Metode Analisis Data METODE PENELITIAN

21 bunyi yang merambat di udara dan didengar oleh telinga pendengar merupakan sesuatu yang terukur dan nyata. Dengan demikian, analisis fonetik eksperimental yang mampu mengobservasi getaran akustik gelombang bunyi yang digunakan dalam analisis ini sangat relevan digunakan. Untuk itu, perbedaan linguistik dari tekanan, ton, dan intonasi ton tidak dibahas dalam penelitian ini karena bahasa yang diteliti bukan bahasa ton; intonasi akan dibicarakan pada bagian lain tulisan ini terlihat refleksinya dalam konfigurasi yang berbeda dari tinggi nada pitch , panjang length, dan kenyaringan loudness . Dengan kata lain, tekanan dalam analisis ini akan terlihat di dalam gambaran tinggi rendahnya suara, panjang pendeknya suara, dan keras lemahnya suara dalam fonetik akustik. Dalam data BML ditemukan bahwa tekanan pada kata dasar satu suku terletak pada bunyi vokal baik itu pada suku tertutup maupun terbuka, contoh: b́r ‗ayah‘. Secara grafik, tekanan dalam kata tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. Grafik 4.1 Tekanan pada Kata Dasar Satu Suku Tekanan pada kata dasar dengan dua suku terletak pada bunyi vokal pada suku terakhir suku kedua baik itu pada kata dua suku dengan suku terbuka maupun tertutup. Misalnya, pada kata dasar dua suku yang diawali dengan bunyi konsonan, dan diakhiri oleh bunyi vokal suku terbuka, contoh, jaj́ ‗jajan‘ 22 Grafik 4.2 Tekanan pada Kata Dasar Dua Suku Pada data BML berupa kata-kata bersuku dua memperlihatkan bahwa tekanan pada kata tersebut terletak pada silabel kedua, baik yang terbuka maupun yang tertutup. Fenomena tersebut dapat dikaidahkan dalam pola penempatan tekanan sebagai berikut. K-T 2 Tekanan pada kata dasar dengan tiga suku terletak pada bunyi vokal pada suku kedua baik itu pada kata dua suku dengan suku terbuka maupun tertutup. Misalnya, pada kata dasar dua tiga suku yang diawali dengan bunyi konsonan, dan diakhiri oleh bunyi vokal suku terbuka, contoh: gekmane ‘bagaimanaseperti‘ V  [ tekanan] K 1 o V K o 2 ___ K o 1 23 Grafik 4.3 Tekanan pada Kata Dasar Tiga Suku Kaidah penempatan tekanan pada kata dasar tiga silabel dapat dirumuskan sebagai berikut. K-T 3 Kaidah tersebut merumuskan bahwa vokal penultimat bertekanan pada kata dasar tiga silabel. Dalam hal ini vokal tersebut bisa didahului oleh konsonan maksimal 2 dan minimal 0 serta diikuti oleh konsonan maksimal 2 dan minimal 0 juga. Kata dasar tiga silabel tersebut bisa diawali oleh konsonan dan bisa juga tidak serta bisa juga diakhiri oleh konsonan dan bisa juga tidak diakhiri oleh konsonan. Yang terakhir adalah kata dasar empat silabel yang merupakan kata dasar dengan jumlah silabel maksimal yang ditemukan dalam bahasa Melayu Loloan Bali Tekanan pada kata dasar dengan empat suku terletak pada bunyi vokal pada suku ketiga baik itu pada kata dua suku dengan suku terbuka maupun tertutup. Misalnya, pada kata dasar dua empat suku yang diawali dengan bunyi konsonan, dan diakhiri oleh bunyi vokal suku terbuka, contoh: s ementare ‘sementara‘ Grafik 4.4 Tekanan pada Kata Dasar Empat Suku V  [ tekanan] K 1 o V K 2 o ___ K 2 oVK 1 o