Teknik Analisis Data Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan di Permukiman Kumuh

4.2 Tahapan Pengumpulan Data

Untuk memberikan gambaran yang mencerminkan kemiskinan pada permukiman kumuh di Kota Denpasar, maka penelitian dilakukan dengan menggunakan beberapa pentahapan sebagai berikut. 1 Focus Group Discussion FGD Tahap I dilakukan untuk mengumpulkan data guna menyamakan persepsi terkait dengan persoalan kemiskinan dan penanggulangan kemiskinan serta pengumpulan data mengenai kekuatan, kelemahan, tantangan dan ancaman terkait dengan upaya percepatan penanggulangan kemiskinan pada permukiman kumuh di Kota Denpasar. Peserta FGD tahap I adalah para Kepala Desa dan Lurah serta SKPD yang terkait dengan kemiskinan pada permukiman kumuh. Hasil FGD tahap I diharapkan diperoleh gambaran karateristik secara umum dari kemiskinan di permukiman kumuh, serta faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam penanggulangan kemiskinan di permukiman kumuh. 2 Focus Group Discussion Tahap II dilakukan untuk memperoleh gambaran dan karateristik umum dari para pelaku pendataan penduduk miskin di tingkat desakelurahan, yaitu Kaur DesaKelurahan. Data yang dikumpulkan adalah pendataan penduduk miskin di permukiman kumuh dikaitkan dengan status kependudukan dan pendalaman faktor internal dan eksternal yang menentukan keberhasilan dan strategi percepatan penanggulangan pada permukiman kumuh. 3 Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner oleh para pengumpul data yaitu para Kaur DesaKelurahan yang di desakelurahannya ada penduduk miskin di permukiman kumuh serta oleh mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Jumlah sampel rumah tangga miskin di permukiman kumuh adalah sebanyak 196. Jumlah ini merupakan 13,39 persen dari jumlah rumah tangga miskin yang berhasil didata di permukiman kumuh yaitu 1.446 rumah tangga. 4 Fokus Group Discussion Tahap III, untuk penajaman terhadap hasil survei lapangan terkait dengan potensi penduduk miskin di permukiman kumuh untuk keluar dari kemiskinan, berbagai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman mereka dapat keluar dari kemiskinan.

4.3 Teknik Analisis Data

13 Untuk menjawab tujuan penelitian digunakan teknik analisis deskriptif yaitu analisis statistik sederhana dan tabel silang serta analisis SWOT. Secara lebih rinci analisis tersebut adalah sebagai berikut. 1 Untuk menjawab tujuan penelitian pertama yaitu karakteristik kemiskinan penduduk miskin yang ada di permukiman kumuh digunakan teknik analisis drskriptif yaitu tabel frekuensi tunggal dan tabel frekuensi silang. 2 Untuk menjawab tujuan penelitian yang kedua, yaitu keterkaitan antara status kependudukan dengan karakteristik kemiskinan digunakan teknik anaisis deskriptif yaitu tabel silang dan analisis kualitatif untuk analisis pendalaman. 4 Untuk menjawab tujuan penelitian yang ketiga yaitu strategi percepatan penanggulangan kemiskinan penduduk pada permukiman kumuh di Kota Denpasar digunakan teknik analisis SWOT.

4.4 Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan di Permukiman Kumuh

Strategi percepatan penanggulangan kemisinan digali dari kondisi internal dan eksternal rumah tangga penduduk miskin di permukiman kumuh. Oleh karenanya perlu dilakukan identifikasi terhadap faktor internal dan eksternal rumah tangga yang menjadi obyek kajian. Kodisi internal rumah tangga atau penduduk dalam permukiman kumuh terdiri atas faktor kekuatan dan kelemahan, sedangkan kondisi eksternal terdiri atas faktor peluang dan ancaman. Beberapa faktor yang merupakan faktor kekuatan rumah tanggapenduduk miskin untuk entas dari kemiskinan diantaranya, pendidikan, ketrampilan, pekerjaan, ketersediaan usaha, kemampuan mengakses permodalan, kemampuan mengakses pasar, kondisi kesehatan, kemampuan mengakses fasilitas kesehatan, kemampuan mengkonsumsi makanan bergizi, kemampuan menabung, motivasi untuk maju, serta budaya kreatif dan inovatif. Kondisi internal yang yang positif dan riil dimiliki rumah tangga miskin merupakan faktor kekuatan untuk maju dan bertahan serta menjauh dari kemiskinan, sedangkan pernyataan sebaliknya menunjukkan kelemahan. Hasil penelitian mengenai indikator kemiskinan yang dilakukan Pemerintah Kota Denpasar 2011 antara lain menunjukkan beberapa faktor kekuatan yang memungkinkan mereka keluar dari kemiskinan, yaitu upaya bekerja lebih keras, belajar keterampilan, berwirausaha, selalu berfikir positif, ada pekerjaan yang kontinyu, hidup hemat. Kondisi internal yang menyebabkan mereka tetap miskin adalah kebodohan, kesehatan terganggu. Hasil penelitian tersebut juga melihat bahwa untuk bisa keluar dari kemiskinan, disamping motivasi individu, peran keluarga, juga peran pemerintah dan dukungan institusional juga sangat penting. Faktor eksternal merupakan faktor peluang dan ancaman yang berada di luar rumah tangga miskin yang memungkinkan mereka tetap dapat bertahan atau dapat member peluang memperoleh pekerjaan dan pendapatan sehingga mendorong mereka untuk kreatif, inovatif. Sebaliknya faktor eksternal yang merupakan ancaman adalah faktor-faktor di luar lingkungan keluarga yang dapat menyebabkan rumah tangga kehilangan pekerjaan, pendapatan menurun atau kedua-duanya yang menyebabkan mereka kembali menjadi miskin atau terhambat untuk maju. Faktor-faktor tersebut, seperti misalnya: kondisi makro ekonomi seperti melambatnya pertumbuhan ekonomi, inflasi, Kebijakan pemerintah pada bidang pendidikan, kesehatan, sanitasi lingkungan, kebijakan pada penataan permukiman kumuh, dan kebijakan di bidang ekonomi ekonomi. Gambar 2. Strategi Berdasar Pertimbangan Faktor Internal dan Eksternal untuk Percepatan Penanggulangan Kemiskinan pada Permukiman Kumuh

3. Strategi Turn-around 1. Strategi Agresif