti dari materi kepada siswa pertama.
b. Hasil dari penelitian tindakan kelas ini adalah pemahaman pengetaahuan tentang materi pembelajaran PKn yang telah diperoleh siswa setelah melakukan pembelajaran dengan model Cooperative Script diukur melalui tes objektiv.
3.5Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua macam alat yaitu :
1. Tes Obyektif, digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran PKn
2. Angket, digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran yang dilakukan.
3.6Lokasi Penelitian
(41)
3.7Instrumen Penelitian
Instrument penelitian digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini adalah :
1. Tes
Tes dalam penelitian ini berupa tes obyektif (pilihan ganda) yang terdiri dari pretest dan postest yang isi soalnya sama. Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran dan postes digunakan untuk mengetahui hasil pemahaman siswa setelah pembelajaran.
2. Angket
Angket ini digunakan untuk mengetahui pendapat siswa tentang pembelajaran dengan model Cooperative Script yang telah dilakukan angket ini berisi beberapa pertanyaan yang diberikan kepada siswa siswi SMP Negeri 1 Rajabasa untuk di isi. Dengan ketentuan sebagai berikut :
1. SS + S : Tanggapan Positip 2. TS + STS : Tanggapan Negatif
3. TTP : Netral. (tanggapan ini masuk kepada tanggapan negative) 3.8Teknik Analisis Data.
1. Analisis Data Skor Tes
Data yang diperoleh dari pretest dan posttest siswa selanjutnya akan dianalisis langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis ini meliputi :
(42)
33
a. Menentukan skor atau nilai mentah terhadap setiap jawaban siswa berdasarkan kretaria penilaian yang telah dibuat. Yaitu skor 1 untuk jawaban yang benar dan skor 0 untuk jawaban yang salah. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
SK = B – S Keterangan. SK : Skor
B : Jawaban Benar C : Jawaban Salah (Sudjana 2009:54)
b. Mengubah skor mentah kedalam bentuk persentasi seperti berikut ∑ Skor Mentah
X 100 % = Nilai Persentase ∑ Skor Total
c. Memberikan kretaria hasil belajar yang merujuk pada peningkatan pemahaman siswa. Dengan sekala penilaian dari perhitungan KKM sebagai berikut :
Tabel 3.1 Kriteria Hasil Belajar
Nilai Keterangan Tingkat Pemahaman 81 – 100 Baik Sekali
71 – 80 Baik
66 – 70 Cukup
40 – 65 Kurang
30 – 39 Jelek
(43)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa apabila siswa pada kelas analisis mendapatkan nilai 66 keatas dari 75 % jumlah siswa maka dikatan tingkat pemahaman siswa mengalami peningkatan.
Peningkatan pemahaman siswa ini dapat dihitung dengan jumlah cukup + Jumlah Baik + Jumlah Baik Sekali / jumlah seluruh siswa X 100% sama dengan kategori Pemahaman atau bisa digambarkan dengan rumus sebagai berikut :
C + B + BS
X 100% = kategori pemahaman N
Keterangan :
C :Jumlah Cukup
B :Jumlah Baik
BS : Jumlah Baik Sekali
Tabel 3.2 Kretaria Peningkatan Pemahaman Siswa
Jumlah Siswa % Keterangan Tingkat
Pemahaman 36 – 40 90 – 100 Baik Sekali
30 – 35 75 – 88 Baik
15 – 29 38 – 73 Cukup 00 – 14 00 – 34 Kurang (Arikunto 2007 :246)
Dari tabel di atas nilai prosentase yang masuk dalam kategori pemahaman siswa meningkat apabila nilai persentasinya mencapai 75% keatas data selengkapnya akan disajikan setelah penelitian.
(44)
35
2. Analisis Data Angket
Untuk menganalisis tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan, persentase tanggapan siswa dikelompokkan terlebih dahulu berdasarkan responnya, yaitu Positif (SS+S), Negatif (TS + STS), dan Netral (TPP), dengan perhitungan sebagai berikut.
Jumlah Respon (SS + S)
Respon Positif = X 100 %
Jumlah Seluruh Siswa
Jumlah Respon (TS + STS)
Respon Negatif = X 100 % Jumlah Seluruh Siswa
Jumlah Respon (TPP)
Respon Netral = X 100 % Jumlah Seluruh Siswa
Tanggapan – tanggapan siswa tentang model pembelajaran Cooperative Skrip akan diinterpretasikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Angket
Kategori Nilai Angket Interpretasi 0,00 – 33,33 Rendah 33,34 – 66,67 Sedang 66,68 – 1,00 Tinggi (Anwar Holil dalam Saidah 2007:54)
Dari gambaran interpretasi diambil suatu kesimpulan bahwa kategori nilai angket jika 0,00 – 33,33 maka repon siswa terhadap model pembelajaran Kooperative Script sangat rendah dan tidak bisa digunakan sebagai model yang cocok untuk diterapkan. Tapi apabila nilai angket dengan kategori sedang dan tinggi dengan rentang nilai 33,34 – 66,67 dan 66,68 – 1,00 maka model pembelajaran
(45)
Cooperative Script dapat diterapakan dan diterima oleh siswa khususnya siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa
3.9Prosedur Penelitian
Agar penelitian ini menjadi sistematis, maka disusun alur penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
Pada tahap pertama penulis menghimpun data-data atau sumber-sumber yang relepan untuk penelitian ini yang berhubungan dengan kajian masalah yang peneliti teliti disertai dengan berbagai rujukan dari penelitian terdahulu antara lain a. Pelaksanaan pretest
b. Melaksanakan pembelajaran dengan model Coopertaive Secript c. Pengisian angket
d. Evaluasi/ postest
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap pelaksanaan, peneliti mulai melakukan dengan menggunakan model Cooperative Secript. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini menggunakan model yang di kembangkan oleh Kemmis & Stanggart (dalam As ari, 2003 “ 7 dalam Winarti skips) yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu : (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi. Tahap-tahap tersebut akan membentuk siklus Adapun langkah langkah penelitian dalam kelas eksperimen adalah sebagai berikut.
(46)
37
1. Perencanaan
Kegiatan dalam perencanaan ini :
a. Mendiskusikan dan menerapkan pembelajaran yang akan diterapkan dikelas sebagai tindakan dalam siklus 1
b. Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Secript sesuai denga materi yang telah ditetapkan
c. Menyusun lembar kegiatan yang akan diberikan kepada siswa saat belajar dalam kelompok
d. Mempersiapkan lembar observasi dan catatan lapangan 2. Pelaksanaan
Kegiatan ini berupa penerapan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam rencana pembelajaran. Adapun urutan kegiatan secara garis besar adalah sebagai berikut :
a. Penyajian
Penyajian materi dilakukan secara klaksikal dalam waktu kurang lebih 1/3 dari waktu yang tersedia. Penyajian materi meliputi pokok-pokok materi secara garis besar.
b. Belajar dalam kelompok
1. Guru mengorganisasikan siswa untuk membentuk kelompok tiap kelompok beranggotakan hitungan genap dalam tiap kelompok terdiri dari 3 sampai 4 pasang
(47)
2. Peneliti memberikan skrip materi kapada masing-masing kelompok sesuai dengan indikator materi yang sudah dibatasi untuk di pelajari, skrip materi ini berisi pemabahasan materi yang akan diambil kesimpulan dari materi tersebut.
3. Masing-masing siswa harus memberi kesimpulan tertulis dangan gaya bahasa mereka sendiri, sesuai dengan pokok-pokok materi dan menggunakan informasi yang mereka punya.
- Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar : - Menyimak/mengkoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang
lengkap
- Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya.
- Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti di atas.
- Kesimpulan siswa bersama-sama dengan guru. c. Penutup
- Postest - Angket
d. Pengamatan Obsevasi
Pengamatan adalah kegiatan mendekontasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang dipersiapkan peneliti.
(48)
39
3. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan menganalisis, memahami dan membuat berdasarkan hasil pengamatan dan catatan lapangan. Refleksi dilakukan dengan mengamati hasil tes dan observasi serta menentukan perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi sebagai dasar perbaikan pada siklus berikutnya.
4. Tahap Penyimpulan
Setelah dilakukan tahap pelaksanaan dan pengambilan data selanjutnya yang dilakukan adalah pengelolaan data dan pengambilan kesimpulan.
3.10 Kriteria Keberhasilan
1. Dikatakan pemahaman siswa meningkat apabila secara klasikal siswa mendapatkan nilai 65 keatas sampai dengan 85, dengan persentase 75% dari 40 siswa pada kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa.
2. Kemampuan guru dalam penerapan model pembelajaran Cooperative Script 75 % dari respon siswa yang aktif dilihat dari penilaian angket.
(49)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan serta secara maksimal guna meningkatkan mutu pendidikan tersebut. Pendidikan mencakup beberapa komponen, dua diantaranya adalah guru dan siswa. Agar proses pembelajaran berhasil, guru harus berperan secara aktif, untuk memberi pemahaman kepada siswa agar dapat menguasai materi belajar dan memberikan pengalaman belajar kepada siswa.
Untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan, harus didukung oleh iklim pembelajaran yang kondusif. Iklim pembelajaran yang dikembangkan oleh guru mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan dan kegairahan belajar siswa. Selanjutnya dikatakan pula, bahwa kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran.
Secara teoretis adalah mudah untuk mempelajari semua model pembelajaran yang disarankan oleh para pakar pendidikan dan pakar pembelajaran, akan tetapi dalam prakteknya sangat sulit menerapkan. Jika dikaitkan dengan kekhususan mata pelajaran atau bidang studi yang masing-masing telah memiliki standar dan tujuan-tujuan kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Khususnya dalam mata pelajaran
(50)
2
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), masih sedikit sekali tersedia buku panduan untuk bahan ajar di kelas.
Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, dan monoton sehingga siswa kurang memahami isi materi pelajaran. Kenyataan di sekolah menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran PKn siswa terlihat kurang antusias, daya kreativitasnya rendah, dan siswa bersikap acuh tak acuh. Sebabnya mungkin karena guru kurang menguasai dan strategi pembelajarannya kurang memiliki daya dukung sehingga berakibat pemahaman siswa menjadi kurang. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang biasanya menggunakan model konvensional (ceramah) kurang dapat mengembangkan keterampilan sosial siswa yang kelak dapat berguna dalam kehidupan sosial.
Penggunaan model ceramah dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) masih banyak dilakukan oleh guru. Dalam pembelajaran model ceramah siswa cenderung pasif karena dalam mempelajari ilmu sebagian besar diperoleh dari guru, siswa tidak diberi kesempatan untuk membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa, bahwa model yang sering digunakan oleh guru khususnya dalam pembelajaran PKn adalah model ceramah. Hal ini menyebabkan siswa cenderung pasif, dan tidak dapat memahami materi PKn dengan baik, sehingga hasil belajar PKn pun rendah (tidak mencapai KKM) khususnya yang memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi.
(51)
Pembelajaran konvensional cenderung meminimalkan keterlibatan siswa sehingga guru nampak lebih aktif. Kebiasaan bersikap pasif dalam proses pembelajaran dapat mengakibatkan sebagian besar siswa takut dan malu bertanya pada guru mengenai materi yang kurang dipahami. Suasana belajar di kelas menjadi sangat monoton dan kurang menarik. Untuk lebih jelasnya kondisi siswa di kelas VIIIA SMP Negeri 1 Rajabasa dapat dilihat pada tebel 1.1
Tabel 1.1 : Hasil wawancara dengan siswa di kelas VIII A SMP N I Rajabasa
No Indikator Hasil Wawancara JMLH
Siswa
Ya Tidak
1 Apakah anda belajar terlebih dahulu
sebelum belajar di kelas…. 12 (30% ) 28 (70%) 40
2 Apakah anda memahami materi
pelajaran yang telah lalu 13 (33%) 27 (68%) 40
3 Apakah anda memahami materi
pelajaran hari ini 13 (33 % ) 28(68%) 40
4 Apakah anda tertarik belajar dengan model /model yang digunakan guru pada pertemuan ini
15 ( 38%) 25 (63%) 40
5 Apakah anda aktif dalam kegiatan kerja kelompok atau pada
pembelajaran berlangsung 15 (38%) 25 (63%) 40
6 Apakah anda mengalami kesulitan dalam belajar dikelas 28 (70 %) 12 (30 %) 40
Berdasarkan hasil wawancara pada tabel 1.1 nampak jelas kondisi siswa di kelas VIII A SMP Negeri I Rajabasa sebagai berikut, kesiapan belajar siswa, pemahaman siswa, kerjasama dan ketertarikan siswa dalam model pembelajaran yang diterapkan sangat rendah sehingga siswa mengalami kesulitan mengikuti kegiatan dan memahami materi pembelajaran di sekolah. Untuk lebih jelasnya akan disajikan secara rinci respon siswa kelas VIII A SMP Negeri I Rajabasa berdasarkan hasil wawancara tanggal 21 September 2011 sebagai berikut:
(52)
4
Tabel 1.2 Rincian Hasil Wawancara Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa
No Nama Siswa 1 2 Nomor Indikator 3 4 5 6
Ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk ya tdk
1. ABDUL AZIZ
2. AFRAEYZA ADHA.
3. AHMAD FIRDAUS
4. AKNES MAY D
5. AMELIA PRATINI
6. BAGUS R.
7. BASTIAN RAFI.NR
8. BELA SANTIKA
9. BUDI SANTOSO
10. DESI FAHIRA
11. DESI RATNA.J
12. DIAN NOVITASARI
13. DIAN TRI PUTRI
14. ELLA ALFIANA
15. ESIH LESTARI
16. FAUZI
17. FITRIANA
18. HASANUDDIN
19. HESTI ASTRIA
20. HIBATULLAH A.
21. IRFAN MAHESTA
22. IISMAWATI
23. ISNAINI
24. JENNY REZA. D
25. LISSA MARDIANA
26. MARLINA
27. NOVA ARYANTI
28. NURMALASARI
29. NURSIAH
30. OKI YURIDA
31. OKTALIA
32. PUTRI NUR ULFA
33. REVA ZULY.T
34. REZI ARDIAN
35. RINA MARLIANA
36. ROBY ARDIAN
37. RUDI GUNAWAN
38. SARTIKA
39. SELAYATI
40. SILVIA ARDALENI
Jumlah Responden 12 28 13 27 13 27 15 25 15 25 28 40 Persentase (%) 30 70 33 68 33 68 38 63 38 63 70 30
(53)
Dari tabel berikut dapat dijelaskan bahwa seluruh poin indikator mendapatkan tanggapan yang sangat rendah, respon siswa yang rendah pada : indikator 1 berjumlah 28 orang atau 70% dari 40 orang siswa, indikator 2 berjumlah 27 orang uatau 68% dari 40 orang siswa, indikator 3 berjumlah 27 orang atau 68% dari 40 orang siswa, indikator 4 berjumlah 25 orang atau 63% dari 40 orang siswa, indikator 5 berjumlah 25 orang atau 63% dari 40 orang siswa, dan indikator yang ke 6 berjumlah 28 orang atau 70% dari 40 orang siswa.
Rendahnya pemahaman siswa tentu sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. rendahnya hasil belajar umumnya dipengaruhi oleh dua faktor yang berasal dari luar siswa (faktor eksternal) meliputi: suasana rumah, orang tua, motivasi dari orang tua, dan juga faktor yang berasal dari dalam sendiri (faktor internal) meliputi : kesehatan, intelegensi, bakat, motivasi, minat, kreaktifitas dan lain lain. Kreatifitas yang dimiliki guru merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam meningkatkan pemahaman siswa, karena dapat dikembangkan dan diarahkan untuk mewujudkan hasil belajar yang diharapkan. Kuat dan lemahnya aktifitas belajar akan menentukan giat tidaknya belajar. Adanya aktivitas yang kuat akan menimbulkan sikap yang positif terhadap suatu objek, model pembelajaran yang efektif akan memberikan perasaan senang, tidak cepat bosan dan bersungguh-sungguh dalam melakukan aktivitas belajar. Di kelas VIII A SMP Negeri I Rajabasa Lampung Selatan, aktifitas siswa sangat rendah dalam mengikuti pelajaran terutama pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan aktivitas belajar siswa menggunakan media angket yaitu sebagai berikut:
(54)
6
Tabel 2 : Angket Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII A SMP N I Rajabasa
No Instrumen S+SS TS+STS TPP
1 Dengan menggunakan model pembelajaran selama ini dapat merangsang siswa untuk
mengajukan pertanyaan
2 Penggunaan model pembelajaran yang selama ini sangat efektif sehingga siswa memiliki
kemampuan untuk menjawab pertanyaan
3 Siswa memiliki kemampuan untuk
mengemukakan pendapat karena menggunakan model pembelajaran yang selama ini diterapkan.
4 Model pembelajaran selama ini dapat melatih
siswa untuk mempunyai kemampuan
memberikan argumentasi
5 Dengan model pembelajaran selama ini dapat melatih keberanian siswa sehingga siswa memiliki kemampun untuk memberikan kritik dan saran
6 Model pembelajaran selama ini dapat
menjadikan Siswa mudah mempelajari dan memahami pelajaran sehingga mempunyai kemampuan untuk berfikir.
Sumber : Observasi di Kelas VIII A SMP N I Rajabasa Tanggal 21 September 2011
Keterangan
S+SS : Setuju + Sangat Setuju (Respon Positif)
TS+STS : Tidak Setuju + Sangat Tidak Setuju (Respon Negatif)
TPP : Tidak Punya Pendirian. (Respon Negatif)
Sejalan dengan fakta atau kenyataan sebelumnya diketahui bahwa hal-hal yang menjadi penyebab rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran salah satunya adalah aktifitas pembelajaran itu sendiri dengan model pembelajaran yang tidak efektif, guru terlalu mendominasi kelas sehingga kurang memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya dan berpendapat, siswa merasa malu dan takut jika pendapatnya salah, guru sering memberikan pelajaran dalam bentuk
(55)
ceramah dan tanya jawab sehingga siswa tidak terangsang untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, maka diperlukan berbagai terobosan yang dilakukan oleh guru agar siswa mampu memahami materi pelajaran dengan baik, guru dituntut untuk membuat pembelajaran lebih inovatif yang mendorong siswa dapat belajar secara optimal baik di dalam belajar mandiri maupun di dalam pembelajaran di kelas. Inovasi model-model pembelajaran sangat diperlukan dan sangat mendesak terutama dalam menghasilkan model pembelajaran lebih optimal yang dapat memberikan hasil belajar yang baik. Agar pembelajaran lebih optimal maka guru diharapkan mampu menerapkan model-model pembelajaran yang variatif, efektif dan selektif sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang diajarkan. Salah satu model yang dianggap efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran PKn yaitu model pembelajaran kooperatif. Penerapan model kooperatif menurut penelitian yang selama ini dilakukan terbukti efektif untuk meningkatkan pemahaman belajar siswa.
Semua model kooperatif menitikberatkan pada proses belajar dalam kelompok dan bukan mengerjakan bersama dalam kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif, para siswa dilatih untuk dapat bekerjasama dan mengakui perbedaan pendapat dengan orang lain, sedangkan pembelajaran Kooperatif Tipe
Cooperative Script adalah model belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan
secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari yang dipelajari sehingga
(56)
8
Cooperative Script mempunyai berbagai kelebihan, kelebihan dari model
pembelajaran Cooperative Script adalah: (1) siswa dapat memahami isi pokok materi melalui pengiktisaran dan ringkasannya (2) mampu melatih siswa untuk menuangkan ide pokok materi atas dasar pemikiran siswa itu sendiri (3) melatih pendengaran, ketelitian/kecermatan, (4) dapat melatih keberanian siswa dalam menyampaikan materi dan ide pokok materi, (5) siswa berani mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis memilih judul, “Pembelajaran
cooperative script untuk meningkatkan pemahaman terhadap mata pelajaran PKn
pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012”.
1.2 Identifikasi Masalah
Setelah membaca uraian latar belakang di atas, berbagai masalah yang dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Respon siswa terhadap proses pembelajaran rendah. 2. Aktifitas belajar siswa tidak kondusif
3. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran PKn.
4. PKn merupakan materi pelajaran yang kompleks dan memerlukan tingkat pemahaman yang tinggi, sehingga membutuhkan proses dalam pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi PKn.
(57)
1.3 Pembatasan Masalah
Agar dalam penyusunan PTK ini tidak terlepas dari tujuan, serta untuk menghindari adanya kesalahan dalam pembahasan dan penafsiran judul maka dibuat batasan masalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Kooperatif
tipe cooperative script untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi PKn pada kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) .
1.4 Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini rumusan masalah yang diambil adalah “Apakah model pembelajaran cooperativ script dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi PKn pada siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012”.
1.5 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan
apakah model pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan
(58)
10
SMP Negeri 1 Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis untuk mengembangkan konsep ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan yang mengkaji tentang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam kegiatan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah.
b. Kegunaan Praktis
Penelitian ini berguna untuk guru mata pelajara PKn khususnya di SMP Negeri 1 Rajabasa dalam meningkatkan kemampuan dan kemauan guru dalam menggunakan berbagai model pembelajaran salah satunya dengan menggunakan model kooperatif tipe Cooperative Script, sekaligus sebagai panduan untuk melatih ketrampilan dalam melakukan perbaikan pembelajaran. Penelitian ini juga berguna untuk siswa agar lebih
meningkatkan kecintaan terhadap mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan. 1.6 Manfaat Penelitian
(59)
1. Bagi sekolah
Penelitian ini memberikan sumbangan bagi sekolah dengan masukan dan perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada khususnya dan dapat meningkatkan kualitas sekolah pada umumnya.
2. Bagi Guru
Untuk menambah pengetahuan tentang pembelajaran kooperatif tipe
Cooperative Script yang dapat dijadikan sebagai salah satu alternativ proses
pembelajaran di dalam kelas. 3. Bagi Siswa
Penelitian ini akan memberikan bantuan pada siswa untuk lebih fokus dan aktif dalam pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menarik, menyenangkan, serta dapat meningkatkan pemahaman siswa.
1.7 Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu
Penelitian ini termasuk ruang lingkup pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan dengan wilayah kajian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang membahas tentang pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Script dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
(60)
12
2. Ruang Lingkup Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Cooperative Script
3. Ruang Lingkup Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas VIII A SMP Negeri I Rajabasa Lampung Selatan
4. Ruang Lingkup Wilayah
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri I Rajabasa Lampung Selatan 5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini adalah sejak dikeluarkan surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan FKIP Unila sampai dengan penelitian ini selesai
(1)
ceramah dan tanya jawab sehingga siswa tidak terangsang untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, maka diperlukan berbagai terobosan yang dilakukan oleh guru agar siswa mampu memahami materi pelajaran dengan baik, guru dituntut untuk membuat pembelajaran lebih inovatif yang mendorong siswa dapat belajar secara optimal baik di dalam belajar mandiri maupun di dalam pembelajaran di kelas. Inovasi model-model pembelajaran sangat diperlukan dan sangat mendesak terutama dalam menghasilkan model pembelajaran lebih optimal yang dapat memberikan hasil belajar yang baik. Agar pembelajaran lebih optimal maka guru diharapkan mampu menerapkan model-model pembelajaran yang variatif, efektif dan selektif sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang diajarkan. Salah satu model yang dianggap efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran PKn yaitu model pembelajaran kooperatif. Penerapan model kooperatif menurut penelitian yang selama ini dilakukan terbukti efektif untuk meningkatkan pemahaman belajar siswa.
Semua model kooperatif menitikberatkan pada proses belajar dalam kelompok dan bukan mengerjakan bersama dalam kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif, para siswa dilatih untuk dapat bekerjasama dan mengakui perbedaan pendapat dengan orang lain, sedangkan pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Script adalah model belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari yang dipelajari sehingga dimungkinkan siswa akan memahami materi dengan baik. Model pembelajaran
(2)
Cooperative Script mempunyai berbagai kelebihan, kelebihan dari model pembelajaran Cooperative Script adalah: (1) siswa dapat memahami isi pokok materi melalui pengiktisaran dan ringkasannya (2) mampu melatih siswa untuk menuangkan ide pokok materi atas dasar pemikiran siswa itu sendiri (3) melatih pendengaran, ketelitian/kecermatan, (4) dapat melatih keberanian siswa dalam menyampaikan materi dan ide pokok materi, (5) siswa berani mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis memilih judul, “Pembelajaran cooperative script untuk meningkatkan pemahaman terhadap mata pelajaran PKn pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012”.
1.2 Identifikasi Masalah
Setelah membaca uraian latar belakang di atas, berbagai masalah yang dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Respon siswa terhadap proses pembelajaran rendah. 2. Aktifitas belajar siswa tidak kondusif
3. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran PKn.
4. PKn merupakan materi pelajaran yang kompleks dan memerlukan tingkat pemahaman yang tinggi, sehingga membutuhkan proses dalam pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi PKn.
(3)
1.3 Pembatasan Masalah
Agar dalam penyusunan PTK ini tidak terlepas dari tujuan, serta untuk menghindari adanya kesalahan dalam pembahasan dan penafsiran judul maka dibuat batasan masalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Kooperatif tipe cooperative script untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi PKn pada kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) .
1.4 Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini rumusan masalah yang diambil adalah “Apakah model pembelajaran cooperativ script dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi PKn pada siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012”.
1.5 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan apakah model pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi pelajaran PKn Pada Siswa Kelas VIII A
(4)
SMP Negeri 1 Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis untuk mengembangkan konsep ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan yang mengkaji tentang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam kegiatan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah.
b. Kegunaan Praktis
Penelitian ini berguna untuk guru mata pelajara PKn khususnya di SMP Negeri 1 Rajabasa dalam meningkatkan kemampuan dan kemauan guru dalam menggunakan berbagai model pembelajaran salah satunya dengan menggunakan model kooperatif tipe Cooperative Script, sekaligus sebagai panduan untuk melatih ketrampilan dalam melakukan perbaikan pembelajaran. Penelitian ini juga berguna untuk siswa agar lebih meningkatkan kecintaan terhadap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
1.6 Manfaat Penelitian
(5)
1. Bagi sekolah
Penelitian ini memberikan sumbangan bagi sekolah dengan masukan dan perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada khususnya dan dapat meningkatkan kualitas sekolah pada umumnya.
2. Bagi Guru
Untuk menambah pengetahuan tentang pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Script yang dapat dijadikan sebagai salah satu alternativ proses pembelajaran di dalam kelas.
3. Bagi Siswa
Penelitian ini akan memberikan bantuan pada siswa untuk lebih fokus dan aktif dalam pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menarik, menyenangkan, serta dapat meningkatkan pemahaman siswa.
1.7 Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang Lingkup Ilmu
Penelitian ini termasuk ruang lingkup pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan dengan wilayah kajian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang membahas tentang pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Script dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
(6)
2. Ruang Lingkup Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Script
3. Ruang Lingkup Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas VIII A SMP Negeri I Rajabasa Lampung Selatan
4. Ruang Lingkup Wilayah
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri I Rajabasa Lampung Selatan
5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini adalah sejak dikeluarkan surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan FKIP Unila sampai dengan penelitian ini selesai