commit to user 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.  Dasar-dasar perpajakan
1.  Pengertian Pajak Pembangunan  daerah  merupakan  kegiatan  yang  dilakukan  terus
menerus  dan  berkesinambungan  dalam  mewujudkan  masyarakat  adil  dan makmur  secara  materiil  dan  spiritual.  Maka  dalam  pelaksanaan
pembangunan  daerah  diperlukan  sumber  dana  untuk  pembiayaan  dalam urusan  Pemerintahan  Daerah.  Untuk  merealisasikan  hal  tersebut  dapat
diperoleh dengan menggali potensi daerah yang salah satunya berasal dari pajak.  Pajak  adalah  iuran  wajib  yang  harus  dibayar  oleh  masyarakat  atau
wajib  pajak  kepada  Pemerintah,  dengan  tidak  menerima  suatu  imbalan secara langsung.
Definisi pajak menurut Rochmat Soemitro  1998  adalah : “Pajak  sebagai  iuran  rakyat  kepada  kas  Negara  peralihan  kekayaan
dari  sektor  partikelir  ke  sektor  pemerintah  berdasarkan  Undang- undang  dapat  dipaksakan  dengan  tiada  mendapat  jasa  timbal  balik
yang  langsung  dapat  ditunjuk  dan  digunakan  untuk  membiayai pengeluaran umum.”
Definisi tersebut, kemudian disempurnakan sebagai berikut : “Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara
untuk  membiayai  pengeluaran  rutin  dan
surplusnya
digunakan  untuk 10
commit to user 11
public  saving
yang  merupakan  sumber  utama  untuk  membiayai pengeluaran umum.”
Definisi lain  yang dikemukakan oleh S.I Djajadiningrat  yang dikutip dari Tjahjono dan Husein, 2000:3 adalah sebagai berikut :
“Pajak  sebagai  suatu  kewajiban  menyerahkan  sebagian  daripada kekayaan  kekas  negara  disebabkan  suatu  keadaan,  kejadian  dan
perbuatan  yang  memberikan  kedudukan  tertentu,  tetapi  bukan merupakan  sebagai  hukuman,  menurut  peraturan  yang  ditetapkan
pemerintahan serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik secara langsung dari Negara, untuk memelihara kesejahteraan umum.”
Dari definisi-definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa : a.
Pajak  dipungut  oleh  Negara  Pemerintah  Pusat  maupun  Pemerintah Daerah,  berdasarkan  kekuatan  Undang-undang  serta  aturan
pelaksanaannya. b.
Merupakan  kewajiban  bagi  setiap  wajib  pajak,  bersifat  dapat dipaksakan karena ditetapkan dalam Undang-undang.
c. Masyarakat tidak menerima imbalan secara langsung dari pemerintah.
d. Diperuntukkan  bagi  pengeluaran  rutin  pemerintah  jika  masih  surplus
digunakan untuk
publik investment.
e. Pajak  dipungut  disebabkan  adanya  suatu  keadaan,  kejadian  dan
perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu kepada seseorang. f.
Pajak  dapat  pula  mempunyai  tujuan  yang  tidak  budgetair  yaitu mengatur.
commit to user 12
2.   Prinsip Pajak Sementara itu, apabila kita perhatikan sistem perpajakan yang dianut oleh
banyak  negara  di  dunia,  maka  prinsip-prinsip  umum  perpajakan  daerah yang  baik  pada  umumnya  tetap  sama,  yaitu  harus  memenuhi  kriteria
umum tentang perpajakan daerah sebagai berikut: a.
Prinsip memberikan pendapatan yang cukup dan elastis
,
artinya dapat mudah  naik  turun  mengikuti  naikturunnya  tingkat  pendapatan
masyarakat. b.
Adil  dan
merata
secara  vertikal  artinya  sesuai  dengan  tingkatan kelompok masyarakat dan
horizontal
artinya berlaku sama bagi setiap anggota kelompok masyarakat sehingga tidak ada yang kebal pajak.
c. Administrasi  yang
fleksibel
artinya  sederhana,  mudah  dihitung, pelayanan memuaskan bagi si wajib pajak
.
d. Secara  politis  dapat  diterima  oleh  masyarakat,  sehingga  timbul
motivasi dan kesadaran pribadi untuk membayar pajak.
e.
Non-distorsi  terhadap  perekonomian  :  implikasi  pajak  atau  pungutan yang  hanya  menimbulkan  pengaruh  minimal  terhadap  perekonomian.
Pada  dasarnya  setiap  pajak  atau  pungutan  akan  menimbulkan  suatu beban  baik  bagi  konsumen  maupun  produsen.  Jangan  sampai  suatu
pajak  atau  pungutan  menimbulkan  beban  tambahan
extra  burden
yang  berlebihan,  sehingga  akan  merugikan  masyarakat  secara menyeluruh
dead-weightloss.
commit to user 13
3.  Fungsi Pajak a.  Fungsi Budgetair penerimaan
Pajak  sebagai  sumber  dana  bagi  pemerintah  untuk  membiayai pengeluaran-pengeluarannya  baik  yang  pengeluaran  rutin  maupun
pembangunan b.  Fungsi Regulerand mengatur
Pajak  sebagai  alat  mengatur  atau  melaksanakan  akan  kebijaksanaan pemerintah dalam bidang ekonomi dan sosial.
1.  Sebagai  alat  untuk  mengatur  atau  melaksanakan  kebijaksanaan pemerintah dalam bidang ekonomi dan sosial.
Contoh : Pajak  yang  tinggi  dikenakan  terhadap  minuman  keras
dengan  tujuan.untuk  mengurangi  konsumsi  minuman keras.
2.  Tarif  pajak  untuk  ekspor  sebesar  0  dengan  tujuan  untuk mendorong ekspor produk Indonesia dipasaran dunia.
3.  Sebagai  alat  untuk  mencapai  tujuan-tujuan  tertentu  yang  letaknya di luar bidang keuangan
4.  Pembedaan dan Pembagian Jenis Pajak a.  Menurut Golongannya
1. Pajak Langsung Pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak penghasilan
commit to user 14
2. Pajak Tidak Langsung Pajak  yang  pada  akhirnya  dapat  dibebankan  atau  dilimpahkan
kepada orang lain. Contoh : Pajak Sarang burung walet, Pajak Pertambahan Nilai
b.  Menurut Sifatnya 1. Pajak Subyektif
Pajak  yang  berpangkal  atau  berlandaskan  pada  subyeknya  dalam arti  memperhatikan  keadaan  diri  Wajib  Pajak,  dengan  kata  lain
pajak  yang  memperhatikan  pertama-tama  keadaan  pribadi  wajib pajak  untuk  menetapkan  pajaknya  harus  ditemukan  alasan-alasan
yang obyektif yang berhubungan erat dengan keadaan materialnya. Contoh : Pajak Penghasilan Orang Pribadi.
2. Pajak Obyektif Pajak  yang  berpangkal  atau  berlandaskan  pada  obyeknya,  tanpa
memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai
c.  Menurut Lembaga Pemungutnya 1. Pajak Pusat
Pajak  yang  dipungut  oleh  pemerintah  pusat,  penyelenggaraannya dilaksanakan  oleh  Departemen  Keuangan  dan  hasilnya  digunakan
untuk membiayai rumah tangga Negara. Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Bumi dan Bangunan
commit to user 15
2. Pajak Daerah Pajak  yang  dipungut  oleh  Pemerintah  Daerah  seperti  Propinsi,
Kabupaten  maupun  Kotamadya  berdasarkan  peraturan  daerah masing-masing  dan  hasilnya  digunakan  untuk  pembiayaan  rumah
tangga daerah masing-masing. Contoh  :  Pajak  Sarang  Burung  Walet,  Pajak  Restoran,  Pajak
Reklame 5.  Tata Cara Pemungutan Pajak
Menurut  Tjahjono  2000:25-26  tata  cara  pemungutan  pajak  dibagi menjadi  tiga,  yaitu  stelsel  pajak,  asas  pemungutan  pajak  dan  sistem
pemungutan pajak. a.  Stelsel Pajak
1.  Stelsel Nyata
Riil Stelse
l. Pengenaan  pajak  didasarkan  pada  obyek  atau  penghasilan  yang
sesungguhnya  diperoleh  oleh  wajib  pajak,  sehingga  pajak  yang baru  dapat  dipungut  setelah  akhir  tahun  pajak,  yaitu  setelah
diketahui penghasilan yang sesungguhnya. 2.  Stelsel Anggapan
Fictive Stelse
l Pengenaan  pajak  didasarkan  pada  suatu  anggapan  yang  diatur
Undang-undangnya. Misalnya anggapan bahwa penghasilan tahun sekarang sama dengan penghasilan tahun lalu, sehingga pada awal
tahun sudah dapat diketahui besarnya pajak terutang.
commit to user 16
3.  Stelsel Campuran Stelsel  ini  merupakan  kombinasi  antara  stelsel  nyata  dan  stelsel
anggapan.  Pengenaan  pajak  dilakukan  pada  awal  tahun berdasarkan anggapan dan pada akhir tahun dilakukan koreksi.
b.  Asas Pemungutan Pajak 1.  Asas Domisili Asas tempat tinggal
Negara  berhak  mengenakan  pajak  atas  seluruh  penghasilan  wajib pajak  yang  bertempat  tinggal  di  wilayahnya,  baik  penghasilan
yang  berasal  dari  dalam  maupun  luar  negeri.  Asas  ini  berlaku untuk wajib pajak dalam negeri.
2.  Asas Sumber Pengenaan  pajak  tergantung  adanya  sumber  disuatu  negara.
Siapapun  yang  menerima  penghasilan  dari  Indonesia,  akan dikenakan  pajak  oleh  Negara  Indonesia,  baik  wajib  pajak
bertempat tinggal di Indonesia maupun di luar negeri 3.  Asas Kebangsaan
Asas  ini  menghubungkan  pengenaan  pajak  dengan  kebangsaan suatu negara, dimana setiap orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia diberlakukan untuk membayar pajak.
commit to user 17
c.  Sistem Pemungutan Pajak Menurut Mahmudi  2009:15  pemungutan pajak disuatu daerah dapat
menggunakan  beberapa sistem, antara lain :
1.  Self Assessment System Sistem  pemungutan  pajak  daerah  yang  dihitung,  dilaporkan  dan
dibayarkan  sendiri  oleh  wajib  pajak  daerah.  Dengan  sistem  ini wajib  pajak  mengisi  Surat  Pemberitahuan  Pajak  Daerah  SPTPD
dan membayarkan pajak terhutangnya ke Kantor Pelayanan Pajak Daerah  KPPD  atau  unit  kerja  yang  ditetapkan  pemerintah
daerah.
2.  Official Assessment System Sistem  pemungutan  pajak  yang  nilai  pajaknya  ditetapkan  oleh
pemerintah dalam hal ini ditetapkan oleh gubernurbupatiwalikota melalui  penerbitan  Surat  Ketetapan  Pajak  Daerah  yang
menunjukkan  jumlah  pajak  terhutang.  Wajib  Pajak  selanjutnya berdasarkan
SKP-Daerah tersebut
membayarkan pajak
terhutangnya  melalui  bendahara  penerimaan  atau  bendahara penerimaan  pembantu  pada  masing-masing  instansi  pemungut,
atau bisa pula pembayaran melalui bank, kantor pos atau lembaga lain yang ditunjuk pemerintah daerah.
commit to user 18
3.  Joint Collection System Sistem  pemungutan  pajak  daerah  yang  dipungut  oleh  pemungut
pajak  yang  ditunjuk  pemerintah  daerah.  Contoh  :  pemungutan Pajak Penerangan Jalan oleh PLN.
6.  Syarat Pemungutan Pajak a.  Pemungutan pajak harus adil syarat keadilan
Adil  dalam  perundang-undangan  misal  :  pengenaan  pajak  secara umum  dan  merata  sesuai  dengan  kemampuan  dan  adil  pelaksanaan
misal  :  memberikan  hak  Wajib  Pajak  untuk  mengajukan  keberatan, banding kepada Badan Penyelesaian sengketa Pajak.
b.  Pemungutan pajak berdasarkan Undang-undang syarat Yuridis Diatur  dalam  Undang-undang  Dasar  1945  yaitu  pasal  23  ayat  2
mengatakan  bahwa,  pengenaan  dan  pemungutan  pajak  termasuk  bea dan  cukai  untuk  keperluan  Negara  hanya  boleh  terjadi  berdasarkan
Undang-undang. c.  Tidak mengganggu perekonomian syarat ekonomi
Keseimbangan  dalam  kehidupan  ekonomi  tidak  boleh  terganggu karena  adanya  pemungutan  pajak.  Oleh  karena  itu,  kebijaksanaan
pemungutan  pajak  harus  diusahakan  supaya  tidak  menghambat lancarnya  perekonomian,  baik  dalam  bidang  produksi  maupun
perdagangan.
commit to user 19
d.  Pemungutan pajak harus efisien syarat finansial Hasil  pemungutan  pajak  sedapat  mungkin  cukup  untuk  menutup
sebagian  dari  pengeluaran-pengeluaran  Negara  sehingga  biaya pemungutan pajak harus lebih kecil dari hasil pemungutannya.
e.  Sistem pemungutan pajak harus sederhana Untuk  kemudahan  dan  mendorong  masyarakat  dalam  memenuhi
kewajiban perpajakannya.
B.  Pendapatan Asli Daerah PAD