44 2. Data Display
Dalam langkah ini data yang telah terseleksi kemudian disajikan untuk membahas masalah dan segala pertanyaan yang ada guna mengetahui
jawaban dan informasi yang sesuai fakta dan realitas lapangan yang juga dibandingkan dengan Teori Pustaka yang ada.
3. Conclusion DrawingVerification Setelah penyajian akan data utama untuk bisa menjawab masalah dan
segala pertanyaan yang ada, kemudian peneliti mencoba melakukan penggambaran
kesimpulan sementara
dan melakukan
verifikasi perbandingan terhadap teori yang ada sehingga akan diketahui bagaimana
pebandingan fakta realitas dan teori yang ada.
G. Keabsahan Data
Uji keabsahan data menggunakan metode menurut Lexy J. Moleong 2007:
177-178 yang
mengatakan bahwa
agar data
dapat dipertanggungjawabkan, maka pada penelitian kulalitatif dibutuhkan metode
pengecekan keabsahan data. Cara-cara untuk memeriksa keabsahan data antara lain:
1. Ketekunan pengamatan. Hal ini bertujuan untuk menentukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu
yang sedang dicari kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secra rinci.
2. Triangulasi yaitu, teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
45 pembading terhadap data itu. Adapun metode yang digunakan adalah
metode triangulasi sumber, pada tahap ini peneliti memeriksa data-data yang diperoleh dari subjek peneliti yakni kepala sekolah, kemudian data
tersebut peneliti bandingkan dengan hasil wawancara dari guru sebagai subjek yang lain. Hal ini dilakukan agar keabsahan data tersebut dapat
dipertanggungjawabkan dan terhindar dari unsur subjektivitas peneliti. Adapun metode triangulasi teknik, yakni membandingkan temuan pada
observasi dalam objek penelitian dengan analisis dokumen yang ada untuk memperkuat keabsahan data.
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sebagaimana yang telah tertera dalam Bab I bahwa tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bagaimana pengembangan kultur sekolah MI Ma’arif
Sukorini dan MI Muhammadiyah Kranggan Kabupaten Klaten. Mengingat bahwa data-data yang terkumpul bersifat kualitatif, maka dalam menganalisa data penulis
menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan mendeskripsikan dan mengkomparasikan antara
kultur sekolah MI Ma’arif Sukorini dan MI Muhammadiyah Kranggan Kabupaten Klaten. Dalam hal ini penulis menganalisis
tentang pengembangan
kultur sekolah
MI Ma’arif
Sukorini dan
MI Muhammadiyah Kranggan Kabupaten Klaten.
A.
Pengembangan Kultur Sekolah MI Ma’arif Sukorini Kabupaten Klaten
Pada analisis ini peneliti dalam menilai kulturbudaya sekolah pada MI Ma’arif
Sukorini dengan
menggunakan tiga
komponen yang
dapat menggambarkan karakteristik dari pengembangan kultur sekolah tersebut yaitu
dari segi artefak dan simbol-simbol, nilai-nilai values, dan asumsi-asumsi.
1. Analisis kutur sekolah berdasarkan artefak dan simbol-simbol
Pada bagian ini penulis akan menguraikan hasil penelitian mengenai pengembangan kultur sekolah yang dilihat dari bagaimana bangunan sekolah
dihias, didekorasi dan dan dirawat. Bangunan sekolah merupakan kebutuhan mutlak agar dapat terlaksananya proses pendidikan. Ketersediaan sarana dan