Kepuasan Kerja Kerangka Teori
pribadi, tanggung jawab yang lebih banyak untuk mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara yang adil fair and just
kemungkinan besar mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka. 3 Kondisi kerja yang mendukung
Guru peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas yang harus
dilakukan. Temperatur, cahaya, suara dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak ekstrem terlalu banyak atau terlalu sedikit,
misalnya terlalu panas ataupun terlalu remang-remang. Di samping itu, kebanyakan guru lebih menyukai bekerja di lingkungan sekolah
yang mempunyai fasilitas yang bersih, relatif modern dan dengan peralatan yang memadai.
4 Rekan kerja yang mendukung Relasi antar manusia lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang
berwujud dalam kerja. Bagi kebanyakan guru, kerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Oleh karena itu, tidaklah
mengejutkan apabila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan mendukung untuk menghantar kepuasan kerja yang meningkat. Guru
lebih suka bertukar ilmu dengan koleganya dan bertukar pendapat serta bincang-bincang dengan guru yang lain.
5 Kepemimpinan Perilaku serta kepemimpinan dari atasan juga merupakan determinan
utama dari kepuasan. Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa
kepuasan kerja dapat ditingkatkan apabila atasan bisa bersifat ramah dan dapat memahami, menawarkan pujian kinerja yang baik,
mendengarkan pendapat bawahannya dan menunjukkan suatu minat pribadi terhadap diri mereka.
d. Anteseden atau Faktor yang Memengaruhi Kepuasan Kerja Kepuasan merupakan sebuah hasil yang dirasakan oleh seseorang
terhadap pekerjaannya. Jika seseorang merasa puas dengan
pekerjaannya, maka ia akan betah bekerja pada organisasi tersebut. Dengan mengerti output yang dihasilkan, maka perlu kita ketahui
penyebab yang bisa memengaruhi kepuasan tersebut. Ada lima faktor penentu kepuasan kerja yang disebut dengan Job Descriptive Index JDI
menurut Luthans dan Spector dalam Robbins 2006, yaitu: 1. Pekerjaan itu sendiri
Tingkat dimana sebuah pekerjaan menyediakan tugas yang menyenangkan, kesempatan
belajar dan
kesempatan untuk
mendapatkan tanggung jawab. Hal ini mejadi sumber mayoritas kepuasan kerja. Menurut Locke, ciri-ciri intrinsik yang
menentukan kepuasan kerja adalah keragaman, kesulitan, jumlah pekerjaan, tanggung jawab, otonomi, kendali terhadap metode kerja,
kemajemukan, dan kreativitas. 2. Gaji
Menurut penelitian Theriault, kepuasan kerja merupakan fungsi dari jumlah absolute dari gaji yang diterima, derajat sejauh mana
gaji memenuhi harapan-harapan tenaga kerja dan bagaimana gaji diberikan. Upah dan gaji diakui merupakan faktor yang signifikan
terhadap kepuasan kerja. 3. Kesempatan atau promosi
Seseorang dalam
bekerja memiliki
kesempatan untuk
mengembangkan diri dan memperluas pengalaman kerja dengan cara terbukanya kesempatan untuk memperoleh kenaikan jabatan.
4. Supervisor Kemampuan supervisor untuk menyediakan bantuan teknis dan
perilaku dukungan. Menurut Locke, hubungan fungsional dan hubungan keseluruhan yang positif memberikan tingkat kepuasan
kerja yang paling besar dengan atasan. 5. Rekan kerja
Kebutuhan dasar manusia untuk melakukan hubungan sosial akan terpenuhi dengan adanya rekan kerja yang saling mendukung.
Jika terjadi konflik dengan rekan kerja, maka akan berpengaruh pada tingkat kepuasan kerja terhadap pekerjaan yang dilakukan.
e. Dampak Kepuasan Kerja Tinggi atau rendahnya suatu kepuasan kerja seseorang akan memberi
dampak bagi organisasi ataupun seseorang itu sendiri. Menurut Robbins 2006, ada beberapa dampak yang disebabkan karena kepuasan kerja
antara lain:
1. Dampak terhadap produktivitas Kepuasan kerja dalam organisasi menghasilkan kinerja yang baik
karena dapat meningkatkan produktivitas seseorang. Jika kepuasan dan produktifitas digabungkan untuk sebuah organisasi secara
keseluruhan, maka organisasi yang banyak memiliki pekerja yang puas cenderung lebih efektif daripada yang memiliki sedikit pekerja
yang tidak puas. Seseorang yang bahagia atau puas terhadap pekerjaannya akan menjadi pekerja yang produktif.
2. Dampak terhadap kepuasan stakeholder Kepuasan kerja seseorang dapat membuat kepuasan stakeholder
meningkat. Karena pelayanan sangat tergantung pada bagaimana seseorang berurusan dengan stakeholder. Seseorang yang puas akan
lebih bersahabat, ramah, dan responsif dalam menghargai stakeholder.
3. Dampak terhadap kepuasan hidup Kepuasan kerja memiliki korelasi positif yang cukup kuat dengan
kepuasan hidup secara keseluruhan pada diri seseorang. Tampaknya bagaimana seseorang merasa danatau berpikir tentang suatu
pekerjaannya yang cenderung untuk memengaruhi bagaimana kita merasa danatau berpikir lebih luas.
4. Dampak terhadap absensi Ketidakpuasan seseorang dalam bekerja dapat diungkapkan dalam
sejumlah cara, misalnya yaitu mengeluh, tidak disiplin, sering
membolos, menjadi tidak patuh, mencuri properti organisasi atau menghindari sebagian tanggung jawab kerja mereka.
5. Dampak terhadap turnover Dampak dari tingginya ketidakpuasan seseorang pada organisasi bisa
dengan cara keluar atau meninggalkan organisasi. Keluar dari organisasi
besar kemungkinannya
berhubungan dengan
ketidakpuasan kerja.