Instrumen Penelitian Uji Coba Instrumen Penelitian

responden. Kuesioner dipilih karena merupakan suatu mekanisme pengumpulan data yang efisien untuk mengetahui dengan tepat apa yang diperlukan dan bagaimana mengukur variabel penelitian. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert, yang memiliki 5 preferensi jawaban, yaitu: 1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju 3 = Kurang setuju 4 = Setuju 5 = Sangat setuju

F. Instrumen Penelitian

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Variabel Indikator Item Work family Conflict Greenhaus dan Beutell 2006 Time-based Conflict Strain-based Conflict Behaviour-based Conflict 1, 2 3, 4 5, 6, 7 Stres Kerja Luthans 2006 Stressor Ekstraoganisasi Stressor Organisasi Stressor Kelompok Stressor Individual 1 2, 3 4, 5 6, 7 Kepuasan Kerja Weiss et al., 1967 dalam Spector 2000 Activity Independence Variety Social Status Supervision-human relation 1 2 3 4 5 Supervision-technical Moral Values Security Social Service Authority Ability Utilization Company policy and practices Compensation Advancement Responsibility Creativity Working Condition Co-workers Recognition Achievment 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Dalam penelitian skala ini, skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur pendapat orang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial, penulisan analisis kuantitatif menggunakan pertanyaan dan skor sebagai berikut: 1. Skor 5 untuk jawaban sangat setuju SS 2. Skor 4 untuk jawaban setuju S 3. Skor 3 untuk jawaban kurang setuju KS 4. Skor 2 untuk jawaban tidak setuju TS 5. Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju STS

G. Uji Coba Instrumen Penelitian

Sebelum menggunakan sebuah kuesioner untuk penelitian, maka kuesioner tersebut harus diuji terlebih dahulu. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang disusun merupakan hasil yang baik karena baik buruknya instrumen akan berpengaruh pada benar tidaknya data dan menentukan kualitas hasil pada suatu penelitian. Uji coba penelitian ini adalah : 1. Uji Validitas Uji validitas adalah uji yang dilakukan untuk memastikan kemampuan sebuah skala untuk mengukur konsep yang dimaksudkan. Manfaat dari uji validitas yaitu untuk mengetahui apakah item-item yang ada dalam kuesioner benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan instrumen dalam mengukur variabel penelitian. Pengujian ini dilakukan dengan mengajukan butir-butir pertanyaan kuesioner yang nantinya akan diberikan kepada responden kemudian dilakukan uji construct validity dengan menggunakan Confirmatory Factor Analysis CFA. Butir- butir pertanyaan yang mempunyai factor loading yang valid yaitu ≥ 0,50 menunjukan bahwa indikator-indikator yang ada merupakan satu kesatuan alat ukur yang mengukur suatu konstruk yang sama dan dapat memprediksi apa yang seharusnya dapat diprediksi. Item-item yang mengukur konsep yang sama akan memiliki korelasi yang tinggi dan berkorelasi rendah dengan item-item yang mengukur konsep yang berbeda Ghozali, 2011. Hal ini ditunjukan dengan muatan faktor item yang tinggi pada satu faktor yang seharusnya diukur saja dan bermuatan faktor rendah yang diukur oleh item-item. Hasil Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequancy KMO MSA dan uji validitas dengan Confirmatory Factor Analysis CFA ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Tabel 3. KMO and Bartletts Test Tahap 1 Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,843 Bartletts Test of Sphericity Approx. Chi-Square 3531,610 df 561 Sig. ,000 Selanjutnya pada tabel 4 ini menunjukkan hasil uji factor loading Tabel 4. Rotated Factor Matrix a tahap 1 Factor 1 2 3 KK1 ,657 KK2 KK3 ,590 KK4 ,665 KK5 ,515 KK6 ,580 KK7 ,562 KK8 ,746 KK9 ,710 KK10 ,692 KK11 ,686 KK12 ,743 KK13 ,636 KK14 ,650 KK15 ,664 KK16 ,714 KK17 KK18 KK19 ,501 KK20 ,692 WFC1 WFC2 -,508 WFC3 ,675 WFC4 ,681 WFC5 WFC6 ,669 WFC7 ,744 SK1 ,699 SK2 ,714 SK3 -,666 SK4 SK5 -,633 SK6 -,614 SK7 Sumber: Data Primer yang diolah 2015 Berdasarkan tabel 4 di atas diketahui bahwa item Kepuasan Kerja 1, 3, 4, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, dan 20 yang merupakan item dari Kepuasan Kerja yang mengelompok pada faktor 1. Item Work-family conflict 3, 4, 6 dan 7 yang merupakan item dari Work-family conflict mengelompok pada faktor 3. Item Stres Kerja 3, 5, dan 6 merupakan item dari variabel Stres kerja yang mengelompok pada faktor 2. Oleh karena uji CFA pada tahap 1 ada butir pertanyaan yang gugur maka perlu dilakukan uji CFA tahap 2. Hasil Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequancy KMO MSA dan uji validitas dengan Confirmatory Factor Analysis CFA tahap 2 ditunjukkan pada tabel 5: Tabel 5. KMO and Bartletts Test Tahap 2 Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,864 Bartletts Test of Sphericity Approx. Chi-Square 2079,258 df 210 Sig. ,000 Sumber: Data Primer yang diolah 2015 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai Kaiser-Meyer- Olkin Measure of Sampling Adequancy KMO MSA adalah 0,864 angka ini naik setelah dikurangi nilai yang gugur, ini berarti data menjadi lebih baik dan lebih valid lagi. Nilai 0,864 lebih besar dari 0,50; ini menunjukkan bahwa data layak untuk dianalisis, sedangkan pada hasil uji Bartlett’s Test of Sphericity diperoleh taraf signifikansi 0,000, artinya antar variabel terjadi korelasi signifikansi 0,05, dapat disimpulkan bahwa semua variabel yang ada dapat dianalisis lebih lanjut karena telah memenuhi kriteria. Pada tabel 6 menunjukkan bahwa semua item pertanyaan pada masing-masing variabel mengelompok menjadi satu, dengan semua nilai loading factor di atas 0,50. Tabel 6. Rotated Factor Matrix a tahap 2 Factor 1 2 3 WFC3 ,738 WFC4 ,804 WFC6 ,626 WFC7 ,716 SK3 ,570 SK5 ,814 SK6 ,631 KK1 ,672 KK3 ,576 KK4 ,663 KK7 ,599 KK8 ,766 KK9 ,705 KK10 ,688 KK11 ,683 KK12 ,788 KK13 ,655 KK14 ,680 KK15 ,695 KK16 ,716 KK20 ,725 Sumber: Data Primer yang diolah 2015 Dari tabel 6 dapat disimpulkan bahwa hasil uji CFA tahap dua menunjukan hasil setiap faktor di atas 0,50 dan tiap faktor mengelompok pada satu lajur artinya semua pertanyaan layak diujikan dan valid. Untuk tahap selanjutnya dilakukan uji validitas convergent validity dan divergent validity. 1 Convergent Validity Convergent validity diukur berdasarkan nilai Average Variance Extracted AVE. Convergent validity digunakan untuk mengetahui atau menguji apakah satu konstruk dan konstruk yang lain adalah sama. Nilai convergent validity diterima jika nilai AVE diatas 0.5 Fornell dan Larcker, 1981. AVE value akan ditunjukkan pada tabel 7 berikut. Tabel 7. Mean, Standard Deviation SD, AVE, Cronbach`s value and Correlations No. Variabel Mean SD AVE 1 2 3 1 Work-family Conflict 2,549 0,695 0,721 0,822 2 Stres Kerja 3,071 0,769 0,672 0,265 0,736 3 Kepuasan Kerja 3,789 0,516 0,687 -0,247 -0,311 0,926 Sumber: Data diolah tahun 2015 Korelasi signifikan pada level 0.05.Korelasi signifikan pada level 0.01. Nilai Cronbach` s Alpha pada angka bercetak tebal. 2 Divergent validity Divergent validity diukur berdasarkan correlation matrix dan discriminantvalidity. Divergent validity digunakan untuk menguji apakah antar konstruk signifikan berbeda. Nilai Divergent validity dilihat atau diukur dari nilai korelasi dan discriminant validity. Nilai korelasi ditunjukkan pada tabel 7 kurang dari 0,85 menunjukkan bahwa variabel tersebut terbukti berbeda. Pada tabel 8 nilai discriminant validity kurang dari 0,85 hal ini menunjukkan bahwa antar variabel memang berbeda. Nilai discriminant validity ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 8. Average Variance Extracted, square correlation and Discriminant Validity No. Variabel AVE 1 2 3 1. Work-family Conflict 0,721 ,721 0,070 0,061 2. Stres Kerja 0,672 0,341 0,672 0,097 3. Kepuasan Kerja 0,687 -0,283 -0,377 0,687 Sumber: Data diolah tahun 2015 Nilai AVE ditunjukkan pada angka bercetak tebal Discriminant validity ditunjukkan pada sisi kiri nilai AVE 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor skala pengukuran. Reliabilitas memusatkan perhatian pada masalah konsistensi dan masalah ketepatan Kuncoro, 2003. Untuk mengukur reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan nilai koefisien cronbach`s alpha yang mendekati 1 menandakan reliabilitas dengan konsistensi yang tinggi. Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran 2006 yang membagi tingkatan reliabilitas dengan kriteria alpha sebagai berikut : a. 0.80 – 1,0 = Reliabilitas Baik b. 0,60 – 0,79 = Reliabilitas Diterima c. 0,60 = Reliabilitas Buruk Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach Alpha Keterangan Kepuasan Kerja Karyawan 0,926 Reliabilitas Baik Work-family Conflict 0,822 Reliabilitas Baik Stres Kerja 0,736 Reliabilitas Diterima Sumber: Data Primer diolah 2015

H. Teknik Analisis Data